• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III RITUAL JAMASAN BENDHE NYAI CEPER

C. Ritual Jamasan Bendhe Nyai Ceper

Tradisi Jamasan Bendhe Nyai Ceper di Dusun Pete sudah ada sejak lama. Menurut cerita dari Mbah Slamet sebagai sesepuh yang merawat Bendhe Nyai Ceper.Tradisi jamasan bendhe sudah ada sejak Indonesia belum merdeka. Bisa dikatakan di Indonesia waktu itu masih zaman kerajaan. Kerajaan yang memimpin pada waktu itu adalah Mataram.

Malam hari sebelum prosesi Jamasan Bendhe Nyai Ceper diadakan acara lek-lekanatau begadang sampai malam. Lek-lekantersebut diisi dengan ngobrol-ngobrol santai biasa. Setelah tengah malam sekitar pukul 12.00.Para panitia dan sesepuh yang merawat bendhe pergi ke sendang Belik Sari. Air yang diambil dari Sendang Sari guna untuk jamasan besok pagi.94

Di mulai dari rumah Mbah Slamet sekitar jam 8. Kemudian pemboyong kirab pergi ke lapangan yang menggendong bendhe Mbah Mujiono.Setelah sampai dilapangan perabotan keperluan jamasan sudah disiapkan. Air dan terek untuk mencuci bendhe, setelah itu baru dibuka pakaian yang dipakaikan pada Bendhe Nyai Ceper. Kemudian di jemur

93Lihat lampiran foto gambar. 34 94Lihat lampiran foto gambar. 3

dan dihitung ada berapa kain. Dari tahun ke tahun, kain yang di pakaikan pada bendhe berbeda-beda jumlahnya tidak sama.95

Runtutan acara Jamasan Bendhe Nyai Ceper yang pertama pembukaan, yang ke dua pamboyong/kirab dari tempat persemayam menuju tempat upacara. Kemudian pelepasan busana setelah pelepasan busana dilanjutkan prosesi jamasan. Setelah prosesi jamasan, para warga yang mengikuti upacara jamasan hening sejenak untuk mendengarkan bunyi dari bendhe yang ditabuh oleh sesepuh yaitu Mbah Slamet.Kemudian pengumuman tanda-tanda yang tertera pada bendhe (di dalam Bendhe biasanya ada tulisan sebagai tanda-tanda keadaan).96

Setelah pengumuman dilanjutkan prosesi pemakai busana lagi. Pembagian air petuah dan terek kepada warga yang menghadiri, setelah itu bendhe diarak kembali ke tempat semula ketempat persemayam dilanjutkan selamatan sebagai akhir acara.97Disaksikan oleh dinas-dinas

yang terkait dari Kecamatan, Kepolisian, Koramil itu lengkap, kemudian Dinas Pamong Budaya.98Pembukaan bisa di isi dengan acara hiburan bisa di isi dengan pembukaan prakata dari panitia. Sebelum acara jamasan sebelum dilepas busananya yang dijamas itu ada sambutan-sambutan dulu. Sambutan itu menyangkut kepentingan pihak-pihak tertentu misal dari Kecamatan, Pamong Budaya.99

95Wawancara dengan Pakde Mardi. Tgl 20 agustus 2017. Dirumah Pakde Mardi 96Wawancara dengan Pak Ari Juman. Tgl 4 september 2017. Dirumah Pak Ari Juman 97Lihat lampiran foto gambar. 39

98Ibid. 4 September 2017 99Ibid. 4 September 2017

Biasanya persiapan kirab dari tempat persemayaman. Nanti jam yang ditentukan untuk jamasan jam berapa, misalkan uborampe atau peralatan sudah lengkap. Misalnya upacara jamasan jam sembilan atau jam sepuluh satu jam sebelumnya sudah dikirab. Sampai menjelang prosesi jamasan sudah dikirab dari tempat persemayaman, kalau acara selamatan di akhir acara jamasan.Iringan kirab dari tempat persemayaman dari tempatnya Mbah Slamet sampai mau menjelang masuk lapangan berhenti dahulu di jalan untuk masuk ke lapangan menunggu kode adalah pembawa acara.100

Menjelang masuk lapangan pemboyong bendhe menunggu aba- aba pembawa acara. Yang menjemput dari panitia pihak kesenian, rombongan jamasan tidak masuk sendiri. Masuknya juga diatur yang paling depan sendiri yang menggendong Nyai Ceper, samping kiri membawa kendi air untuk cucian, yang samping kanan membawa bunga- bunga. Kemudian di belakangnya diikuti oleh sesepuh-sesepuh Bendhe Nyai Ceper yang mengiringi prosesi masuk panggung.101 Sebelum masuk lapangan dijemput oleh dua orang yang berpakaian adat jawa sambil menari untuk menyabutpara pemboyong bendhe diajak masuk ke lapangan.102

Setelah di jamas kemudian di pukul oleh Mbah Slamet. Suara bendhe nyaring atau tidak. Dalam pemukulan bendhe tidak boleh memakai pengeras suara bunyi yang dihasilkan murni dari suara bendhe. Dahulu

100Ibid. 4 September 2017

101Lihat lampiran foto gambar. 22, 23, 24, 25.

pernah memakai pengeras suara untuk mendengarkan suara bendhe, suara yang dihasilkan dari pengeras suara tidak cocok dengan aslinya. Karena kejadian tersebut tidak boleh pakai pengeras suara sampai sekarang. Dan para hadirin diharap hening betul tidak ada suara apapun. Dipukul 5 kali, yang berhak memukul sesepuh yaitu MbahSlamet Sarjono.103

Setelah acara menabuh bendhe dilanjutkan pemakaian busana kembali.Setelah itu warga masyarakatmengambilterekdan air bekasjamasanBendheNyaiCeper.

Sakralipun anggenipun sami rebutan terek kalih tuyo, niku

paling sakral soale niku ingkang pitados kagem jampi,

ingkang pitados”.104

(sakralnya adalah ketika para pengunjung berenutan terek dan air, itu paling sakral soalnya itu yang tahu buat obat, bagi yang tahu)

MenurutceritadariMbahSlametupacara paling

sakraladalahketikamerebutkanterekdan air

bekasjamasan.Kegunaannyaadalahuntukmenyembuhkanorang yang sakit,bagi orang-orang yang tahu.

Susunan panitia Jamasan Bendhe Nyai Ceper. Pelindung acara jamasan Pak kadus yaituPak muhrobi, ketua Pak Iswahyudi, sekretaris Pak Suparman, bendahara Mbah Slamet Sarjono. Untuk seksi pembawa acara Pak Ari Juman, seksi perlengkapan Pak Kabul Halimin. Untuk anggota Mbah Mujiono membawa bendhe saat berangkat, Pak Sahari membawa payung atau memayungi Bendhe Nyai Ceper, Mbah Karso membakar

103Ibid. 4 September 2017

104Wawancara dengan Mbah Slamet. Pada Tanggal 7 Agustus 2017. Di Rumah Mbah Slamet

dupa dan menjamasai bendhe, Pak Husein menjemur pakaian Bendhe Nyai Ceper dan membawa pusaka penderek, Pakde Sumardi mengendong Bendhe saat pulang ke tempat Mbah Slamet setelah acara selesai, Pak Slamet Widodo membawa dupa,Mbah Buang Zamroni memimpin doa akan dilaksanakan jamasan dan doa selametan setelah selesai jamasan. Mas Yoga dan Mas Joko membagi air bekas jamasan dan terek.105

Para pemuda di Dusun Pete juga membantu dalam prosesi kirab jamasan. Beberapa pemuda dibagi tugas seperti diluar lapangan, mengamankan jalur kendaraan, menjaga parkir. Untuk menjaga parkir beberapa pemuda di bagi di tempat utara dan selatan. Para pengunjung yang datang ke acara jamasan tiap tahun bertambah sehingga parkir kendaraan roda dua maupun mobil juga ikut bertambah. Pemuda yang membantu di lapangan antara lain tugasnya membantu menjemur pakaian atau busana yang dikenakan Bendhe Nyai Ceper. Setelah acara selesai para pemuda juga ikut membagikan air bekas jamasan dan terek kepada masyarakat yang ingin mengambil air dan terek.

Untuk acara ngerumatBendhe Nyai Ceper diadakan tiap Selasa Kliwon dan Jum’at Kliwon. Mengirim doa dimulai setelah salat magrib sekitar pukul 6.15. Beberapa anggota pengurus Bendhe Nyai Ceper ikut mengirim doa kepada Mbah Nyai Ceper, doa dipimpin oleh Mbah Slamet. Menurut cerita Mbah Slamet tatacara berdoa tiap Selasa Kliwon dan Jum’at Kliwon adalah yang pertama ketika membuka pintu papan

petilaman, salam kepada Mbah Nyai Ceper sebanyak 3 kali, kedua membaca basmalah 3 kali, membaca surat Fatikhah 3 kali, membaca syahadat 3 kali, dan membaca salawat nabi sebanyak 3 kali. Kemudian membakar dupa dan membaca surat Al-Fatikhah sebanyak 9 kali dikhususkan untuk Nyai, dan membaca surat Al-Ikhlas sebanyak 21 kali. Setelah selesai berdoa dupa yang dibakar tadi didiamkan mati sendiri sampai menjelang isya’. Kemudian pintu papan petilaman ditutup kembali, dibuka kembali biasanya tiap malam Selasa Kliwon dan Jum’at Kliwon.106

Dokumen terkait