• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Ruang Lingkup Metode Pembelajaran Role Playing

b. Manfaat praktis dari pelaksanaan PTK adalah: 1) Inovasi pembelajaran

Dalam inovasi pembelajaran guru perlu selalu mencoba untuk mengubah, mengembangkan, dan meningkatkan gaya mengajarnya agar mampu melahirkan model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kelasnya. Guru selalu berhadapan dengan siswa yang berbeda dari tahun ke tahun. Oleh sebab itu, jika guru melakukan PTK, maka secara tidak langsung telah terlibat dalam proses inovasi pembelajaran.

2) Pengembangan kurikulum di sekolah dan di kelas

Pada saat melakukan PTK, berarti guru mampu melakukan pengembangan kurikulum sesuai dengan situasi dan kondisi kelas, sehingga kurikulum dapat berjalan efektif melalui proses pembelajaran yang aktif dan kreatif.

Sejalan dengan pendapat di atas, Wijaya (2009:13) mengemukakan manfaat PTK antara lain:

a. Membantu guru memperbaiki mutu pendidikan. b. Meningkatkan profesionalitas guru.

c. Meningkatkan rasa percaya diri guru.

d. Memungkinkan guru mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya.

e. Menumbuhkan kebiasaan menulis dan kebiasaan meneliti. f. Melatih pemikiran ilmiah.

B. Ruang Lingkup Metode Pembelajaran Role Playing

1. Pengertian Role Playing

Metode role playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Dalam

http://apadefinisinya.blogspot.com/2008/05/kumpulan-metode-pembelajaranpendampingan.html dikemukakan bahwa metode role playing

ini lebih menekankan pada materi ajar atau permasalahan yang diangkat dalam permainan peran dan bukan pada kemampuan siswa dalam

16  

 

memainkan suatu peran. Pengertian role playing berasal dari bahasa Inggris

”role” dan ’playing”. Adapun arti dari ”role” adalah peran dan ’playing”

adalah bermain. Jadi dapat disimpulkan pengertian ”role playing” yaitu bermain peran.

Dalam http://apadefinisinya.blogspot.com/2008/05/kumpulan-metode-pembelajaranpendampingan.html dikemukakan bahwa

Role playing merupakan metode pembelajaran untuk menghadirkan peran-peran yang ada dalam dunia nyata ke dalam suatu ‘pertunjukkan peran’ di dalam kelas/pertemuan, yang kemudian dijadikan bahan refleksi agar siswa memberikan penilaian terhadap masing-masing peran yang diperaninya.

Hampir sama dengan pendapat di atas, Uno (2008:26) berpendapat bahwa

Role playing sebagai salah satu model pembelajaran yang bertujuan untuk membantu siswa menemukan makna diri (jati diri) di dunia sosial dan memecahkan dilemma dengan bantuan kelompok

Sedangkan menurut Zaini (2008:98), role playing adalah

Suatu aktivitas pembelajaran terencana yang dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang spesifik.

Jadi, dari ketiga pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran role playing adalah salah satu metode pembelajaran terencana yang dirancang untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran dengan menghadirkan peran-peran yang ada dalam dunia nyata ke dalam kelas dimana siswa diajak menguasai bahan ajar dengan cara memerankan peran sesuai dengan karakter dari masing-masing materi ajar sehingga semua siswa dapat berpartisipasi dalam proses pembelajaran.

17  

Menurut Komara dalam Mulyana (2004:141) sebagaimana tersedia dalam http://dahlil-ahmad.blogspot.com/2009/03/model-bermain-peran-dalam-pembelajaran_29.html, terdapat empat asumsi yang mendasari pembelajaran dengan menggunakan metode role playing, antara lain:

a. Secara implisit bermain peran mendukung situasi belajar berdasarkan pengalaman dengan menitikberatkan isi pelajaran pada situasi ”di sini pada saat ini”. Dalam model ini, peserta didik dimungkinkan untuk menciptakan analogi sesuai dengan kehidupan nyata. Peserta didik dapat lebih mampu memahami materi ajar karena mereka telah mempraktikkan materi ajar yang diperaninya.

b. Bermain peran memungkinkan peserta didik untuk mengungkapkan perasaannya yang tidak dikenal tanpa bercermin pada orang lain. Dalam metode ini memandang tindakan (pemeranan) dan refleksi menjadi kegiatan utama dari proses pembelajaran.

c. Model bermain peran berasumsi bahwa emosi dan ide-ide dapat diangkat ke taraf sadar untuk kemudian ditingkatkan melalui proses kelompok. Dalam model pembelajaran ini, guru mengurangi peran yang mendominasi pembelajaran pada pendekatan tradisional. Model ini mendorong siswa untuk aktif dalam pemecahan masalah pada materi ajar dan belajar dari pengalaman orang lain.

d. Model bermain peran berasumsi bahwa proses psikologi yang tersembunyi berupa sikap, nilai, perasaan, dan sistem keyakinan dapat diangkat ke saraf sadar melalui kombinasi pemeranan secara spontan. Dalam model ini, siswa meminta bantuan orang lain dalam menilai sikap dan nilainya. Tanpa bantuan orang lain, siswa sulit menilai sikap dan nilai yang dimilikinya.

Role playing didasarkan pada tiga aspek umum dalam suatu pengalaman, antara lain (Zaini, 2008:98):

a. Mengambil peran (role-taking), yaitu tekanan ekspektasi-ekspekatsi sosial terhadap pemegang peran. Contoh pada hubungan keluarga. b. Membuat peran (role-making), yaitu kemampuan pemegang peran

untuk berubah secara dramatis dari suatu peran ke peran yang lain dan menciptakan serta memodifikasi peran sewaktu-waktu diperlukan. c. Tawar-menawar peran (role-negotiation) yaitu tingkat di mana

peran-peran dinegosiasikan dengan pemegang peran-peran yang lain dalam parameter dan hambatan interaksi sosial.

Dalam metode ini, siswa diajak untuk melakukan aktivitas sesuai dengan apa yang diperaninya. Guru hanya berperan sebagai motivator dan

18  

 

membimbing siswa supaya siswa melakukan kegiatan/aktivitas belajar. Sardiman (1986:94) berpendapat bahwa siswa lebih termotivasi dalam proses pembelajaran jika siswa melakukan aktivitas dalam proses pembelajaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa, role playing merupakan salah satu metode yang cocok digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar sehingga siswa dapat berpartisipasi penuh dalam proses pembelajaran.

2. Pendekatan Role playing

Ada beberapa pendekatan role playing yang biasa digunakan di dalam proses pembelajaran. Pendekatan role playing ini didasarkan oleh pendekatan yang ada yaitu (Zaini, 2008:101):

a. Pendekatan berbasis keterampilan (skills-based aprroach) Dalam pendekatan ini peserta didik diharapkan untuk:

1) Memperoleh suatu keterampilan, kemampuan atau sikap yang sering melalui perilaku model dengan seperangkat kriteria.

2) Melatih sifat-sifat ini sampai benar-benar terinternalisasi dengan mengikuti kriteria yang ada.

3) Mendemonstrasikan sifat tersebut kepada yang lain untuk tujuan evaluasi.

b. Pendekatan berbasis spekulasi (speculative-based approach)

Dalam pendekatan ini peserta didik dilibatkan dalam membuat spekulasi terhadap pengetahuan masa lalu, peristiwa masa lampau, atau yang akan datang dengan menggunakan aspek-aspek yang diketahui dari wilayah subjek tertentu dan pengetahuan yang dimilikinya secara interaktif. Dalam pendekatan ini siswa diharapkan:

1) Membangkitkan pengetahuan untuk mengisi celah antara informasi yang diketahui dengan yang tidak diketahui.

2) Menggunakan bukti untuk membuat penilaian yang mendasar. 3) Merekonstruksi kemudian merepresentasi interaksi tertentu untuk

menganalisis peristiwa.

c. Pendekatan berbasis isu (issues-based approch)

Pemain secara aktif mengeksplorasi suatu isu dengan mangandaikan peran-peran dari manusia dalam kehidupan nyata yang berselisih satu

19  

sama lain untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dari pendekatan ini siswa diharapkan dapat:

1) Meneliti sikap, kepercayaan, dan nilai-nilai yang mengelilingi suatu isu.

2) Meneliti sikap, kepercayaan yang dianut oleh manusia tertentu. 3) Menjadikan dirinya berpihak pada pemeran yang memegang posisi

yang sama.

4) Berunding atau berdebat dengan mereka yang memegang posisi yang berbeda.

5) Mungkin mengambil pendirian dari yang bertentangan dengan suatu isu.

3. Tahap-Tahap Penerapan Metode Pembelajaran Role Playing

Dalam penerapan metode pembelajaran role playing ada tiga tahapan yang dilakukan, yaitu perencanaan dan persiapan, interaksi, refleksi dan evaluasi (Zaini, 2008:104):

a. Perencanaan dan Persiapan

Dalam metode pembelajaran ini membutuhkan kehati-hatian dalam merencanakan kegiatan pembelajaran. Beberapa hal yang harus dilakukan pendidik sebelum memulai role playing, antara lain:

1) Mengenal peserta didik.

Dalam perencanaan penerapan metode pembelajaran role playing

ini, guru perlu mengetahui tentang jumlah peserta didik, materi yang diketahui oleh peserta didik, pengalaman pembelajaran menggunakan metode role playing, latar belakang peserta didik, minat dan kemampuan peserta didik serta kemampuan peserta didik untuk berkolaborasi. Hal-hal tersebut perlu dipertimbangkan untuk menentukan peran yang akan dilakukan oleh peserta didik, materi yanga akan dipelajari lagi (review), dan mengetahui pengalaman dan sejauh mana peserta didik dapat bekerjasama dengan orang lain.

2) Menentukan tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran dalam penerapan metode pembelajaran ini harus jelas dan spesifik. Tujuan pembelajaran harus diungkapan kepada peserta didik dari awal pembelajaran.

3) Menentukan waktu

Dalam tahap perencanaan ini, guru perlu untuk menentukan kapan metode pembelajaran role playing diterapkan dalam proses pembelajaran.

20  

 

Skenario memberikan informasi tentang apa yang harus diketahui peserta didik tentang perannya. Pilihan skenario tergantung minat dan kemampuan peserta didik.

5) Peranan guru

Guru harus membuat keputusan apakah ia akan berpartisipasi dalam proses pembelajaran (memainkan peran) atau sebagai pengamat saja.

6) Mempertimbangkan hambatan

Dalam hal ini, sebaiknya guru mempertimbangkan ruangan kelas cukup luas atau tidak, meja dan kursi bisa di pindah atau tidak, saat pelaksanaan, kelas menjadi ribut dan mengganggu yang lainnya atau tidak, dan lain-lain. Hal-hal tersebut harus dipertimbangkan dan dicari solusi atas hambatan tersebut.

7) Merencanakan waktu

Pengalokasian waktu memang harus dipertimbangkan. Pengalokasian waktu pendahuluan, pemeranan, dan refleksi sebaiknya 1 : 2 : 3.

8) Pengumpulan sumber informasi yang relevan

Sumber informasi yang lainnya diperlukan untuk memberikan gambaran dan stimulus kepada peserta didik.

b. Interaksi

Adapun langkah-langkah dalam penerapan metode role playing, adalah sebagai berikut:

1) Membuat peraturan permainan

Aturan dasar role playing untuk pelaksanaan perlu dibuat dan dirundingkan kepada semua pihak sejak awal.

2) Mengeksplisitkan tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran dan pentingnya penggunaan metode role playing perlu diungkapan kepada peserta didik.

3) Membuat langkah-langkah permainan

Guru harus membuat langkah-langkah yang jelas dalam penerapan Metode role playing ini dan menjelaskan kepada siswa agar dalam pelaksanaaan siswa tidak bingung.

4) Menggambarkan skenario atau situasi

Skenario perlu dibuat oleh guru agar peserta didik dapat mencari pengetahuaannya sendiri tentang apa yang akan diperaninya dan dengan cara berpartisipasi di dalam proses pembelajaran. Guru juga perlu memberikan informasi yang cukup kepada peserta didik agar dapat menjalankan perannya dengan sebaik-baiknya.

5) Mengalokasikan peran

Guru wajib membagi peran yang sesuai dengan kemampuan peserta didik. Apabila guru belum mengetahui peran dari setiap peserta didik maka guru dapat membagi peran secara acak. Guru juga harus menentukan apakah dirinya akan terlibat dalam permainan ini atau hanya sebagai pengamat.

21  

6) Memulai role playing

Role playing diterapkan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.

c. Refleksi dan evaluasi

Refleksi dan evaluasi dapat dilakukan disaat permainan sedang berlangsung atau setelah permainan berakhir. Aktivitas yang dilakukan di dalam kelas di evaluasi dan disimpulkan oleh guru dan peserta didik. Guru dan peserta didik juga melakukan refleksi yang berguna untuk menentukan tindak lanjut selanjutnya.

4. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Pembelajaran Role Playing

Metode pembelajaran memiliki peranan yang penting dalam suatu proses pembelajaran dimana dengan menggunakan metode pembelajaran kondisi proses pembelajaran dapat lebih kondusif. Tetapi tentunya metode pembelajaran memiliki kekurangan dan kelebihan. Begitu juga dengan metode pembelajaran role playing. Adapun kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran role playing, antara lain sebagai berikut (Djamarah, 2006:88):

a. Kelebihan metode pembelajaran role playing.

1) Memotivasi siswa untuk terlibat aktif secara penuh dalam proses pembelajaran.

2) Melibatkan seluruh siswa untuk berpartisipasi dalam proses belajar mengajar agar siswa memiliki kesempatan untuk saling bekerjasama.

3) Siswa bebas mengambil keputusan dan berekpresi secara utuh. b. Kekurangan metode pembelajaran role playing

1) Siswa tidak dapat memainkan semua peran yang ada. Siswa lebih difokuskan pada satu peran saja.

2) Siswa lebih memahami materi pelajaran yang diperaninya daripada materi ajar yang tidak diperaninya.

22  

 

Dokumen terkait