• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 1 April 1975 di Jambi dari Ayah yang bernama (Alm) Djuras Suhid dan Ibu Rochma. Penulis merupakan anak ke-3 dari 6 bersaudara.

Pada tahun 1984 penulis lulus SDN 42 Jambi. Kemudian penulis melanjutkan studi di SMPN 7 Jambi, lulus tahun 1990. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan studi di SMAN 4 Jambi, lulus tahun 1993. Pada tahun 1993 penulis melanjutkan studi strata satu di Fakultas Pertanian Universitas Jambi pada Program Studi Penyuluhan Pertanian, dan lulus pada Agustus 1998. Penulis diterima menjadi Staf pengajar tetap di Fakultas Pertanian Universitas Jambi Program Studi Penyuluhan Pertanian bulan Maret 1999 sampai sekarang. Pada bulan Januari 2002 penulis menikah dengan Syamsul Rizal.

Pada tahun 2005, penulis mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan Pascasarjana (S2) pada Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan sekolah Pascasarjana IPB. Beasiswa pendidikan penulis dapatkan dari Departemen Pendidikan Tinggi melalui Program Bantuan Pendidikan Pascasarjana (BPPS).

iv DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Masalah Penelitian... 3 Tujuan Penelitian... 4 Kegunaan Penelitian... 5 Definisi Istilah... 6 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Kemandirian... 7 Pembudidaya Ikan di Kolam ... 10 Karakteristik Pembudidaya Ikan Patin... 11 Faktor Internal... 11 Umur ... 11 Motivasi... 12 Pengalaman Usaha ... 12 Pendidikan Formal ... 13 Tanggungan Keluarga ... 14 Tingkat Kekosmopolitan ... 15 Faktor Eksternal ... 15 Tenaga Kerja ... 16 Akses Kredit... 17 Teknik Budidaya yang Perlu Dikuasai Pembudidaya

Dalam Budidaya Ikan Patin

Lingkungan Pembesaran Ikan Patin... 18 Rawa ... 18 Rawa Pasang Surut ... 18 Rawa Nonpasang Surut... 19 Usaha Budidaya Ikan Patin di Kolam Pembesaran... 19 Tahap Persiapan Kolam ... 20 Penebaran Benih ... 22 Pemberian Pakan... 23 Panen... 23 Pengolahan Hasil ... 24 Modal ... 25 Pemasaran Hasil... 25 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Budidaya

Ikan Patin ... 26 Produksi ... 27 Pendapatan ... 28 Hubungan Kemandirian Pembudidaya Berdasarkan Karakteristik

v Umur dengan Kemandirian... 29 Motivasi dengan Kemandirian ... 29 Pengalaman Usaha dengan Kemandirian... 30 Pendidikan Formal dengan Kemandirian... 30 Tanggungan Keluarga dengan Kemandirian... 31 Tingkat Kekosmopolitan dengan Kemandirian ... 31 Tenaga Kerja dengan Kemandirian... 32 Akses Kredit dengan Kemandirian ... 32 Kemandirian dengan Pendapatan... 33 KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

Kerangka Berpikir... 34 Hipotesis ... 34

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel ... 36 Desain Penelitian ... 36 Data dan Instrumen ... 36 Data ... 36 Instrumen ... 39 Validitas Instrumen ... 39 Reliabilitas Instrumen ... 40 Pengumpulan Data ... 41 Pengolahan Data ... 41 Analisis Data ... 42 HASIL PEMBAHASAN

Keadaan Umum Lokasi Penelitian... 45 Mendayagunakan Lahan Gambut ... 46 Keragaan Budidaya Ikan Patin di Lahan Gambut... 47 Persiapan Kolam Pembesaran... 48 Pengairan... 49 Seleksi dan Penebaran Benih ... 49 Pengelolaan Pakan ... 50 Pengamatan Kesehatan dan Pertumbuhan ... 51 Pengendalian Hama dan Penyakit... 52 Pemanenan dan Pengemasan ... 52 Pengolahan Hasil ... 53 Pengelolaan Modal... 54 Pemasaran ... 54 Saluran Pemasaran ... 55 Karakteristik Pembudidaya Ikan Patin di Desa Tangkit Baru ... 56 Umur Pembudidaya Ikan Patin ... 58 Motivasi Pembudidaya Ikan Patin ... 59 Pengalaman Usaha Pembudidaya Ikan Patin ... 60 Pendidikan Formal Pembudidaya Ikan Patin ... 61 Tanggungan Keluarga Pembudidaya Ikan Patin... 62 Tingkat Kekosmopolitan Pembudidaya Ikan Patin... 63

vi Jumlah Tenaga Kerja Pembudidaya Ikan Patin ... 64 Akses Kredit Pembudidaya Ikan Patin ... 65 Tingkat Kemandirian Pembudidaya Ikan Patin ... 66 Kemandirian Pembudidaya dalam Usaha Budidaya

Ikan Patin di Lahan Gambut ... 67 Tingkat Kemandirian dalam Pengelolaan Modal ... 69 Tingkat Kemandirian dalam Proses Produksi... 70 Tingkat Kemandirian dalam Proses Pemasaran Hasil ... 71 Dampak Kemandirian Pembudidaya Ikan Patin

Terhadap Pendapatan ... 72 Hubungan Karakteristik Pembudidaya Ikan Patin

di Lahan Gambut dengan Kemandirian ... 73 KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ... 77 Saran ... 77 DAFTAR PUSTAKA ... 79

vii DAFTAR TABEL

Halaman 1. Variabel, Indikator, dan Cara Pengukuran dalam Penenlitian ... 43 2. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik ... 57 3. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kemandirian dalam

Budidaya Ikan Patin di Lahan Gambut ... 68 4. Hubungan Karakteristik Pembudidaya Ikan Patin dengan

viii DAFTAR GAMBAR

Halaman 1. Kegiatan Budidaya Ikan... 10 2. Alur Proses Produksi Budidaya Ikan Patin di Kolam

Pembesaran ... 20 3. Tahap Persiapan Kolam ... 20 4. Kemandirian Pembudidaya Ikan Patin... 35

ix DAFTAR LAMPIRAN

1. Peta Kabupaten Muaro Jambi ... 83 2. Koesiner Penelitian ... 84

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kemampuan pembudidaya mengakomodasikan sifat-sifat baik manusia saat ini sangat diperlukan, untuk ditampilkan di dalam sikap dan perilaku yang tepat berdasarkan situasi dan kondisi yang dihadapi oleh seorang individu, yaitu kemandirian pembudidaya. Hanya pembudidaya yang memiliki kemampuan untuk meraih berbagai peluang dan kesempatan berusaha secara mandirilah yang mampu bersaing dan bertahan dalam mengusahakan pembudidayaan secara menguntungkan.

Kemandirian pembudidaya ikan patin di Desa Tangkit Baru tidak terlepas dari keinginan untuk hidup lebih baik dengan pendapatan yang semakin meningkat. Masyarakat dikatakan mandiri apabila telah dapat menolong dirinya sendiri dalam mengidentifikasi masalah dan mencari jalan keluar penyelesaiannya, dengan kata lain masyarakat yang mandiri. Pembudidaya ikan patin dapat dikatakan berhasil apabila bisa merangsang munculnya kemandirian, yaitu kemandirian dalam usaha budidaya ikan patin.

Pada dasarnya orang mau berperanserta dalam kegiatan bilamana dia akan memperoleh manfaat atau kepuasan. Motifnya adalah adanya kepuasan yang akan diperoleh dari kegiatan tersebut baik ekonomi maupun non ekonomi. Motif ini menjadi pendorong kuat, dan individu mengetahui dengan benar makna kegiatan tersebut, programnya, tujuan, langkah, prosesnya dan lain-lain dipahami betul.

Kemandirian (self reliance) adalah suatu konsep yang sering dihubungkan dengan pembangunan. Dalam konsep ini program-program pembangunan dirancang secara sistematis agar individu maupun masyarakat menjadi subjek dari pembangunan.

Dalam konteks pembangunan sikap mandiri harus dijadikan tolok ukur keberhasilan, yakni rakyat atau masyarakat menjadi lebih mandiri (bebas) atau malah semakin bergantung. Misalnya apakah pembudidaya ikan patin lebih bebas dalam melakukan usaha budidaya.

Program pembangunan yang dibuat pemerintah haruslah lebih diarahkan kepada rakyat, namun bukan berarti membiarkannya berjalan dengan sendirinya.

Tujuan pembangunan adalah masyarakat yang berkeadilan, terbebaskan, dan demokratis. Program pemerintah pada sektor budidaya perikanan haruslah dapat memberdayakan masyarakat sekitarnya. Hal ini dapat dilihat dari kebijakan- kebijakan yang ditempuh (Suyono. 2006).

Kebijakan yang ditempuh dalam upaya memanfaatkan potensi yang ada secara optimal adalah mengembangkan sentra kawasan produksi. Desa Tangkit Baru merupakan salah satu sentra kawasan produksi perikanan budidaya air tawar Provinsi Jambi dengan komoditas unggulan ikan patin jenis siam. Areal budidaya perikanan di Desa ini merupakan lahan gambut.

Gambut terjadi pada areal yang tergenang atau sering tergenang air. Akibatnya pada lapisan gambut tadi tertumpuk bahan-bahan berbagai unsur kimia. Lahan gambut di Desa Tangkit Baru mempunyai pH sangat rendah yaitu (3.0 – 4.5) membuat unsur-unsur kimia tersebut menjadi racun bagi tanaman. Ditambah air yang terus menggenangi lahan membuat areal gambut sulit dimanfaatkan untuk pertanian tanpa campur tangan manusia (Trubus. 1995).

Optimasi penggunaan lahan gambut di Desa Tangkit Baru saat ini telah berkembang kolam ikan sebanyak 559 kolam ( ± 18 ha atau 10% dari potensi yang ada) yang dikelola oleh 230 kepala keluarga. Tingkat produksi yang dicapai saat ini adalah 1 – 2 ton/kolam/musim tanam untuk luas kolam antara 200 – 400 m²/ kolam, sehingga kawasan ini setiap harinya rata-rata dapat diproduksi ikan patin sebanyak 4 - 5 ton. Saat ini kebutuhan ikan patin di pasaran Provinsi Jambi setiap harinya sebesar 5 ton.

Dengan tingkat produksi yang dicapai, telah menimbulkan animo masyarakat yang sangat tinggi untuk berusaha di bidang budidaya kolam. Ketertarikan pembudidaya dalam usaha budidaya ikan patin dapat dilihat dengan perkembangan areal yang semakin meningkat setiap tahunnya.

Kejadian di atas merupakan tantangan dan sekaligus peluang bagi pengembangan sektor perikanan agar tetap berjalan. Sebagai tantangan, pembudidaya dituntut kemauan dan kemampuannya dalam memanfaatkan berbagai potensi yang dimilikinya agar dapat meraih peluang dan keuntungan pada kondisi tersebut.

Bila kita lihat dari visi pembangunan kelautan dan perikanan yakni pembangunan kelautan dan perikanan adalah terwujudnya masyarakat nelayan/pembudidaya yang makin sejahtera. Misi pembagunan kelautan dan perikanan adalah meningkatkan pengelolaan sumber daya kelautan secara optimal dan merata, meningkatkan sumber daya manusia, nelayan dan pembudidaya ikan, serta menjaga kelestarian sumber daya kelautan dan perikanan (www.dkp.go.id.com).

Sektor perikanan sebagai salah satu sektor yang menopang pertumbuhan ekonomi diharapkan mampu berkembang, sehingga dapat meningkatkan laju kontribusinya terhadap ekonomi nasional. Dengan tantangan tersebut, termasuk untuk mengatasi krisis moneter yang berkepanjangan dan peningkatan kesejahteraan rakyat, pertumbuhan sektor perikanan perlu mendapat perhatian dalam meningkatkan ekonomi masyarakat.

Kemandirian pembudidaya ikan patin dalam hal ini adalah kemampuan mereka memanfaatkan potensi dirinya sendiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan mampu bekerjasama dengan orang lain. Kemandirian pembudidaya ikan patin dalam mengelola usahanya dapat dicirikan oleh kemampuan mereka menguasai beberapa aspek agribisnis usahanya dan kebebasan mereka untuk menentukan pilihan dalam mengelola usahanya, sehingga mereka memperoleh keuntungan atas hasil kerja kerasnya. Aspek-aspek tersebut adalah: (1) permodalan dan keuangan, (2) produksi (persiapan kolam pembesaran, pengairan, seleksi dan penebaran benih, pengelolaan pakan, pengamatan kesehatan dan pertumbuhan, pengendalian hama dan penyakit, pemanenan dan pengemasan, dan pengolahan hasil), dan (3) pemasaran.

Untuk melihat kemandirian dari pembudidaya ikan patin di Desa Tangkit Baru dapat dilihat dari umur, motivasi, pengalaman usaha, tingkat pendidikan, tanggungan keluarga, kekosmopolitan, tenaga kerja, dan akses kredit. Peneliti dapat mengubah peubah-peubah kemandirian dan bagaimana kemandirian ini dapat berkembang pada diri pembudidaya.

Masalah Penelitian

Kemandirian pembudidaya merupakan sikap positif dari pembudidaya agar mereka tidak terlalu bergantung pada orang lain atau masyarakat lain. Kemandirian perwujudan kemampuan seseorang untuk memanfaatkan potensi dirinya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, dicirikan oleh kemampuan dan kebebasan menentukan perilaku yang terbaik.

Keberhasilan dalam mengelola budidaya ikan patin, tidak hanya tergantung pada keterampilan pembudidaya, tetapi juga aspek permodalan atau keuangan dan pemasaran memegang peranan sangat penting. Dalam hal ini pembudidaya ikan patin, masih memiliki keterbatasan untuk menguasainya. Oleh karenanya, perlu diupayakan agar mereka menjadi pembudidaya yang tangguh dan mandiri dalam mengelola budidaya ikan patin.

Berdasarkan hal di atas, maka permasalahan yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(1) Apa yang dilakukan pembudidaya ikan patin di kolam lahan gambut ?

(2) Faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kemandirian pembudidaya ikan patin dalam mengelola usaha budidayanya ?

(3) Bagaimana langkah-langkah atau upaya untuk menjamin keberlanjutan atau kemandirian pembudidaya dalam mengelola usaha budidaya ikan patin ?

Tujuan Penelitian

Kemandirian pembudidaya ikan patin dapat dilihat dari pencapaian keberhasilan dalam usaha budidaya yang akan berdampak langsung pada hasil budidaya yang diperoleh per masa tanam, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

(1) Mengidentifikasi keragaan pengelolaan budidaya ikan patin yang dilakukan oleh pembudidaya ikan patin di kolam lahan gambut.

(2) Menganalisis kemandirian pembudidaya ikan patin di lahan gambut dalam mengelola usaha budidayanya, yang meliputi aspek modal/keungan, produksi, dan pemasaran.

(3) Mengkaji hubungan antara kemandirian pembudidaya dengan karakteristik pembudidaya ikan patin di kolam lahan gambut.

Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi lembaga terkait, khususnya di Pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi dalam merumuskan program pembangunan pada bidang perikanan darat. Penelitian ini juga dapat berguna bagi pihak lain yang membutuhkan data dan masalah lain yang berkaitan dengan budidaya ikan patin di lahan kolam gambut.

Selain pemerintah dan pihak yang membutuhkan, pihak lain yang cukup penting untuk memperoleh nilai guna penelitian ini adalah masyarakat, khususnya pembudidaya ikan patin. Pembudidaya dapat memperoleh informasi mengenai kemandirian dalam usaha budidaya ikan patin di kolam lahan gambut yang mempengaruhi keberhasilan dalam budidaya ikan patin.

Saat ini pemerintah telah mencanangkan budidaya ikan patin yang dikembangkan dengan sistem keramba pada aliran Sungai Batanghari, hal ini membuktikan bahwa budidaya ikan patin mempunyai prospek cerah dalam meningkatkan perekonomian masyarakat sehingga memberi peluang kepada pembudidaya untuk meningkatkan kemampuan dalam usaha budidaya agar mencapai keberhasilan yang diinginkan. Penelitian ini mengarahkan perhatian utama terhadap pembudidaya sebagai pelaku usaha budidaya ikan patin, sehingga diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih akurat mengenai faktor-faktor yang mendukung keberhasilan budidaya ikan patin di kolam pada lahan gambut.

Secara khusus penelitian ini dapat berguna untuk :

(1) Lembaga terkait antara lain: Balai Benih Air Tawar Sei. Gelam Kab. Muaro Jambi, Dinas Perikanan Pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi, dan Instansi terkait lainnya sehubungan dengan upaya mendorong/mengembangkan usaha budidaya ikan patin.

(2) Sebagai referensi bagi kalangan yang berminat memperoleh kajian tentang kemandirian pembudidaya ikan patin dalam mengelola usahanya.

(3) Peneliti sebagai sarana pembelajaran tentang kemandirian dalam melakukan usaha budidaya ikan patin di kolam lahan gambut dalam menempuh pendidikan di Program Studi Penyuluhan Pembangunan.

Definisi Istilah

Penelitian diarahkan untuk menjelaskan kemandirian pembudidaya ikan patin sebagai peubah bebas dan terikat. Definisi istilah diperlukan untuk memberikan batasan konsep terhadap lingkup peubah yang akan diteliti.

Adapun definisi istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

(1) Kemandirian pembudidaya ikan patin adalah kemampuan seseorang untuk memanfaatkan potensi dirinya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, yang dicirikan oleh kemampuan dan kebebasan menentukan perilaku yang terbaik. Atau dapat juga diartikan keberadaan individu atau kelompok dalam melangsungkan kehidupan yang serasi dan berkelanjutan dengan kemampuan sendiri.

(2) Pembudidaya diartikan sebagai orang-orang yang melakukan pekerjaan pemeliharaan ikan di kolam.

(3) Faktor internal disebut faktor murni atau faktor sebenarnya, yang berasal dari dalam diri pembudidaya, misalnya keinginan untuk mendapatkan keterampilan tentang budidaya ikan patin, memperoleh informasi-informasi pemahaman, mengembangkan sikap untuk berhasil, menikmati kehidupan, secara sadar memberikan sumbangan kepada kelompok, dan lain-lain. (4) Faktor eksternal adalah faktor-faktor di luar usaha budidaya ikan patin yang

berpengaruh terhadap berhasilnya usaha budidaya ikan patin.

(5) Ikan patin (Pangasius-pangasius) adalah salah satu jenis ikan air tawar, ikan ini memiliki daging berwana putih atau kekuningan dapat hidup di air mengalir atau tidak. Memiliki ukuran tubuh yang besar dan merupakan salah satu ikan yang dapat hidup di perairan yang memiliki pH rendah.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Kemandirian

Kemandirian adalah hakikat dari kemerdekaan, yaitu setiap bangsa dapat menentukan nasibnya sendiri dan menentukan sesuatu yang terbaik bagi dirinya. Kemandirian adalah aspek penting dalam falsafah pembangunan (Kartasasmita. 1996). Kartasasmita mengemukakan bahwa kemandirian sesungguhnya mencerminkan sikap seseorang atau suatu bangsa mengenali dirinya, masyarakatnya, serta semangat dalam menghadapi tantangan-tantangan, kemandiriannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, yang dicirikan oleh kemampuan dan kebebasan menentukan perilaku terbaik.

Menurut Padmowiharjo (1994), kemandirian meliputi kemandirian material, kemandirian intelektual dan kemandirian pembinaan. Kemandirian material, memiliki kapasitas untuk memanfaatkan secara optimal potensi sumber daya alam yang mereka miliki sendiri tanpa harus menunggu bantuan orang lain atau tergantung dari luar. Kemandirian intelektual, memiliki kapasitas untuk mengkritisi dan mengemukakan pendapat tanpa dibayangi rasa takut atau tekanan pihak lain. Kemandirian pembinaan, yaitu individu memiliki kapasitas untuk mengembangkan dirinya sendiri melalui proses pembelajaran discovery learning tanpa harus tergantung atau menunggu sampai adanya pembinaan atau agen pembaharuan dari luar sebagai guru mereka.

Petani yang mandiri menurut Sumardjo (1999: 192) berarti mampu mengambil keputusan dalam kegiatan usahataninya secara cepat, tepat, tanpa harus bergantung atau tersubordinat oleh pihak lain, mampu beradaptasi secara optimal dan inovatif terhadap berbagai perubahan lingkungan fisik dan sosialnya, serta mampu bekerjasama dengan pihak lain dalam situasi yang saling menguntungkan sehingga terjadi kesaling tergantungan (interdependencies) dan bukan ketergantungan.

Slamet (1995) berpendapat bahwa untuk menumbuhkan dan membina kemandirian, petani perlu diarahkan agar dengan kekuatan dan kemampuannya berupaya untuk bekerjasama dalam mencapai segala yang dibutuhkan dan diinginkan. Kemandirian tidak berarti anti terhadap kerjasama atau menolak saling keterkaitan dan saling ketergantungan. Kemandirian justru menekankan perlunya kerjasama disertai tumbuh dan berkembangnya: aspirasi, kreativitas,

keberanian menghadapi resiko, dan prakarsa seseorang bertindak atas dasar kekuatan sendiri dalam kebersamaan. Aspirasi adalah dinamika untuk mencapai sesuatu dengan kerja keras atau ulet. Kreativitas adalah kecepatan menemukan pemecahan baru terhadap masalah-masalah yang dihadapinya. Berani menghadapi resiko adalah ciri petani yang rasional, dengan ditandai oleh sifat inovatif yang senantiasa mencari peluang untuk mneingkatkan kehidupannya dan memiliki kemampuan mengantisipasi masa depannya. Adapun prakarsa untuk bertindak adalah inisiatif untuk memulai suatu kegiatan ke arah tercapainya tujuan.

Petani atau pembudidaya yang mandiri juga dicirikan oleh perilakunya yang efisien dan berdaya saing tinggi. Berperilaku efisien berarti berpikir dan bertindak disertai sikap positif dalam menggunakan sarana secara tepat guna atau berdaya guna. Perilaku berdaya saing tinggi artinya dalam berpikir dan bertindak senantiasa disertai sikap berkarya dalam hidup yang berorientasi pada mutu dan kepuasan konsumen atas produk atau jasa yang dihasilkan (Sumardjo. 1999).

Havighurst (1972) menambahkan bahwa kemandirian terdiri atas beberapa aspek, yaitu:

(1) Emosi, aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan mengontrol emosi dan tidak tergantungnya kebutuhan emosi dari orang tua (orang lain).

(2) Ekonomi, aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan mengatur ekonomi dan tidak tergantungnya kebutuhan ekonomi pada orang tua (orang lain). (3) Intelektual, aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan untuk mengatasi

berbagai masalah yang dihadapi.

(4) Sosial, aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan untuk mengadakan interaksi dengan orang lain dan tidak tergantung atau menunggu aksi dari orang lain.

Menurut Asosiasi Psikologi Amerika (American Psychological Association), di acu dari Agussabti (2002), bahwa salah satu dari empat kebutuhan psikologis terpenting yang membuat manusia bahagia adalah autonomy atau kemandirian, yaitu rasa bahwa yang dikerjakan adalah pilihan dan diperjuangkan oleh diri sendiri. Apabila dikaitkan dengan kemandirian pembudidaya ikan patin bahwa suksesnya usaha budidaya ikan patin tidak mungkin dicapai dengan baik tanpa kemandirian pembudidaya dalam usahanya.

Menumbuhkan dan membina kemandirian petani perlu diarahkan agar dengan kekuatan dan kemampuannya berupaya untuk bekerjasama mencapai segala yang dibutuhkan dan diinginkannya. Kemandirian tidak berarti anti terhadap kerjasama atau menolak saling keterkaitan dan saling ketergantungan. Kemandirian justru menekankan perlunya kerjasama yang disertai tumbuh dan berkembangnya: (1) aspirasi, (2) kreativitas, (3) keberanian menghadapi resiko, dan (4) prakarsa seseorang bertindak atas dasar kekuatan sendiri dalam kebersamaan (Slamet. 2000).

Berdasarkan kajian secara deduktif, Inkeles dan Smith ( Sumardjo. 1999), ciri-ciri kemandirian petani (farmer autonomy) yang selanjutnya diacu dalam penelitan ini adalah sebagai berikut: (1) Petani mandiri mempunyai percaya diri dan mampu memutuskan atau mengambil suatu tindakan yang dinilai paling menguntungkan (efficient) secara cepat dan tepat dalam mengelola usahanya di bidang pertanian tanpa tergantung atau tersubordinasi oleh pihak lain, baik itu berupa perintah, ancaman, petunjuk atau anjuran (self dependence); (2) Senantiasa mengembangkan kesadaran diri dan kebutuhan akan pentingnya memperbaiki diri dan kehidupannya, serta punya inisiatif dan kemauan keras untuk mewujudkan harapan (optimistik dan daya juang); (3) Mampu bekerjasama dengan pihak lain dalam kedudukan setara hingga terjadi kesaling tergantungan dalam situasi saling menguntungkan dalam suatu kemitraan usaha yang berkelanjutan (interdependence); (4) Mempunyai daya saing yang tinggi dalam menetapkan pilihan tindakan terbaik bagi alternatif usaha yang ditempuh dalam kehidupannya (filter system); (5) Senantiasa berusaha memperbaiki kehidupannya (hidup modern) melalui berbagai upaya memperluas wawasan berpikir dan pengetahuan, sikap dan keterampilannya (kosmopolit), sehingga berespon secara positif terhadap perubahan situasi (dinamis) dan berusaha secara sadar mengatasi permasalahan dengan prosedur yang dinilai paling tepat (progresif) (Soebiyanto. 1998).

Pada dasarnya kemandirian pembudidaya ikan patin sangat dipengaruhi oleh kemampuan pembudidaya dalam melakukan budidaya antara lain: (1) permodalan; (2) produksi (persiapan kolam pembesaran, pengairan, seleksi dan penebaran benih, pengelolaan pakan, pengamatan kesehatan dan pertumbuhan,

pengendalian hama dan penyakit, pemanenan dan pengemasan, dan pengolahan hasil); dan (3) pemasaran

Pembudidayaan Ikan di Kolam

Budidaya ikan sebenarnya sudah lama dikenal banyak orang namun metode yang digunakan masih bersifat tradisional dan sederhana. Untuk meningkatkan produksi ikan perlulah kiranya dilakukan pengembangan di bidang metode budidaya ikan. Yang dimaksud dengan budidaya ikan di sini adalah usaha manusia dengan segala tenaga dan kemampuan untuk memelihara ikan dengan cara menciptakan kondisi lingkungan alam yang cocok bagi ikan ( Afrianto dan Liviawati. 2003). Secara ringkas kegiatan budidaya ini dapat digambarkan seperti terlihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Kegiatan budidaya ikan

Pada kegiatan pembudidayaan, pembudidaya diartikan sebagai orang-orang yang melakukan pekerjaan pemeliharaan ikan. Pembudidaya ikan mampu mengetahui jumlah, tempat, serta waktu ikan ditangkap sehingga pola pemanenan lebih terkontrol. Pembudidaya ikan mampu meramalkan hasil (output) yang diperoleh dari sejumlah input produksi dalam bentuk benih, pakan, teknik pemeliharaan, serta teknologi yang dipakai (Ghufran. 2005).

Makanan Metode budidaya Ikan yang di pasarkan Hasil olahan Benih Ikan

Karakteristik Pembudidaya Ikan Patin

Karakteristik pembudidaya menentukan pemahaman pembudidaya ikan patin terhadap informasi budidaya, karakteristik pembudidaya ikan patin pada penelitian ini terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Berdasarkan hal-hal di atas, maka karakteristik yang mempengaruhi kemandirian pembudidaya ikan patin guna mencapai keberhasilan budidaya ikan patin adalah: umur, motivasi, pengalaman usahatani, tingkat pendidikan formal, tanggungan keluarga, kekosmopolitan, tenaga kerja, dan akses kredit.

Faktor Internal

Menurut Djamarah (1993: 112), karakteristik internal adalah faktor-faktor yang tercakup dalam situasi belajar yang bersumber dari kebutuhan dan tujuan- tujuan pembudidaya sendiri. Faktor internal ini sering disebut faktor murni atau faktor sebenarnya, yang timbul dari dalam diri pembudidaya, misalnya keinginan untuk mendapatkan keterampilan tentang budidaya patin, memperoleh informasi-

Dokumen terkait