• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ruang kawasan kegiatan pertambangan

VISI, MISI DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH

KALIMANTAN SELATAN 2025 MAJU DAN SEJAHTERA SEBAGAI WILAYAH PERDAGANGAN DAN JASA BERBASIS AGRO INDUSTRI

9. Ruang kawasan kegiatan pertambangan

Pengelolaan pola ruang pada kegiatan pertambangan, meliputi:

a. Kawasan pertambangan mineral dan batubara di Kabupaten Banjar, Tabalong, Kotabaru, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Tanah Bumbu, dan Balangan.

b. Kawasan minyak dan gas bumi di wilayah Cekungan Barito, Cekungan Asam-asam, Cekungan Pasir, dan Celah Sebuku.

c. Kawasan air tanah di wilayah Sub Cekungan Air Tanah di Kalimantan Selatan.

d. Kawasan Energi Gas Metan Batubara di Wilayah Cekungan Barito dan Cekungan Pasir – Asam – Asam.

Berdasarkan arahan, kriteria, fungsi dan strategi kawasan lindung dan kawasan budidaya, dikembangkan kawasan strategis provinsi yang dapat memicu dan memacu percepatan pergerakan dinamika perekonomian, sosial dan budaya serta dengan ciri khas spesifik tertentu, besaran tingkat layanan, homogenitas dan ketergantungan dalam kawasan, kecepatan ketercapaian aksesibilitas dalam kawasan, yaitu;

a. Kawasan Pegunungan Meratus, yaitu kawasan lindung yang memanjang dari Kabupaten

Kotabaru sampai dengan Kabupaten Banjar termasuk Kawasan Tahura Sultan Adam dan

Kawasan Loksado yang merupakan permukiman masyarakat asli Suku Dayak dengan pola

kehidupan budaya lokal;

b. Kawasan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, yaitu kawasan terbuka sepanjang pantai timur –

tenggara wilayah Provinsi Kalimantan Selatan dengan berbagai pola pemanfaatan ruang baik lindung maupun budidaya;

c. Kawasan Rawa Potensial Batang Banyu yang meliputi wilayah administrasi pemerintahan

Kabupaten Barito Kuala (Kecamatan Balawang, Barambai, Cerbon, Wanaraya, Bakumpai, Tabukan, Kuripan), sebagian Kabupaten Banjar (Kecamatan Simpang Empat), sebagian Kabupaten Tapin (Kecamatan Candi Laras Selatan, Candi Laras Utara dan Tapin Tengah), sebagian Kabupaten Hulu Sungai Selatan (Kecamatan Daha Selatan, Daha Utara, Kalumpang), Kabupaten Hulu Sungai Utara (Kecamatan Danau Panggang, Babirik, Sungai Pandan, Amuntai Selatan, Amuntai Utara, Amuntai Tengah dan Banjang), sebagian Kabupaten Tabalong (Kecamatan Pugaan, Banua Lawas, Kelua, Muara Harus) yang bercirikan kawasan rawa spesifik lokal berupa kawasan rawa pasang surut, rawa monoton dan rawa gambut;

3.3.2. Rencana Pengembangan Sistem Perkotaan Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Provinsi Kalimanan Selatan 2005 - 2025

59

d. Kawasan Metropolitan Banjarmasin/Banjarmasin Raya/Greater Banjarmasin/ Banjarmasin Metropolitan Area (BMA)/Banjarpura (Banjarmasin–Banjarbaru-Martapura) yang meliputi wilayah administrasi pemerintahan Kota Banjarmasin (Kecamatan

Banjarmasin Selatan, Banjarmasin Timur, Banjarmasin Tengah, Banjarmasin Barat, Banjarmasin Utara), Kota Banjarbaru (Kecamatan Banjarbaru, Landasan Ulin, Cempaka), sebagian Kabupaten Banjar (Kecamatan Kertak Hanyar, Gambut, Sungai Tabuk, Aluh-Aluh dan Martapura), sebagian Kabupaten Barito Kuala (Kecamatan Alalak, Mandastana, Anjir Muara, Anjir Pasar, Tamban, Tabunganen, Mekarsari), sebagian Kabupaten Tanah Laut (Kecamatan Bati-Bati dan Kurau) yang menjadi wilayah perembetan perkotaan (urban sprawl) dan yang sedang dan akan berkembang menjadi wilayah perkotaan;

e. Kawasan Industri, yaitu kawasan industri yang bersifat padat modal dan padat karya yang

menjadi tulang punggung dan memberikan konstribusi pertumbuhan dan percepatan pembangunan perekonomian di Kalimantan Selatan, yaitu Kawasan Industri Barito Muara, Tarjun, Liang Anggang - Landasan Ulin dan Bati-Bati;

f. Kawasan Pelabuhan dan Bandar Udara, yaitu kawasan yang merupakan pintu keluar dan

masuk jalur distribusi dan koleksi barang, jasa, penumpang serta antar moda angkutan yang sangat menentukan dalam peningkatan dan pengembangan perekonomian masyarakat Provinsi Kalimantan Selatan seperti Pelabuhan Trisakti Banjarmasin dan Bandara Syamsuddin Noor. Kawasan ini juga meliputi kawasan rencana pelabuhan nasional Tanjung Dewa di kabupaten Tanah Laut sebagai alternatif pengganti Pelabuhan Nasional Trisakti Banjarmasin dan kawasan rencana pembangunan bandar udara internasional khusus untuk penerbangan sipil pada daerah pegunungan dan pesisir di Maluka Baulin Kecamatan Kurau Kabupaten Tanah Laut sebagai bandar udara alternatif pengganti Bandar Udara Syamsuddin Noor Banjarmasin;

g. Kawasan Pembangkit Energi Listrik, yaitu kawasan yang memproduksi energi listrik untuk

keperluan wilayah Provinsi Kalimantan Selatan yang meliputi PLTU Asam-Asam, PLTU Mulut Tambang (Tapin, Balangan, dan Tabalong), PLTA Riam Kanan, dan PLTD sektor Barito dan Kotabaru. Kawasan ini juga meliputi kawasan pemanfaatan energi alternatif baru terbarukan yaitu kawasan yang memiliki potensi tersebut di atas yang dapat dikembangkan di wilayah Kalimantan Selatan, seperti kabupaten Tabalong, HST, HSS, Tapin, Kabupaten Banjar, Tanah Laut dan Kota Baru sebagai alternatif kawasan pembangkit energi listrik h. Kawasan Agropolitan, yaitu kawasan yang merupakan produsen hasil pertanian dan

hortikultura seperti di Barito Kuala, Banjar, Hulu Sungai Tengah, Tanah Laut dan Tabalong. i. Kawasan Kota Terpadu Mandiri (KTM) adalah kawasan transmigrasi yang dipersiapkan

menjadi kawasan perkotaan seperti KTM Cahaya Baru di Kabupaten Barito Kuala dan KTM Sengayam di Kabupaten Kotabaru

j. Kawasan Tertinggal adalah daerah kabupaten yang relatif kurang berkembang

dibandingkan daerah lain dalam skala nasional dan berpenduduk yang relatif tertinggal yang ditetapkan Kabupaten Barito Kuala dan Hulu Sungai Utara.

k. Kawasan Perbatasan adalah daerah kabupaten yang letaknya berbatasan dengan wilayah

provinsi lain seperti kabupaten Tabalong, Hulu Sungai Selatan, Barito Kuala, Tanah Laut, dan Kotabaru. Untuk kawasan ini diperlukan penguatan ekonomi agar arah perkembangan wilayah tidak tertarik ke wilayah provinsi lain.

BAB IV P E N U T U P

• Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Propinsi Kalimantan Selatan Tahun 2005-2025 ini yang mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 memberikan visi, misi, dan arah penyelenggaraan pembangunan yang nantinya akan merupakan acuan bagi setiap gubernur Propinsi Kalimantan Selatan.

• Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Propinsi Kalimantan Selatan ini merupakan pedoman untuk penyusunan dokumen perencanaan lainnya yaitu:

(1) Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Kota se Kalimantan Selatan

(2) Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Propinsi Kalimantan Selatan yang disusun berdasarkan Visi dan Misi pemerintan yang sedang berjalan. Selanjutnya nanti RPJM merupakan referensi bagi penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat (Renstra-SKP) Propinsi Kalimantan Selatan.

• Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Propinsi Kalimantan Selatan Tahun 2005-2025 secara esensi menjadi pedoman bagi penyelenggaraan pembangunan seluruh komponen masyarakat, dunia usaha dan aparat pemerintah termasuk DPRD. Untuk itu perlu dalam proses pelaksanaannya perlu ditetapkan kaidah-kaidah pelaksanaan sebagai berikut:

(1) Pemerintah propopinsi dan masyarakat berkewajiban untuk melaksanakan visi, misi dan arah pembangunan RPJP Propinsi Kalimantan Selatan 2005-2025 dengan sebaik-baiknya.

(2) Gubernur Propinsi Kalimantan Selatan dalam menetapkan visi, misi dan arah pembangunan dalam masa pemerintahannya berkewajiban untuk berpedoman kepada RPJP Propinsi Kalimantan Selatan 2005-2025 ini. Selanjutnya visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pokok pembangunan yang tertuang dalam RPJM Propinsi Kalimantan Selatan akan menjadi pedoman bagi Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) dalam menyusun Rencana Strategis (Renstra) SKPD.

(3) Satuan Kerja Pemerintah (SKP) Propinsi Kalimantan Selatan berkewajiban menyusun Rencana Strategis (Renstra) SKPD yang menjabarkan visi, misi, dan program Kepala Daerah (Gubernur).

(4) Dalam rangka mencapai keterpaduan dan sinkronisasi dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan berdasarkan RPJP yang sudah disepakati ini dapat dilakukan melalui forum MUSRENBANGDA.

• Mengingat urgensi RPJPD bagi keberlangsungan pembangunan Kalimantan Selatan dalam jangka panjang dan karena ketidakterkaitannya pada kepentingan politik sehingga semata-mata hanya ditujukan bagi penyelenggaraaan pembangunan dan pelayanan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat dengan seutuhnya maka terkandung tanggung jawab untuk menjaga dan menjamin implementasinya dilapangan.

4. Penutup

61

• Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Gubernur dan seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah bersama sama dengan masyarakat luas dan pengusaha mempunyai berkewajiban moril untuk menjamin konsistensi antara Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Propinsi Kalimantan Selatan 2005-2025 dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), Rencana Strategis (Renstra) SKPD, Rencana Kerja Pemerintah (RKP), dan Rencana Kerja (Renja) SKPD dalam Pemerintah Propinsi Kalimantan Selatan.

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

Dokumen terkait