• Tidak ada hasil yang ditemukan

PD (ROBERTH ROUW): Ya terima kasih

Dalam dokumen DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPBULIK INDONESIA (Halaman 48-89)

Ketua dan Wakil Ketua beserta seluruh Anggota Komisi V yang saya hormati. Yang saya hormati saudara Menteri PUPR dan saudara Menteri Kementerian Desa Tertinggal dan Teman-teman dari Kementerian Perhubungan.

Saya mengapresiasi pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh teman-teman Menteri menjalankan kebijakan yang dilakukan oleh yang dibuat oleh Bapak Presiden kita. Saya kira itu kita sebagai Anggota Dewan kami

49 apresiasi bahwa betul pemerintah dalam hal ini sekarang sangat berat dalam menangani covid 19 yang kita tahu penularannya begitu cepat dan ini kalau tidak segera kita semua ikut terlibat pemerintah dan masyarakat maka saya kira ini dampaknya sangat besar terhadap bukan saja kesehatan tetapi ekonomi bangsa kita ini.

Nah untuk itu saya kira program-program yang sudah dilakukan pemerintah dalam hal ini kementerian mitra kita dalam hal refocusing anggaran dan program dan anggaran yang sudah diperuntukkan untuk membantu penanganan covid ini sangat baik, tetapi niat baik itu saya kira perlu harus ada kontrol yang baik, karena da peluang-peluang yang mungkin akan diambil oleh orang-orang yang tidak punya hati untuk bagaimana dalam rangka penanganan covid ini kita semua harus berkorban untuk bisa melakukan yang terbaik untuk bangsa ini.

Yang pertama itu saya sepakat bahwa Kementerian PUPR sudah membuat satu program yaitu bisa memberikan bantuan pembelian hasil karet petani ya itu tadi sudah disampaikan, tetapi yang satu lagi bahwa ada program lagi dalam hal pembelian getah ya untuk resin itu, getah pinus ya yaitu melalui Perhutani.

Saya kira program ini mungkin ya sama saja kita membesarkan Perhutani karena BUMN ini nanti yang untung itu bukan rakyat tapi BUMN-nya ya, nanti masyarakatBUMN-nya tetap nanti dampakBUMN-nya ini saya kira nanti tidak besar. Kalau itu langsung kepada masyarakat seperti karet saya sepakat gitu. Jadi mohon ada perimbangan yang karet ini harus lebih diperbanyak, karena kalau kita lihat nanti melalui BUMN Perhutani mohon maaf saya tidak yakin bahwa masyarakat akan dapat dampaknya yang lebih baik, nanti dampaknya itu yang dapat lebih banyak adalah Perhutani ya, ini mohon catatan saya kepada Bapak Menteri ya.

Yang berikut tadi banyak ada program terhadap padat karya ya, dan satu lagi program bantuan sosial ya dalam rangka mempertahankan atau meningkatkan ekonomi kerakyatan kita, rakyat yang terdampak covid ya. Saya ingin tahu ini dalam bantuan seperti apa ya bantuan sosial ini? Apakah uang tunai, apa bagaimana?

Kalau uang tunai itu berapa besar sih dan itu kepada siapa? Kepada orang perorang, kepala keluarga, siapa yang dapat itu? karena kita tahu sekarang ini pemerintah sudah memberikan suatu stimulus untuk penanganan covid ini dengan bantuan-bantuan langsung yang diberikan melalui Tupoksi yang dibawahi oleh kementerian-kementerian. Memang Tupoksinya untuk membantu sosial ya kan nah itu. Jadi jangan sampai program ini tumpang tindih. Kita tidak jelas ini program ini berapa besar dananya dan untuk siapa saja dan berapa dana yang akan diberikan itu.

Nah begitu pun dengan Kementerian Perhubungan. Tadi pun ada disebutkan bahwa ada paket ya sampai berapa puluh ribu itu paket yang akan diberikan. Itu paket itu berapa sih paket itu satu paket itu? dan mau diberikan

50 kepada siapa? Ya kan, datanya dari mana untuk itu? saya kira itu yang perlu mungkin harus jelas kita semua.

Yang berikut saya sangat menyesalkan tadi Ketua Kapoksi Komisi V dari teman saya dari PDI sempat berbicara tentang program yang begitu program P3TGAI ya program-program yang selaku mitra kita bersama, saya kira tidak pantas kita bicara program itu di sini, saya kira melalui Ketua saya minta supaya program-program yang kalau memang itu melibatkan Anggota Dewan, tolong dibicarakan melalui Ketua dan Kapoksi selesaikan, kita tidak bawa di dalam rapat terbuka seperti ini, memalukan kita semua, itu yang ingin saya sampaikan.

Saya kira itu terima kasih.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. Saya kembalikan ke Pimpinan.

KETUA RAPAT/KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS. S.Sos.,MSi / F-PDIP): Baik, terima kasih Pak Roberth Rouw, nanti kami akan selesaikan di internal.

Baik selanjutnya Demokrat Pak Willem silakan Pak Willem Wandik. F-PD (WILLEM WANDIK, Sos.):

Baik, terima kasih.

Pak Ketua dan juga Wakil Ketua dan juga Teman-teman Anggota Komisi V dan Pak Dr. Honoris Kausa Pak Menetri PUPR dan Menteri Perhubungan dan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang kami banggakan.

Izinkan kami ingin sedikit narasi dukungan atas berbagai upaya yang secara masif dilakukan oleh pemerintah. Di mana masalah utama berlangsungnya pandemi covid 19 yang telah memasuki fase ke 6 bulan, dipastikan akan mempertemukan dua masalah dilematis yaitu kepentingan mengendalikan rantai penularan atau transmisi covid...(rekaman suara kurang jelas) melalui pemabatasan dan pengendalian transportasi baik darat, udara dan laut dan kedua kepentingan ekonomi masyarakat terutama pemenuhan aspek kebutuhan dasar atau sandang dan pangan yang juga dapat membahayakan stabilitas sosial di masyarakat.

Dan sejumlah kebijakan yang sudah dirancang oleh mitra kita Komisi V DPR RI baik PUPR, Kementerian Perhubungan dan PDT Transmigrasi dan para kesempatan ini kami ingin memberikan narasi dukungan terhadap Kementerian Perhubungan, terutama dengan lahirnya Permenhub Nomor 25 Tahun 2020 adalah dalam rangka menerapkan kebijakan nasional pembatasan migrasi orang dari satu daerah ke daerah berikutnya untuk

51 mengendalikan penularan covid 19 dengan pilihan tetap memperhatikan distribusi arus barang dan jasa atau utamanya logistik ekonomi agar tetap dapat mengakses ke seluruh wilayah Indonesia sehingga masyarakat di satu wilayah tertentu tidak mengalami kelangkaan rantai pasokan pangan, ekonomi dan energi yang dapat mengakibatkan kelesuan sosial sebagai dampak terputusnya akses ekonomi.

Bapak Ibu, dan para Menteri yang kami hormati.

Peraturan Mentri ini harusnya dapat segera disinkronisasi ke seluruh provinsi dan kabupaten kota se-Indonesia serta pelaksanaan lapangan ada di tiap-tiap daerah. Terbitnya pelaksanaan aturan ini tergantung dari leadership yang ada di setiap tingkatan birokrasi di daerah, terutama arahan dan perintah yang jelas dan mudah untuk dilaksanakan di lapangan dan kebijakan ini akan efektif apabila dua kutub masalah bisa diharmonisasi, di mana pertama adalah mengendalikan rantai penularan dan kedua ada mitigasi rasa lapar dan kebutuhan ekonomi masyarakat. Pak Ketua, itu sedikit pandangan kami secara makro dan juga sedikit yang ingin kami sampaikan sebagian besar karena sudah disampaikan oleh teman-teman terdahulu kami.

Pada kesempatan ini untuk Kementerian Desa PDT dan Transmigrasi yang pertama Kementerian Desa itu sebagai kementerian yang lebih banyak program dan kegiatannya. Kegiatannya bersifat padat karya dan bantuan sosial seperti BUMDes, Prukades dan sebagainya, kenapa justru di dalam APBNP 2020 yang disampaikan tadi malah justru banyak item yang hilang atau berkurang nilainya.

Yang kedua yaitu Perpres Nomor 62 Tahun 2020 tentang penetapan daerah tertinggal tahun 2020 hingga 2024 di 62 kabupaten telah terbitkan pada 29 April lalu hampir 50% atau 30 kabupaten kota ada di wilayah Timur Indonesia yaitu Tanah Papua, baik itu Provinsi Papua dan Papua Barat. Oleh karena itu kami berharap betul-betul ada pengawalan secara serius dalam pengelolaannya sehingga tidak ada lagi daerah tertinggal di wilayah Timur Indonesia di Tanah Papua pada akhir periode Presiden Jokowi nanti.

Dan untuk Kementerian PUPR, juga tidak banyak.

KETUA RAPAT/KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS. S.Sos.,MSi / F-PDIP): Cukup Pak Willem?

F-PD (WILLEM WANDIK, Sos.):

Terkait dengan usulan tidak dilakukannya refocusing untuk pelaksanaan pembangunan PON atau catatan pelaksanaan PON 2020 diundur hingga tahun 2020 mendatang dan pembangunan asrama Papua sehingga sementara dapat di manfaatkan untuk penanggulangan covid 19 ini kalau bisa dipikirkan juga untuk Tanah Papua karena Pemda Papua juga 3 hari ini masih tergantung pada kebijakan afirmasi anggaran pusat belum memiliki potensi sumber daya anggaran yang cukup yang bisa ada...(rekaman

52 suara kurang jelas) dalam pengelolaan keuangan daerah, masih tergantung pada kebijakan afirmasi anggaran pusat. Oleh karena itu dilakukan refocusing ini juga kalau bisa dipikirkan juga untuk kepentingan Tanah Papua dalam rangka penanggulangan covid 19 ini.

Yang berikut untuk Kementerian Perhubungan yaitu usulan realokasi kegiatan terkait Diklat Pengembangan SDM kurang mendukung penanggulangan wabah covid 19. Yang kedua usulan refocusing untuk relokasi, usulan refocusing dan relokasi terkait kegiatan pembangunan atau peningkatan bandar udara dan pelabuhan kalau bisa sampai berakhir pandemi covid 19 ini.

Dan berikut adalah refocusing dan realokasi program dan kegiatan dari mitra kerja, seminimal mungkin tidak banyak...(rekaman suara kurang jelas) kalau tidak banyak mempengaruhi usulan-usulan Anggota yang ada di Dapil masing-masing atau kalau ada perubahan sebaiknya disampaikan kepada masing-masing Anggota...(rekaman suara kurang jelas) agar dapat segera disampaikan kepada masyarakat di Dapil kami masing-masing.

Dan yang berikut yang terakhir adalah kami sepakat dengan apa yang disampaikan oleh teman pendahulu kami tadi bahwa kedaulatan pangan perlu digaungkan lagi, kalau bisa mitra-mitra kita yang selama ini ada di garda terdepan seperti halnya Kementerian Desa dan beberapa kementerian perlu ambil peran di sana supaya potensi daerah itu dimanfaatkan, supaya daerah-daerah itu sesuai semangat otonomi daerah-daerah, penyelenggaraan desentralisasi ini atau otonomi khususnya daerah-daerah bisa ada kemandirian dalam pemanfaatan potensi daerah itu memperkuat pangan di daerah masing-masing.

KETUA RAPAT/KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS. S.Sos.,MSi / F-PDIP): Baik, Pak Willem cukup.

F-PD (WILLEM WANDIK, Sos.):

Ya mungkin itu yang bisa kami sampaikan. Terima kasih.

KETUA RAPAT/KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS. S.Sos.,MSi / F-PDIP): Baik terima kasih Pak Willem.

PKS?

Ya Pak Syahrul silakan.

F-PKS (H. SYAHRUL AIDI MAAZAT, Lc.,M.A.): Terima kasih Ketua.

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

53 Bapak Menteri PUPR, Perhubungan dan Kementerian Desa.

Pertama, tentu sebagaimana teman-teman tadi mengapresiasi Menteri-menteri yang telah melakukan refocusing terhadap anggaran yang ada di kementeriannya.

Untuk Menteri PU, saya sangat bergembira Pak Menteri karena Pak Menteri sudah menganggarkan 100 Miliar untuk pembelian karet bagi pembelian karet masyarakat. Ketika rapat dahulu setelah dilantik, rapat kedua saya yang kemudian mengungkapkan di dalam rapat tentang bagaimana pembangunan infrastruktur itu kemudian menggunakan bahan baku yang ada di masyarakat kita yaitu diantaranya adalah karet, tetapi saya sedih sekali Pak Menteri bahwasanya ternyata di dalam catatan Pak Menteri Riau tidak dimasukkan daerah yang akan dibeli karetnya. Padahal Riau itu adalah Nomor 4 dan rapat kita yang kemarin sudah saya ingatkan Pak Menteri itu bersama dengan Ketua, lucu sekali kalau Riau tidak dimasukkan, apakah ini salah tulis, mudah-mudahan ini hanya sekedar salah tulis. Kalau dalam catatan yang diberikan kepada kami Riau tidak masuk Pak. Sementara Sumbar saja masuk. Riau itu Nomor 4 loh Pak di Indonesia daerah penghasil karet.

ANGGOTA KOMISI V DPR RI: Nomor 1 Jambi itu.

F-PKS (H. SYAHRUL AIDI MAAZAT, Lc.,M.A.):

Siap Ketua, Nomor 1 Jambi, cuma Ketua sudah masuk kan.

Yang kedua Pak Menteri, tentu dengan adanya covid ini bencana ini kita melakukan refocusing terhadap anggaran yang ada di Kementerian PU, cuma jangan sampai kegiatan yang merupakan itu adalah bentuk dari antisipasi atau rekonstruksi dari pada bencana itu menjadi korban, ya saya contohkan itu adalah pembangunan turat tebing sungai itu dibangunnya turat tebing itu Pak Menteri itu diakibatkan oleh banjir yang menggerus tebing sungai yang kemudian bisa membuat terputusnya jalan.

Nah saya mendapat laporan bahwasanya ada pembangunan turat tebing di DWS III itu satu-satunya yang ada tahun ini di BWS III untuk Kabupaten Kampar justru itu tidak dibangun tahun ini Pak. Mohon maaf Pak Menteri saya sudah dua kali ke sana, saya sudah sampaikan janji bangun tahun ini, itu tidak jauh dari rumah saya dan itu satu-satunya kebetulan itu adalah pembahasan di APBN 2019 untuk 2020 itu kalau gagal waduh malu sekali.

Jadi Pak Menteri kalau tidak dibangun tahun ini dan banjir lagi tahun ini, itu putus total jalan. Jadi akibatnya akan lebih besar. Jadi mohon Pak Menteri untuk pembangunan turat tebing di BWS III, turat tebing ini kan karena bencana alam juga banjir. Jadi kalau tidak dibangun tahun ini lebih parah lagi nanti akibatnya. Katanya sudah tender tapi dibatalkan. Nah kalau pun tidak dibatalkan ditunda tahun depan saya katakan karena ini biasanya

54 akhir tahun akan banjir, ini akan lebih parah. Jadi mohon untuk ini ditinjau Pak Menteri karena ini berkaitan juga dengan bencana. Jangan kita karena memperhatikan bencana ini mengabaikan bencana yang itu.

Yang ketiga, untuk Kementerian Desa. Pak Menteri bahwasanya kita menganggarkan 25% sampai 35% dari dana desa itu kita gunakan untuk BLT. Yang harus kita pikirkan itu kan hanya untuk anggaran 3 bulan, kalau covid 19 ini itu sampai beberapa bulan lebih dari 3 bulan, sudahkan Kementerian Desa mempersiapkan regulasinya?

Saya apresiasi Kementerian Desa mengikuti perkembangan. Awalnya hanya dana desa untuk Satgas. Kemudian lanjut ke bisa dengan untuk BLT. Kemudian data, sekarang data yang digunakan adalah data yang berbasis dari desa, tidak lagi data DPKS. Nah kita ingin berharap Kementerian Desa ini selalu memberikan kontribusi dalam penanganan covid 19 ini. Nah perlu juga dipikirkan bahwasanya dana 25% dan 35% itu hanya untuk 3 bulan Pak Menteri, kalau sempat ini lebih dari 3 bulan, sudahkah dipersiapkan regulasinya?

Kemudian menambahkan memperkuatkan apa yang disampaikan oleh teman-teman tadi bahwasanya Kementerian Desa juga harus berpikir kemarin sudah disampaikan juga perlu adanya dukungan dari Kementerian Desa untuk melakukan gerakan ketahanan pangan desa, ketahanan pangan. Dulu ada program yang disampaikan oleh pendamping provinsi kepada saya untuk disampaikan kepada Pak Menteri, bentuknya adalah padat karya tunai non-fisk ya. Padat karya tunai non-fisik, bentuk kegiatannya adalah dalam rangka ketahanan pangan.

Kemudian terakhir Pak Menteri Desa yaitu bahwasanya penyaluran dan data masyarakat miskin ini dilakukan oleh RT dan RW Pak. Ada honor RT RW dri pemerintah daerah, tapi tidakkah juga kita pikirkan ada regulasi yang kemudian bisa memberikan honor tambahan kepada RT RW ini, karena RT RW ini honornya hanya 150, ada yang 50.000 ada yang 250 sebulan Pak. Dalam rangka covid ini dari dana desa itu untuk RT RW, karena merekalah yang menjadi basis data dari masyarakat miskin yang tahu siapa yang miskin-miskin yang baru.

Kemudian untuk Kementerian Perhubungan, saya setuju tadi ada Bansos, tapi lebih spesifik ini adalah kepada masyarakat yang berdampak kepada covid yang hubungannya dengan Perhubungan yaitu supir-supir angkot, supir-supir taxi, kemudian kernetnya, kemudian yang bekerja di terminal dan segala macamnya dan kalau bisa dana ini juga adalah dana yang digunakan untuk membeli masker atau APD, baik itu bagi petugas di daerah Kementerian Perhubungan atau pun masyarakat yang masuk di wilayah seperti apa namanya terminal, bandara, dipastikan bahwasanya secara cuma-cuma itu Kementerian Perhubungan memberikan masker, karena kita lihat juga masyarakat banyak yang tidak punya masker Pak. Jadi memastikan di lingkungan Perhubungan semua orang menggunakan masker melalui dana Bansos ini.

55 Terima kasih.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT/KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS. S.Sos.,MSi / F-PDIP): Baik, terima kasih Pak Syahrul.

F-PAN (H.A. BAKRI H.M., S.E.): Sedikit Pak Ketua.

KETUA RAPAT/KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS. S.Sos.,MSi / F-PDIP): Silakan Pak Bakri. Pak Bakri silakan.

F-PAN (H.A. BAKRI H.M., S.E.): Ya baik terima kasih.

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

Pak Ketua, Wakil Ketua dan Anggota Komisi V yang saya hormati.

Pak Menteri PU, PDT dan juga para Dirjen Kementerian Perhubungan, Pak Menteri Perhubungan tadi sudah meninggalkan tempat, terima kasih.

Saya mungkin langsung ke Menteri Perhubungan dulu. Pak Menteri Perhubungan mungkin tidak mendengar, mungkin melalui Dirjen-dirjen-nya saja, Pak...(rekaman suara kurang jelas) Sekretaris Menteri. Intinya dari Kementerian Perhubungan saya minta kebijakan.

Kebijakan oleh Kementerian Perhubungan betul-betul melakukan kebijakan yang betul-betul sesuai dengan tujuan dari pada penanganan covid 19 ini, jangan sampai lagi yang kira-kira minggu yang lalu pernyataan Menteri Perhubungan yang menghebohkan, semua orang pada bingung, tidak tahu yang mana Ketua, yang mana Sekretaris, ini yang mana penanggungjawab, yang mana semuanya bingung, apalagi di daerah. Kalau boleh bersuara mungkin para Bupati, Walikota dan Gubernur mungkin mereka akan bersuara berbeda-beda semua. Nah oleh sebab itu saya lebih mengharapkan pada Kementerian Perhubungan karena bagaimana pun juga apa yang dikeluarkan kemarin itu sangatlah kontraversi terhadap apa yang terjadi di lapangan. Ini Kementerian Perhubungan.

Balik kepada pemotongan anggaran apa yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan. Saya cuma menggarisbawahi ada tiga ya. Pertama saya minta seluruh program-program aspirasi Anggota DPR maupun program-program yang sifatnya sudah kita sepakati kemarin itu supaya secepatnya dilaksanakan, karena apa, jangan sampai nanti alasan kita memotong anggaran-anggaran untuk kepentingan penanganan covid 19 ini tapi pelaksanaannya lambat. Kalau bisa kita harapkan tindakannya ini

56 perlakuannya persis bagaimana pemerintah memberlakukan Perpu cepat Pak, pagi siang malam sudah bisa dilaksanakan. Nah ingin saya begitu.

Sebagai contoh umpamanya di provinsi Jambi, itu saya bayangkan kalau ada program-program yang namanya halte, yang namanya dermaga, ini sangat menampung tenaga kerja, nah ini kok sampai hari ini belum juga dilaksanakan. Nah saya takut-takutnya nanti selesai-selesai covid baru dilaksanakan, akhirnya pada keluar dari pada prinsip apa yang ingin kita rencanakan semula.

Begitu juga dengan bandara saya, bandara saya ini juga termasuk juga pekerjaan yang kalau mau dibiliang padat karya ya juga padat karya karena menggunakan tenaga banyak di lokal di sana di Kerinci. Hari ini bandara saya juga Kerinci itu belum-belum juga, nah padahal pembebasan lahannya sudah oke semua. Saya dengar terakhir katanya sangkutnya di tempat pelelangan, pelelangan apa, ULP apa itu? nah dibalainya apa pelelangan. Saya tidak tahu apa sebabnya. Nah tolong yang begini-begini secepatnya Pak, kalau pemerintah bisa mempercepat melaksanakan Perpu, kalau bisa program-program ini juga harus cepat.

Saya dengar, saya komunikasi dengan Balai, saya bicara dengan Kepala Bandara katanya masih sangkutnya di pusat, ini ada apa ini? Apakah Bapak potong juga atau tidak gitu? Kalau Bapak potong juga anggaran ini, wah keterlaluan kementerian ini, padahal kita sudah sepakat program-program itu tetap dilaksanakan. Nah ini perlu menjadi perhatian di Kementerian Perhubungan.

Nah jadi tolong Pak Dirjen Darat halte, dermaga, sudah itu rambu-rambu semuanya, karena ini menyangkut memang pekerjaan menciptakan lapangan kerja Pak, menciptakan lapangan kerja sehingga betul-betul bisa memaksimalkan dari pada peran masyarakat yang ada di daerah, dari pada kita mengasih bantuan tunai-tunai saja, akhirnya ya masyarakat juga terus terang juga agak malas, tapi kalau program-program ini kita cepat gerakkan akan menciptakan lapangan kerja, masyarakat akan kerja, sehingga menimbulkan hasil tidak juga harus semuanya BLT-BLT, tapi dengan mencipatakan lapangan kerja ini juga bisa membantu pemerintah. Nah ini yang sangat kita harapkan, itu untuk Kementerian Perhubungan. Tolong Pak Dirjen Darat dan Dirjen Udara tolong Pak ini saya sudah sering sekali bicara tolong diingatkan betul bagaimana kegiatan ini bisa cepat.

Terus saya kedua Kementerian Desa Tertinggal. Kementerian Desa Tertinggal terima kasih Pak Menteri juga banyak BLT-BLT dana desa sudah dipotong. Nah hari ini saya terus terang pribadi belum mendapatkan banyak pemberitahuan dari daerah, saya ingin orang yang Bapak kasih amanah untuk melaksanakan kegiatan ini ataupun Dinas atau pun apa supaya betul-betul bisa berkomunikasi dengan Anggota DPR. Nah jangan mentang-mentang di daerah kita ini Pilkada, sehingga sudah mulai ada wangi-wangi Pilkada atau pun harum-harum Pilkada.

57 Saya ingin Pilkada kita singkirkan dululah ini, yang penting bagaimana kita berpikir bagaimana program ini bisa jalan. Saya ingin Pak Menteri pendamping desa apapun namanya yang BLT (Bantuan Langsung Tunai) yang dikawal oleh orang-orang yang dibentuk itu tolong komunikasi dengan Anggota DPR, yakin Pak, Pak Menteri tidak sanggup Pak Bapak mengawasi sebanyak itu uang. Bapak harus kita bantu. Nah mau kita bantu, kita tidak tahu ke mana arahnya ke mana.

Jadi supaya lebih cepat saya minta Pak Menteri supaya menginstruksikan kepada dinas yang terkait komunikasi dengan Anggota DPR. Di Jambi itu ada tiga Pak, ada saya, ada Pak H. Hasan Basri Agus, ada

Dalam dokumen DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPBULIK INDONESIA (Halaman 48-89)

Dokumen terkait