• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penulis dilahirkan di Jakarta, 16 Oktober 1987 sebagai putri pertama dari dua bersaudara, dengan adik Dwi Cahyo Nugroho, dari pasangan Bapak Sugiharto dan Ibu Ani Suprapti. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 07 Pagi Jakarta Timur pada tahun 1999, setelah itu memasuki SMP Negeri 103 Jakarta Timur dan lulus pada tahun 2002, lalu melanjutkan pendidikan di SMU Negeri 39 Jakarta Timur dan lulus pada tahun 2005.

Tahun 2005, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui SPMB, dengan memilih mayor Manajemen dan berhasil menyelesaikan studi pada tahun 2009. Kemudian penulis memulai pengalaman bekerja di Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan DKI Jakarta pada tahun 2009. Pada November 2010, penulis tertarik untuk mendalami bidang ilmu manajemen dengan melanjutkan kuliah S2 pada Program Studi Ilmu Manajemen, Sekolah Pascasarjana IPB.

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Organisasi merupakan sebuah tatanan sosial yang dibentuk untuk mencapai kinerja dalam rangka mendapatkan tujuan bersama (Huczynski dan Buchanan, 2007). Salah satu bentuk dari organisasi adalah organisasi publik yang bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dan tidak untuk mendapatkan keuntungan. Pemerintah merupakan salah satu dari organisasi publik (Ostrom, Tiebout dan Warren, 1961). Pemerintah pada era sekarang ini, baik pemerintah pusat, daerah maupun lokal diharapkan untuk menjadi organisasi yang akuntabel, kompetitif, transparan, ramah rakyat dan berfokus pada kinerja. Organisasi pemerintah juga ditantang untuk memenuhi harapan berbagai kelompok

stakeholders, yaitu penerima layanan, karyawan, lembaga pemberi pinjaman/hibah, masyarakat dan pembayar pajak.

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 73 Tahun 2009 tentang Tatacara Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Pemerintah Daerah adalah penyelenggara urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip negara kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pemerintah Daerah yang dimaksud adalah gubernur, bupati atau walikota dan perangkat daerah yang bertanggung jawab atas pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah (Sunarcaya, 2008).

Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, menyebutkan bahwa pemberian kewenangan Otonomi kepada Daerah Kabupaten/Kota didasarkan kepada azas desentralisasi saja dalam wujud otonomi yang luas, nyata dan bertanggungjawab. Kewenangan otonomi yang luas ini tercakup keleluasaan daerah untuk menyelenggarakan pemerintah yang meliputi kewenangan bidang pemerintah kecuali kewenangan di bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan, moneter data fiskal, agama serta kewenangan bidang lainnya yang akan ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Disamping itu, keleluasaan otonomi mencakup pula kewenangan yang utuh dan bulat dalam penyelenggaraan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan evaluasi.

Pemberian wewenang pemerintahan ini membawa konsekuensi penambahan tugas kepada daerah. Untuk melaksanakan semua tugas itu, maka faktor sumber daya manusia (SDM) dalam hal ini pegawai negeri sipil (PNS) ini menjadi kunci keberhasilannya. Stoner (1996) menyatakan bahwa, bagaimana sebuah organisasi akan mampu melaksanakan tanggungjawabnya akan banyak tergantung pada orang-orang yang mengelolanya.

Kepuasan kerja PNS merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk mendapatkan kinerja yang optimal. Organisasi-organisasi dengan karyawan yang lebih terpuaskan cenderung lebih efektif dibandingkan organisasi-organisasi dengan karyawan yang kurang terpuaskan (Robbins, 2003). Ketika seseorang merasakan kepuasan dalam bekerja, maka pekerjaan akan dilakukan dengan

semangat dan bertanggungjawab. Dengan demikian hasil kerja PNS akan meningkat secara optimal. Tetapi pada kenyataannya, menurut Fallah (2003) dalam Marjono (2011), kepuasan kerja PNS di Indonesia secara menyeluruh belum mencapai tingkat maksimal.

Selain kepuasan kerja, faktor lain yang mempengaruhi kinerja adalah peran kepemimpinan. Pada sebuah organisasi pemerintahan, kesuksesan atau kegagalan dalam pelaksanaan tugas dan penyelenggaraan pemerintahan, dipengaruhi oleh kepemimpinan dan didukung oleh kapasitas organisasi pemerintahan yang memadai. Oleh karena itu, penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik (Good Governance) akan terwujud, sebaliknya kelemahan kepemimpinan merupakan salah satu penyebab keruntuhan kinerja birokrasi (Istianto, 2009).

Untuk melaksanakan otonomi daerah, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan DKI Jakarta (Diskominfomas DKI Jakarta) secara spesifik menekankan salah satunya pada aspek manajemen sumber daya manusia (MSDM). Dalam mengemban tugas, Diskominfomas DKI Jakarta membutuhkan dukungan pegawai yang kapabel serta kredibel untuk meningkatkan kinerja dalam pelayanan terhadap masyarakat. Di mana jumlah populasi dalam Diskominfomas DKI Jakarta sebanyak 179 orang PNS. Pemilihan objek ini relevan dengan konstruk-konstruk dan kondisi permasalahan praktis menyangkut kepuasan kerja dan peran kepemimpinan.

Berdasarkan observasi awal, secara umum yang menjadi permasalahan untuk saat ini adalah pegawai dalam bekerja cenderung bersifat rutinitas, pola kerja pegawai masih berorientasi sekedar untuk asal terlihat bekerja atau jika diperintah, bahkan banyak pegawai sering terlambat masuk kerja dan pulang lebih cepat atau sering tidak masuk kantor dengan alasan yang kurang dapat dipertanggungjawabkan. Pegawai kurang termotivasi, setidaknya untuk datang bekerja. Hal ini diantaranya mencerminkan bahwa pegawai mengalami ketidakpuasan dalam bekerja.

Di sisi lain, dalam hal kepemimpinan ditemukan gejala disharmonisasi antara atasan dengan bawahan dan kurangnya koordinasi antara atasan dengan bawahan. Kadangkala atasan bertindak sendiri tanpa melibatkan bawahan dan kadangkala bawahan tidak koordinasi dengan atasan, ketidaksinkronan kebijakan antara atasan dengan bawahan dalam satu unit kerja dan problem lainya. Permasalahan tersebut disebabkan karena kurangnya pengarahan dari pimpinan mengenai mekanisme kerja yang efektif, sehingga pegawai cenderung melaksanakan pekerjaan sesuai persepsinya sendiri.

Berdasarkan uraian di atas, nampak bagaimana pentingnya kepuasan kerja dan peran kepemimpinan dapat mempengaruhi kinerja dalam meningkatkan kinerja pegawai.

Perumusan Masalah

Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi peran kepuasan kerja dan kepemimpinan terhadap kinerja PNS di Diskominfomas DKI Jakarta. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh kepuasan kerja dan peran kepemimpinan terhadap kinerja PNS di Diskominfomas DKI Jakarta ?

2. Indikator apa yang dominan mencerminkan kepuasan kerja, peran kepemimpinan dan kinerja PNS di Diskominfomas DKI Jakarta ?

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Menganalisis pengaruh kepuasan kerja dan peran kepemimpinan terhadap kinerja PNS di Diskominfomas DKI Jakarta.

2. Menganalisis indikator-indikator yang dominan mencerminkan kepuasan kerja, peran kepemimpinan dan kinerja PNS di Diskominfomas DKI Jakarta.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi unit kerja, hasil penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran dan rekomendasi bagi pimpinan dan seluruh jajaran khususnya di lingkungan Diskominfomas DKI Jakarta dalam menentukan kebijaksanaan dan mengambil keputusan untuk meningkatkan kinerja pegawai.

2. Bagi masyarakat ilmiah, dapat digunakan sebagai informasi, baik sebagai bahan pertimbangan, perbandingan serta bahan bacaan oleh peneliti lain yang ingin mengkaji pengaruh peran kepuasan kerja dan kepemimpinan terhadap kinerja pegawai.

Ruang Lingkup Penelitian

Terdapat beberapa variabel yang mempengaruhi kinerja pegawai dalam kaitannya dengan kinerja PNS. Namun, penelitian ini hanya memfokuskan pada variabel kepuasan kerja dan peran kepemimpinan. Mengingat kendala waktu dan luasnya cakupan masalah mengenai kepuasan kerja dan peran kepemimpinan terhadap kinerja PNS, maka untuk menyederhanakan pembahasan, penelitian ini hanya dibatasi pada PNS yang bekerja di Diskominfomas yang berada di Balaikota DKI Jakarta.

2

PENGARUH LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG

Dokumen terkait