• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penulis dilahrkan di Tembilahan pada 09 Desember 1991 dari pasangan Razwin dan Faridah. Penulis adalah putri pertama dari dua bersaudara. Tahun 2009 peulis lulus dari SMA Negeri 1 Tembilahan Hulu dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institus Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI), diterima di Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis berkesempatan menjadi asisten praktikum pada beberapa mata kuliah di Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, yaitu Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra, Geomorfologi dan Analisis Lanskap, dan Sistem Informasi Geografis dan Kartografi. Penulis juga akif di organisasi kemahasiswaan sebagai badan pengawas di Himpunan Mahasiswa Ilmu Tanah IPB (HMIT) periode 2010/2011.

ABSTRAK

SILVIA HELGA AFWILLA. Pemetaan Kemiringan Lereng berbasis Data Elevasi dan Analisis Hubungan Antara Kemiringan Lereng dengan Bentuklahan. Dibimbing oleh BOEDI TJAHJONO dan KOMARSA GANDASASMITA.

Lereng merupakan bagian dari suatu bentuklahan (landform) yang

wujudnya ditentukan oleh berbagai faktor, yaitu berasal dari proses geomorfik endogenik dan eksogenik. Peta topografik adalah salah satu sumber data yang sering digunakan untuk pemetaan lereng. Data elevasi dari rekaman satelit seperti dari Shuttle Radar Topography Mission (SRTM) atau yang lainnya dewasa ini

juga digunakan pula untuk melahirkan data topografik. Penelitian ini bertujuan untuk (1) melakukan pemetaan kemiringan lereng dari Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) skala 1:25.000 dan SRTM, serta (2) melakukan pemetaan bentuklahan (landform) dan analisis hubungan antara bentuklahan dengan kemiringan lereng.

Daerah penelitian dipilih di daerah aliran sungai (DAS) Cileungsi yang mempunyai keragaman bentuklahan. Metode pemetaan dilakukan secara visual untuk peta RBI cetak sedangkan untuk peta RBI digital dan data SRTM dilakukan secara digital melalui piranti lunak sistem informasi geografis (ArcGIS). Cek lapangan dengan pendekatan stratified random sampling dilakukan untuk

verifikasi hasil interpretasi bentuklahan dan analisis kemiringan lereng. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemiringan lereng yang mempunyai luasan terbesar di DAS Cileungsi agak berbeda-beda dari setiap metode dan sumber data. Dari metode RBI cetak kemiringan lereng terluas adalah kelas B (32%), untuk RBI digital adalah kelas A (41 %), dan dari SRTM adalah kelas C (35 %). Luas kelas lereng yang sama dan yang memiliki lokasi yang sama secara spasial (overlap) bisa diketahui dari proses overlay antara peta lereng RBI Manual, RBI

digital, dan SRTM. Dari proses tersebut diketahui bahwa rata-rata luas kelas lereng yang saling overlap berturut-turut adalah 38% (RBI manual vs RBI

digital), 50% (RBI digital vs SRTM digital), dan 59% (RBI manual vs SRTM digital), sehingga perbandingan metode yang terakhir mengindikasikan kesamaan hasil yang lebih baik. Secara geomorfologis, DAS Cileungsi tersusun oleh 17 jenis bentuklahan dimana bentuklahan perbukitan-denudasional berbatu liat tertoreh sedang merupakan bentuklahan terluas di daerah penelitian (18,18%).

Dalam kaitannya dengan kemiringan lereng, bentuklahan yang mempunyai morfografi dataran secara umum dicirikan oleh kemiringan lereng kelas A dan B;

untuk morfografi lembah, seperti bentuklahan lembah sungai, dataran banjir & teras alluvial dicirikan oleh kelas A, sedangkan lembah sungai lereng atas

dicirikan oleh kelas C dan D; untuk morfografi perbukitan, kemiringan lereng

yang mencirikan cukup bervariasi, dari kelas B hingga D, dan begitu pula untuk morfografi pegunungan. Namun demikian bentuklahan perbukitan atau pegunungan sejenis yang mempunyai tingkat torehan lebih berat dicirikan oleh kelas lereng yang lebih besar.

ABSTRACT

SILVIA HELGA AFWILLA. Slope Steepnes Mapping based on Elevation Data and Relationship Analysis between Slope Steepnes and Landform. Supervised by BOEDI TJAHJONO dan KOMARSA GANDASASMITA.

Slope is part of a landform determined by various factors which derived from endogenic and exogenic geomorphic processes. Topographic map is one of the most frecuently used data for slope steepnes mapping. Elevation data from satellite record such as Shuttle Radar Topography Mission (SRTM) or others recently also used to build topographic data. The aim of this research are (1) slope steepnes mapping based on Indonesian Topographical Map (Rupa Bumi Indonesia or RBI) scale 1:25.000 and SRTM, and (2) landform mapping and analysis for landform and slope relationship. The Cileungsi Watershed was selected for research area since it has various landforms. Mapping method was done visually for printed RBI, whereas for digital RBI and SRTM data were done digitally using geographic information system software (ArcGIS). Stratified random sampling approach has been used for field work upon interpertated landform and slope analysis maps. The result show that the widest slope class in Cileungsi watershed was quite different for each method. By visual method mapping (printed RBI), the widest slope steepnes was B-class (32%), as for digital RBI was A-class (41%), and for SRTM data was C class (35%). To know where the similar slope steepnes classes having the same spatial location (overlap), the overlay processes have been done between 3 slope steepnes maps i.e. derived from printed-RBI, digital-

RBI, and digital-SRTM. By these operations, it reveal that the average of overlap area were 38% for visual-RBI vs. digital-RBI, 50% for digital-SRTM vs. digital- RBI, and 59% for digital-SRTM vs. visual-RBI. Thus, the latter comparasion indicated the better one in common results. Geomorphologically, Cileungsi watershed composed by 17 types of landforms where the denudational-claystone hills, was the widest landforms in study area (18,18%). In relation to the slope steepnes, the morphography of plains were generally characterized by A and B slope steepnes classes; for the river valley, such as floodplain & terraces were characterized by A-class, but for the river valley of upper slopes (in hilly and mountainous areas) were characterized by C and D-classes. For hills morfography, the characterized of dominant slope varies from B to D-classes and so did for mountains morfography. However the typical characteristic of hilly or mountainous landforms were the heavier of incision the greater of slope steepnes class.

Keywords: Cileungsi watershed, landform, slope, SRTM Indonesia, topographic map (RBI).

39

DAFTAR PUSTAKA

Agus F, Sinukaban N, Ginting AN, Santoso H, dan Sutadi. 2007. Bunga Rampai Konservasi Tanah dan Air. Pengurus Pusat Masyarakat Konservasi Tanah

dan Air Indonesia 2004-2007. Jakarta.

Badan Meteorolgi Klimatoogi dan Geofisika. 2005. Curah Hujan Kabupaten Bogor 2005.

Ariza D. 2014. Pemanfaantan Citra SRTM dan Landsat untuk Pemetaan Bentuklahan dan Satuanlahan serta Analisis Erosi Parit Di Kabupaten Ponorogo. [skripsi]. Bogor. Institut Pertanian Bogor.

Das BM. 1985. Mekanika Tanah 1. Diterjemahkan oleh Noor Endah dan

Indrasurya B.M. Jakarta : Erlangga.

Goudie AS. 2004. Encyclopedia of Geomorphology. Routledge, London.

Sharp R.P. 1982. Landscape Evolution (A Review). Proc. Natl. Acad, Sci. USA.,

Vol. 79. pp: 4477-4486.

Silviani RV. 2013. Analisis Bahaya dan Risiko Longsor di DAS Ciliwung Hulu dan Keterkaitannya dengan Penataan Ruang. [tesis]. Bogor. Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Tjahjono B, Trisasongko BH, Munibah K. 2013. Penuntun Praktikum Geomorfologi dan Analisis Lanskap. Departemen Ilmu Tanah dan

Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB. Bogor.

Van Zuidam, RA, 1985. Aerial Photo-Interpretation in Terrain Analysis and Geomorphological Mapping. International Institute for Aerospace Survey

and Earth Sciences (ITC). The Netherlands.

Wiradisastra, U.S, Tjahono B, Gandasasmita K, Barus B, Munibah K. 2002.

Geomorfologi dan Analisis Lanskap. Laboratorium Penginderaan Jauh dan

8

GAMBARAN SINGKAT DAERAH PENELITIAN