• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

B. Pengaudit Internal

3. Ruang Lingkup Audit Internal

Lingkup penugasan audit internal adalah melakukan evaluasi dan memberi kontribusi dalam meningkatkan proses pengelolaan resiko, pengendalian dengan menggunakan pendekatan secara sistematis dan menyeluruh.

Dalam SPAI (2004: 20-22) menjelaskan lingkup penugasan audit internal sebagai berikut :

1) Pengelolaan Risiko

Fungsi audit internal harus mampu membantu organisasi dengan mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko yang signifikan dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan pengelolaan risiko dan sistem pengendalian internal.

2) Pengendalian

Fungsi audit internal harus dapat membantu organisasi dalam memelihara pengendalian internal yang efektif dengan cara mengevaluasi kecukupan, efisiensi dan efektifitas pengendalian tersebut, serta mendorong peningkatan pengendalian internal secara berkesinambungan.

Evaluasi sistem pengendalian intern harus mencakup: a. Efektifitas dan efisiensi kegiatan operasi

b. Keandalan dan integritas informasi

c. Kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku d. Pengamanan aset organisasi

Fungsi audit internal harus memastikan sampai sejauh mana sasaran dan tujuan kegiatan operasi telah ditetapkan dan sejalan dengan sasaran dan tujuan organisasi. Auditor internal harus mereview kegiatan operasi perusahaan untuk memastikan sejauh mana hasil yang diperoleh sudah sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Dilengkapi oleh Tugiman (2006: 41 – 49), ruang lingkup audit internal terdiri dari :

1) Keandalan Resiko

Pemeriksaan internal harus meninjau reliabilitas dan integritas berbagai informasi finansial dan pelaksanaan pekerjaan atau operasi serta cara yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, mengklasifikasi, dan melaporkan informasi.

2) Kesesuaian Dengan Kebijaksanaan, Rencana, Prosedur, dan Peraturan Perundang – Undangan

Pemeriksaan internal harus meninjau sistem yang telah ditetapkan untuk memastikan kesesuaiannya dengan berbagai kebijakan, rencana, prosedur, ketentuan perundang-undangan,

dan peraturan yang dimiliki, akibat yang penting terhadap berbagai pekerjaan atau operasi dan menentukan apakah organisasi telah memenuhi atau melaksanakan hal- hal tersebut.

Manajemen bertanggung jawab untuk menetapkan sistem yang dibuat dengan tujuan memastikan pemenuhan berbagai persyaratan seperti kebijaksanaan, rencana, prosedur dan peraturan yang ditetapkan

3) Perlindungan Terhadap Harta

Pemeriksaan internal harus meninjau berbagai alat atau cara yang digunakan untuk melindungi harta dan bila dipandang perlu, memverifikasi keberadaan dari suatu aktiva.

a. Pemeriksaan internal harus meninjau berbagai cara yang digunakan untuk melindungi harta terhadap berbagai jenis kerugian, seperti pencurian dan kegiatan yang tidak pantas.

b. Pada saat memverifikasi keadaan suatu aktiva, pemeriksaan harus menbggunakan prosedur yang sesuai dan tepat.

4) Penggunaan Sumber Daya secara Ekonomis dan Efisien Pemeriksaan internal harus menilai keekonomisan dan efisiensi penggunaan sumber daya yang ada:

a. Manajemen bertanggung jawab menetapkan standar operasional yang digunakan untuk mengukur keekonomisan dan efisiensi penggunaan sumber daya dalam suatu kegiatan. Auditor internal bertanggung jawab untuk menentukan:

1. Telah ditetapkan standar operasional untuk mengukur keekonomisan dan efisiensi

2. Standar operasional tersebut telah dipahami dan dipenuhi

3. Berbagai penyimpangan standar operasional diidentifikasi, dianalisis, dan diberitahukan kepada pihak yang bertanggung jawab untuk melakukan tindakan korektif

b. Tindakan korektif telah dilakukan

Pemeriksaan yang berhubungan dengan keekonomisan dan efisiensi penggunaan sumber daya harus mengidentifikasi berbagai keadaan, seperti:

1. Fasilitas- fasilitas yang tidak dipergunakan sepenuhnya

2. Pekerjaan yang tidak dapat dibenarkan berdasarkan pertimbangan biaya

5) Pencapaian Tujuan

Pemeriksaan internal haruslah menilai pekerjaan, operasi, atau program untuk menilai apakah hasil yang telah dicapai telah sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ditetapkan dan apakah pekerjaan, operasi, atau program tersebut telah dilaksanakan dengan rencana.

1) Manajemen bertanggung jawab menentukan berbagai tujuan dan sasaran dari program, pengembangan dan penerapan prosedur pengawasan, serta pencapaian hasil pekerjaan yang diinginkan. Pemeriksa internal harus menilai apakah tujuan dan sasaran tersebut telah sesuai dengan tujuan organisasi serta dapat dicapai.

2) Pemeriksaan internal dapat memberikan bantuan kepada manajer yang bertanggung jawab menentukan tujuan, sasaran dan sistem dengan menentukan berbagai asumsi yang mendasari suatu hal telah sesuai; telah menggunakan berbagai informasi yang akurat, terbaru dan relevan; telah dilakukan pengawasan yang sesuai bagi suatu program kegiatan.

1. Tahap Pelaksanaan Audit Internal

Prosedur pelaksanaan audit internal Seperti yang dikemukakan oleh Brink’s dalam Akmal (2007: 19-22) adalah :

1. Tahap Memahami Resiko Pengendalian dan Resiko Lainnya Pemeriksa internal harus mengevaluasi berbagai risiko dari

kegiatan yang diaudit. Pengevaluasian risiko seperti yang dilakukan oleh pemeriksa eksternal dalam audit keuangan dapat dilakukan untuk kepentingan pemeriksa internal.

Dalam hal ini risiko dibagi menjadi empat yaitu: a. Risiko bawaan/ Melekat

Risiko yang sudah ada pada aktivitas, operasi, atau bagian sebelum ada pengendalian manajemen.

b. Risiko Pengendalian

Risiko yang mungkin ada dan tidak dapat ditemukan oleh sistem pengendalian manajemen.

c. Risiko Deteksi

Risiko tidak terdeteksinya suatu salah saji materiil yang ada. Besar sampel yang ditetapkan berbanding terbalik dengan besar risiko deteksi.

d. Risiko Audit yang Dapat Diterima

Kesediaan auditor menerima risiko dari audit yang dilakukannya, biasanya ditetapkan rendah supaya diperoleh risiko yang lebih rendah. Dengan demikian akan ditetapkan risiko deteksi yang lebih rendah pula dan besar sampel yang tinggi.

2. Tahap Survei Pendahuluan

Pada tahap ini, pihak yang bertugas mengaudit harus memahami aktivitas operasi pada organisasi yang akan diaudit. Pemahaman tersebut dilakukan dengan cara:

a. Mengidentifikasi tujuan menyeluruh dari riview yang akan dilakukan. Tujuan menyeluruh ini dapat ditetapkan oleh pimpinan unit pemeriksa internal atau pemeriksa senior setelah mendapatkan masukan dari pengukuran risiko.

b. Melakukan diskusi dengan pegawai lain yang dapat memberikan informasi, yaitu staf manajer atau pegawai kunci di luar area yang diriview.

c. Mengumpulkan semua data yang berhubungan, misalnya kertas kerja pemeriksaan dan laporan tahun lalu, gambaran organisasi dan beban lainnya yang memiliki hubungan dengan pemeriksaan.

d. Memberitahukan rencana riview pada lokasi yang akan diriview.

e. Melakukan diskusi dengan pegawai kunci di lokasi.

f. Melakukan pengamatan atas area operasi yang akan diriview (walk through).

3. Tahap Menyusun Rencana Audit

Pada tahap ini akan disusun program audit berdasarkan pengukuran risiko dan survei pendahuluan yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya, dan program audit tahun sebelumnya yang berguna sebagai petunjuk bagi para pemeriksa dalam melakukan pemeriksaan. Program audit berisi tahap-tahap pemeriksaan yang harus dilakukan berupa prosedur-prosedur audit yang mencakup penetapan besarnya ukuran sampel yang diuji.

Dokumen terkait