• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN

2. Siklus Pertama

 

b. Observasi terhadap siswa

Instrumen observasi yang digunakan adalah lembar observasi terhadap perilaku dan sikap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Lembar observasi terhadap siswa meliputi kegiatan awal (kesiapan siswa mengikuti pembelajaran), kegiatan inti (sikap siswa pada saat pembelajaran, aktivitas siswa dan partisipasi siswa), kegiatan penutup (evaluasi proses pembelajaran, siswa mengerjakan tugas dengan baik, refleksi). Pada kegiatan pra penelitian ini, peneliti akan membagikan kuesioner yang dimaksudkan untuk mengungkapkan motivasi belajar siswa terhadap proses pembelajaran Akuntansi sebelum diterapkan metode pembelajaran role playing.

c. Observasi terhadap kelas

Instrumen observasi yang digunakan adalah lembar observasi terhadap kondisi kelas. Lembar observasi ini digunakan untuk mengungkapkan kondisi kelas secara keseluruhan yang meliputi interaksi antar siswa dalam kelas, tata letak, lingkungan fisik kelas, dan kondisi pembelajaran.

2. Siklus pertama

Pada siklus pertama ini ada tahapan-tahapan yang dilakukan, antara lain: a. Perencanaan

Pada tahap ini, dilakukan penyusunan rencana tindakan berupa penyiapan pembelajaran dengan menggunakan metode role playing yaitu meliputi:

35 

   

1) Peneliti dan guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP berisikan langkah-langkah dalam proses pembelajaran yang meliputi kegiatan awal (apersepsi dan mengemukakan tujuan pembelajaran), kegiatan inti (langkah-langkah metode pembelajaran role playing, media pembelajaran yang digunakan, alokasi waktu), kegiatan penutup (kesimpulan dan refleksi).

2) Mendiskusikan alur pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode role playing dan menyusun tugas dari masing-masing peran dalam penerapan metode pembelajaran role playing.

3) Menyedikan peralatan yang dibutuhkan dalam penerapan metode pembelajaran role playing. Peralatan yang digunakan yaitu meja, kursi, dan skenario proses pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran role playing.

4) Melakukan observasi terhadap karakteristik siswa yang dimaksudkan untuk membagi siswa ke dalam beberapa kelompok. 5) Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok yang terdiri

dari empat orang siswa. Setiap siswa dalam kelompok akan memiliki tugas atau peran yang berbeda-beda.

6) Peneliti penyusun instrumen pengumpulan data, meliputi:

a) Instrumen untuk mengetahui motivasi belajar siswa berupa kuesioner sebelum dan setelah pembelajaran.

b) Instrumen observasi guru dalam mengikuti proses belajar terkait dengan metode pembelajaran role playing.

36 

   

c) Instrumen observasi terhadap siswa dalam mengikuti proses belajar terkait dengan metode pembelajaran role playing.

d) Instrumen observasi terhadap kelas dalam mengikuti proses belajar terkait dengan metode pembelajaran role playing.

e) Instrumen refleksi oleh guru. f) Instrumen refleksi oleh siswa.

g) Instrumen wawancara kepada guru terkait dengan refleksi pembelajaran.

7) Guru melakukan simulasi metode pembelajaran role playing pada proses pembelajaran yang akan dilakukan. Simulasi ini dimaksudkan agar para siswa dapat memahami perannya masing-masing dan memahami kegiatan pembelajaran yang dilakukan. 8) Peneliti dan guru menyiapkan media pembelajaran yang akan

digunakan pada saat pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode role playing. Media pembelajaran yang perlu disiapkan antara lain handout, bukti transaksi, bukti kas masuk dan bukti kas keluar, buku praktik siklus Akuntansi perusahaan jasa, uang-uangan, gambar meja dan gambar alat tulis.

b. Tindakan

Adapun tahap-tahap yang dilakukan pada tahap tindakan ini, antara lain sebagai berikut :

37 

   

1) Guru menjelaskan kepada siswa tentang metode pembelajaran role playing yang akan diterapkan pada proses pembelajaran Akuntansi materi ajar siklus akuntansi perusahaan jasa.

2) Guru menjelaskan tugas tentang peran apa yang akan dimainkan dalam proses pembelajaran menggunakan metode role playing.

3) Siswa mengimplementasikan metode pembelajaran role playing.

4) Guru dan siswa menarik kesimpulan terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dan melakukan evaluasi terhadap peran yang telah dimainkan dalam penerapan metode role playing.

5) Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran

role playing. c. Observasi

Pada tahap ini peneliti melakukan observasi terhadap: 1) Guru

Observasi terhadap guru dilakukan untuk mengungkapkan kegiatan yang dilakukan guru selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran role playing. Hal-hal yang diamati dalam observasi guru adalah seluruh kegiatan guru yang dilakukan dalam proses pembelajaran selama penerapan metode pembelajaran role playing. Instrumen observasi ini berupa instrumen pengamatan terhadap guru.

38 

   

2) Siswa

Observasi terhadap siswa dilakukan untuk mengungkapkan perilaku siswa dalam kelas selama penerapan metode pembelajaran

role playing. Hal-hal yang diamati dalam observasi terhadap siswa yaitu sikap siswa, motivasi siswa, dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran selama penerapan metode pembelajaran role playing. Instrumen observasi ini berupa instrumen pengamatan terhadap siswa.

3) Kelas

Observasi terhadap kelas dilakukan untuk mengungkapkan kondisi kelas selama proses pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran role playing. Hal-hal yang diamati meliputi kondisi ruang kelas, lingkungan kelas, dan suasana kelas selama proses pembelajaran. Instrumen observasi ini berupa instrumen pengamatan terhadap kelas.

Pada tahap observasi ini, observasi dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Observasi langsung dilakukan peneliti terhadap guru, siswa, dan kondisi kelas selama kegiatan pembelajaran berlangsung di kelas. Observasi tidak langsung dilakukan peneliti dengan menggunakan video camcorder.

d. Refleksi

Untuk mengawali refleksi, siswa akan dibagikan kuesioner motivasi belajar siswa. Hal ini dimaksudkan untuk melihat pengaruh

39 

   

penerapan metode pembelajaran role playing terhadap motivasi belajar siswa pada proses pembelajaran Akuntansi. Adapun tahapan dalam tahap refleksi adalah sebagai berikut:

1) Guru dan peneliti menganalisis seluruh proses pembelajaran. Analisis ini digunakan untuk mengungkapkan hal-hal mana yang sudah atau belum terlaksana seperti yang telah direncanakan sebelumnya yang selanjutnya akan diuraikan faktor-faktor yang menyebabkannya.

2) Guru dan peneliti menyimpulkan hal-hal yang perlu diperbaiki dalam proses pembelajaran.

3) Guru dan peneliti memaknai manfaat yang didapat dari penerapan metode pembelajaran role playing pada proses pembelajaran akuntansi dan mengkaji tindak lanjut yang harus dilakukan dalam penelitian ini.

2. Siklus Kedua

Tahap-tahap yang dilakukan pada siklus kedua ini pada dasarnya sama dengan siklus pertama. Hanya saja yang membedakan siklus kedua ini memperbaiki kekurangan dari siklus pertama yang didasarkan pada refleksi siklus pertama.

E. Instrumen Penelitian

Ada beberapa instrumen penelitian yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:

40 

   

1. Instrumen Pra Penelitian

a. Instrumen observasi terhadap kegiatan guru di kelas.

Instrumen observasi terhadap kegiatan guru di kelas berupa lembar observasi aktivitas guru yang digunakan untuk mengungkapkan keterampilan guru dalam melakukan proses pembelajaran di kelas dan keterampilan guru memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Instrumen observasi terhadap kegiatan guru di kelas tersedia pada lampiran 11 hal. 181.

b. Instrumen observasi terhadap kegiatan siswa di kelas.

Instrumen terhadap kegiatan siswa di kelas berupa lembar observasi kegiatan siswa yang digunakan untuk mengungkapkan perilaku siswa dalam kelas yang meliputi motivasi siswa untuk terlibat aktif, partisipasi siswa, dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Instrumen observasi terhadap kegiatan siswa di kelas tersedia pada lampiran 12 hal. 183.

c. Instrumen observasi terhadap kondisi kelas.

Instrumen observasi terhadap tindakan kondisi kelas berupa lembar observasi kondisi kelas digunakan untuk mengungkapkan keseluruhan kondisi kelas yang meliputi interaksi antar siswa dalam kelas, tata letak kelas, dan lingkungan fisik kelas. Instrumen observasi terhadap kondisi kelas tersedia pada lampiran 13 hal. 184.

41 

   

d. Kuesioner motivasi belajar siswa terhadap proses pembelajaran sebelum menggunakan metode pembelajaran role playing. Kuesioner ini tersedia pada lampiran 16a. hal. 186.

2. Instrumen Pelaksanaan Penelitian a. Tahap perencanaan

Pada tahap perencanaan ini instumen penelitian yang dibuat berupa: Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). RPP ini berisikan langkah-langkah dalam proses pembelajaran yang meliputi kegiatan awal (apersepsi dan mengemukakan tujuan pembelajaran), kegiatan inti (metode pembelajaran, media pembelajaran, alokasi waktu, evaluasi), kegiatan penutup (membuat kesimpulan dan refleksi).

b. Tahap tindakan dan observasi

Tindakan ini merupakan implementasi dari pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran role playing. Adapun instrumen yang diperlukan meliputi :

1) Lembar instrumen observasi guru (lampiran 11 hal. 181).

2) Lembar instrumen observasi perilaku siswa (lampiran 12 hal. 183).

3) Lembar instrumen observasi kondisi kelas (lampiran 13 hal. 184). 4) Instrumen motivasi belajar siswa dengan menggunakan kuesioner

sesudah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode

role playing ( lampiran 16b. hal. 191).

42 

   

c. Tahap refleksi

Pada tahap ini dilaksanakan analisis, pemaknaan, dan penyimpulan hasil analisis observasi terhadap motivasi belajar siswa. Instrumen yang diperlukan pada tahap analisis, pemaknaan, dan penyimpulan hasil ini adalah istrumen refleksi guru dan peneliti berupa lembar refleksi yang digunakan untuk mengungkapkan analisis, pemaknaan dan penyimpulan hasil analisis observasi terhadap proses pembelajaran dan motivasi belajar siswa. Instrumen yang digunakan adalah lembar instrumen refleksi guru (lampiran 14 hal. 185) dan lembar instrumen refleksi siswa (lampiran 15 hal. 186). Selain menggunakan lembar instrumen, juga akan dilakukan wawancara dengan guru.

F. Operasionalisasi Variabel

Motivasi dalam belajar dapat diartikan sebagai motivasi belajar merupakan kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologis yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi belajar tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku yang permanen yang dilandasi dengan tujuan tertentu. Operasionalisasi variabel motivasi belajar adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Motivasi Balajar

Variabel Indikator Nomor Butir

Positif Negatif Motivasi belajar 1. adanya hasrat keinginan

berhasil

2. adanya dorongan dan kebutuhan berhasil

1,7,9 2,10

43 

   

3. adanya harapan dan cita-cita masa depan

4. adanya penghargaan dalam belajar

5. adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

6. adanya lingkungan belajar yang kondusif

3,8,11 17,18 4,12,16 6,13 14 15 19

Pengukuran variabel motivasi belajar ini dilakukan berdasarkan skala likert dengan 4 alternatif jawab yang diberi tanda ( √ ) yaitu sangat setuju (SS) diberi skor 4, setuju (S) diberi skor 3, tidak setuju (TS) diberi skor 2, dan sangat tidak setuju (STS) diberi skor 1. Untuk mendeskripsikan tingkat motivasi digunakan PAP II.

G. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data diperlukan suatu cara atau metode analisis data hasil penelitian agar dapat diinterprestasikan sehingga laporan yang dihasilkan mudah dipahami. Dalam penelitian ini, digunakan analisis data sebagai berikut: 1. Uji Validitas

Validitas atau kesahihan menunjukkan pada kemampuan suatu instrumen (alat pengukur) mengukur apa yang harus diukur. Pengukuran kesahihan instrumen dalam penelitian ini, peneliti tidak melakukan pengujian validitas empirik untuk variabel motivasi belajar, tetapi pengujian validitas terhadap instrumen penelitian tersebut didasarkan pada validitas isinya. Yang dimaksud dengan validitas isi adalah penilaian tentang isi butir-butir atau

44 

   

indikator-indikator dalam definisi operasional dan kesesuaiannya dengan yang ada dalam definisi konseptual (Walizer dan Wienir, 1987:112).

2. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif yaitu pemaparan data/informasi tentang suatu gejala yang diamati. Dalam penelitian ini akan dideskripsikan informasi tentang:

a. Kegiatan prapenelitian yang meliputi kegiatan guru, kegiatan siswa, dan kondisi kelas pada saat proses pembelajaran.

b. Kegiatan siklus pertama yang meliputi tahap perencanaan, tahap tindakan atau kegiatan dilakukan, hasil observasi, refleksi dari kegiatan pembelajaran yang berlangsung, hasil wawancara, dan tingkat keberhasilan dari penerapan metode role playing pada materi ajar Akuntansi.

Analisis dekriptif ini akan disajikan dalam bentuk naratif maupun dalam bentuk tabel.

3. Analisis Komparatif

Analisis komparatif pada penelitian ini yaitu membandingkan antara setiap indikator motivasi belajar sebelum menerapkan metode pembelajaran

role playing dan sesudah menerapkan metode pembelajaran role playing

melalui kriteria motivasi belajar. Analisis komparatif ini digunakan untuk mengetahui perubahan setiap kriteria motivasi belajar siswa pada saat pra penelitian dan siklus I dengan penerapan metode pembelajaran role playing. Hasil setiap perubahan pada kriteria motivasi belajar dianalisis untuk mengungkapkan ada atau tidaknya perubahan motivasi belajar siswa dalam

45 

   

proses pembelajaran. Teknik analisis komparatif ini menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner. Berikut ini tabel analisis komparatif variabel motivasi belajar siswa.

Tabel 3.2

Analisis Komparatif Tingkat Motivasi Belajar Siswa pada Siklus I

No Kriteria Motivasi Belajar Pra Penelitian Siklus 1 Perubahan Motivasi Belajar 1. Sangat tinggi 2. Tinggi 3. Cukup 4. Kurang 5. Sangat Kurang JUMLAH

Keterangan: Indikator Motivasi Belajar a. Adanya hasrat keinginan berhasil.

b. Adanya dorongan dan kebutuhan berhasil. c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan. d. Adanya penghargaan dalam belajar.

e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar. f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif.

46   

BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. Sejarah SMA Negeri 1 Ngaglik, Sleman, Yogyakarta

SMA Negeri 1 Ngaglik di Donoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta dibuka terhitung mulai tanggal 2 Februari 1986 dengan nama SMA Negeri Donoharjo Filial SMA Negeri Sleman dan jabatan Kepala Sekolah dijabat oleh Bapak R. Sukar dan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 28 Agustus 1974, nomor 0219/O/1974 terhitung mulai 1 Juli 1974 berubah menjadi SMA Negeri Donoharjo. Semula pengelolaan dan pembinaan SMA Negeri Donoharjo diserahkan kepada SMA Negeri Sleman yang saat itu dikepalai oleh Bapak R. Sukar.

Pada awal SMA Negeri Donoharjo didirikan, untuk pelaksanaan proses belajar mengajar SMA Negeri Donoharjo menempati gedung milik kelurahan Donoharjo. Setelah mendapat bantuan dari pemerintah dan masyarakat sekitar, SMA Negeri Donoharjo telah memiliki gedung sendiri guna proses pembelajaran yang terletak di Jl. Yogya puluh watu, Donoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta dan berganti nama menjadi SMA Negeri 1 Ngaglik.

Pada tahun 1974, SMA Negeri 1 Ngaglik berakreditasi B berdasarkan surat keputusan no.0219/1974 tertanggal 28-8-1974.

47   

B. Kepemimpinan SMA Negeri 1 Ngaglik, Yogyakarta

1. Kepala SMA Negeri 1 Ngaglik pertama kali dijabat oleh Bapak R. Sukar selaku pimpinan yang diserahi tugas pembinaan dari pemerintah.

2. Berdasarkan Surat Keputusan Nomor: 2.4.1.0020.Kep.1976 tertanggal 13 Januari 1976 secara resmi Bapak Drs. SURATNO diangkat sebagai Kepala SMA Negeri 1 Ngaglik terhitung mulai tanggal 1 Maret 1975 dan berakhir pada tahun 192 setelah dimutasi ke SMA Negeri 2 Yogyakarta.

3. Bapak SOEWARNI, B.A., selaku guru SMA Negeri Sleman berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor: 992/C/2/1982 tanggal 6 Januari 1983, terhitung mulai tanggal 1 Oktober 1982 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia ditunjuk sebagai Kepala SMA Negeri 1 Ngaglik.

4. Setelah Bapak SOEWARNI, B.A. dimutasikan ke SMA Negeri Sleman, Bapak Drs. A. SULISTIYO selaku kepala SMA Negeri Tirtonirmolo Bantul berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 82635/C/KI,2/1984 tanggal 27 Agustus 1984 ditunjuk sebagai Kepala SMA Negeri 1 Ngaglik.

5. Bapak MUHADI HENDRO JUWONO, guru SMA Negeri 1 Naglik ditunjuk sebagai Wakil Sementara Kepala SMA Negeri 1 Ngaglik berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan propinsi DIY Nomor: 769a/I 13.III/C IV/1992, tanggal 4 Agustus 1992 diangkat sebagai Kepala SMA SMA Negeri 1 Ngaglik menggantikan Bapak Drs. A. SULISTIYO.

48   

6. Bapak TEGUH HARNADI, B. A. diangkat sebagai Kepala SMA Negeri 1 Ngaglik berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor:20267/A2.I.2/C/1993 tertanggal 13 April 1993 menggantikan MUHADI HENDRO JUWONO.

7. Bapak SUHARTONO ditunjuk dan ditugaskan sebagai Yang Melaksanakan Tugas Kepala SMA 1 Ngaglik berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan propinsi DIY Nomor:835/I/ 13.I 13.III/C.IV/1994 tertanggal 9 Agustus 1994 untuk menggantikan Bapak TEGUH HARNADI, B. A.

8. Bapak SUROSO BUDI SANTOSO diangkat sebagai Kepala SMA Negeri 1 Ngaglik berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 6753/A2.I.2/C/1995 tertanggal 7 Februari 1995.

9. Bapak Drs. MUH. BARDI ditunjuk sebagai Wakil Kepala Sementara SMA Negeri 1 Ngaglik berdasarkan surat keputusan Kepala Kantor Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Sleman Nomor: 8213/01 tertanggal 1 Februari 2002 menggantikan Bapak SUROSO BUDI SANTOSO.

10. Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Kabupaten Sleman Nomor: 828/0000650/KKD tanggal 4 Mei 2002, Ibu Dr. Hj. Alipyanti ditunjuk sebagai Kepala SMA Negeri 1 Ngaglik mulai tanggal 6 Mei 2002. 11. Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Kabupaten Sleman

Nomor: 094/29161 tanggal 1 Desember 2004, Bapak Drs. TRI SUGIARTO ditunjuk sebagai Pelaksana Harian SMA Negeri 1 Ngaglik.

49   

12. Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Kabupaten Sleman Nomor: 01/Kep. KDH/D4 tanggal 12 Februari 2005, Bapak Drs. MAWARDI HADISUYIDNO ditunjuk sebagai Kepala SMA Negeri 1 Ngaglik terhitung mulai 17 Ferbuari 2005.

13. Setelah Bapak Drs. MAWARDI HADISUYIDNO dipindahtugaskan, Bapak Drs. SUHARNO, ditunjuk sebagai kepala SMA Negeri 1 Ngaglik sampai sekarang.

C. Visi, Misi, dan Tujuan SMA Negeri 1 Ngaglik, Yogyakarta

1. Visi SMA Negeri 1 Ngaglik, Yogyakarta

Menjadi SMA kebanggaan berkat kedisiplinan dan kualitasnya. 2. Misi SMA Negeri 1 Ngaglik, Yogyakarta

a. Mengoptimalkan pemberdayaan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sarana-prasarana, proses pembelajaran, dan budaya organisasi secara terus-menerus (continous improvement).

b. Memantapkan kedisiplinan seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) – terutama anasir internalnya – secara terpadu dan dinamis.

c. Semakin memantapkan kurikulum sekolah (KTSP) yang mendukung keunggulan, sesuai dengan kebutuhan peserta didik, budaya dan kearifan lokal (local wisdom, local genius), maupun tuntutan lokal-regional-nasional-global. Think globally, act locally.

50   

d. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran dan bimbingan guna mengembangkan kreativitas, integritas, kejujuran, dan kemandirian siswa.

e. Meningkatkan keterampilan dan sikap-mental positif siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler (soft skill), sesuai dengan potensi (minat & bakat) yang dimiliki.

3. Tujuan SMA Negeri 1 Ngaglik

a. Mewujudkan generasi muda lulusan SMA Negeri 1 Ngaglik yang memiliki iman dan takwa kepada Tuhan yang Mahaesa serta budi pekerti yang luhur (berakhlak mulia, religius)

b. Membekali generasi muda lulusan SMA Negeri 1 Ngaglik yang berdisiplin dan berkualitas tinggi, sehingga mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

c. Membekali lulusan SMA Negeri 1 Ngaglik dengan keterampilan hidup agar mampu terjun di dunia kerja (bagi yang tidak melanjutkan di jenjang pendidikan yang lebih tinggi) maupun untuk menempuh studi lanjut (bagi yang berkesempatan).

D. Sistem Pendidikan SMA Negeri 1 Ngaglik, Yogyakarta

Sistem pendidikan SMA merupakan satu keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan yang lain untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan di SMA.

51   

Sesuai dengan bunyi pasal 15 PP No. 29 tahun 1990, lama pendidikan sekolah menengah umum adalah 3 tahun. Sistem semester telah diterapkan kembali pada tahun ajaran 2002/2003 sampai sekarang. Dalam sistem semester ini, 1 tahun ajaran terdiri dari 2 penggalan yaitu: semester ganjil dan semester genap. Unsur-unsur sistem pendidikan adalah:

1. Sumber Daya Manusia

Yang terdiri dari tenaga pendidikan dan tenaga administratif. 2. Kurikulum

Yang terdiri dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). 3. Peserta Didik

Yaitu siswa yang mengikuti proses mengajar disekolah. 4. Infrastruktur

Meliputi sarana dan prasarana yang tersedia disekolah seperti laboratorium, perpustakaan, ruang kelas dan lain-lain.

5. Lingkungan pendidikan

Pihak-pihak di luar sekolah yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar di sekolah yaitu masyarakat yang menggunakan jasa pendidikan.

E. Kurikulum SMA Negeri 1 Ngaglik, Yogyakarta

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian

52   

dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.

Isi kurikulum SMA adalah susunan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan di SMA dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Isi kurikulum SMA wajib memuat sekurang-kurangnya bahan kajian dan pelajaran sebagai berikut: pendidikan agama, kewarganegaraan, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, matematika, Ilmu Pengetahuan Alam ( Fisika, Biolagi, Kimia), Ilmu Pengetahuan Sosial ( sejarah, ekonomi, geografi, dan sosiologi), seni budaya, pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, keterampilan dan teknologi informasi dan komunikasi, bahasa asing.

Pada tahun pelajaran 2009/2010 SMA Negeri 1 Ngaglik menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, pengelolaan pendidkan, sarana dan prasarana pendidikan, pembangunan pendidikan, penilaian pendidikan, tenaga pendidik dan kependidikan. Dua dari delapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum. Kurikulum SMA Negeri 1 Ngaglik mengacu pada kurikulum KTSP. KTSP tersebut berisikan Tujuan Satuan Pendidikan, Struktur dan muatan KTSP, Kalender Pendidikan, dan Silabus.

 

F

F. Struktuur Organisa

STRUKT

asi SMA Neg

TUR ORGA geri 1 Ngag Gambar ANISASI SM glik, Yogyak 4.1 MA NEGER karta RI 1 NGAGL 5 LIK 53 

54   

G. Sumber Daya Manusia SMA Negeri 1 Ngaglik, Yogyakarta

Sumber daya manusia yang ada di SMA Negeri 1 Ngaglik meliputi kepala sekolah, guru, tata usaha, dan karyawan. Adapun rincian sumber daya manusia di SMa Negeri 1 Ngaglik adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Rincian Jumlah Sumber Daya Manusia SMA Negeri 1 Ngaglik

No Jabatan Jumlah (Orang)

1 Guru Tetap PNS 46

2 Guru Tidak Tetap 10

3 Pegawai Tetap golongan II 2 4 Pegawai Tetap golongan III 4

5 Pegawai Tidak Tetap 9

JUMLAH 71

Adapun tugas dari masing-masing personalia di SMA BOPKRI 2 adalah sebagai berikut:

1. Kepala Sekolah

Kepala sekolah mempunyai tugas sebagai berikut:

a. Memimpin dan bertanggung jawab atas semua kegiatan persekolahan b. Bertanggung jawab atas penyelenggaraan sekolah terhadap dinas P dan

K kota Yogyakarta dan Sleman.

c. Sebagai supervisor semua kegiatan dengan menyelenggarakan supervisi mengenai kegiatan BP, ketatausahaan, dan lain-lain.

d. Sebagai manajer dalam pengelolaan kelas 2. Wakil Kepala Sekolah

Wakil kepala sekolah bertugas membantu kepala sekolah dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Wakil kepala sekolah juga menggantikan

55   

kedudukan kepala sekolah berhalangan hadir atau tidak dapat menjalankan tugasnya.

3. Guru

Tugas guru sesuai dengan kedudukannya adalah sebagai berikut: a. Guru sebagai wali kelas

Guru sebagai wali kelas bertugas mengatur administrasi kelas, membantu guru dalam membimbing anak didik, dan bertanggung jawab atas kelas yang ditunjuk.

b. Guru bidang studi

Guru bidang studi bertugas menyusun program semester, menyusun satuan pelajaran, mengatur evaluasi, melaksanakan kegiatan belajar mengajar, melaksanakan evaluasi pada setiap semester dan tahunan. c. Guru piket

Guru piket bertugas mengisi daftar presensi guru, mengisi daftar kartu

Dokumen terkait