• Tidak ada hasil yang ditemukan

Unsur-unsur Dakwah Menurut Habib Rizieq

PEMIKIRAN DAN DAKWAH

D. Pengalaman Karir Habib Rizieq

2. Unsur-unsur Dakwah Menurut Habib Rizieq

Dakwah mempunyai medan yang terbagi menjadi 3 yaitu, dakwah, hisbah dan jihad.

1) medan dakwah, berdakwah dengan nasihat yang baik dan berdakwah dengan dialog serta diskusi.

2) medan hisbah2, dakwah disini lebih tegas dan keras dari medan dakwah yang pertama. Hisbah lebih mengorbankan waktu dan tenaga.

3) medan jihad, ini adalah medan dakwah paling akhir dan paling banyak mengorbankan waktu, tenaga, harta bahkan nyawa3. Medan dakwah yang pertama sudah banyak dilakukan oleh para kiyai, ulama dan ustadz-ustadz yang ada di Indonesia bahakan seluruh pelosok dunia.

2. Unsur-unsur Dakwah Menurut Habib Rizieq

1

Habib Rizieq, Dialog FPI: Amar Ma’ruf Nahi Munkar, (Jakarta: Pustaka Ibnu Sidah, 2008), h. 58

1. Tentang Da’i

Habib Rizieq menegaskan bahwa dakwah itu lahan juang bukan lahan bisnis, dakwah itu tuntunan bukan tontonan. Jadi sudah seharusnya seorang da’i dapat menempatkan dakwah sesuai fungsinya dan da’i yang seperti itu bisa dikatakan seorang da’i yang professional.

Menurut Habib Rizieq da’i dan aktivits dakwah yang ada pada saat ini lebih disibukkan dengan amar ma’ruf hingga melupakan nahi munkar. bahkan ada sebagian dari mereka yang menolak penerapan Syari’at Islam di Indonesia dengan alih-alih bahwa nahi munkar itu adalah dakwah secara radikal dan anarkis.

Menurut Habib Rizieq penegakkan amar ma’ruf nahi munkar bersifat wajib bagi kaum muslimin terutama mereka yang lebih mengetahui dan mempunyai ilmu pengetahuan agama yang lebih mendalam dan luas yakni para da’i dan aktivis dakwah. Karena jika mereka menyeru kepada amar ma’ruf nahi munkar tapi mereka sendiri tidak melaksanakannya maka dapat disebut sebagai munafik dan orang-orang seperti ini akan diazab oleh Allah karena Allah akan lebih murka terhadap orang-orang yang menipu ajaran Allah dengan dusta.

Maka dari itu hisbah dilakukan oleh Habib Rizieq karena hanya sedikit yang berhisbah dalam menegakkan syariat Islam dan karena sedikitnya ulama, ustad dan kiyai yang melakukannya maka kemaksiatan menjadi semakin bersarang bahkan berakar dan melahirkan kemunkaran. Jika 2 medan dakwah diatas sudah tidak bisa lagi dilakukan demi tegaknya

syari’at Islam maka jihad adalah opsi terakhir untuk menegakkan syari’at Islam sampai titik perjuangan terakhir.

Setiap perjuangan memiliki resiko dan hambatan. Kadar dari resiko dan hambatannya pun beragam dari yang kecil hingga yang besar, dari mulai dicibir, dicemooh, tidak direspon, diabaikan, habisnya waktu dan tenaga bahkan korban nyawa. Itu semua adalah hal yang harus diterima dari sebuah perjuangan.

Habib Rizieq memandang hambatan yang menghampiri sepak terjang dakwahnya adalah ujian yang diberikan Allah agar beliau semakin tegar dan gigih dalam menegakkan amar ma’ruf nahi munkar di Indonesia. Rasulullah pun bisa dilihat perjuangannya dalam menyebarkan Islam mendapatkan ujian yang datang bertubi-tubi.

Hambatan dakwah yang datang dari Habib Rizieq sebenarnya itu hanya karena pembelokan informasi yang dilakukan media massa. Media massa yang secara gencar terus menerus memunculkan sisi negative dari Habib Rizieq dan FPI membuat masyarakat menjadi antipati terhadap Habib Rizieq, FPI dan dakwahnya. Media seharusnya meliput berita bukan membuat berita. Itu sangat disayangkan oleh Habib Rizeq.

Namun masyarakat kini sudah bisa memilah-milah dan memfilter mana berita yang baik dan buruk, mana fakta dan settingan. Hal itu dapat dilihat semakin dicaci dan dipaksa bubarnya FPI semakin banyak simpatisan dan masyarakat yang ikut bergabung didalamnya, semakin banyak jumlah Dewan Pimpinan Cabang (DPC) yang tadi berjumlah 131

DPC menjadi 276 DPC di akhir tahun 2013 dan semakin banyak juga orang-orang yang mengenal sosok Habib Rizieq4.

2. Tentang Mad’u

Mad’u adalah seseorang yang dijadikan sarana untuk menerima dakwah bagi seorang da’i. Menurut Habib Rizieq, ada beberapa golongan manusia yang menjadi mad’u dan arakteristiknya pun bermacam-macam ada yang dari kalangan pejabat pemenerintah, alat Negara, pengusaha, ulama, santri, bahkan awan, rakyat biasa dan kaum abangan5. Karena berbeda-beda karakteristik maka dari itu cara berdakwah Habib Rizeq kepada mereka pun berbeda-beda sesuai kadar pemahaman mereka.

3. Tentang Materi Dakwah

Habib Rizieq dalam berdakwah ada pun materi yang dibawakannya harus komprehensif, baik yang terkait Aqidah dan Syariah mau pun Akhlaq. Dan itu mencakup aneka disiplin ilmu agama, mulai dari Tafsir, Hadits, Fiqih, Ushul Fiqih, Tarikh, dan lain sebagainya6. Habib Rizieq pun juga membawa materi-materi yang sedang ada hubungannya dengan berita-berita terhangat yang sedang diperbincangkan agar tidak out of date atau kadaluarsa sehingga masyarakat pun menjadi tertarik untuk mendengarkan dakwah Habib Rizieq.

4

Suara-Islam.com, “Habib Rizieq: FPI Bukan Musuh Negara, FPI Musuh Kezhaliman”, artikel diakses pada 28 Agustus 2013 dari

http://suara-islam.com/mobile/detail/8150

5

4. Tentang Metode Dakwah

Metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan metode dakwah ialah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh seorang da’i kepada mad’unya untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Adapun bentuk-bentuk metode dakwah yang Habib Rizieq lakukan tetap mengutamakan ketiga metode yaitu:

1. Al-Hikmah

Al-Hikmah memiliki arti adil dan bijaksana, lafadz hikmah juga dapat di artikan sebagai mencegah dari kedzaliman.

2. Al Maudidzatul Al-Hasanah

Metode Mau’idzah Al-hasanah mengandung arti cara

pengajaran yang baik. Sedangkan menurut beberapa komentar ahli bahasa dan pakar tafsir, ada beberapa deskripsi dari pengertian Al-Mau’izah Al-Hasanah adalah sebagai berikut :

a) Pelajaran dan nasehat yang baik, berpaling dari hal perbuatan jelek maupun dorongan dan motivasi.

b) Suatu ungkapan dengan penuh kasih sayang yang dapat terpatri dalam kalbu, penuh kelembutan sehingga terkesan dalam jiwa, tidak melalui cara-cara pelarangan dan pencegahan, mengejek, melecehkan, menyudutkan atau menyalahkan, dan dapat melembutkan hati yang keras.

c) Dengan tutur kata yang lemah lembut, pelan-pelan, bertahap dan sikap kasih sayang dalam konteks dakwah, dapat membuat

seseorang merasa dihargai rasa kemanusiaannya sehingga akan mendapat respon positif dari mad’u.

3. Al-Mujadalah Bi-al-lati Hiya Ahsan

Metode ini mengandung arti pembicaraan yang dialogis. Mujadalah bukanlah pembicaraan monolog atau monoton, melainkan pembicaraan atau diskusi yang dilandasi para argumen yang berbeda dengan penggunaan dalil yang ada.

Namun Habib Rizieq tetap memegang teguh prinsip dakwahnya yang lain yaitu menegakkan amar ma’ruf nahi munkar sehingga penyampain dakwah kepada masyarakat dirasa lebih komplit dan penerapan Syari’at Islam akan lebih tegak.

Dalam melakukan metode dakwah amar ma’ruf nahi munkar Habib Rizieq menjelaskan bahwa ada beberapa syarat untuk menjadi seorang penegak amar ma’ruf nahi munkar karena ini bukan hal yang dapat dilakukan dengan sembarang.

Muhtasib adalah orang yang melakukan amar ma’ruf nahi munkar7. Dan baginya ada empat syarat. Syarat-syarat seorang

muhtasib yaitu:

a. Islam: seorang muhtasib harus beragam Islam bukan kafir b. Aqal : seorang muhtasib harus berakal, tidak gila atau idiot c. Baligh : seorang muhtasib harus dewasa bukan anak-anak

d. Mampu : seorang muhtasib memiliki kemampuan mengingkari kemunkaran baik melalui tangan, lisan dan hati.

Adapun adab yang harus dimiliki oleh seorang muhtasib ialah 1) ilmu, yakni seoarng muhtasib harus memahami hisbah dengan baik hal ini mencakup pengertian, rukun, syarat, batasan, larangan dan tata cara pelaksanaannya serta segala sesuatu yang berkaitan dengan hukum tentang amar ma’ruf nahi munkar. 2) wara’, yakni seorang muhtasib seyogyanya memiliki tingkat kehati-hatian yang tinggi, tidak ceroboh dalam menentukan sikap dan langkah dalam beramar ma’ruf nahi munkar, sehingga terhindar dari kesewenang-wenangan dan segala tindak tidak terpuji dalam hisbahnya. 3) husnul khuluq, seorang muhtasib seyogyanya berakhlaq mulia, seperti penyabar, lembut, santun, ramah, arif, bijak, jujur, amanat dan lain sebagainya dari akhlaq yang terpuji.

Muhtasab Alaihi adalah orang yang melakukan kemunkaran dan perlu dilakukan tindakan hisbah terhadapnya. Bagi muhtasab alaihi tidak ada syarat khusus kecuali wujudnya harus sebagai insan (manusia). Artinya siapapun ia, muslim atau kafir, dewasa atau anak-anak, gila atau waras, pria atau wanita, kaya atau miskin, ulama atau awam, pejabat atau rakyat, selama ia manusia dan melakukan kemunkaran maka telah wajib dilakukan tindakan hisbah terhadapnya8.

Muhtasab fihi adalah kemunkaran yang dilakukan9. Dan ia memiliki syarat, yaitu:

1. Berbentuk munkar walaupun bukan maksiat

Munkar memiliki definisi lebih umum dari maksiat, setiap maksiat adalah munkar namun tidak semua munkar adalah maksiat contoh anak kecil yang meminum khamr itu disebut suatu kemunkaran walaupun bukan maksiat bagi si anak tersebut.

2. Kemunkarannya sedang berlangsung

Kemunkaran yang sedang berlaku, tidak lagi ditegakkan hisbah terhadapnya, melainkan cukup nasihat agar tidak terulang lagi atau ditegakkan sanksi hukuman bagi kemunkaran yang ada sanksinya seperti tindak pidana.

Kemunkaran yang akan datang, seperti orang yang berniat dan ber’azam untuk berbuat munkar, maka selama belum diwujudkan dalam bentuk perbuatan, tiada hisbah terhadapnya, kecuali menasehatinya agar mengurungkan niat dan „azamnya.

3. Kemunkarannya dilakukan secara terang-terangan Kemunkaran yang dilakukan dirumah pribadi dengan pintu dan jendela tertutup tanpa ada suara maupun

bau kemunkaran dari dalamnaya (seperti alat judi atau bau khamr, dsb) maka tidak boleh dilakukan hisbah hanya berdasarkan data intelijen karena itu meruapak bagian dari tajassus yang dilarang agama. Kecuali setelah ada laporan yang dua orang adil (berakhlaq mulia) yang bukan bagian dari upaya tajassus si pelaku hisbah (muhtasib). 4. Kemunkarannya disepakati

Kemunkaran yang masih dikhilafiahkan tidak boleh dilakukan tindakah hisbah terhadapnya. Andaikata terjadi perselisihan antara dua golongan atau lebih tentang penegakan hisbah terhadap suatu masalah khilafiah maka Negara lah yang berhak mengambil keputusan.

Ihtisab adalah upaya penegakkan amar ma’ruf nahi munkar. Penegakan hisbah harus dilakukan dan melwati delapan tahap yaitu; pembuktian adanya kemunkaran, pemberitahuan tentang terjadinya kemunkaran kepada si pelaku kemunkaran tersebut, pencegah kemunkaran dengan nasihat dan wejangan, pencegah kemunkaran dengan protes, kecaman dan peringatan, pencegah kemunkaran dengan ancaman dan peringatan keras, pencegahan kemunkaran dengan tangan, pencegah kemunkaran dengan tangan, kaki dan kekuatan tenaga, bahkan senjata bila perlu, dan pencegahan kemunkaran dengan kekuatan pasukan bersenjata10.

5. Tentang Media Dakwah

Media adalah perantara. Media dakwah adalah perantara atau alat yang digunakan seorang pendakwah untuk menyebarkan syi’ar dakwahnya kepada masyarakat agar mencakup ruang lingkup yang lebih luas..

Media yang digunakan Habib Rizeq pun sama halnya seperti para mubaligh yang lain, yaitu media cetak dan elektronik. Di media cetak Habib Rizieq menyalurkan dakwahnya melalui tulisan-tulisan dan ide-ide pemikirannya dituangkan dalam bentuk artikel atau kolom tanya jawab. Media cetak atau elektronik itu sama saja tergantung bagaimana memanfaatkannya dan tahu kapan itu dimanfaatkan11.

6. Tentang Tujuan Dakwah

Tujuan dakwah sebagai bagian dari seluruh aktivitas dakwah yang sama pentingnya dengan unsur-unsur dakwah. Ini di sebabkan karena tujuan dakwah merupakan arah gerak yang hendak dituju oleh aktivitas dakwah. dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Umar bin khattab Rasulullah saw. bersabda :

, ع ه ج ك ف ج ك س ه ج ك س س ( ج ج ف ح ) ط ع ع

Artinya : “Sesungguhnya segala pekerjaan bergantung dengan niat, dan bahwasanya bagi setiap urusan (perkara) tergantung dengan apa yang

diniatkannya. Maka barang siapa yang berhijrah menuju keridhaan Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu karena Allah dan Rasul-Nya, an barang siapa yang hijrah karena dunia (harta atau kemegahan dunia) atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya itu kearah yang ditujuinya.“ (HR.Bukhari dan Muslim dari Umar bin Khatab).

Tujuan dakwah Habib Rizieq adalah mengembalikan manusia pada ajaran kebaikan dan mengajak mereka untuk mencegah kemunkaran. Sama seperti para da’i lainnya, mereka berdakwah untuk mensyiarkan ajaran Islam yang sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Penegakan Syariat Islam di Indonesia adalah tujuan dakwah Habib Rizieq, karena segala macam kemaksiatan yang ada di Indonesia saat ini sudah tidak bisa ditolerir. Pembiaran sebuah kemaksiatan dalam hal apapun akan membawa dampak dan akibat yang sangat fatal baik bagi kehidupan pribadi maupun bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Adapun akibat-akibat yang ditimbulkan dari dibiarkannya sebuah maksiat yaitu:

1. Hilangnya rasa aman, baik di tingkat pribadi maupun masyarakat12.

Allah subhanahu wata’ala berfirman: “Turunlah kamu berdua

dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh sebahagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripadaKu, lalu barangsiapa mengikuti petunjukKu, ia tidak akan seat dan ia tidak akan celaka. Dan

12

barangsiapa yang berpaling dari peringatanKu, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari

kiamat dalam keadaan buta”. (QS. Thaha: 123-124).

2. Tersebarnya kerusakan di dalam kehidupan bermasyarakat13.

Kerusakan ini ditimbulkan apabila generasi ini tumbuh tanpa ada

perbaikan (amar ma’ruf nahi mungkar). Nabi shallallahu „alaihi wasallam

memberikan perumpamaan tentang hal ini dalam haditsnya, beliau

shallallahu „alaihi wasallam bersabda:

ه ح ف ئ ق ث ف فس ع س ق ث ك ، ف عق ء ق س فس ف ك ، فس ضع اع ضع خ ف ق خ : قف ، ق ف ع ، ق ف ًق ج ج ع خ ،ًع ج ك ف ًع ج

Artinya: “Perempumaan orang yang menegakkan hudud (hukum) Allah dan orang yang melanggarnya adalah seperti suatu kaum yang melakukan undian di atas kapal, maka sebagian mereka mendapatkan bagian di lantai atas dan yang lain di lantai bawah. Maka apabila yang berada di lantai bawah hendak mengambil air, mereka melewati orang-orang yang berada di lantai atas. Maka mereka pun berkata-kata seandainya kami melubangi yang menjadi bagian kami (bagian bawah kapal), tentu kami tidak mengganggu orang-orang yang di atas kami (karena tidak melewati mereka ketika mengambil air). Maka apabila mereka dibiarkan melakukan apa yang mereka inginkan, maka binasalah semuanya, dan apabila mereka dicegah (dari niatnya), maka selamatlah mereka dan selamatlah seluruh penghuni kapal.” (HR. Al-Bukhari).

Demikianlah menegakkan hudud Allah akan mewujudkan keselamatan bagi yang menyuruh dan orang yang disuruh apabila tidak maka binasalah pelaku kemaksiatan karena maksiatnya dan orang yang diam (tidak mencegahnya) karena ridhanya mereka. Al-Hafidz ibnu Hajar berkata: “Di dalam hadits ini ada penjelasan

bahwa penyebab turunnya adzab karena ditinggalkannya amar ma’ruf nahi munkar.”

3. Paceklik, kekeringan yang panjang dan hilangnya keberkahan

Dokumen terkait