• Tidak ada hasil yang ditemukan

Riwayat Hidup dan Pendidikan Habib Rizeq 1.Riwayat Hidup Habib Rizieq

PEMIKIRAN DAN DAKWAH

A. Riwayat Hidup dan Pendidikan Habib Rizeq 1.Riwayat Hidup Habib Rizieq

Habib Rizieq lahir di Jakarta pada 24 Agustus 1965M/27 Rabiuts Tsani 1385 H dari pasangan Habib Husein Syihab dan Sidah Al-Attas. Rumahnya terletak di Jl. Petamburan III No. 83, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Beliau tidak dilahirkan dalam lingkungan pesantren. Meski demikian, semenjak usia dini, usaha belajar ilmu agamanya sangat besar. Menginjak usia empat tahun, ia rajin mengaji di masjid-masjid

Habib Rizieq lahir dari keluarga yang sederhana. Ayahnya (Alm) Habib Husein Syihab adalah pejuang kemerdekaan1. Sang ayah yang lahir tahun 1920-an, sebelum meninggal di Polonia, Jatinegara, berkata kepada seorang anggota keluarganya, ”Tanyakan kepada putra saya ini, kalau sudah besar mau menjadi ulama atau jagoan. Kalau mau jadi ulama, didik agamanya dengan baik. Kalau mau jadi jagoan, berikan dia golok.” Saat Habib Rizieq berusia 11 bulan dalam kandungan Ayahnya meninggal lalu Ibunya berjuang seorang diri untuk memenuhi kebutuhan hidup sebagai perias pengantin dan penjahit pakaian. Ibunya meninggal pada 19 Muharram 1343 H/3 Desember 20122.

1

Wawancara pribadi dengan Habib Rizieq, Jakarta, 16 Desember 2013

2Yudi Ma’ruf, “Macam-macam Habib di Indonesia,” artikel diakses pada 10 April 2013 dari

http://habibindonesia.blogspot.com/2013/03/habib-muhammad-rizieq-Beliau menikah pada 11 September 1987 dengan Syarifah Fadhlun dan dikaruniai 7 orang putri yaitu, Rufaidah Syihab, Humaira Syihab, Zulfa Syihab, Najwa Syihab, Mumtaz Syihab, Fairuz Mumtaz dan Zahra Syihab. Beliau menikah dengan Syarifah Fadhlun pada tahun 1987 namun istrinya langsung ditinggalkan karena beliau harus melanjutkan studinya ke Riyadh dan pulang ke Indonesia setiap setahun sekali3. Setiap beliau pulang ke Indonesia kesempatan itu digunakan dengan sebaik-baiknya, beliau pasti menyempatkan mengajak jalan istrinya kadangkala jalan bareng dengan sahabatnya Habib Muhsin dengan membawa istri mereka. Setelah lulus beliau pulang ke Indonesia lalu dikaruniai putri pertama yang diberi nama Rufaidah Syihab. Beliau mendapatkan beasiswa kembali namun ditolak dengan alasan ingin berdakwah dulu di Indonesia dan masih ingin bersama keluarganya4.

Setelah menikah, Habib Rizieq bersama istri dan anaknya tinggal dirumah sederhana yang berlokasi di jalan Petamburan 3, diujung jalan rumahnya beliau membuka toko yang menjual minyak wangi dan perlengkapan shalat. Dirumahnya pun dibuka pengajian setiap malam Jumat dengan membawa Wirdul-Lathif dan Ratib Haddad. Alhamdulillah jamaah pengajian semakin banyak dan menjadi pengikut setia hingga kini. Dengan banyaknya pengikut maka beliau berdakwah semakin gigih dan berawal itu pula beliau dikenal seperti sekarang ini.

3

Walaupun kini beliau sudah menjadi orang yang dikenal diseluruh Indonesia namun beliau tetap menjalani hidup yang sederhana. Padahal sangat mungkin beliau untuk hidup kaya dan mewah mengingat posisi dan jaringan sosial yang beliau punya. Pilihan hidup apa adanya ini yang menjaga Habib Rizieq berada dalam akar budaya dan sosial para pengikutnya.

Habib Rizieq dimata istri dan anak-anaknya itu seorang yang tegas, tegas membela mana yang hak dan membasmi mana yang bathil. Di dalam keluarga Habib adalah sosok suami dan ayah yang baik. Habib juga adil tidak membeda-bedakan anak5. Tegas dalam membuat peraturan baik peraturan rumah maupun peraturan yang sudah ada hukumnya, seperti Habib tidak mengiiznkan anaknya mengendarai motor jika belum punya SIM. Mungkin orang-orang berpikir Habib itu kasar seperti yang selalu media beritakan. Itu adalah berita yang “sok tau”. Habib selalau menerapkan Al-Qur’an dan Sunnah dalam kehidupan keluarga karena itu adalah sumber perintah Allah. Habib juga sebagai sosok yang ramah, murah senyum dan humoris namun beliau bisa menempatkan saat-saat serius dengan becanda6.

Habib Rizieq adalah seorang Ayah yang sangat memperhatikan pendidikan anak-anaknya terutama pendidikan agama tapi tidak mengesampingkan pendidikan umum. Dalam hal pelaksanaan ibadah juga beliau sangat tegas. Akhlaqul Karimah juga tak lupa beliau tanamkan

5

dalam keseharian anak-anaknya. Habib Rizieq adalah seorang yang tegas dalam mendidik anak-anaknya, tapi juga seorang yang humoris dan santai saat bercengkrama dengan anak-anaknya. Karena itu, ia menjadi sosok yang disegani tapi juga disayangi.7

2. Riwayat Pendidikan Habib Rizieq

Jejang pendidikan beliau dimulai di SDN 1 Petamburan (Jakarta) pada tahun 1975 beliau lulus. Setelah lulus beliau ingin lanjutkan bersekolah di SMP 40 Pejompongan (Jakarta) namun karena letak sekolah yang cukup jauh dari rumahnya maka beliau pindah ke SMP Kristen Bethel Petamburan yang jaraknya tak jauh dari rumahnya dan lulus pada tahun 1979.

Walaupun bersekolah di sekolah Kristen namun beliau tidak mendapatkan perlakuan diskriminatif dari pihak sekolah terutama guru. Memang ada beberapa oknum yang melakukan aksi misionarisnya kepada beliau namun beliau dapat menolaknya tanpa harus berselisih paham yang berkelanjutan. Hingga kini beliau tetap menjalin hubungan yang baik dengan pendeta dan masyarakat Kristen yang ada disekitar lingkungan rumahnya. Toleransi tetap beliau pegang, selama saling menghargai tidak ada alasan untuk saling membenci. Biarkan mereka beragama sesuai dengan keyakinan yang mereka anut8.

Lalu beliau melanjutkan pendidikan di SMA Islamic Village, Tangerang. Kemudian beliau mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan

7

studinya ke King Saud University, Riyadh – Arab Saudi, mengambil jurusan Fiqh dan Ushul yang diselesaikan dalam waktu empat tahun dengan predikat cum-laude.Disana beliau tidak langsung menjalani aktifitas kuliah tapi mengambil kelas materikulasi terlebih dahulu. Selama menjadi mahasiswa beliau dikenal sebagai mahasiswa yang tekun, cerdas dan disiplin. Pada saat ujian tiba seminggu sebelumnya beliau pasti mengurung diri dikamar agar lebih konsentrasi dalam belajar. Jika sudah seperti ini semua temannya tidak akan berani mengganggu karena beliau mempunyai waktu dimana harus belajar dengan serius dan waktu becanda dengan teman9.

Beliau juga dikenal sebagai kutu buku, beliau bisa menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk membaca buku maka tidak heran jika wawasan yang beliau punya sangat luas dan mempunyai ide-ide yang selalu cemerlang. Beliau tidak memilih-memilih buku dalam membaca tidak selalu buku Islam tapi semua buku dari agama mana pun. Beliau mengatakan jangan hanya karena seorang Muslim maka buku yang dibaca cuma buku Islam saja, kita perlu tau semua agama untuk memperkaya ilmu kita.

Buku itu jendela dunia, siapa yang banyak membukanya maka banyak pula pengalaman yang didapat. Tidak hanya soal agama saja yang beliau kuasai akan tetapi hal-hal yang menyangkut Ekonomi, Sosial, Politik, Hukum, Kenegaraan dan dunia Internasional pun beliau

menguasainya. Kedisiplinan dalam menimba ilmu beliau itu yang banyak diacungi jempol oleh apara rekannya termasuk sahabatnya yaitu Habib Muhsin.

Kemudian beliau meneruskan studi mengambil S2 di University Antar Bangsa Malaya–Kuala Lumpur, Malaysia jurusan Studi Islam dan bergelar Master. Kini Kandidat Doktor di USIM (Universitas Sians Islam Malaysia).

Selain mengenyam pendidikan formal beliau juga menjalani pendidikan non formal dengan mengikuti majelis-majelis taklim diantaranya10 :

a. Majelis Habib Abdullah Al-Faqih Al-Attas. b. Majelis Habib Muhsin bin Ahmad Al-Attas. c. Majelis Habib Syeikh Al-Jufri.

d. Majelis Habib Alwi bin Ahmad Jamalulail. e. Majelis Habib Ali bin Ahmad Assegaf. f. Majelis Habib Abdurrahman Assegaf. g. Majelis KH. Abdullah Syafi’i Al-Batawi.

h. Majelis KH. Syukron Ma’mun.

i. Majelis KH. Aminullah Al-Batawi.

10

Dan pendidikan non-formal di luar Negeri yaitu :

a. Majelis Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki (Mekkah). b. Majelis Habib Muhammad Al-Haddar (Madinah).

c. Majelis Habib Zein bin Ibrahim bin Smith (Madinah). d. Majelis Habib Salim Asy-Syathri (Madinah).

e. Majelis Habib Abdul Qadir Assegaf (Jeddah).

Dokumen terkait