• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL “YAKUZA MOON” DAN PSIKOANALISA FREUD

2.1. RIWAYAT PENGARANG

Pengarang novel yakuza moon adalah Shoko Tendo, yaitu seorang putri bos yakuza terkenal di Jepang. Shoko Tendo lahir pada tahun 1968 di Toyonaka, sebelah utara Osaka. Dia anak ketiga dari empat bersaudara, ayahnya bernama Hiroyashu dan ibunya Satomi. Kakak lelakinya Daiki, dua belas tahun lebih tua dari Shoko Tendo, dan kakak perempuannya Maki, hanya terpaut dua tahun darinya. Adik bungsunya, Natsuki, lima tahun lebih muda darinya.

Semula mereka tinggal di Toyonaka, tetapi ketika ia masih kecil, kami pindah rumah baru di Sakai, sebelah selatan kota. Rumah mereka indah, dengan gerbang besi berpintu ganda, mewah, sangat besar untuk ukuran rumah Jepang pada umumnya. Mereka memiliki kamar tidur sendiri-sendiri , dan ada sebuah ruang tamu,ruang

makan, dua ruang tatami, dan sebuah ruang tempat ayah Shoko menjalankan bisnisnya dan menemui tamu-tamu.

Di samping menjadi bos Yakuza setempat, ayah Shoko juga menjalankan tiga bisnis lainya: kontraktor pekerjaan umum, perusahaan kontruksi bangunan, dan perusahaan real estate. Bagi mereka ayah adalah sosok yang menyenagkan, tetapi di lain sisi mereka juga menakuti bahkan tidak berani melihat atau memandang wajah sang ayah apabila ayah sudah marah atau mabuk ketika pulang malam hari dari tempat-tempat hiburan bersama wanita-wanita penghibur. Ayah Shoko mempunyai hobi seperti kebanyakan bos yakuza lainya. Ia tergila-gila pada mobil, ayahnya memiliki hampir semua koleksi mobil , Harley dan sepeda motor lainya. Ayahnya suka mengutak-atik model mobilnya, Harleynya, sepeda motornya. Ayahnya juga memiliki banyak uang.

Ayahnya sangat sibuk mengurusi geng dan bisnis-bisnisnya yang lain, tetapi ia akan selalu meluangkan waktunya pekan pertama untuk tahun baru untuk keluarga. Sedangkan ibu Shoko adalah sesosok ibu yang lembut dan penuh kasih sayang pada anak-anaknya, cantik dan suka berdandan. Ibu merupakan tempat berlindung dan mengadu bagi Shoko dan saudara-saudaranya.

Pada usia tiga belas tahun sesudah kakek dan neneknya yang Shoko sayangi meninggal dunia, ayahnya terlilit perkara juga dan dijebloskan ke dalam penjara, tetapi hanya setahun.

Shoko menjadi anak berandalan pada umur dua belas, dengan cepat kecanduan amfetamin dan seks, terlibat hubungan dengan para lelaki beristri. Penampilan Shoko tidak berbeda dengan kebanyakan gadis Jepang lainya. Yang

berbeda adalah ketika Shoko melepas pakaianya dan akan terlihat seluruh tubuhnya dihiasi tato bergambar seorang pelacur kelas atas di era Muromachi yang bernama Jigoku Dayu, pernah tinggal di Sakai. Shoko merasa tertarik dengan tato ini karena ia juga ingin menadi seorang pelacur yang selalu nomor satu.

Shoko Tendo mulai mengerjakan karya yang merupakan pengalaman nyata hidupnya sebagai puteri seorang bos yakuza tahun 2002. Novel ini merupakan karya pertama Shoko. Pada usia genap 39 tahun Shoko menerbitkan novel ini ynag mengisahkan semua perasaannyabaik suka da dukanya sebagai puteri bos yakuza.

Shoko Tendo bukan seorang pengarang yang berpendidikan tinggi. Dia hanya tamat SMP dan tidak ada pendidikan lainnya. Namun, sejak dia kecil dia bercita-cita ingin menjadi seorang penulis yang baik, bukan hanya pintar mengarang Karya ini merupakan hasil dari pengalamannya mulai dari anak-anak hingga dia berumur 38 tahun.

Struktur kepribadian

Salah satu penemuan terbesar psikoanalisis adalah adanya kehidupan tak sadar pada manusia. Selama ini diyakini para ilmuan bahwa manusia adalah mahluk

rasional yang sepenuhnya sadar akan segala prilakunya. Ketaksadaran ini adalah segi pengalaman yang tak pernah kita sadari atau kita repress. Menurut Freud (2003:3) ketidaksadaran merupakansalah satu inti pokok teorinya. Segi – segi terpenting perilaku manusia justru ditentukan oleh alam taksadarnya. Ia membayangkan kesadaran manusia sebagai gunung es dimana hanya sebagian saja yaitu puncak teratasnya yang tampak terapung di laut. Sebagian besar badan gunung es tersebut terendam dibawah permukaan laut. Bagian yang terendam ini dapat dibagi menjadi dua yaitu bagian pra-dasar yang dengan usaha dapat kita angkat ke kesadaran dan bagian taksadar yang hanya muncul dalam perbuatan – perbuatan tak sengaja, fantasi, khayalan, mimpi, mitos, dongeng, dan sebagainya.

Tahun 1923 Freud secara tegas mengemukakan dlam bukunya, The Ego and the Id, pandangannya engenai struktur kepribadian manusia, yaitu terdiri dari tiga bagian yaitu Id, Ego dan Superego yang tumbuh secara kronologis. Bila dikaitkan dengan pandangan topografis sebelumnya, Id terletak dalam ketaksadaran, Ego dan Superego meliputi ketiga tingkat kesadaran manusia.

Id adalah segi kepribadian tertua, system kepribadian pertama yang ada sejak lahir bahkan mungkin sebelum lahir, dan diturunkan secara genetic, langsung berkaitan dengan dorongan – dorongan biologis manusia dan merupkan sumber energi manusia, sehingga Freud mengatakan bahwa ini adalah jembatan antara segi biologis dan psikis manusia. Id bekerja berdasarkan prinsip – prinsip yang amat primitif sehingga bersifat kaotik (kacau tanpa aturan), tidak mengenal moral dan tidak memiliki rasa benar – salah. Satu – satuya yang diketahui Id adalah perasaan senang – tidak senang, sehingga dikatakan bahwa Id bekerja berdasarkan prinsip kesenangan.

Ia selalu mengejar kesenangan dan menghindar dari ketegangan. Teori Freud sebagai keseluruhan juga dikenal sebagai teori penurunan ketegangan. Untuk menjalankan fungsinya, Id memiliki dua mekanisme dasar yaitu gerakan – gerakan refleks dan proses primer. Dalam keadaan lapar mulut bayi akan langsung mengatup pada putting ibunya dan menghisap susu. Bila terkena debu mata akan langsung berkedip dan seterusnya. Walaupun demikian refleks tidak selalu efesien dalam meredakan ketegangan, sehingga diperlukan proses dimana manusia membentuk citra dari objek yang berguna bagi pemuasan suatu kebutuhan mendasar. Proses pembayangan ini disebut proses primer dan memiliki ciri, tidak logis, tidak rasional, tidak dapat membedakan antara khayalan dan realitas. Untuk dapat bertahan hidup seorang bayi mutlak harus dapat membedakan mana yang khayal mana yang kenyata, maka berkembanglah sistem kepribadian kedua yaitu Ego.

Ego adalah segi kepribadian yang harus tunduk pada Id dan harus mencari dalam realitas apa yang dibutuhkan Id sebagai pemuas kebutuhan dan pereda ketegangan. Dengan demikian Ego adalah segi kepribadian yang dapat membedakan antara khayalan dan kenyataan serta mau menanggung ketegangan dalam batas tertentu. Berlawanan dengan Id yang bekerja berdasarkan prinsip realitas, artinya ia dapat menunda pemuasan diri atau mencari pemuasan lain yang lebih sesuai dengan batasan lingkungan fisik maupun social dan hati nurani. Ego menjalankan proses sekunder, artinya ia menggunakan kemampuan berfikir secara rasional dalam mencari pemecahan masalah terbaik.

Superego merupakan perwakilan dari berbagai nilai dan norma yang ada dalam masyarakat dimana individu itu hidup. Anak mengembangkan superegonya melalui

berbagai perintah dari larangan dari orang tuanya. Titik perkembangan yang amat penting dalam pembentukan superego adalah dilaluinya tahap oidipal dengan baik. Freud membagi superego dalam dua subsistem yaitu hati nurani dan Ego ideal. Hati nurani diperoleh melalui penghukuman berbagai perilaku anak yang dinilai jelek oleh orang tua dan menjadi dasar bagi rasa bersalah. Ego ideal adalah hasil pujian dan penghadiahan atas berbagai perilaku yang dinilai baik oleh orang tua. Anak mengejar keunggulan dan kebaikan dan bila berhasil akan memiliki diri dan kebanggaan diri. Berbeda dengan Ego yang berpegang prinsip realitas, superego yang memunginkan manusia memiliki pengendalian diri selalu akan menuntut kesempurnaan manusia dalam pikiran, perkatan dan perbuatan.

Peristiwa-Peristiwa Kejiwaan Tokoh Utama Shoko Tendo

Dalam analisis psikologis tokoh, perlu mengklasifikasikan peristiwa-peristiwa kejiwaan tokoh utama dalam beberapa tahap atau fase kehidupan:

Dokumen terkait