• Tidak ada hasil yang ditemukan

ROADMAP PERCEPATAN STBM 2013 - 2015

Dalam dokumen files ROADMAP STBM. (Halaman 36-51)

5.1 Target STBM 2013 - 2015

STBM termasuk dalam Renstra Kementerian Kesehatan 2010–2014 sebagai salah satu fokus prioritas pembangunan kesehatan. Sesuai mandat RPJMN 2010-2014 dan MDGs 2015, maka terdapat beberapa indikator terukur yang harus dicapai, yaitu:

Persentase penduduk yang menggunakan

(1)

jamban sehat menurut RPJMN 2014 dan persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap sanitasi layak berkelanjutan menurut MDGs 2015 (persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat meningkat dari 64% pada tahun 2010 menjadi 75% pada tahun 2014);

Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan

(2)

STBM pada tahun 2014 sebanyak 20.000 desa/ kelurahan STBM;

Meningkatnya persentase penduduk stop BABS

(3)

dari 71 persen pada tahun 2010 menjadi 100 persen pada tahun 2014; dan

Meningkatnya persentase provinsi yang

(4)

memfasilitasi penyelenggaraan STBM dari 18% pada tahun 2010 menjadi 100% pada tahun 2014.

Secara lengkap dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 8

Target Pembangunan Sanitasi di Indonesia Tahun 2010-2015

Indikator Tahun 2010 Tahun 2011 2012 (Triwulan I) Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Target RPJMN sampai 2014 Persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat Target 64% Capaian 55,5% (86,7%) Target 67% Capaian 55,5% (82,9%) Target, 69% Capaian, 56,24 (78,68%) Target 72% Target 75% ---Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan STBM Target 2.500 desa/ kelurahan Capaian 2.510 desa/ kelurahan (100,4%) Target 5.500 desa/ kelurahan Capaian 6.235 desa/ kelurahan (113,4%) Target, 11.000 desa/ kelurahan Capaian, 11.165 desa/ kelurahan (100,015%) Target 15.000 desa/ kelurahan Target 20.000 desa/ kelurahan ---Persentase penduduk Stop BABS 71% 100 % Persentase provinsi yang memfasilitasi penyelenggaraan STBM 18% 100% Target MDGs sampai 2015

Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap sanitasi layak berkelanjutan 62,4%

5.2 Analisa Gap Capaian dan Target STBM 2013 - 2015

Berdasarkan tabel di atas, kita bisa melakukan analisis gap dengan target program Nasional STBM untuk tahun 2013–2015. Disusun berdasarkan kemudahan untuk pencapaian targetnya, dari kelima indikator di atas adalah:

Pertama

Target tercapainya seluruh provinsi yang memfasilitasi penyelenggaraan STBM pada akhir tahun 2014. Jika dicermai Peta Daerah Kerja STBM Indonesia Tahun 2012 dan data Desa/kelurahan Intervensi STBM, semua provinsi telah dapat tersentuh program STBM semuanya.

Kedua

Target tercapainya 20.000 desa/kelurahan STBM pada akhir tahun 2014. Sampai tahun 2012 telah tercapai 11.165 desa/kelurahan, berari ada gap sebesar 8.835 desa/kelurahan. Seiap tahun harus ada pertambahan sebanyak 4.418 desa/kelurahan sampai tahun 2014. Sesuai dengan hasil pencapaian tahun 2012, diperkirakan dapat tercapai.

Keiga

Target persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap sanitasi layak berkelanjutan sebesar 62,41% sesuai target MDGs 2015. Apabila capaian triwulan 1 tahun 2012 adalah sebesar 56,24%, berari ada gap sebesar 6,17% sampai tahun 2015.

yang dilakukan pada tahun 2012, jika ingin mencapai target MDGs 2015. Berari juga memerlukan sumber daya sebanyak hampir iga kali lipat dari yang digunakan pada tahun 2012.

Keempat

Target persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat sebesar 75% sesuai dengan target RPJMN 2014. Apabila capaian triwulan 1 tahun 2012 sebesar 56,24% berari ada gap sebesar 18,66% sampai tahun 2014.

Seiap tahun perlu ada kenaikan sebesar rata-rata 9,75%. Arinya jika ingin mencapai target RPJMN 2014, memerlukan upaya sebanyak hampir 11-12 kali lipat dari upaya yang dilakukan pada tahun 2012. Kelima

Target persentase penduduk Stop BABS secara keseluruhan atau 100% jumlah penduduk Indonesia Stop BABS harus tercapai pada akhir tahun 2014. Dilihat dari graik kondisi perilaku higiene sanitasi pada tahun 2010 (BPS), akses terhadap jamban sehat adalah sebanyak 51,1%; akses pada jamban komunal sebanyak 6,7%; akses terhadap jamban sehat semi permanen sebanyak 25 %; sementara yang masih BABS sebanyak 17,3 %. Ini arinya sampai akhir tahun 2014 paling idak harus menghilangkan angka BABS 17,3% serta sasaran tambahan dengan meningkatkan jamban semi permanen menjadi jamban sehat sebesar 25 %.

Keenam

Target mengembangkan desa/kelurahan ODF menjadi desa/kelurahan STBM sesuai dengan penyebarluasan pembelajaran dari daerah yang sudah berhasil memiliki desa/kelurahan 5 pilar STBM yang lengkap. Menurut Sekretariat STBM, dari kompilasi sementara sampai akhir tahun 2012 telah diperoleh sekitar 1.300 desa/kelurahan ODF.

Jika dirinci, dengan tetap mengingat RPJMN 2014 dan MDGs 2015, target STBM 2013–2015 adalah seperi yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 9

Target STBM di Indonesia Tahun 2013-2015

Indikator Tahun 2010 Tahun 2011 2012 (Triwulan I) Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat (RPJMN 2010-2014)

Target, 64% Target, 67% Target, 69%Realisasi : 56,24%

Target

65, 57% Target

75%

---Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap sanitasi layak (MDGs 2015) berkelanjutan Realisasi : 56,24% Target 58,31% Target 60,36% Target 62,41% Jumlah desa/ kelurahan yang melaksanakan STBM (RPJMN 2010-2014) Target, 2.500 desa/ kelurahan Target, 5.500 desa/ kelurahan Target, 11.000 desa/ kelurahan Realisasi : 11.165 desa/ kelurahan Target 15.603 desa/ kelurahan Target 20.000 desa/ kelurahan ---Persentase penduduk Stop BABS: (RPJMN 2010-2014) 71% 100%

Jamban Sehat Realisasi: 51,1%

Mengikui Target RPMJN 2014 atau MDGs 2015

Jamban Komunal Realisasi :

6,7% Jamban Sehat Semi Permanen Realisasi : 25% BABS Realisasi : 17,3% Persentase provinsi yang memfasilitasi penyelenggaraan STBM (RPJMN 2010-2014) 18% 100% Pengembangan desa/kelurahan ODF menjadi desa/ kelurahan 5 pilar STBM lengkap Diasumsikan telah mencapai 1.300 desa/ kelurahan

Pada tataran pelaksanaan STBM di lapangan, saat ini sudah banyak pelaku STBM yang berhasil mendeklarasikan desa/kelurahan STBM untuk semua pilarnya. Maka untuk desa/kelurahan yang sudah mencapai kondisi ODF dapat dikembangkan pilar-pilar lainnya, sehingga kelak selebrasinya menjadi selebrasi 5 pilar STBM.

5.3 Isu strategis STBM 2013 - 2015

Untuk mencapai target tersebut di atas, dengan melihat analisis gap Capaian dan Target STBM 2013-2015, terlihat bahwa :

Target 20.000 desa/kelurahan STBM pada akhir tahun 2014, diperkirakan dapat tercapai.

1.

Pencapaian target persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap sanitasi layak

2.

berkelanjutan sebanyak 62,41% memerlukan upaya keras, karena perlu upaya iga kali lipat dari upaya yang dilakukan pada tahun 2012.

Pencapaian target persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat sebanyak 75%, perlu

3.

upaya hampir 11-12 kali lipat dari upaya pada tahun 2012.

Pencapaian target persentase penduduk Stop BABS secara keseluruhan atau 100% jumlah

4.

penduduk Indonesia Stop BABS pada akhir tahun 2014, dapat dilihat buir tulisan (3) dan (4), perlu upaya yang jauh lebih keras lagi.

Target mengembangkan desa/kelurahan ODF menjadi desa/kelurahan 5 pilar STBM dengan

5.

memanfaatkan potensi sementara telah diperoleh sekitar 1.300 desa/kelurahan ODF.

Berdasarkan analisis gap capaian dan target STBM 2013-2015, hasil pengolahan permasalahan internal dan eksternal, serta pembelajaran yang telah diperoleh selama ini, terlihat ada kesulitan cukup besar untuk mencapai buir (2), (3) dan (4) karena memerlukan upaya yang sangat besar. Untuk itu, pelaksanaan berbagai kegiatan STBM seperi yang terjadi pada tahun 2012 tetap kita lanjutkan sebagaimana biasanya.

Dengan demikian, untuk Roadmap Percepatan STBM 2013-2015 dapat fokus pada dua isu strategis besar, yaitu buir tulisan (1) dan (5) yang paling memungkinkan untuk diselesaikan dan dikembangkan solusinya bersama-sama seluruh pemangku kepeningan STBM, yaitu:

Indikator Tahun 2010 Tahun 2011 2012 (Triwulan I) Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

A) Belum termanfaatkannya potensi desa/kelurahan intervensi STBM untuk dikembangkan menjadi desa/kelurahan ODF.

Alasannya adalah:

Saat ini sudah ada 11.165 desa/kelurahan intervensi STBM. 

Sudah ada desa/kelurahan lokasi dari program/proyek : WSLIC2, CWSHP, Pamsimas, WES Unicef, Pro

Air, ESP, IUWASH, Plan, WVI dll sebagai lokasi yang dapat diteruskan pendampingannya mencapai ODF.

Dengan jumlah Puskesmas di Indonesia sebanyak

 9.133 buah (Bank Data Puskesmas Kemenkes RI

Tahun 2012 ) dan memanfaatkan jumlah desa/kelurahan intervensi STBM dan desa/kelurahan lokasi-lokasi proyek di atas, ditambah target seiap tahun 1 desa/kelurahan per puskesmas mencapai ODF, maka dalam jangka 2 tahun sampai RPJMN 2014 selesai diperkirakan akan ada: 2x9.133 desa/ kelurahan = 18.266 desa/kelurahan ODF.

Lebih lengkap dapat dilihat graik perbandingan antara Desa/kelurahan STBM, Jumlah Desa/ kelurahan, Kecamatan STBM, Jumlah Kecamatan dan Jumlah Puskesmas berikut ini:

Melihat graik di atas, dari segi jumlah Desa/kelurahan Intervensi STBM, Jumlah Desa/kelurahan dan Jumlah Puskesmas, serta lokasi program saat ini dan program ke depan, dapat dilakukan pengkategorian prioritasi provinsi lokasi program, yang diatur sebagai berikut:

Prioritas pertama, untuk 13 besar provinsi dengan jumlah Desa/kelurahan Intervensi STBM

(1)

terbanyak,

Prioritas kedua, untuk 10 provinsi dengan Desa/kelurahan Intervensi STBM terbanyak kedua,

(2)

Prioritas keiga, untuk 10 provinsi dengan Desa/kelurahan Intervensi STBM terbanyak keiga.

(3)

Graik 5

Jumlah Desa/kelurahan dan Kecamatan Intervensi STBM serta Puskesmas di Provinsi Tahun 2010

Dengan prioritasi tersebut, pada 13 besar provinsi prioritas pertama terdapat data sebagai berikut : Tabel 10

Data Provinsi Prioritas Pertama di Indonesia tahun 2013

No Provinsi Desa/ kelurahan STBM Jumlah Desa/ kelurahan Jumlah Puskesmas Jumlah Penduduk Lokasi program

saat ini Program ke depan

1 Jawa Timur 2.838 8.513 947 37.476.757 TSSM, IUWASH, H5, WVI

TP : 15 ds/kab dan Dekon: Monev & Peningk Kapasitas Sanitarian 2 Jawa Tengah 1.423 8.574 866 32.382.657 TSSM, Pamsimas, Plan, Waspola Facility TP : 15 ds/kab dan Dekon: Monev & Peningk Kapasitas Sanitarian, MCC 3 Nusa Tenggara Timur 1.084 2.845 316 4.683.827 Pamsimas, Plan, Unicef, Waspola Facility TP : 15 ds/kab dan Dekon: Monev & Peningk Kapasitas Sanitarian, MCC 4 Nusa Tenggara Barat 834 904 151 4.500.212 TSSM, Unicef, Waspola Facility TP : 15 ds/kab dan Dekon: Monev & Peningk Kapasitas Sanitarian, MCC 5 Sumatera Barat 639 1.858 249 4.846.909 Pamsimas, Waspola Facility TP : 15 ds/kab dan Dekon: Monev & Peningk Kapasitas Sanitarian

6 Sumatera

Selatan 617 3.081 301 7.450.394 Pamsimas,

TP : 15 ds/kab dan Dekon: Monev & Peningk Kapasitas Sanitarian, MCC 7 Jawa Barat 504 5.883 1.040 43.053.732 TSSM, Pamsimas, IUWASH Waspola Facility TP : 15 ds/kab dan Dekon: Monev & Peningk Kapasitas Sanitarian, MCC, CSR Aqua

8 Riau 363 1.584 209 5.538.367 Pamsimas,

TP : 15 ds/kab dan Dekon: Monev & Peningk Kapasitas Sanitarian 9 Kalimantan Selatan 342 1.949 216 3.626.616 Pamsimas, Waspola Facility TP : 15 ds/kab dan Dekon: Monev & Peningk Kapasitas Sanitarian, CSR Adaro 10 Kalimantan Tengah 330 1.453 175 2.212.089 CWSHP TP : 15 ds/kab dan Dekon: Monev & Peningk Kapasitas Sanitarian 11 Sulawesi Tengah 298 1.664 175 2.635.009 Pamsimas, Waspola Facility TP : 15 ds/kab dan Dekon: Monev & Peningk Kapasitas Sanitarian 12 Sulawesi Selatan 268 2.936 418 8.034.776 Pamsimas, Waspola Facility, H5, Unicef, IUWASH TP : 15 ds/kab dan Dekon: Monev & Peningk Kapasitas Sanitarian

13 Kalimantan

Barat 206 1.726 234 4.395.983 CWSHP, WVI

TP : 15 ds/kab dan Dekon: Monev & Peningk Kapasitas Sanitarian, MCC

Jumlah 9.746 42.970 5.297 160.837.328

Berdasarkan tabel di atas, dibandingkan dengan angka nasional, maka Desa/kelurahan Intervensi STBM adalah 87,29%, jumlah desa/kelurahan 56,05%, jumlah Puskesmas 56,08%.

Dilihat dari jumlah program kerja/proyek mitra STBM yang sedang berjalan (TSSM, Pamsimas, Unicef, WVI, Plan, H5, IUWASH, Waspola Facility) maupun rencana mendatang seperi MCC, maka ke 13 provinsi di atas layak menjadi prioritas Roadmap STBM 2013-2015.

Dasar perimbangan ke-13 provinsi tersebut menjadi lokasi prioritas Roadmap STBM 2013-2015, jika dihubungkan dengan strategi pencapaian 1 desa/kelurahan ODF untuk seiap Puskesmas per tahun, adalah:

Bila diasumsikan jumlah desa/kelurahan intervensi STBM ini dapat terus dikembangkan menjadi desa/ 

kelurahan ODF, maka akan menyumbangkan jumlah desa/kelurahan ODF sebesar 87,29% dari total jumlah desa/kelurahan intervensi STBM tahun 2012.

Dengan jumlah penduduk Indonesia saat ini sekitar 237.641.326 jiwa, dalam 13 provinsi prioritas pertama

ini ada 3 provinsi dengan penduduk padat yaitu Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Total jumlah penduduk dari 13 provinsi tersebut berjumlah 160.837.328 jiwa, atau sekitar 67,68% dari jumlah penduduk Indonesia. Arinya intervensi di 13 provinsi ini akan lebih banyak menyasar provinsi dengan penduduk padat.

Dengan jumlah Puskesmas 5.297 unit, diperkirakan akan menyumbang 1 desa/kelurahan ODF seiap

Puskesmas iap tahunnya, maka paling idak akan menyumbang sebesar 5.122 desa/kelurahan ODF atau 57,99% dari jumlah Puskesmas yang ada, sebuah angka yang relaif realisis.

Berdasarkan pengalaman, untuk mendapatkan 1 desa/kelurahan

ODF untuk seiap Puskesmas, memerlukan

4 desa/kelurahan intervensi awal STBM yang potensial. Maka jumlah target desa/kelurahan intervensi akan mendapatkan angka: 4 desa/kelurahan x 5.297 Puskesmas atau sebanyak 21.188 desa/kelurahan. Dengan demikian target desa/kelurahan intervensi STBM dengan sendirinya dapat tercapai.

Untuk pencapaian desa/kelurahan ODF, kalau seiap tahun ditargetkan 1 desa/kelurahan ODF per puskesmas, maka dari 13 provinsi tersebut akan mendapatkan sebanyak 5.297 desa/kelurahan ODF seiap tahun, sebuah upaya yang terencana untuk mengembangkan 21.188 desa/kelurahan ODF.

Jika 4 desa/kelurahan awal intervensi ini dipicu dan diajak berkompeisi bukan mustahil waktu untuk pencapaian ODF keempat desa/kelurahan tersebut dapat dipersingkat, karena seiap puskesmas akan konsentrasi terlebih dahulu kepada 4 desa/kelurahan yang potensial ODF.

Melihat hasil Asesmen Pokja AMPL Provinsi oleh Pokja AMPL Pusat dan Waspola Facility, maka beberapa

provinsi tersebut di atas termasuk 10 besar Pokja AMPL yang mempunyai kinerja baik, yaitu: Sumatera Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, NTT, NTB, Sumatera Selatan dan Kalimantan Selatan. Ini merupakan sebuah indikasi bahwa apabila terjadi koordinasi dan sinergi program melalui Pokja AMPL provinsi, diharapkan proses pelaksanaan pencapaian target 1 desa/kelurahan ODF seiap tahun oleh seiap puskesmas akan berjalan dengan lebih baik.

Perhitungan realisis tadi, masih akan ditambah dengan sisa provinsi lainnya yang tentu akan terus bergerak mengembangkan desa/kelurahan intervensi STBM, mengingat SE Menkes 1 desa/kelurahan ODF seiap puskesmas ditujukan ke semua provinsi, sedangkan TP dan Dekon Direktorat Penyehatan Lingkungan Kemenkes tahun 2013 akan menyasar 31 provinsi di Indonesia.

Prioritas kedua, provinsi : (1) Jambi, (2) Sulawesi Barat, (3) Banten, (4) Bengkulu, (5) Gorontalo, (6) Sumatera Utara, (7) Bangka Belitung, (8) Aceh, (9) Maluku Utara, dan (10) Lampung, diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 11

Data Provinsi Prioritas Kedua

No Provinsi Desa/ kelurahan STBM Jumlah Desa/ kelurahan Jumlah Puskesmas Jumlah Penduduk Lokasi program

saat ini Program ke depan

1. Jambi 159 1.322 173 3.092.265 Pamsimas

TP : 15 ds/kab dan Dekon: Monev & Peningk Kapasitas Sanitarian, MCC 2. Sulawesi

Barat 132 532 83 1.158.651 Pamsimas

TP : 15 ds/kab dan Dekon: Monev & Peningk Kapasitas Sanitarian,

3. Banten 116 1.505 221 10.632.166 Pamsimas

TP : 15 ds/kab dan Dekon: Monev & Peningk Kapasitas Sanitarian, LSM Harfa, MCC 4. Bengkulu 112 1.334 174 1.715.518 Pamsimas

TP : 15 ds/kab dan Dekon: Monev & Peningk Kapasitas Sanitarian, PCI

5. Gorontalo 111 562 82 1.040.164 Pamsimas

TP : 15 ds/kab dan Dekon: Monev & Peningk Kapasitas Sanitarian, MCC 6. Sumatera Utara 109 5.867 520 12.982.204 H5, IUWASH

TP : 15 ds/kab dan Dekon: Monev & Peningk Kapasitas Sanitarian,

7. Bangka

Belitung 91 348 58 1.223.296 Waspola Facility

TP : 15 ds/kab dan Dekon: Monev & Peningk Kapasitas Sanitarian,

8. Aceh 87 6.424 318 4.494.410 Unicef

TP : 15 ds/kab dan Dekon: Monev & Peningk Kapasitas Sanitarian,

9. Maluku Utara 72 1.002 106 1.038.087 Pamsimas

TP : 15 ds/kab dan Dekon: Monev & Peningk Kapasitas Sanitarian,

10 Lampung 71 2.403 265 7.608.405 Ditjen PMD

TP : 15 ds/kab dan Dekon: Monev & Peningk Kapasitas Sanitarian, SNV

Jumlah 1.060 21.299 2.000 41.892.901

Diolah dari : Hasil Sensus Penduduk 1971 – 2010, Kodepos Indonesia 2013, Data Intervensi STBM di Indonesia, dan Data Pelaku STBM di Sekretariat STBM

Berdasarkan pengalaman, untuk mendapatkan 1 desa/kelurahan ODF untuk seiap Puskesmas, memerlukan 4 desa/ kelurahan intervensi awal STBM yang potensial. Maka untuk provinsi prioritas kedua ini akan mendapatkan angka: 4 desa/kelurahan x 2.000 Puskesmas atau sebanyak 8.000 desa /kelurahan intervensi. Angka ini menambah jumlah desa/kelurahan intervensi STBM, hingga mendekai target 2014.

Untuk pencapaian desa/kelurahan ODF, jika seiap tahun ditargetkan 1 desa/kelurahan ODF per puskemas, maka dari 10 provinsi tersebut akan didapatkan sebanyak 2.000 desa/kelurahan ODF seiap tahun, serta sebuah upaya yang terencana untuk mengembangkan 8.000 desa/kelurahan ODF selama 4 tahun ke depan.

Jika ke-4 desa/kelurahan awal intervensi ini dipicu dan diajak berkompeisi, waktu untuk pencapaian ODF keempat desa/kelurahan tersebut dapat dipersingkat, karena seiap puskesmas akan konsentrasi terlebih dahulu kepada 4 desa/kelurahan potensial ODF. Arinya, dari prioritas kedua pun kita akan mendapatkan jumlah desa/kelurahan ODF yang semakin mendekat kepada target 1 desa/kelurahan ODF seiap tahun dari seiap puskesmas.

Prioritas keiga, provinsi: (1) ) Papua Barat, (2) Maluku, (3) Kalimantan Timur, (4) Papua, (5) Sulawesi Tenggara, (6) Kepulauan Riau, (7) Yogyakarta, (8) Sulawesi Utara, (9) Bali, (10) DKI Jakarta, diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 12

Data Provinsi Prioritas Keiga

No Provinsi Desa/ kelurahan STBM Jumlah Desa/ kelurahan Jumlah Puskesmas Jumlah Penduduk Lokasi program

saat ini Program ke depan

1. Papua Barat 65 1.286 109 760.422 Pamsimas, Unicef

TP : 15 ds/kab dan Dekon : Monev & Peningk Kapasitas Sanitarian, MCC

2. Maluku 59 901 168 1.533.506 Unicef

TP : 15 ds/kab dan Dekon : Monev & Peningk Kapasitas Sanitarian, MCC 3. Kalimantan Timur 56 1.422 215 3.553.143 - -4. Papua 36 3.575 311 2.833.381 Unicef TP : 15 ds/kab dan Dekon : Monev & Peningk Kapasitas Sanitarian, PCI 5. Sulawesi

Tenggara 36 1.942 241 2.232.586

-TP : 15 ds/kab dan Dekon : Monev & Peningk Kapasitas Sanitarian, MCC 6. Kepulauan Riau 35 340 66 1.679.163

-TP : 15 ds/kab dan Dekon : Monev & Peningk Kapasitas Sanitarian,

7. Yogyakarta 34 438 120 3.476.757

-TP : 15 ds/kab dan Dekon : Monev & Peningk Kapasitas Sanitarian,

8. Sulawesi Utara 26 1.464 170 2.270.596

-TP : 15 ds/kab dan Dekon : Monev & Peningk Kapasitas Sanitarian, MCC

9. Bali 10 710 114 3.890.757 TSSM

TP : 15 ds/kab dan Dekon : Monev & Peningk Kapasitas Sanitarian,

10 DKI Jakarta 2 268 340 9.607.787 Mercy Corps

-Jumlah 359 12.346 1.854 31.838.098

Sumber : Diolah dari Hasil Sensus Penduduk 1971 – 2010, Kodepos Indonesia 2013, Data Intervensi STBM di Indonesia, dan Data Pelaku STBM di Sekretariat STBM

Berdasarkan pengalaman, untuk mendapatkan 1 desa/kelurahan ODF untuk seiap Puskesmas, memerlukan 4 desa/kelurahan intervensi STBM awal yang potensial. Maka untuk provinsi prioritas keiga akan mendapatkan angka : 4 desa/kelurahan x 1.854 Puskesmas atau sebanyak 7.416 desa/kelurahan. Angka ini akan menambah target desa/kelurahan intervensi STBM.

Untuk pencapaian desa/kelurahan ODF, jika seiap tahun ditargetkan 1 desa/kelurahan ODF, maka dari 10 provinsi tersebut akan didapatkan sebanyak 1.854 desa/kelurahan ODF seiap tahun, dan sebuah upaya yang terencana untuk mengembangkan 7.416 desa/kelurahan ODF selama 4 tahun ke depan.

Jika ke-4 desa/kelurahan intervensi ini dipicu dan diajak berkompeisi, waktu untuk pencapaian ODF keempat desa/kelurahan tersebut dapat dipersingkat, karena seiap puskesmas akan konsentrasi terlebih dahulu kepada 4 desa/kelurahan potensial ODF. Arinya, dari prioritas keiga pun kita akan mendapatkan desa/kelurahan ODF yang semakin mendekat lagi kepada target 1 desa/kelurahan ODF seiap tahun dari seiap puskesmas.

Dengan demikian, ke 33 provinsi yang berada dalam wilayah kesatuan Indonesia, semua berkiprah dalam upaya mencapai target target pembangunan sektor sanitasi, dengan memanfaatkan semua potensi yang tersedia di provinsinya.

Belum termanfaatkannya potensi desa/kelurahan ODF untuk dikembangkan menjadi desa/kelurahan

1)

5 Pilar STBM Alasannya adalah :

Diperkirakan telah ada sekitar 1.300 desa/kelurahan ODF.

STBM dengan target perubahan perilaku menuju Sanitasi Total, sesuai dengan kebijakannya terdiri dari 

5 pilar.

Sudah ada beberapa daerah yang telah melalukan selebrasi desa/kelurahan 5 pilar STBM, seperi di

Sumedang provinsi Jawa Barat, Timor Tengah Utara provinsi Nusa Tenggara Timur, atau di Biak Numfor provinsi Papua.

Terdapat beberapa proyek atau program, yang memiliki target 5 pilar STBM, seperi Simavi (dengan

mitra kerjanya Plan Indonesia di Nusa Tenggara Timur, YMP-NTB maupun Rumsram di Papua) serta beberapa program seperi High Five maupun WVI yang memulai program STBM melalui pilar 4 (pengelolaan sampah rumah tangga).

Apabila meneruskan pendampingan di 1.300 desa/kelurahan ODF, serta memperoleh hasil dari

program yang memiliki target desa/kelurahan 5 pilar STBM, sebelum selesainya RPJMN 2014 maupun MDGs 2015, kita akan memiliki sejumlah desa/kelurahan 5 pilar STBM yang lebih banyak dibandingkan dengan sekarang.

Untuk mempermudah merumuskan tujuan strategisnya, berikut ini dikembangkan juga sub isu strategisnya, sebagaimana tabel berikut :

Tabel 13

Isu dan sub-isu Strategis STBM di Indonesia Tahun 2013-2015

Isu strategis Sub isu strategis

Belum termanfaatkannya potensi desa/kelurahan intervensi STBM untuk dikembangkan menjadi desa/kelurahan ODF

Peningkatan Lingkungan yang Kondusif: (1)

Belum meratanya komitmen pimpinan daerah, 

Perlunya penyediaan dan revitalisasi sanitarian; 

Peningkatan Kebutuhan Sanitasi: (2)

Peningnya pengarusutamaan perubahan perilaku 

Peningnya memasikan target ODF untuk: Kuanitas (seluruh komunitas) 

dan Kualitas (penjaminan kualitas) Peningkatan Penyediaan Sanitasi: (3)

Peningnya peningkatan kegiatan pemasaran sanitasi 

Belum termanfaatkannya potensi desa/kelurahan ODF untuk dikembangkan menjadi desa/kelurahan 5 Pilar STBM

Peningkatan Lingkungan yang Kondusif: (1)

Peningnya updaing data desa/kelurahan ODF 

Perlunya peningkatan kapasitas bagi provinsi dan kabupaten/kota 

Peningkatan Kebutuhan Sanitasi: (2)

Peningnya meningkatkan desa/kelurahan ODF untuk meneruskan 

menuju Sanitasi Total dengan menerapkan 4 pilar STBM lainnya Peningkatan Penyediaan Sanitasi:

(3)

Peningnya penyediaan pilihan opsi teknologi 5 Pilar STBM sesuai dengan 

kondisi daerah

5.4 Tujuan strategis STBM 2013 – 2015

Untuk mencapai target tersebut diatas, isu strategis bisa diolah menjadi tujuan strategis, diperoleh tujuan strategis seperi berikut ini:

Tabel 14

Tujuan Strategis STBM di Indonesia Tahun 2013 – 2015

Isu strategis Tujuan strategis

Belum termanfaatkannya potensi desa/kelurahan intervensi STBM untuk dikembangkan menjadi desa/kelurahan ODF

Peningkatan lingkungan yang kondusif: Meningkatnya komitmen pimpinan daerah 1.

Terlaksananya penyediaan dan revitalisasi sanitarian 2.

Peningkatan kebutuhan sanitasi:

Terlaksananya upaya pengarusutamaan perubahan perilaku 3.

Terlaksananya kepasian target ODF secara Kuanitas (seluruh komunitas) 4.

maupun Kualitas (penjaminan kualitas) Peningkatan penyediaan sanitasi:

Terjadinya peningkatan kegiatan pemasaran sanitasi 5.

Belum termanfaatkannya potensi desa/

kelurahan ODF untuk dikembangkan menjadi desa/kelurahan 5 Pilar STBM

Peningkatan lingkungan yang kondusif: Terlaksananya

6. updaing data desa/kelurahan ODF

Terlaksananya peningkatan kapasitas tentang STBM bagi provinsi dan 7.

kabupaten/kota

Peningkatan kebutuhan sanitasi:

Terlaksananya peningkatan desa/kelurahan ODF menuju Sanitasi Total menjadi 8.

desa/kelurahan 5 pilar STBM Peningkatan penyediaan sanitasi:

Terjadinyanya penyediaan pilihan opsi teknologi 5 Pilar STBM dan kondisi 9.

5.5 Sasaran strategis STBM 2013 – 2015

Untuk mencapai target tersebut diatas, tujuan strategis perlu diolah menjadi sasaran strategis seperi di bawah ini:

Tabel 15

Sasaran Strategis STBM di Indonesia Tahun 2013 - 2015

Tujuan strategis Sasaran Strategis

Desa/kelurahan intervensi STBM menuju Desa/ kelurahan ODF:

Peningkatan lingkungan yang kondusif: Meningkatnya komitmen pimpinan daerah 1.

Terlaksananya penyediaan dan revitalisasi 2.

sanitarian

Peningkatan kebutuhan sanitasi:

Terlaksananya upaya pengarusutamaan 3.

perubahan perilaku

Terlaksananya kepasian target ODF secara 4.

Kuanitas (seluruh komunitas) maupun Kualitas (penjaminan kualitas)

Peningkatan penyediaan sanitasi:

Terjadinya peningkatan kegiatan pemasaran 5.

sanitasi

Desa/kelurahan intervensi STBM menuju Desa/ kelurahan ODF:

Peningkatan lingkungan yang kondusif:

Dukungan poliik dan moral serta kepasian anggaran 1.

yang memadai untuk pelaksanaan program STBM

Dalam dokumen files ROADMAP STBM. (Halaman 36-51)

Dokumen terkait