• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran

BAB II

GAMBARAN UMUM DUSUN PETE

A. Letak Geografis

Dusun Pete merupakan salah satu Dusun di Desa Sukoharjo kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang yang terletak disebelah Timur dari jantung kota kecamatan. Secara administratif Dusun Pete berada di wilayah kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Pete merupakan salah satu dari 6 Dusun yang berada diwilayah Desa Sukoharjo dan memiliki batas wilayah sebagai berikut:32 Sebelah barat dengan kota Salatiga, sebelah timur perbatasan Dusun Glawan, sebelah utara berbatasan dengan kota Madya, Kauman, selatan berbatasan dengan Dusun Setro.33

Luas tanah secara keseluruhan Desa Sukoharjo secara geografis adalah 163,884 Ha, yang terdiri dari 11,124 Ha wilayah pemukiman; 62,130 Ha sawah; 55,850 Ha perkebunan negara; 24,21 Ha tegalan; dan 10,54 Ha untuk bambu, Desa Sukoharjo berada pada lokasi yang sangat strategis yakni berbatasan langsung dengan kota Salatiga. Desa Sukoharjo memiliki 21 RT dan 6 Dusun yakni:Dusun Susukan, Dusun Pete, Dusun Setro, Dusun Tlogotangi, Dusun Kalangan, Dusun Tembelangan.34Suhu

udara rata-rata di Kabupaten Semarang bisa dikatakan relatif sejuk. Hal ini

32Eka Styawati. Pemaknaan Masyarakat Jawa Terhadap Simbol Dan Mitos Benda Pusaka. Fakultas Ushuludin dan Humaniora. UIN Walisongo. 2016. Hal. 50

33Wawancara dengan Bapak Carik Miftahudin. Pada tanggal 5 september 2017. Di rumahPakMiftahudin

memungkinkan karena Kabupaten Semarang berada pada ketinggian 318 meter dpl hingga 1450 dpl.35

Dalam menjalani aktivitas sehari-hari, masyarakat Dusun Pete tidak mengalami kesulitan untuk menjangkau tempat tujuan mereka, karena sarana kendaraan umum telah cukup memadai. Jarak tempuh dari Desa/kelurahan ke ibukota kecamatan kuang lebih 3 kilometer, jarak ke ibukota kabupaten/kota kurang lebih 30 kilometer, jarak ke ibukota provinsi kurang lebih 50 kilometer, dan jarak ibukota Negara kurang lebih 500 kilometer.36

Untuk struktur perangkat Desa Sukoharjo kepala Desa bernama Juriadi, Camat Pak Rofi Udin, Carik Pak Miftahudin. Struktur di Dusun Pete Bekel Pak Muhrobi, Rukun Warga (RW 02) Pak Ari Juman, RT 1. Pak Munadi, RT 2. Pak Suparman, RT 3. Pak Wagimin Wagianto, RT 4. Huri, dan Modin Mbah Buang Zamroni.

Sejarah Dusun Pete

Sejarah Dusun Pete menurut Pak Parman selaku sesepuh Dusun Pete, sejarah Dusun Pete ada kaitannya dengan waliyullah Syech Sekar Gadung, menurut cerita yang Pak Parman pernah tahu, yang menjadikan Dusun Pete itu waliyullah Syech Sekar Gadung. Tapi sejak kapan tahunnya Pak Parman kurang tahu, tapi menurut Pak Parman terjadi sekitar

35Badan Pusat Statistik Kabupaten Semarang,Kabupaten Semarang Dalam Angka, 2010, hal. 1

36 Eka Styawati. Pemaknaan Masyarakat Jawa Terhadap Simbol Dan Mitos Benda

300 tahun yang lalu. Jadi masih dalam negara ini belum Republik. Negara ini masih kerajaan pemerintahan masih Mataram Solo.

Menurut cerita DusunPete dulu itu bukan Dusun Pete nama- namanya dulu bagus-bagus seperti ada yang menyebut Labet Ireng, ada yang Tanjung Anom. Menurut cerita dari Mbah-Mbah di Dusun Pete dulu ada musibah, musibah itu bukan sekedar musibah jadi masyarakat tidak aman karena mungkin orang-orangnya kedekatan dengan yang Mahakuasa itu juga belum-belum karena waktu itu mayoritas menganut agama Budha.37

Kemudian datanglah seorang ulama yang mengaku Kiai Sekar Gadung dialah yang sanggup memberikan pencerahan terhadap masyarakat Pete dalam arti jadi Syech Sekar Gadung itu sanggup memberikan keamanan, wabah penyakit apa-apa itu yang diderita masyarakat dia sanggup memulihkan, aman dan tentram. Cuma Syech Sekar Gadung mempunyai permintaan pada waktu itu, Syech Sekar Gadung bisa menyembuhkan seperti itu-seperti itu asal kan dia diperbolehkan berdakwah agama Islam di Dusun Pete, karena masyarakat butuh sekali tenaga, pikiran, dan doanya Syech Sekar Gadung akhirnya masyarakat mau menerima.38

Mulai dari itu Syech Sekar Gadung menetap di Dusun Pete. Ternyata setelah di Dusun Pete wabah penyakit lama-lama pulih kembali. Masyarakat merasa aman, tentram, menjadi kembali lagi seperti semula.

37Wawancara dengan Bapak Suparman Sesepuh Dusun Pete. Pada tanggal 4 September 2017. Di Rumah Pak Suparman

Akhirnya Syech Sekar Gadung mulai bisa syiar agama Islam selang waktu dia memberi nama Dusun Pete, diberi nama pete dalam arti ngumpetke sampai sekarang ini dipakai nama Pete. Dia tetep di Dusun Pete hingga akhir hayatnya di Dusun Pete.39 Menurut asal-usulnya Syech Sekar Gadung dari warga besar Keraton Solo tapi ada juga yang menyebutnya dari Yogyakarta Mataram.40

Ngumpetke41 menurut ceritanya pada waktu itu Dusun Pete tidak

aman banyak kerusuhan bisa aman karena diumpetke.42Pada waktu itu kenyataan seperti ini kalau ada orang yang mau menjarah harta benda orang Pete setelah lewat rumah Mbah Sekar Gadung itu pada jatuh pingsan. Jadi orang-orang Pete dikumpulkan dirumahnya Syech Sekar Gadung, diajak pengajian, dzikir, dan berdoa.Ketika ada orang yang mau menjarah orang Pete, lewat rumah Syech Sekar Gadung pasti jatuh pingsan kalau ditanya mereka para penjarah itu tahunya orang-orang yang berada di dalam rumah Syech Sekar Gadung adalah harimau. Orang yang mau menjarah harta benda itu takut, maka dari itu dicetuskan dari awal itu

Ngumpetke. Yang jelas masyarakat Dusun Pete diumpetke dari orang-

orang yang tidak baik.43

39Lihat lampiran foto gambar. 1

40Wawancara dengan Bapak Suparman Sesepuh Dusun Pete. Pada tanggal 4 September 2017. Di Rumah Pak Suparman

41Arti menyembunyikan dalam KBBI: 1 menyimpan (menutup dsb) supaya jangan (tidak) terlihat; 2 sengaja tidak memperlihatkan (memberitahukan dsb); merahasiakan

42Arti disembunyikan

43Wawancara dengan Bapak Suparman Sesepuh Dusun Pete. Pada tanggal 4 September 2017. Di Rumah Pak Suparman

Sisa-sisa dari jejak Syech Sekar Gadung ditunjukan dengan adanya saluran irigasi yang membelah bongkahan batu hitam sepanjang 3 kilometer. Konon batu tersebut yang berada di dekat Dusun Setro adalah saksi bisu saat terjadi adu kesaktian antara Syech Sekar Gadung dengan Ki Gagak Setro (salah seorang juga dikenal sakti) yang berusaha menghalangi dakwah Syech Sekar Gadung dalam menyiarkan Agama Islam.44

Konon Ki Gagak Setro merasa terusik dengan kehadiran Syech Sekar Gadung membangun sarana irigasi pertanian dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Saat Syech Sekar Gadung membuat irigasi dengan menggunakan tongkatnya sudah selesai tiba-tiba disumbat oleh Ki Gagak Setro dengan bongkahan batu-batu besar. Mendapat perlakuan tersebut, Syech Sekar Gadung tak mau menyerah. Beliau lalu membelah batu tersebut hanya dengan memberi tanda garis di atas batu tersebut. Berkat izin Allah, sumbatan batu tersebut terbelah menjadi saluran irigasi. Namun pertarungan tersebut berlanjut hingga Ki Gagak Setro dapat dikalahkan.45

Sejarah Dusun Pete menurut cerita dari sesepuh Bendhe dari Mbah Karso, Pakde Kabul dan Mbah Slamet. Sejarahnya Dusun Pete bukandari buah pete dimulai dari kata Diumpetke. Dulu di Dusun Pete itu adalah tepat berperang, dimulai dari zaman Belanda, tapi di Dusun Pete ada pusaka bendhe Nyai Ceper membuat aman. Dulu ada cerita ketika tentara Indonesia di kejar oleh Belanda, kemudian tentara Indonesia bersembunyi

44www.aksarakata.com 45Ibid.

di rumah yang kebetulan ada Bendhe Nyai Cepernya. Tentara Indonesia tersebut hilang, bukannya hilang tetapi keberadan tentara Indonesia di sembunyikan oleh pusaka bendhe Nyai Ceper dari kejaran tentara Belanda. Hal tersebut membuat tentara Belanda tidak bisa menangkap tentara Indonesia. Jadi Dusun Pete itu dari kata Ngumpetke karena orang Jawa melafalkannya agak cepat jadi Petkekemudian jadi Pete.46

B. Kondisi Demografis

Pemerintahan Desa Sukoharjo dijalankan oleh para perangkat Desa, yang terdiri dari 1 orang kepala Desa, 1 orang sekretaris Desa, 6 orang kepala urusan (kaur) dan pembantu pelaksana teknis, 9 orang anggota BPD Desa, dan 8 orang pengurus PNPM Desa. Desa Sukoharjo terdiri dari 21 ketua Rukun Tangga, 6 orang ketua Rukun Warga, dan 25 orang anggota LINMAS.47

Desa Sukoharjo memiliki jumlah total penduduk 3.018 jiwa yang terdiri atas 1.480 jiwa laki-laki dan 1.538 jiwa perempuan. Sedangkan, untuk Dusun Pete memiliki total penduduk 803 jiwa yang terdiri dari 393 jiwa untuk laki-laki dan 410 jiwa untuk perempuan. Dapat dilihat adanya perbedaan jumlah antara laki-laki dan perempuan, dimana

46

Wawancara Dengan Mbah karso. Pada Tanggal 20 Agustus 2017. Di Rumah Mbah Karso

jumlahperempuan lebih banyak daripada jumlah laki-laki.48Di Dusun Pete jumlah penduduknya sekitar kurang lebih 250 KK.49

Tabel I

Rekapitulasi Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia Agustus 201650

Usia Jumlah Prosentase

(%) 0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 >=75 15 48 28 54 64 73 69 67 67 69 58 49 38 35 24 45 1.8% 5.9% 3.4% 6.7% 7.9% 9.09% 8.5% 8.3% 8.3% 8.5% 7.2% 6.1% 4.7% 4.3% 2.9% 5.6% Jumlah 803 100

Untuk Masyarakat Pete mayoritas warganya buruh tani yang mengerjakan sawah milik tetangga mereka yang mempunyai lahan.Untuk mata pencaharian kedua TKI, untuk usaha warga Pete kebanyakan membuat lontong untuk memenuhi pasar Salatiga kebanyakan warga Pete.Warga PeteRt 3 kebanyakan itu memenuhi pasar pagi Salatiga dari

48Rekapitulasi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Desa Sukoharjo tahun 2016 49Wawancara dengan Bapak Carik Miftahudin. Pada tanggal 5 september 2017. Di Rumah Pak Carik

pasaraya satu, Blauran juga soalnya itu bisa dibuktikan dengan cek dilapangan dan survei orangnya.51

Tabel II

Rekapitulasi Mata Pencaharian Masyarakat Dusun Pete Agustus 201652

Mata Pencaharian Jumlah Prosentase

(%) Belum/Tidak

Bekerja

Karyawan Swasta Karyawan Honorer Mengurus Rumah Tangga Perawat

Wiraswasta Petani/Pekebun Buruh Haian Lepas Buruh Peternak Buruh

Tani/Perkebunan Oegawai Negeri Sipil Pelajar/Mahasiswa Pensiunan

Perangkat Desa

Tentara Nasional Indonesia Guru Sopir Kepolisian RI Perdagangan 109 115 2 44 1 55 31 286 1 5 27 111 5 1 4 3 1 1 1 13.5% 14.3% 0.24% 5.4% 0.1% 6.8% 3.8% 35.6% 0.1% 0.6% 3.3% 13.8% 0.6% 0.1% 0.4% 0.3% 0.1% 0.1% 0.1% Jumlah 803 100

51Wawancara dengan Bapak Carik Miftahudin. Pada tanggal 5 september 2017. Di Rumah Pak Miftahudin

52Eka Styawati. Pemaknaan Masyarakat Jawa Terhadap Simbol Dan Mitos Benda

Masyarakat Dusun Pete banyak yang bekerja sebagai karyawan swasta. Hal tersebut dikarenakan minimnya lahan pekerjaan tetap, khususnya untuk kalangan Ibu-Ibu atau Bapak-Bapak yang berusia 30 tahun ke atas dengan pendidikan yang juga minim. Apabila ingin mengandalakn sektor pertanian, juga tidak terlalu menjanjikan karena penghasilan sebagai petani ataupun buruh tani tidak menetap bahkan dalam sehari tidak mendapat penghasilan sama sekali. Berbeda dengan kalangan pemuda yang usianya dibawah 25 tahun mudah untuk mendapatkan pekerjaan, misalnya di industri pabrik yang ada di wilayah kabupaten Semarang dan sekitarnya.53

Warga Pete mengandalkan sepeda motor sebagai alat transportasi yang utama. Selain sepeda motor juga ada alat trasnportasi lain yaitu angkutan kota (Angkot) dengan membayar untuk jauh dan dekat sekitar Rp3.000,00 dari kota Salatiga sampai arah Pabelan-Macanan, selain itu juga ada ojek kendaraan pribadi yang lain yang dimiliki oleh warga.54

C. Kondisi Sosial Budaya

Kehidupan sosial budaya masyarakat Pete yang mayoritas adalah buruh harian lepas masih menyimpan nilai-nilai tradisional keturunan asli, dalam hal ini masih memegang teguh adat istiadat. Adat istiadat secara turun temurun berasal dari nenek moyang dan sudah mentradisi. Akan

53Rekapitulasi Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Desa Sukoharjo Tahun 2016

54Eka Styawati, Pemaknaan Masyarakat Jawa Terhadap Simbol Dan Mitos Benda

tetapi ada juga warga masyarakat yang sudah tidak melaksanakan tradisi- tradisi yang ada, karena biasanya mereka merupakan pendatang dari luar Desa atau luar daerah. Hal tersebut dapat dilihat pada upacara-upacara yang menyangkut dasar kehidupan seperti upacara kelahiran, pernikahan, kematian yang semuanya masih dilaksanakan secara teratur oleh masyarakat walaupun masih ada beberapa tradisi yang juga telah mengalami pergeseran karena arus modernisasi.55

Untuk Budayanya Dusun Pete masih ada upacara adat Bendhe Nyai Ceper.Jadi istilahnya kalau warga Dusun Pete kalau belum upacara adat Jamasan Bendhe Nyai Ceper meskisudah Lebaran belum banyak yang pergi silaturahmi ketetangga maupun ke saudara.Soalnya tradisi tersebut sudah dilakukan sejak dulu dantidak bisa dihilangkan. Jika belum upacara adat untuk warga Pete sendiri belum ramai, istilah belum bermaaf-maafan walaupun sudah shalat idul fitri.56

D. Kehidupan Sosial Keagamaan

Latar belakang sosial agama masyarakat Pete mayoritas memeluk agama Islam. Sebagian besar warga Dusun Pete menganut agama Islam. Dari 803 jiwa, sebanyak 763 beragama Islam, sisanaya menganut agama Kristen sebanayak 40 orang. Untuk lebih jelasnya mengenai rekapitulasi

55Ibid. Hal. 56

56Wawancara dengan Bapak Carik Miftahudin. Pada tanggal 5 september 2017. Di Rumah Pak Miftahudin

penduduk Dusun Pete dari segi agama dapat dilihat pada tabel berikut ini.57

Tabel III

Monografi Banyaknya Jumlah Penduduk Menurut Agama Agustus 2016

Agama Jumlah Prosentase

(%) Islam Kristen Katolik Hindhu Budha 763 40 95.01% 4.9% Jumlah 803 100

Bagi masyarakat Dusun Pete yang memeluk agama Islam shalat lima waktu (Dzuhur, Asar, Magrib, Isya’, Subuh) itu memang sudah menjadi kewajiban bagi umat Islam, biasanya mereka melakukannya secara jamaah walaupun tidak seluruhnya masyarakat Dusun Pete yang beragama Islam melaksanakan secara berjamaah. Shalat berjamah yang dilakukan biasanya pada saat shalat Magrib, Isya’, Subuh, selain itu masyarakat dalam melaksanakan shalat Dzuhur dan Asar, kebanyakan dilaksanakan sendiri-sendiri atau shalat di rumah masing-masing.58

Hal itu dikarenakan masyarakat di Dusun Pete kebanyakan adalah petani, yang berangkat kesawah pada pagi hari pulang diwaktu sore. Untuk shalat Dzuhur dan Asar sering kali dikerjakan sendiri dirumah karena tidak

57Eka Styawati. Pemaknaan Masyarakat Jawa Terhadap Simbol Dan Mitos Benda

Pusaka. Fakultas Ushuludin dan Humaniora. UIN Walisongo. 2016. Hal. 57 58Ibid, hal. 58

sempat shalat berjamaah dimasjid. Kecuali di hari Jum’at masyarakat muslim yang bekerja sebagai tani bekerja setengah hari kemudian melaksanakan shalat Jum’at dimasjid kemudian setelah selesai Jum’atan mereka kembali lagi ke sawah.

Untuk kegiatan keagamaan yang dilakukan masyarakat Dusun Pete khususnya yang memeluk agama Islam mereka mengadakan pengajian rutinan setiap satu minggu sekali pada malam Jum’at sehabis shalat Magrib, sampai Isya’. Acara pengajian selain itu ada syukuran, Muludan, pengajian yang dilakukan setelah adanya kematian seperti 3 hari, 7 hari, 40 hari, dan seterusnya.Masih ada mitoni, aqiqah, setiap aktivitas apa pun juga diadakan pengajian, mau mengambil panen pari saja itu pengajian dahulu dalam arti berdoa bersama. Mau memperbaiki rumah juga ada pengajiannya, pokoknya tidak lepas dari doa.59Untuk umat Kristen biasanya beribadah setiap hari minggu.

Untuk pengajian yasinan ada tiap minggu, pengajian yang selapanan setiap Jum’at Kliwonan, pengajian selapanan Rabu Kliwonan juga ada, kemudian pengajian untuk anak-anak melalui lembaga madrasah diniyah juga ada, yang waktunya sore hari, dan dari enam dusun yang ada madrassah diniyahnya di sini Dusun Pete yang lainnya tidak ada Kalang tidak ada, Tembelangan, Setro juga tidak ada. Madrasah diniyah itu memang khusus pengajian untuk melanjutkan anak-anak yang sudah lulus Al-Qur’an TPA berisi pengajian rutin tiap hari liburnya cuma hari Jum’at

59Wawancara dengan Pak Dul Hadi. Pada Tanggal 5 Oktober 2017. Di Rumah Pak Dul Hadi

kalau untuk yang tingkat anak-anak. KalauBapak-Bapak, Ibu-Ibu kemudian juga ada kalangan pemuda menggabung yaitu Jum’at Kliwonan, yasinan, tahlilan, setiap Rt ada.60

Mapat tanggal itu berarti tanda syukur bisa diberikan umur panjang, bisa ketemu pada tanggal yang pertama. Itu sebenarnya sunah Rosul, Rosulullah pada setiap awal bulan itu berdoa, disini wujud berdoa itu dengan selametan.Selametan itu shodaqoh, asshodaqotu daf’ul balaq sodaqoh itu bisa menolak bahaya yang tadinya mau dikenai musibah tapi tidak jadi karena shodaqoh selametan itu.Acara selametan ini melakukan ajaran Rosulullah yang pertama adalah berdoa dalam selametan ada doanya, kedua dalam selametan ada sodaqohnya, itu melakukan sunah Rosul dua-duanya.61

Rosulullah mengajarkan Al-Quran juga mengajarkan umat muslim untuk banyak bersedekah. Selametan itu sedekah, mapat tanggal itu juga berdoa mengikuti sunnah Rosulullah, selametan sebenarnya ajaran Islam tapi sudah mentradisi. Jadi ajaran Islam yang ditradisikan itu yang perlu, jadi itu bukan budaya justru ajaran Islam yang yang dibudayakan yang di tradisikan kebiasaan yang baik kalau terus dilakukan menjadi budaya tapi ini bagian dari Islam. Kalau orang lain menganggap budaya mapat tanggal itu hanya istilahnya saja, mapat tanggal sebenarnya itu pelaksanaan ajaran Islam sunah Rosul. Berdoa diawal bulan dilakukan setiap satu bulan

60Ibid. 5 Oktober 2017 61Ibid. 5 Oktober 2017

sekalidilakukan di masjid di mushala tapi masyarakat jarang yang melakukan di rumah pasti dilakukan dimasjid atau di langgar(mushala).62

Pada saat puasa Ramadhan masyarakat Dusun Pete tidak meninggalkannya, dalam arti masyarakat Dusun Pete menjalankan dalam sebulan penuh yang menganut Islam, sedangkan yang beragama Kristen mereka mempunyai sikap saling menghormati dan menghargai antar umat beragama. Masyarakat Dusun Pete juga tidak lepas melaksanakan zakat atau shodaqoh, hal ini dilakukan pada saat rizki yang cukup. Sedangkan apabila penghasilan yang cukup dan mampu, juga melaksanakan rukun Islam yang terakhir (haji).63

62Ibid. 5 Oktober 2017

63Eka Styawati. Pemaknaan Masyarakat Jawa Terhadap Simbol Dan Mitos Benda

BAB III

TRADISI BENDHE NYAI CEPER

A. Sejarah Bendhe Nyai Ceper

Menurut cerita turun temurun yang berkembang di masyarakat Dusun Pete. Jamasan Bendhe Nyai Ceper sudah menjadi tradisi warga Dusun Pete, Desa Sukoharjo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, yang dilakukan rutin setiap tahun, tepatnya pada awal bulan Syawal. Pusaka berbentuk bendhe (sejenis gong kecil) berukuran diameter 30 sentimeter, itu dilakukan secara turun temurun dapat memengaruhi kehidupan masyarakat sehari-hari. Terutama yang terkait dengan rezeki, umur, kesehatan, dan keselamatan.64Bendhe dinamakan dengan Ceper

karena dari kepercayaan turun temurun, ada keterkaitan dengan pusaka Kiyai Ceper dari Klaten.65

Sejarah Bendhe Nyai Ceper ugi kagungan asma, ngertose

kawulo alit niku Mbah Nyai Ceper selajeng enten piantun ingkang dawuh inggih punika asmonipun wonten sekawan: 1. Raden Ayu Sasra Hadiningrat, 2. Nyai Setya Nama, 3. Nyai Ratu Melati, wonten malih 4. Nyai Becak. Amung kawulo ngertosi wiwit alit niku Mbah Nyai Ceper. Bendhe Nyai Ceper kepanggihaken wonten ing salebeting maqam utawa sarean inggih punika sarean “Sentono” manggen sisih ler

wonten ing maesan tugel utawi punden “Jayeng Rono” asal

usulipun Bendhe nyai ceper antawisipun saking keraton Surakarto utawi Yogyakarta kaasta dening Senopati Jayengrono duk rikala peperangan kelawan Ki Ajar Tajuk

saking serang.”66

64Suara Merdeka. 11 juli 2016. Hal 1 65Suara Merdeka. 3 juli 2017. Hal. 27

66Wawancara dengan Mbah Slamet. Pada Tanggal 7 Agustus 2017. Di Rumah Mbah Slamet

(Sejarah Bendhe Nyai Ceper juga punya nama, setau saya ketika masih muda itu Mbah Nyai Ceper kemudian ada sesorang yang memberitahu yaitu namanya ada empat: 1. Raden Ayu Sasra Hadiningrat, 2. Nyai Setya Nama, 3. Nyai Ratu Melati, kemudian ada juga 4. Nyai Becak.Yang saya tahu sejak kecil itu Mbah Nyai Ceper. Bendhe Nyai Ceper ditemukan di dalam makam atau kuburan aitu makam “Sentono” berada di sebelah nisan patah atau punden “Jayengrono” asal usulnya Bendhe Nyai Ceper berasal dari Keraton Surakarta Atau Yogyakarta dibawa oleh Senopati Jayengrono ketika berperang melawan Ki Ajar Tajuk dari Serang)

Sejarah Bendhe Nyai Ceper mempunyai beberapa nama lain yaitu: pertama RadenAyu Sasra Hadiningrat, nama lain yang kedua Nyai Setya Nama, nama yang ketiga adalah Nyai Ratu Melati, dan nama yang keempat yaitu Nyai Becak. Sejarah Bendhe Nyai Ceperkonon ditemukan di dalam makam “Sentana” yang terletak di timur nisan yang patah.67 Atau

yang dinamakan dengan punden yang artinya tempat terdapatnya makam orang yang dianggap sebagai cikal bakal masyarakat desa, tempat keramat atau sesuatu yang dihormati “Jayengrono”asal mulanya dari Keraton Surakarta atau Yogyakarta yang dibawa oleh Senopati Jayeng Rono saat melawan Ki Ajar Tajuk dari Serang.

“Bendhe Nyai Ceper dipunpanggihaken sesarengan kalian lapak kudo, lan cemethi ananging cemethi saha lapak kudo

ipun ical sahingga sampriki dereng kapengihaken.68 Rikolo

peperangan Senopati Jayengrono kasoran ing yudo, Senopati Jayengrono kasempal-sempal angganipun, awit menawi mboten kasempal-sempal mboten saged pejah awit

kesaktianipun.69”

(Bendhe Nyai Ceper saat ditemukan bersama dengan lapak kuda (pelana) dan cemethi (cambuk) tetapi cambuk dan pelana kuda hilang yang sampai sekarang belum ditemukan.

67Lihat lampiran foto gambar. 2 68Ibid. 7 Agustus 2017

Ketika peperangan Senopati Jayengrono terbang di langit, Senopati Jayengrono terpotong-potong tubuhnya, jika tidak terpotong-potong tidak bisa mati karena kesaktiannya).

Ditemukannya Bendhe Nyai Ceper bersamaan dengan pelana dan cemethi atau cambuk, tetapi pelana dan cambuk hilang sampai sekarang masih belum ditemukan. Pada zaman dahulu ketika Senopati Jayeng Rono dari Mataram berperang melawan Ki Ajar Tajuk Dari Serang. Menurut cerita dari Mbah Slamet Senopati Jayeng Rono ketika melawan Ki Ajar Tajuk itu perang di awang-awang atau terbang dilangit, konon Senopati Jayeng Rono gugur dengan tubuh terpisah-pisah, bagian tubuhnya dipisah ditempat yang jauh oleh Ki Ajar Tajuk.

Dokumen terkait