• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.

Langkah-langkah persiapan kolam sebelum benih ikan patin ditebar

1. Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos agar dapat menahan air dan tidak bocor 2. Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-

5% untuk memudahkan pengairan kolam

3. Kualitas air untuk pemeliharaan ikan patin harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan

minyak/limbah pabrik

4. Ukuran kolam yang dibuat minimal 100 m². Dengan kedalaman kolam

minimal 1 m 5.

Kegiatan yang dilakukan pembudidaya setelah kolam selesai dibuat, sebelum benih ikan patin dimasukan ke kolam adalah pengeringan kolam selama 1 – 2 minggu

6. Setelah pengeringan kegiatan selanjutnya adalah pengapuran pada kolam dengan cara ditebar merata di atas permukaan kolam dan pinggiran pematang

7. Jumlah kapur tohor yang ditebar di atas permukaan kolam adalah sebanyak 2 kg/100 m²

8. Setelah proses pengapuran selesai dilanjutkan dengan pemupukan dengan menggunakan pupuk organik berupa pupuk kandang atau pupuk hijau

9. Jumlah pupuk organik yang diberikan adalah 40 kg/100 m² atau sekitar 1 karung plastik.

2.

Pengairan kolam

1. Pengisian kolam dengan air pertama kali adalah sedalam 10-20 cm, dan dibiarkan menggenang selam 3-5 hari, bertujuan untuk

menumbuhkan pakan alami dan organisme air

2. Setelah proses di atas kolam diisi air lagi hingga kedalaman 50 cm dan dibiarkan selama 1 – 2 hari. Setelah itu kolam disemprot dengan pestisida

3. Pada hari ke 31 (awal bulan kedua) kedalaman air kolam ditambah lagi menjadi 1 m², terakhir air di kolam ditambah menjadi 1.5 m² setelah

3.

Seleksi dan penebaran benih ikan patin

1. Benih biasanya didapat dari BBAT Sungai Gelam

2. Ciri-ciri benih yang baik adalah ukuran benih 2 – 3 cm dan minimal berumur 15 hari sejak akhir fase larva, sehat, bebas dari hama dan penyakit serta tidak cacat

3.

Umur benih ikan patin yang akan ditebar adalah 1 bulan/ lebih 4. Waktu yang tepat benih ikan patin ditebar ke kolam adalah pada hari

ke-5 hingga ke-7 sejak pengisian air pertama

5. Saat yang tepat menebar benih pagi hari menjelang matahari terbit atau bersamaan dengan matahari terbit, alasannya karena suhu air masih rendah

6. Sebelum benih ditebar ke kolam, perlu dilakukan penyesuaian terhadap lingkungan kolam agar benih tidak mati

7. Penyesuaian terhadap lingkungan pada benih ikan sebelum dimasukan ke kolam yakni dengan cara menambahkan air kolam sedikit demi sedikit ke dalam wadah benih

8. Cara penebaran benih dikolam adalah dengan membuka dan menenggelamkan wadah di bawah permukaan kolam dan dibiarkan benih lepas serta berenang bebas di kolam

9. Padat penebaran benih ikan patin dalam kolam pembesaran disesuaikan dengan masa pemeliharaan dan kesuburan kolam 10. Padat penebaran benih pada kolam subur dan masa pemeliharaannya

hanya 1 bulan adalah 1.000 ekor/ m². Sedangkan padat penebaran benih pada kolam yang kurang subur dan masa pemeliharaannya sekitar 1.5 bulan adalah 500 ekor/ m²

11. Selama pemeliharaan benih, air kolam tidak perlu diganti, tetapi dilakukan penambahan air sebanyak volume air yang hilang akibat peresapan atau penguapan

12. Penambahan air dilakukan setiap sore hari. Air yang ditambahkan harus bebas dari bibit-bibit hama dan penyakit

4.

Pengelolaan pakan

1. Satu hari setelah benih ikan ditebar ke dalam kolam benih dapat diberi makan berupa pellet (pakan buatan)

2. Frekuensi pemberian pakan pada awal pemeliharaan adlah 4 kali (pagi, siang, sore dan malam) dan selang waktu (interval) pemberian sekitar 3-4 jam

3. Pakan lain yang dapat diberikan dalam pembesaran ikan patin adalah cincangan ikan rucah, bekicot atau keong, dan bangkai ternak. Pakan ini mulai diberikan pada hari ke-10 sejak penebaran

4. Pakan berupa pellet dibuat sendiri

5. Jumlah makanan yang diberikan selalu berubah setiap bulan, sesuai dengan kenaikan berat badan ikan

2. Pengamatan dilakukan untuk menentukan jumlah pakan buatan yang harus diberikan sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan ikan, sekaligus memeriksa gejala-gejala kelainan pada ikan

6.

Pengendalian hama/penyakit (parasit) ikan patin

1. Musuh alami ikan patin ini hama dan penyakit

2. Mulainya ikan patin terserang hama dan penyakit pada awal pemeliharaan atau pada tahap perkembangan benih

3. Penyakit yang disebabkan oleh serangan parasit disebut penyakit bintik putih

4. penyebab kematian ikan adalah pemupukan secara berlebihan pada kolam saat benih belum ditebar

5. Kematian benih ukuran besar dan ikan dewasa kadangkala disebabkan diantaranya oleh perubahan suhu secara mendadak, kelaparan,

keracunan

6. Keracunan yang seringkali ditemukan pada ikan patin disebabkan oleh faktor makanan yang rusak (kadaluwarsa), busuk, berjamur, dan keracunan akibat pencemaran lingkungan

7. Gejala keracunan dapat dilihat dari perilaku ikan patin antara lain ikan akan berenang lemah dan megap-megap dipermukaan air, kadang- kadang berenang terbalik dan bergerak tidak normal

8. Agar ikan tidak keracunan maka hal yang perlu diperhatikan adalah penyimpanan pakan dalam gudang harus diperhatikan. Pakan ikan harus diusahakan tidak disimpan terlalu lama, paling lama 2 bulan agar terhindar

9. Pengendalian serangan parasit dan bakteri dapat dilakukan dengan tindakan pencegahan dan pengobatan

10. Kontrol atau diagnosa adanya gejala-gejala atau tanda-tanda serangan atau infeksi termasuk tindak pencegahan serangan parasit

11. Sedangkan tindakan pengobatan yang dilakukan pada ikan patin perendaman (pencelupan), injection (suntikan), obat dicampur bersama makanan

7.

Pemanenan

1. Pemanenan ikan patin dikolam biasanya pada umur 6 bulan atau lebih dengan berat ikan patin 600-700 gram/ekor

2. Cara yang biasa dilakukan dalam pemanenan ikan patin adalah menjaring dengan cara mengkap ikan dimulai dibagian hilir kemudian bergerak ke bahagian hulu

3. Ikan konsumsi akan lebih mahal harganya bila dijual dalam keadaan hidup

4. Hal yang perlu diperhatikan agar ikan patin sampai ke konsumen dalam keadaan hidup, segar dan sehat antara lain: dalam pengangkutan gunakan air yang bersuhu rendah (dingin), waktu pengangkutan hendaknya pada pagi hari atau sore hari, jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat

1.

1. Hasil olahan ikan patin di Kecamatan ini adalah berupa abon 2. Pengolahan hasil ikan patin berupa abon dapat meningkatkan nilai

tambah penghasilan bagi pembudidaya dan keluarga

3. Dengan kualitas yang baik (ikan patin dalam bentuk segar diolah menjadi abon), maka nilai barang menjadi lebih tinggi dan keinginan konsumen menjadi terpenuhi

4. Dengan pembuatan abon ikan patin maka terjadi penyerapan tenaga kerja di kecamatan ini

5. Sebaiknya pembudidaya patin mengolah sendiri ikan patin untuk dibuat abon agar mendapatkan hasil yang baik dan harga yang lebih tinggi sehingga mendatangkan total penerimaan atau total keuntungan yang lebih besar

C

Pemasaran (Y3.3)

1.

Pemasaran hasil budidaya ikan patin

2. Penentuan tingkat harga jual dengan mempertimbangkan harga yang dikeluarkan dalam pemasaran hasil budidaya

4. Pembudidaya harus aktif mencari informasi tentang harga jual ikan patin

5. Pembudidaya harus dapat mengetahui produk/hasil yang berkualitas yang dapat meningkatkan keuntungan

6. Mempromosikan ikan patin keberbagai media

7. Memperpendek jalur pemasaran adalah cara agar keuntungan semakin banyak

8. Melakukan pengemasan yang tepat pada ikan agar tampil cantik dan menarik sehingga konsumen tertarik membeli

9. Jalur pemasaran yang paling menguntungkan pembudidaya adalah

yang sependek mungkin

10. Agar ikan patin yang dijual harganya mahal maka dibutuhkan penanganan pada saat panen agar ikan dalam keadaan hidup, segar. 11. Pemasaran hasil olahan ikan patin berupa abon dilakukan dengan

mengecer ke swalayan atau pedagang lainnya

12. Dengan bekal pengetahuan yang cukup maka pemasaran abon patin tidak mengalami hambatan

13. Harga yang dipatok dalam kilogram pada saat penjualan abon ikan patin adalah biaya produksi dan biaya tenaga kerja yang dipakai dan waktu yang diperhitungkan serta tingkat kesulitan pembuatan

14. Dengan pengolahan ikan patin menjadi abon menjadikan pendapatan tambahan bagi keluarga pembudidaya

15. Abon patin hanya diproduksi per massa panen sehingga sulit untuk memenuhi permintaan pasar saat ini

No Uraian Unit Nilai satuan (Rp) Total nilai * Rp) Keterangan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Sewa lahan Pembukaan lahan Pembuatan kolam - Sewa alat berat - Penggalian kolam Tenaga Kerja Bahan : - Pupuk organik - Kapur - Benih - Pakan (pellet) - Ikan rucah

- Bahan lain (insekti da dll) Peralatan: - - - - Bunga bank Lain-lain - - Produksi (Kg) Pendapatan: - penjualan ikan - penjualan hasil olahan Keuntungan (selisih Pendapatan dan Pengeluaran)

KEMANDIRIAN PEMBUDIDAYA IKAN PATIN DI KOLAM LAHAN GAMBUT DI DESA TANGKIT BARU,

KEC. KUMPE ULU, KAB. MUARO JAMBI, PROVINSI JAMBI

APROLLITA

SEKOLAH PASCASARJANA

Dokumen terkait