• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

G. Ruang Lingkup Manajemen Peserta Didik

Ruang lingkup manajemen peserta didik sebenarnya meliputi pengaturan aktifitas-aktifitas peserta didik sejak yang bersangkutan masuk ke sekolah hingga yang bersangkutan lulus, baik yang berkenaan dengan peserta didik langsung maupun yang berkenaan dengan peserta ddik tidak langsung (tentang kependidikan) sumber-sumber pendidikan, sarana dan prasarananya.

Adapun ruang lingkup manajemen peserta didik menurut tim dosen administrasi pendidikan FIP IKIP malang (96) meliputi:

1. Analisis kebutuhan peserta didik

Langkah pertama dalam kegiatan peserta didik adalah melakukan analisis kebutuhan, yaitu penetapan peserta didik yang dibutukan oleh madrasah.Kegiatan yang dilakukan dalam langkah ini adalah:

a. Merencanakan jumlah peserta didik yang akan diterima. b. Menyusun program kegiatan peserta didik.

2. Rekruitmen peserta didik

Rekruitmen peserta didik merupakan proses pencarian,

menentukan dan menarik pelamar yang mampu untuk menjadi peserta didik di lembaga pendidikan yang besangkutan. Langkah-langkah rekruitmen peserta didik adalah sebagai berikut:

a. Pembentukan panitia penerimaan peserta didik baru. b. Menentukan syarat pendaftaran calon.

c. Menyediakan formulir pendaftaran. d. Pengumuman pendaftaran calon. e. Menyediakan buku pendaftaran. f. Waktu pendaftaran.

g. Penentuan calon yang akan diterima. 3. Seleksi peserta didik

Seleksi peserta didik dilakukan dilakukan dengan dua cara yaitu dengan menggunakan sistem promosi dan menggunakan sistem seleksi. Seleksi dengan sistem promosi adalah penerimaan peserta

didik, yang sebelumnya tanpa menggunakan seleksi.Mereka yang mendaftar sebagai peserta didik disuatu madrasah, tidak diterima semua dengan begitu saja.

Karena itu, mereka yang mendaftar menjadi peserta didik tidak ada yang ditolak.Sistem ini yang berlaku untuk peserta didik yang tidak menetap di asrama sekolah. Sedangkan bagi peserta didik yangakan menetap di asrama sekolah peserta didik akan mengikuti sistem seleksi yaitu dengan menggunakan 3 cara. Pertama, seleksi dengan berdasarkan Daftar Nilai Ebta Murni (DANEM), yang kedua berdasarkan Penelusuran Minat Dan Kemampuan (PMDK), sedangkan yang ketiga dengan berdasarkan tes membaca Al-qur‟an. 4. Orientasi

Orientasi peserta didik adalah kegiatan penerimaan peserta didik baru dengan mengenalkan situasi dan kondisi sekolah tempat peserta didik itu menempuh pendidikan. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain yaitu:

a. Perkenalan dengan guru dan staf sekolah. b. Perkenalan dengan peserta didik lama. c. Penjelasan tata tertib sekolah.

d. Perkenalan dengan pengurus OSIS.

e. Mengenal situasi dan kondisi fasilitas-fasilitas/sarana dan prasarana sekolah.

Waktu orientasi biasa digunakan juga untuk penelusuran bakat khusus dari peserta didik baru, misalnya penelusuran bakat-bakat olahraga, bakat-bakat-bakat-bakat seni, bakat-bakat-bakat-bakat menulis (mengarang) dan lainnya.Oleh karena itu selama orientasi banyak diisi kegiatan-kegiatan tersebut.

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa orientasi itu merupakan suatu kegiatan dalam rangka perkenalan bagi peserta didik baru baik itu perkenalan terhadap lingkungan fisik sekolah maupun terhadap lingkungan sekolah.

Disini ada beberapa tujuan diadakannya orientasi peserta didik baru adalah sebagai berikut:

a. Agar peserta didik mengenal lebih dekat mengenai diri mereka sendiri di tengah-tengah lingkungannya yang baru.

b. Agar peserta didik mengenal lingkungan sekolah, baik lingkungan fisik maupun lingkungan social.

c. Pengenalan lingkungan sekolah demikian sangat penting bagi

peserta didik dalam hubungannya dengan, pemanfaatan

semaksimal mungkin terhadap layanan yang dapat diberikan oleh sekolah dan sosialisasi diri dan pengembangan diri secara optimal. d. Menyiapkan peserta didik secara fisik, mental dan emosional agar

siap mengahadapi lingkungan baru sekolah.

e. Peserta didik dapat mengerti dan mentaati segala peraturan yang berlaku di sekolah.

f. Peserta didik dapat aktif dalam kegiatan sekolah.

g. Agar calon peserta didik merasa betah di sekolah, semua warga sekolah yang lama harus bersikap ramah kepada calon peserta didik dan selalu siap membantu apabila diperlukan.

Sedangkan fungsi dari orientasi peserta didik diantaranya sebagai berikut:

a. Bagi peserta didik sendiri, orientasi peserta didik berfungsi sebagai:

1) Wahana untuk menyatakan dirinya dalam kontek keseluruhan lingkungan sosial. Di wahana ini peserta didik dapat menunjukkan: inilah saya kepada teman sebayanya.

2) Wahana untuk mengenal siapa lngkungan barunya sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam menentukan sikap. b. Bagi personalia sekolah dan atau tenaga kependidikan dengan

mengetahui siapa peserta didik barunya, akan dapat dijadikan sebagai titik tolak dalam memberikan layanan-layanan yang mereka butuhkan.

c. Bagi peserta didik senior, dengan adanya orientasi ini, akan mengetahui lebih dalam mengetahui peserta didik penerusnya disekolah tersebut. Hal ini sangat pentng terutama berkaitan dengan kepemimpinan estafet organisasi peserta didik di sekolah tersebut.

5. Pengelompokkan peserta didik

Sebelum peserta didik yang diterima pada suatu madrasah mengikuti proses pembelajaran, terlebih dahulu perlu ditempatkan dan dikelompokkan dalam kelompok belajarnya. Berdasarkan hasil tes dan seleksi yang telah dilaksanakan sebelumnya. Menurut Hendyat Soetopo, dasar-dasar pengelompokkan peserta didik ada 5 macammenurut tim dosen administrasi pendidikan FIP IKIP malang (211), yaitu:

a. Urgensi pengelompokkan

Pengelompokkan atau lazim dikenal dengan grouping didasarkan atas pandangan bahwa di samping peseta didik tersebut mempunyai kesamaan, juga mempunyai perbedaan. Kesamaa-kesamaan yang ada pada peserta didik melahitkan pemikiran penempatan pada kelompok yang sama, sementara perbedaan yang ada pada peserta didik melahirkan pemikiran pengelompokkan mereka pada kelompok yang berbeda.

Pengelompokkan bukan dimaksudkan untuka mengkotak-kotakan peserta didik, melainkan justru bermaksud membantu mereka agar dapat berkembang seoptimal mungkin.Jika dimaksud pengelompokkan demikian malah tidak tercapai, maka peserta didik justru tidak perlu dikelompokkan atau digolong-golongkan.

Alasan pengolompokkan peserta didik juga didasarkan atas realitas bahwa peserta didik secara terus menerus bertumbuh dan berkembang. Pertumbuhan dan perkembangan peserta didik yang satu dengan yang lain berbeda.

b. Wacana pengelompokan

Pengelompokkan atau grouping adalah pngelompokkan peserta didik berdasarkan karakteristik-karakteristiknya. Karakteristik demikian perlu digolongkan agar mereka berada dalam kondisi yang sama. Adanya kondsi yang sama ini bisa memudahkan pemberian layanan yang sama. Oleh karena itu

pengelompokkan (grouping) ini lazim dengan istilah

pengklasifikasian (classification).

Adapun alat ukur yang lazim dipergunakan untuk membedakan peserta didik antara lain adalah tes. Dalam hal ini, banya tes yang dipergunakan unutuk membedakan peserta didik.Tes minat dapat dipergunakan untuk membedakan minat yang dimiliki oleh peserta didik.Tes prestasi belajar dapat dipergunakan untuk membedayakan daya serap masing-masing peserta didik terhadap bahan ajar yang telah disampaikan kepada peserta didik.

c. Dasar-dasar pengelompokkan peserta didik

Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Hendyat Soetopo (1982) bahwa terdapat emapat dasar pengelompokkan peserta didik, yaitu :friendsip grouping, achievement grouping dan intelligent grouping.

1) Pengelompokkan berdasarkan kesukaan teman (Friendship Grouping), yang dimaksud dengan friendship grouping adalah pengelompokkan peserta didik yang didasarkan atas kesukaan

memilih teman. Masing-masing peserta didik diberi

kesempatan untuk memilih anggota kelompoknya sendiri serta menetapkan orangorang yang dijadikan sebagai pemimpin kelompoknya. Ada kecendrungan, pengolompokkan demikian menjadikan peserta didik yang pandai cenderung memilih temannya yang pandai sebagai anggota kelompoknya maupun sebaliknya.

2) Pengelomokkan berdasarkan prestasi (Achievement Grouping), pengelompokkan peserta didik didasarkan pada prestasi yang dicapai oleh peserta didik.Dalam pengelompokkan ini biasanya diadakan pencampuran antara peserta didik yang berprestasi tinggi dengan peserta didik yang berprestasi rendah.

3) Aptitude Grouping

Pengelompokkan peserta didik didasarkan atas kemampuan dan bakat yang sesuai dengan apa yang dimiliki peserta didik itu sendiri.

4) Attention Or Interest Grouping

Pengelompokkan peserta didik didasarkan atas perhatian atau

minat yang didasari kesenangan peserta didik itu

sendiri.Pengelompokkan ini didasari oleh adanya peserta didik yang mempunyai bakat dalam bidang tertentu namun si peserta didik tersebut tidak senang dengan bakat yang dimilikinya. 5) Intelligence Grouping

Pengelompokkan peserta didik didasarkan atas hasil tes inteligensi yang diberikan kepada peserta didik itu sendiri. 6. Pembinaan dan pengembangan peserta didik

Pembinaan dan pengembangan peserta didik dilakukan sehingga anak mendapatkan bermacam-macam pengalaman belajar untuk bekal kehidupannya di masa yang akan datang. Lembaga pendidikan (sekolah) dalam pembinaan dan pengembangan peserta didik biasanya melakukan kegiatan yang disebut dengan kegiatan kurikuler dan kegiatan ekstra kurikuler.

Kegiatan kurikuler adalah semua kegiatan yang telah ditentukan di dalam kurikulum yang pelaksanaannya dilakukan pada jam-jam pelajaran. Kegiatan kurikuler dalam bentuk proses belajar mengajar di kelas dengan nama mata pelajaran atau bidang studi yang ada di madrasah, diamana setiap peserta didik ini wajib mengikuti kegiatan kurikuler ini.

Sedangkan kegiatan ekstra kurikuler merupakan kegiatan peserta didik yang dilaksanakan di luar ketentuan yang telah ada di dalam kurikulum.Kegiatan ekstra kurikuler ini biasanya terbentuk berdasarkan bakat dan minat yang dimiliki oleh peserta didik.Setiap peserta didik tidak harus mengikuti semua kegiatan ekstra kurikuler.Bisa dikatakan bahwa kegiatan ekstra kurikuler ini merupakan wadah kegiatan peserta didik di luar pelajaran atau di luar kegiatan kurikuler. Contoh kegiatan ekstra kurikuler: OSIS (Organsasi Siswa Intra Sekolah), ROHIS (Rohani Islam), kelompok karate, kelompok silat, kelompok basket, pramuka, kelompok teater, dan lain-lain.

7. Pencatatan dan pelaporan

Kegiatan pencatatan dan pelaporan ini dimulai sejak peserta didik itu diterima di madrasah tersebut sampai mereka tamat atau lulus dari madrasah tersebut. Untuk melakukan pencatatan dan pelaporan diperlukan peralatan dan perlengkapan yang dapat mempermudah. Peralatan dan perlengkapan tersebut biasanya berupa:

a. Buku induk peserta didik

Buku ini disebut juga buku pokok atau stambuk.Buku ini berisi catatan tentang peserta didik yang masuk pada sekolah tersebut. b. Buku klapper

Pencatatan buku ini dapat diambil dari buku induk, tetapi penulisannya disusun beradasarkan abjad.Hal ini untuk memudahkan pencarian data peserta didik kembali jika sewaktu-waktu diperlukan.

c. Daftar presensi

Daftar hadir peserta didik sangat penting sebab frekuensi kehadiran setiap peserta didik dapat diketahui/dikontrol.

d. Daftar mutasi peserta didik

Untuk mengetahui jumlah keadaan peserta didik dengan persis, sekolah harus mempunyai buku/daftar mutasi peserta didik.Daftar

mutasi itu digunakan untuk mencatat ke luar masuk peserta didik dalam setiap bulan, semester atau setahun

e. Buku catatan pribadi peserta didik

Buku catatan pribadi peserta didik ini lebih lengkap lagi tentang data peserta didik. Buku ini antara lain berisi: identitas peserta didik, keterangan mengenai keadaan keluarga, keadaan jasmani dan kesehatan, riwayat pendidikan serta hasil belajar, data psikologis (sikap, minat dan cita-cita) dan juga kegiatan diluar sekolah.

f. Daftar nilai

Daftar nilai ini dimiliki oleh setiap guru bidang studi, khusus untuk mencatat hasil tes setiap peserta didik pada bidang studi/mata pelajaran tertentu.

g. Buku legger

Legger merupakan kumpulan nilai dar seluruh bidang studi untuk setiap peserta didik.Pengisian/pencatatan nilai-nilai dalam legger ini dekerjakan oleh wali kelas sebagai bahan pengisian raport. h. Buku raport

Buku raport merupakan alat untuk melaporkan prestasi belajar peserta didik kepada orang tua/ wali atau kepada peserta didik itu sendiri.Selan prestasi belajar, dilaporkan pula tentang kehadiran, tingkah laku peserta didik dan sebagainya.

8. Kelulusan dan alumni

Proses kelulusan adalah kegiatan yang paling akhir dari manajemen peserta didik, kelulusan adalah pernyataan dari sekolah tentang telah diselesaikannya program pendidikan yang harus diikuti oleh peserta didik.

Dengan demikian ruang lingkup manajemen peserta didik adalah pengaturan aktifitas-aktifitas peserta didik yang berkaitan dengan segala sesuatu kebutuhan peserta didik dari peserta didik masuk sampai dengan lulus dari madrasah.

Dokumen terkait