• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARINA ZULIANY, lahir di Padang pada tanggal 3 Juni 1991. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Zulfahmi (alm) dan Any Thrisna. Pada tahun 2002 penulis menamatkan sekolah dasar di SD Kartika 1-11 Padang, kemudian di SMP Negeri 8 Padang pada tahun 2005 dan di SMA Negeri 10 Padang pada tahun 2008. Pada tahun yang sama, penulis berkesempatan untuk melanjutkan pendidikan strata 1 melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) di Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor untuk gelar mayor dan Kebijakan Agribisnis untuk gelar minor.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai trainer dan tim manajemen di Golden Training Indonesia (GTI) tahun 2012. Penulis aktif dalam mengikuti kompetisi karya tulis ilmiah seperti Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pembedayaan Masyarakat. Proposal PKM yang diketuai penulis didanai

oleh DIKTI pada tahun 2009 dan 2010, berjudul “Menyentuh Remaja Dengan

Hati, Menuju Perilaku Reproduksi Sehat Remaja Perkotaan di Bogor” dan

“Membingkai Sejarah dalam Kartu dan Film Pendek untuk Meningkatkan Minat

Belajar Sejarah dan Jiwa Nasionalisme di Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan

Cibungbulang, Kabupaten Bogor”.

Selain itu, penulis juga ikut terlibat dalam beberapa kegiatan sosial dan entrepreneurship, diantaranya pegiat Rumah Belajar FIM regional Bogor, Relawan Gempa Sumatera Barat September pada 2009 oleh Palang Merah Indonesia (PMI), Relawan Erupsi Merapi pada Januari 2011 dalam IPB Goes to Field, serta bisnis pembenihan dan pembesaran ikan nila merah pada tahun 2011. Penulis merupakan alumni sekaligus peserta terbaik dalam pelatihan Forum Indonesia Muda (FIM) angkatan 10 dan berkesempatan untuk mengikuti studi banding bisnis dalam Echelon 2011 StartupBussiness ConferenceSingapore pada tahun 2011.

Penulis pernah menjadi trainer dalam Course of Public Speaking and English Communication Skills yang diadakan oleh Ikatan Pelajar Mahasiswa Minang (IPMM) tahun 2011 dan Upgrading BEM FPIK “Ekspansi Biru” pada tahun yang sama. Penulis menerbitkan tulisan di Majalah Komunitas edisi Maret

2011 dan Tim Penulis Buku “Insan Mutiara Emas” pada tahun 2012. Penulis

melaksanakan Kuliah Kerja Profesi (KKP) di Desa Giri Tirta, Kelurahan Pejawaran Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2011.

ABSTRACT

ARINA ZULIANY. Wife’s Role in Managing Family Resources and Subjective Well- Being Among Matrilineal Fishermen Families. Supervised by ISTIQLALIYAH MUFLIKHATI.

Wife’s role in managing family resources determined as her bargaining position in planning, controlling, actuating, and managing family resources. Matrilineal system creates a typical role of women because of it’s maternal areships. This study intended to analyze the effect of wife’s role in managing family resources to fishermen family’s subjective well-being. This study was placed in Batang Arau Village, Padang Selatan Sub-District, Padang Municipality, West Sumatra, from February to March 2012. There were 60 fishermen families involved in this study, both 30 owner fishermen and 30 laborer fishermen from Minangkabau ethnics chosen by using snowball method. Data collection was held with guidance of questionnaire, then was analyzed with descriptive statistics, independent sample t-test, paired sample t-test, and multiple linear regression test. The result showed that difference between perceived norms and practice on implementing matrilineal system was detected among fishermen families (p<0,05). Fishermen families were in a high level of wife’s role. Subjective well-being of fishermen’s wife was also in a high category. The were no difference of owner fishermen and laborer fishermen’s subjective well-being (p>0,05). Subjective well-being was affected by family size and wife’s contribution in family income.

Keywords: matrilineal, subjective well-being, wife’s contribution, wife’s role. ABSTRAK

ARINA ZULIANY. Peran Istri dalam Pengelolaan Sumberdaya Keluarga dan Kesejahteraan Subyektif Keluarga Nelayan pada Sistem Matrilineal. Dibimbing oleh ISTIQLALIYAH MUFLIKHATI.

Peran istri dalam pengelolaan sumberdaya keluarga adalah posisi tawar yang dimiliki oleh istri karena keterlibatannya dalam merencanakan, mengatur, melaksanakan, dan mengelola sumberdaya keluarga. Sistem matrilineal menciptakan peran yang khas pada perempuan karena sistem ini menganut garis keturunan ibu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh peran istri dalam mengelola sumberdaya keluarga terhadap kesejahteraan subyektif yang dirasakannya. Penelitian dilakukan di Kelurahan Batang Arau, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, Sumatera Barat, pada bulan Februari hingga Maret 2012. Penelitian ini melibatkan 30 nelayan pemilik dan 30 nelayan buruh bersuku bangsa Minangkabau yang dipilih secara snowball. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner, kemudian diolah dengan analisis deskriptif, uji beda, dan uji regresi linear. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan sistem matrilineal dalam keluarga nelayan yang diteliti menunjukkan adanya kesenjangan antara persepsi dan praktik pelaksanaannya (p<0,05). Istri nelayan memiliki peran yang tinggi dalam mengelola sumberdaya materi keluarga. Kesejahteraan subyektif pada istri nelayan juga terkategori tinggi. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kesejahteraan subyektif istri nelayan pemilik dan nelayan buruh (p>0,05). Kesejahteraan subyektif dipengaruhi oleh besar keluarga dan kontribusi istri terhadap pendapatan.

RINGKASAN

ARINA ZULIANY. Peran Istri dalam Pengelolaan Sumberdaya Keluarga dan Kesejahteraan Subyektif Keluarga Nelayan pada Sistem Matrilineal. Dibimbing oleh ISTIQLALIYAH MUFLIKHATI.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran istri dalam pengelolaan sumberdaya keluarga dan mengukur tingkat kesejahteraan subyektif istri nelayan pemilik dan buruh serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Tujuan khususnya adalah: (1) mengidentifikasi penerapan sistem matrilineal pada keluarga nelayan, (2) menghitung tingkat kontribusi ekonomi istri nelayan pemilik dan buruh, (3) menjelaskan peran istri dalam pengelolaan sumberdaya keluarga, (4) mengidentifikasi hubungan antara karakteristik keluarga dengan tingkat kontribusi ekonomi istri dan peran istri dalam pengelolaan sumberdaya keluarga, (5) mengukur tingkat kesejahteraan subyektif istri nelayan pemilik dan buruh serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Desain penelitian ini adalah cross sectional study dengan metode survei. Penelitian dilakukan di Kelurahan Batang Arau, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, Sumatera Barat. Penentuan lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive). Pengambilan data dilakukan dari bulan Februari sampai Maret 2012. Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga nelayan di wilayah Kelurahan Batang Arau, Sumatera Barat. Keluarga nelayan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: (1) kelompok nelayan pemilik dan (2) kelompok nelayan buruh. Responden dalam penelitian ini adalah istri nelayan. Pemilihan contoh menggunakan teknik nonprobability sampling secara snowball dan diambil sebanyak 60 keluarga yang terdiri dari 30 keluarga nelayan pemilik dan 30 keluarga nelayan buruh.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian berupa data primer dan sekunder. Data primer meliputi karakteristik istri, keluarga, lingkungan, kontribusi istri terhadap pendapatan keluarga, penerapan sistem matrilineal dalam keluarga, tingkat peran istri terhadap sumberdaya keluarga, dan tingkat kesejahteraan subyektif yang dirasakan oleh istri. Data yang diperoleh lalu diolah melalui proses pengeditan, pengkodean, pemasukan, pembersihan, dan analisis data. Variabel- variabel diukur berdasarkan skor dan data dianalisis dengan menggunakan analisis korelasi Pearson dan regresi linear berganda.

Seluruh contoh berasal dari Suku Minangkabau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nelayan pemilik lebih tua daripada nelayan buruh dengan proporsi terbesar usia suami dan istri berada pada rentang dewasa madya untuk nelayan pemilik dan dewasa muda untuk nelayan buruh. Pendidikan suami dan istri nelayan pemilik lebih rendah daripada nelayan buruh dengan proporsi terbesar berada pada tingkat SD untuk nelayan pemilik dan tingkat SMP untuk nelayan buruh. Berdasarkan jenis pekerjaan, lebih dari separuh istri nelayan pemilik tidak bekerja, sementara sisanya bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan pedagang. Adapun separuh dari istri nelayan buruh bekerja sebagai pembantu rumah tangga, dan sisanya bekerja sebagai pedagang, sementara kurang dari sepersepuluh istri nelayan buruh tidak bekerja. Besar keluarga nelayan pemilik dan buruh berada pada kategori sedang (5-6 orang). Berdasarkan pendapatan perkapita, proporsi terbesar nelayan pemilik dan nelayan buruh berada pada kategori hampir miskin dengan kisaran pendapatan sebesar Rp306.109,00-

lebih tinggi daripada nelayan buruh. Hampir seluruh keluarga nelayan pemilik memiliki praktik yang tinggi dalam penerapan sistem matrilineal. Terdapat perbedaan yang signifikan antara penerapan sistem matrilineal dalam keluarga nelayan pemilik dan nelayan buruh (p<0,05).

Istri nelayan pemilik berkontribusi dalam pendapatan keluarga dengan rataan sebesar 17,2 persen, sedangkan istri nelayan buruh sebesar 20,9 persen. Hasil uji beda menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kontribusi istri nelayan pemilik dan nelayan buruh dalam pendapatan keluarga.

Hampir seluruh istri nelayan (90,0%) memiliki peran yang tinggi dalam pengelolaan sumberdaya keluarganya. Indikator pengukuran peran istri dalam pengelolaan sumberdaya keluarga diantaranya diukur berdasarkan pembagian peran dalam tanggung jawab dan wewenang antara suami dan istri dalam hal peran pengelolaan keuangan, peran domestik, dan peran publik atau sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa istri berperan paling dominan dalam urusan domestik seperti dalam hal perawatan anak sehari-hari, urusan rumah tangga, dan pemeliharaan kebersihan rumah.

Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif signifikan antara pendidikan istri dengan perannya dalam mengelola sumberdaya keluarga. Jika ditinjau dari masing-masing dimensi peran istri, diketahui bahwa umur istri dan suami berhubungan positif signifikan dengan peran sosialnya. Pendidikan istri berpengaruh positif signifikan dengan peran domestiknya, dan penerapan matrilineal dalam keluarga berpengaruh signifikan terhadap peran sosialnya.

Sebanyak 83,4 persen nelayan pemilik dan nelayan buruh keduanya memiliki kesejahteraan subyektif yang tinggi. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kesejahteraan subyektif nelayan pemilik dan nelayan buruh. Hasil uji regresi linear berganda menunjukkan bahwa kesejahteraan subyektif istri nelayan dipengaruhi oleh besar keluarga dan kontribusi istri dalam pendapatan keluarga. Bertambahnya anggota keluarga akan meningkatkan skor kesejahteraan subyektif yang dirasakan oleh istri, sedangkan bertambahnya persentase kontribusi istri terhadap pendapatan keluarga akan menurunkan skor kesejahteraan subyektif yang dirasakannya.

1

PENDAHULUAN

Dokumen terkait