• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN

B. Kajian Teori

5. Ruang Lingkup Kegiatan Perusahaan

Ruang lingkup kegiatan perusahaan dilakukan melalui proses penanaman dan selanjutnya produksi, kegiatan produksi yang dilakukan

Manajer

Ir. Ignatius Purwo Yuliantoko

Asisten Tanaman

Bagian Banjarsari

Mayar Sutjahyono

Asisten Tanaman Bagian Krn.

Nangka Edi Hermanto,

S. IP

Asisten Tanaman

Bagian Antrokan

Riyadi

Asisten Tanaman Bagian Gr.

Rejo Gading Raja

Mulya

Asisten Tanaman

Bagian Klatakan

Mias Winadi Pamungkas

S.P

Asisten Tekpol Bag.

Pabrik Gr.

Rejo Bengkel Sumarto

Asisten Tekpol Bag.

Pabrik Banjarsari

Sumarto

Koordinator Layanan Kesehatan Didit Dwi Raharjo, Amd., Kep

A SS A K U Suryanto,

SE.

oleh PT Perkebunan Nusantara XII Kebun Banjarsari dengan melakukan budidaya komoditas perkebunan unggulan seperti kakao edel, kakao bulk, karet, karet, tebu dan aneka kayu-kayuan. Kegiatan budidaya tanaman karet meliputi proses persiapan lahan, penanaman tanaman penutup tanah, pembuatan lubang tanam, penanaman batang bawah, pembibitan klon, panyambungan, pemidahan tanaman ke lahan tanam, sementara kegiatan pemanenan dilakukan dengan cara sadap dan hasil penyadapan langsung dikirim ke pabrik untuk dilakukan pengolahan. Begitupun dengan kakao proses yang dilakukan sebelum dikirim ke pabrik harus melawati prosedur administrasi yang dilakukan di kantor afdeling yaitu memproses surat kirim hasil panen di kantor afdeling masing-masing yang kemudian di kirim ke pabrik pada bagian penerimaan yang selanjutnya dikelola sampai pada proses pengiriman.

PTPN XII Banjarsari memiliki pabrik sendiri untuk pengolahan baik karet maupun kakao. Semua kegiatan pada proses pengolahan atau produksi menggunakan tenaga mesin dan tenaga manusia, setelah proses produksi selesai karet dan kakao yang sudah dikemas sesuai golongan baru dikirim ke gudang transit, disini PTPN XII Banjarsari tidak bisa melakukan pengiriman langsung ke Surabaya karena semua produk harus dikirim di gudang transit yang tempatnya berada di Klatakan Kecamatan Tanggul bisa dibilang PTPN XII Banjarsari hanya sebagai pemasok barang yang selanjutnya barang dijualkan oleh kantor pusat PTPN XII Surabaya dengan mengekspor produk.

62

6. Supply Chain Management PT Perkebunan Nusantara XII Banjarsari Definisi dari Supply Chain Management (SCM) adalah sebagai sebuah rantai suplai, rantai pasokan, jaringan logistik, atau jaringan suplai adalah sebuah sistem terkoordinasi yang terdiri atas organisasi, sumber daya manusia, aktivitas, informasi dan sumber-sumber daya lainnya yang terlihat secara bersama-sama dalam memindahkan suatu produk atau jasa baik dalam bentuk fisik maupun virtual dari suatu pemasok kepada pelanggan.

SCM adalah perencanaan, desain, dan control akan aliran informasi dan barang sepanjang supply chain yang bertujuan untuk memenuhi persyaratan kebutuhan dari pelanggan secara efisien untuk masa sekarang dan masa yang akan datang.52

SCM adalah suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. Rantai ini juga merupakan jaringan atau jejaring dari beberapa organisasi yang saling berhubungan yang memiliki tujuan yang sama, yaitu sebaik mungkin menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran barang tersebut. Kata penyebaran mungkin kurang tepat karena istilah supply chain meliputi juga proses perubahan barang tersebut, misalnya dari bahan mentah menjadi barang jadi. 53

Proses supply chain yang dilakukan oleh PTPN XII Banjarsari mulai dari tahap pengolahan sampai pengiriman juga tak terlepaskan

52 Muhammad Arif, Supply Chain Management (Yogyakarta: DEEPUBLISH, 2018), 7.

53 Richardus Eko Indrajit, dan Richardus Djokopranoto, Konsep Manajemen Supply Chain (Jakarta: Grasindo, 2006), 5.

pentingnya dan ikatannya dari perihal administrasi. Segala hal mulai dari proses penanaman, pengolahan sampai pengiriman dari direksi melalui tahap administrasi yang dari administrasi tersebut disebar lagi ke divisi kebun maupun pengolahan sampai pada kantor pusat. Disamping itu, data-data mengenai produksi karet, hasil karet dari pabrik, persediaan, dan lain sebagainya juga dilakukan pada divisi administrasi. Prosedur supply chain dan administrasi PTPN XII Banjarsari sebagai berikut,

a. Prosedur Pengolahan Karet Di Pabrik 1) Penerimaan Lateks dari Kebun

a) Begitu lateks tiba di pabrik, petugas segera memeriksa keadaan lateks untuk mengetahui adanya pra koagulasi atau tidak.

b) Menyiapkan saringan 30 mesh di atas bak penerimaan, kemudian petugas dari afdeling menuangkan lateks dari bowl ke bak penerimaan melalui saringan 30 mesh hingga semua bowl tuntas.

2) Pembekuan Lateks

a) Mengisi bak pembeku dengan air pengencer lateks melalui saringan 120 mesh yang dilapisi kain blaco.

b) Petugas mengalirkan lateks dari bak penerima lewat talang melalui saringan 50 mesh dengan memperhatikan keadaan lateks.

c) Pemberian asam semut dengan jerigen penuang kedalam bak pembeku lateks sambil berjalan dari ujung ke ujung yang

64

dilakukan bersama pengadukan sebanyak 8 kali dengan arah berlawanan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan gelembung udara.

d) Pemasangan tussenscot yang sebelumnya telah dibilas dengan air.

e) Menutup bak pembeku dengan plastik untuk mencegah terkontaminasi dengan benda-benda asing.

3) Penggilingan Karet

a) Setelah bekuan sempurna (antara 1-3 jam) maka sekat-sekat dapat dilepas satu persatu, kemudian bekuan diangkat satu persatu ke talang untuk proses penggilingan.

b) Petugas memasukkan bekuan ke sheeter secara teratur dan mengusahakan masuk rol pertama dengan jalan agak menipiskan bagian ujung secara merata.

c) Lembaran sheet yang keluar dari mangel segera diterima (jangan ditarik), serta langsung dimasukkan ke bak air (penampung).

4) Penirisan Sheet

a) Petugas menyiapkan glantang bersih.

b) Petugas kemudian mengambil lembaran sheet hasil proses penggilingan dari bak pencucian digantungkan pada gelantang sedemikian agar air menetes dari permukaan sheet dengan baik dan lancar.

c) Petugas harus menjaga agar sheet yang digantung ujungnya tidak menyentuh lantai.

d) Penirisan dilakukan selama 6-8 jam.

5) Pengasapan Sheet

a) Petugas mengambil lembaran sheet dari penirisan untuk dibawa ke ruang pengasapan dengan kereta dorong.

b) Sheet kemudian digantungkan pada glantang di ruang pengasapan.

c) Pengaturan suhu pengasapan

Hari Ke 1 : Suhu pengasapan 40-45 0C selama 6-10 jam Hari Ke 2 : Suhu pengasapan 45-50 0C selama 24 jam Hari Ke 3 : Suhu pengasapan 50-55 0C selama 24 jam Hari Ke 4 : Suhu pengasapan 55-60 0C selama 24 jam Hari Ke 5 : Suhu pengasapan 55-60 0C selama 24 jam Hari Ke 6 : Suhu pengasapan 60 0C – Sheet turun 6) Sortasi Sheet

a) Hasil pengasapan di bawa ke ruang sortasi dengan kereta dorong untuk dilakukan penimbangan

b) Lembaran sheet yang telah ditimbang ditaruh di meja sortasi, untuk dilakukan penyortiran. Alat-alat yang digunakan adalah gunting, sikat penyukit, kerok, larutan formalin.

66

c) Setalah dilakukan sortasi, hasil permutu ditaruh di rak-rak sesuai mutunya, sedangkan untuk cuting disediakn kotak penampung khusus.

d) Hasil sortasi permutu ditimbsng dengan timbagan elektronik yang masih berlaku masa teranya, Small Ball: 33,333 kg, Big Ball: 113 kg, untuk selanjutnya dilakukan pengepresan.

7) Pembungkusan dan Pelaburan Ball

a) Small Ball, menyiapkan plastik pembungkus yang telah ditulis kode kebun, no chop dan nomer urut ball serta berat small ball sekaligus membuka pintu press dan memasukkan hasil press ke dalam kemasan plastik small ball.

b) Menutup kemasan small ball dengan alat laminating

c) Petugas menyusun 3 kemasan small ball untuk dipress lanjut dan dicatok selama 20-24 jam.

d) Setelah 20-24 jam, catok dilepaskan dan selanjutnya disimpan di gudang ready stock.

e) Big Ball, lembaran pembungkus diambil masing-masing di atas hasil press yang sudah disiapkan untuk disambung dengan lem.

f) Selanjutnya ball diberi tanda pengenal RSS 1 s/d 3, tanda segitiga. Cutting, robekan.

g) Selanjutnya dilakukan pelaburan dan penyablonan serta pemberian tanda pengenal kebun dan no cop.

8) Penyimpanan / Gudang Siap Kirim

Dokumen terkait