• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ruang Lingkup Permendagri Nomor 19 Tahun 2016 tentang

Dalam dokumen SKRIPSI WENI RAHAYU NIM: (Halaman 27-45)

BAB II KAJIAN TEORI

5. Ruang Lingkup Permendagri Nomor 19 Tahun 2016 tentang

a. Pejabat Pengelola Barang Milik Daerah

Sesuai dengan Permendagri No. 19 Tahun 2016 Pasal 9, Gubernur/Bupati/Walikota adalah pemegang kekuasaan pengelolaan barang milik daerah. berwenang dan bertanggung jawab:

1) Menetapkan kebijakan pengelolaan barang milik daerah.

2) Menetapkan penggunaan, pemanfaatan, atau pemindahtanganan barang milik daerah.

3) Menetapkan kebijakan pengamanan dan pemeliharaan barang milik daerah.

4) Menetapkan pejabat yang mengurus dan menyimpan barang milik daerah.

5) Mengajukan usul pemindahtanganan barang milik daerah yang memerlukan persetujuan DPRD.

6) Menyetujui usul pemindahtanganan, pemusnahan, dan pengha-pusan barang milik daerah sesuai batas kewenangannya.

7) Menyetujui usul pemanfaatan barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan.

8) Menyetujui usul pemanfaatan barang milik daerah dalam bentuk kerjasama penyediaan infrastruktur.

Berdasarkan Permendagri No. 19 Tahun 2016 pasal 10, Sekretaris Daerah selaku Pengelola Barang, berwenang dan bertanggung jawab: 1) Meneliti dan menyetujui rencana kebutuhan barang milik daerah. 2) Meneliti dan menyetujui rencana kebutuhan

pemeliharaan/perawa-tan barang milik daerah.

3) Mengajukan usul pemanfaatan dan pemindahtanganan barang milik daerah yang memerlukan persetujuan Gubernur/Bupati/Walikota. 4) Mengatur pelaksanaan penggunaan, pemanfaatan, pemusnahan, dan

5) Mengatur pelaksanaan pemindahtanganan barang milik daerah yang telah disetujui oleh Gubernur/Bupati/ Walikota Aaau DPRD. 6) Melakukan koordinasi dalam pelaksanaan inventarisasi barang

milik daerah.

7) Melakukan pengawasan dan pengendalian atas pengelolaan barang milik daerah.

Berdasarkan Permendagri No. 19 Tahun 2016 pasal 15, Pengurus Barang Pengelola adalah yang membidangi fungsi pengelolaan Barang Milik Daerah pada pejabat penatausahaan barang, berwenang dan bertanggungjawab:

1) Membantu meneliti dan menyiapkan bahan pertimbangan persetujuan dalam penyusunan rencana kebutuhan barang milik daerah kepada Pejabat Penatausahaan Barang.

2) Membantu meneliti dan menyiapkan bahan pertimbangan persetu-juan dalam penyusunan rencana kebutuhan pemeliharaan/ perawatan barang milik daerah kepada Pejabat Penatausahaan Barang.

3) Menyiapkan dokumen pengajuan usulan pemanfaatan dan pemin-dahtanganan barang milik daerah yang memerlukan persetujuan Gubernur/ Bupati/Walikota.

4) Meneliti dokumen usulan penggunaan, pemanfaatan, pemusnahan, dan penghapusan dari Pengguna Barang, sebagai bahan pertim-bangan oleh Pejabat Penatausahaan Barang dalam pengaturan pelaksanaan penggunaan, pemanfaatan, pemusnahan, dan pengha-pusan barang milik daerah.

5) Menyiapkan bahan pencatatan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang telah diserahkan dari Pengguna Barang yang tidak digunakan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD dan sedang tidak dimanfaatkan pihak lain kepada Gubernur/Bupati/Walikota melalui Pengelola Barang.

7) Menyimpan salinan dokumen Laporan Barang Pengguna/Kuasa Pengguna Barang.

8) Melakukan rekonsiliasi dalam rangka penyusunan laporan barang milik daerah.

9) Merekapitulasi dan menghimpun Laporan Barang Pengguna semesteran dan tahunan serta Laporan Barang Pengelola sebagai bahan penyusunan Laporan barang milik daerah.

Berdasarkan Permendagri No. 19 Tahun 2016 pasal 11, Pejabat Penatausahaan Barang adalah SKPD yang mempunyai fungsi pengelolaan Barang Milik Daerah selaku pejabat pengelola keuangan daerah yang mempunyai wewenang dan tanggungjawab:

1) Membantu meneliti dan memberikan pertimbangan persetujuan dalam penyusunan rencana kebutuhan barang milik daerah kepada Pengelola Barang.

2) Membantu meneliti dan memberikan pertimbangan persetujuan dalam penyusunan rencana kebutuhan pemeliharaan/perawatan barang milik daerah kepada Pengelola Barang.

3) Memberikan pertimbangan kepada Pengelola Barang atas pengajuan usul pemanfaatan dan pemindahtanganan barang milik daerah yang memerlukan persetujuan Gubernur/Bupati/Walikota. 4) Memberikan pertimbangan kepada pengelola barang untuk

mengatur pelaksanaan penggunaan, pemanfaatan, pemusnahan, dan penghapusan barang milik daerah.

5) Memberikan pertimbangan kepada pengelola barang atas pelaksanaan pemindahtanganan barang milik daerah yang telah disetujui oleh Gubernur/Bupati/ Walikota atau DPRD.

6) Membantu Pengelola Barang dalam pelaksanaan koordinasi inventarisasi barang milik daerah.

7) Melakukan pencatatan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang telah diserahkan dari Pengguna Barang yang tidak digunakan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi

SKPD dan sedang tidak dimanfaatkan pihak lain kepada Gubernur/Bupati/Walikota melalui Pengelola Barang, serta barang milik daerah yang berada pada Pengelola Barang.

8) Mengamankan dan memelihara barang milik daerah.

9) Membantu Pengelola Barang dalam pengawasan dan pengendalian atas pengelolaan barang milik daerah. dan

10) Menyusun laporan barang milik daerah.

Berdasarkan Permendagri No. 19 Tahun 2016 pasal 12, Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang adalah Kepala SKPD, berwenang dan bertanggung jawab:

1) Mengajukan rencana kebutuhan dan penganggaran barang milik daerah bagi SKPD yang dipimpinnya.

2) Mengajukan permohonan penetapan status penggunaan barang yang diperoleh dari beban APBD dan perolehan lainnya yang sah. 3) Melakukan pencatatan dan inventarisasi barang milik daerah yang

berada dalam penguasaannya.

4) Menggunakan barang milik daerah yang berada dalam penguasa-annya untuk kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD yang dipimpinnya.

5) Mengamankan dan memelihara barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya.

6) Mengajukan usul pemanfaatan dan pemindahtanganan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang tidak memerlukan persetujuan DPRD dan barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan.

7) Menyerahkan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang tidak digunakan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD yang dipimpinnya dan sedang tidak dimanfaatkan pihak lain, kepada Gubernur/Bupati/Walikota melalui Pengelola Barang.

daerah.

9) Melakukan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian atas peng-gunaan barang milik daerah yang ada dalam penguasaannya.

10) Menyusun dan menyampaikan laporan barang pengguna semes-teran dan laporan barang pengguna tahunan yang berada dalam penguasaannya kepada Pengelola Barang.

b. Perencanaan Kebutuhan dan Penganggaran

Perencanaan kebutuhan adalah kegiatan merumuskan rincian ke-butuhan Barang Milik Daerah untuk menghubungkan pengadaan barang yang telah lalu dengan keadaan yang sedang berjalan sebagai dasar dalam melakukan tindakan yang akan datang. Mekanisme dalam perencanaan kebutuhan dan penganggaran yaitu Pengguna Barang menghimpun usulan RKBMD yang diajukan oleh Kuasa Pengguna Barang yang berada di lingkungan SKPD yang dipimpinnya. Pengguna Barang menyampaikan usulan RKBMD kepada Pengelola Barang Pengelola Barang melakukan penelaahan atas usulan RKBMD bersama Pengguna Barang dengan memperhatikan data barang pada Pengguna Barang dan/atau Pengelola Barang. Pengelola Barang melakukan penelaahan dibantu Pejabat Penatausahaan Barang dan Pengurus Barang Pengelola. Hasil penelaahan merupakan dasar penyusunan RKBMD. RKBMD yang telah ditetapkan oleh Pengelola Barang digunakan oleh Pengguna Barang sebagai dasar penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran SKPD

Perencanaan kebutuhan Barang Milik Daerah kecuali untuk penghapusan, berpedoman pada:

1) Standar barang.

Standar barang adalah spesifikasi barang yang ditetapkan sebagai acuan penghitungan pengadaan barang milik daerah dalam perencanaan kebutuhan.

Standar kebutuhan barang adalah satuan jumlah barang yang dibutuhkan sebagai acuan perhitungan pengadaan dan penggunaan Barang Milik Daerah dalam perencanaan kebutuhan Barang Milik Daerah pada SKPD.

3) Standar harga.

Standar harga adalah besaran harga yang ditetapkan sebagai acuan pengadaan Barang Milik Daerah dalam perencanaan kebutuhan. c. Pengadaan

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah, pengadaan merupakan kegiatan untuk melakukan pemenuhan kebutu-han barang daerah dan jasa. Dalam Permendagri No.19 Tahun 2016 pengadaan barang milik daerah dilaksanakan berdasarkan prinsip efisien, efektif, transparan dan terbuka, bersaing, adil, dan akuntabel. Pelaksanaan pengadaan barang milik daerah dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pengguna Barang wajib menyampaikan laporan hasil pengadaan barang milik daerah kepada Gubernur/ Bupati/Walikota melalui Pengelola Barang milik daerah untuk ditetapkan status penggunaannya. Laporan hasil pengadaan bara-ng milik daerah terdiri dari laporan hasil pebara-ngadaan bulanan, semes-teran dan tahunan.

d. Penggunaan

Penggunaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh Pengguna Barang dalam mengelola dan menatausahakan Barang Milik Daerah yang sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD yang bersangkutan. Mekanisme penggunaan barang miik daerah yaitu Pengguna Barang mengajukan permohonan penetapan status penggunaan barang milik daerah yang diperoleh dari beban APBD dan perolehan lainnya yang sah kepada Pengelola Barang. Pengajuan permohonan dilakukan setelah diterimanya barang milik daerah berdasarkan dokumen penerimaan barang pada tahun anggaran yang berkenaan. Permohonan penetapan

status penggunaan barang milik daerah diajukan secara tertulis oleh Pengguna Barang kepada Pengelola Barang paling lambat pada akhir tahun berkenaan. Pengajuan permohonan penetapan status penggunaan barang milik daerah disertai dokumen dan dilakukan penelitian. Berdasarkan hasil penelitian Pengelola Barang menetapkan status penggunaan barang milik daerah. Dalam hal Pengelola Barang tidak menyetujui permohonan Pengguna Barang, Pengelola Barang menerbitkan surat penolakan kepada Pengguna Barang disertai alasan.

Penggunaan Barang Milik Daerah meliputi: 1) Penetapan status penggunaan barang milik daerah. 2) Pengalihan status penggunaan Barang Milik Daerah. 3) Penggunaan sementara Barang Milik Daerah.

4) Penetapan status penggunaan Barang Milik Daerah untuk di-operasikan oleh pihak lain.

e. Pemanfaatan

Pemanfaatan adalah pendayagunaan Barang Milik Daerah yang tidak digunakan untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD dan/atau optimalisasi Barang Milik Daerah dengan tidak mengubah status kepemilikan. Pengelola Barang dengan persetujuan kepala daerah, untuk Barang Milik Daerah yang berada dalam penguasaan Pengelola Barang. dan Pengguna Barang dengan persetujuan Pengelola Barang, untuk Barang Milik Daerah berupa sebagian tanah dan/atau bangunan yang masih digunakan oleh Pengguna Barang, dan selain tanah dan/atau bangunan. Adapun pemanfaat Barang Milik Daerah tersebut dilakukan sepanjang tidak mengganggu pelaksanaan tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintah daerah.

Mekanisme pemanfaatan aset dalam bentuk pinjam pakai yang diatur dalam PERMENDAGRI No. 19 Tahun 2016. Pengguna Barang mengajukan permohonan persetujuan pinjam pakai kepada kepala daerah melalui Pengelola Barang. Kemudian dilakukan penelitian terhadap permohonan pinjam pakai, yang mana meliputi kepatian

belum digunakan atau tidak adanya penggunaan Barang Milik Daerah, tujuan penggunaan objek dan jangka waktu pinjam. Berdasarkan pe-rmohonan dari calon peminjam Pepe-rmohonan persetujuan pinjam pakai dari Pengguna Barang sekurang-kurangnya memuat:

1) Pertimbangan yang mendasari permohonan pinjam pakai. 2) Identitas peminjam pakai.

3) Tujuan penggunaan objek pinjam pakai.

4) Rincian data objek pinjam pakai yang dibutuhkan, termasuk luas dan lokasi tanah dan/atau bangunan. dan

5) Jangka waktu pinjam pakai.

Pelaksanaan pinjam pakai Barang Milik Daerah yang berada pada pengguna barang dituangkan dalam perjanjian pinjam pakai antara pengelola barang dengan peminjam pakai. Perjanjian pinjam pakai ditindaklanjuti dengan penyerahan objek pinjam pakai dari Pengguna Barang kepada peminjam pakai yang dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima (BAST). Objek pemanfaatan Barang Milik Daerah meliputi:

1) Tanah dan/atau bangunan. dan 2) Selain tanah dan/atau bangunan. f. Pengamanan dan Pemeliharaan

1) Pengamanan

Pengamanan merupakan kegiatan/tindakan pengendalian dan penertiban dalam upaya pengurusan Barang Milik Daerah secara fisik, administratif dan tindakan hukum. Pengamanan adalah kegiatan tindakan pengendalian dalam pengurusan Barang Milik Daerah dalam bentuk fisik, administrasi dan tindakan upaya hukum.

a) Pengamanan fisik

(1) Tanah dilakukan dengan cara memasang tanda letak tanah dengan membangun pagar batas, memasang tanda kepe-milikan tanah dan melakukan penjagaan.

(2) Gedung dan Bangunan dengan cara adanya pagar pem-batas, tanda kepemilikan berupa papan nama dan CCTV. (3) Kendaraan dengan cara membuat Berita Acara Serah

Terima (BAST) kendaraan bagi kendaraan dinas jabatan, sementara itu bagi kendaraan dinas operasional membuat surat pernyataan tanggung jawab atas kendaraan dinas operasional dan ditandatangani oleh Pengguna Barang/ Kuasa Pengguna Barang dengan penanggung jawab ken-daraan dinas operasional.

(4) Gedung dan/atau bangunan yang memiliki fungsi strategis atau yang berlokasi tertentu dengan tugas dan fungsi melakukan pelayanan langsung kepada masyarakat dapat memasang Closed-Circuit Television (CCTV).

(5) Rumah negara dilakukan, antara lain: i. pemasangan patok.

ii. pemasangan papan nama.

(6) Barang persediaan dilakukan, antara lain:

i. menempatkan barang sesuai dengan frekuensi pengeluaran jenis barang.

ii. menyediakan tabung pemadam kebakaran di dalam gudang/tempat penyimpanan, jika diperlukan.

iii. menyediakan tempat penyimpanan barang. iv. melindungi gudang/tempat penyimpanan.

v. menambah prasarana penanganan barang di gudang, jika diperlukan.

vi. menghitung fisik persediaan secara periodik. vii. melakukan pengamanan persediaan.

(7) Barang milik daerah berupa selain tanah, gedung dan/atau bangunan, rumah negara, dan barang persediaan yang mempunyai dokumen berita acara serah terima dilakukan dengan menyimpan barang di tempat yang sudah

diten-tukan di lingkungan kantor. b) Pengamanan administrasi

1) Tanah dilakukan dengan cara menghimpun, mencatat, menyimpan, dan menatausahakan dokumen bukti kepe-milikan tanah secara tertib dan aman.

2) Kendaraan dinas dilakukan, dengan menghimpun, men-catat, menyimpan, dan menatausahakan secara tertib dan teratur atas dokumen sebagai berikut:

i. bukti pemilik kendaraan bermotor (BPKB). ii. fotokopi surat tanda nomor kendaraan (STNK). iii. Berita Acara Serah Terima (BAST).

iv. kartu pemeliharaan. v. data daftar barang.

vi. dokumen terkait lainnya yang diperlukan.

3) Gedung dan/atau bangunan dilakukan dengan meng-himpun, mencatat, menyimpan, dan menatausahakan secara tertib dan teratur atas dokumen sebagai berikut:

i. dokumen kepemilikan berupa Surat Izin Mendiri-kan Bangunan (IMB).

ii. keputusan penetapan status penggunaan gedung dan/atau bangunan.

iii. daftar Barang Kuasa Pengguna berupa gedung dan/atau bangunan.

iv. daftar Barang Pengguna berupa gedung dan/atau bangunan.

v. daftar Barang Pengelola berupa gedung dan/atau bangunan.

vi. Berita Acara Serah Terima (BAST). vii. dokumen terkait lainnya yang diperlukan. 4) Gedung dan/atau bangunan:

(IMB), bagi bangunan yang belum memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

ii. mengusulkan penetapan status penggunaan

5) Rumah negara dilakukan dengan menghimpun, mencatat, menyimpan, dan menatausahakan secara tertib dan teratur atas dokumen, antara lain:

i. sertifikat atau surat keterangan hak atas tanah. ii. Surat Izin Penghunian (SIP).

iii. keputusan Gubernur/Bupati/Walikota mengenai penetapan rumah negara golongan I, golongan II atau golongan III.

iv. gambar/legger bangunan. v. data daftar barang. dan

vi. keputusan pencabutan Surat Izin Penghunian (SIP). 6) Barang persediaan dilakukan, antara lain:

i. buku persediaan. ii. kartu barang.

iii. Berita Acara Serah Terima (BAST). iv. berita acara pemeriksaan fisik barang.

v. Surat Perintah Penyaluran Barang (SPPB).

vi. laporan persediaan Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang semesteran/tahunan.

vii. dokumen pendukung terkait lainnya yang diperlukan.

7) Barang milik daerah berupa selain tanah, gedung dan/atau bangunan, rumah negara, dan barang persediaan yang mempunyai dokumen Berita Acara Serah Terima (BAST) dilakukan, antara lain:

i. faktur pembelian.

ii. dokumen Berita Acara Serah terima (BAST). iii. dokumen pendukung terkait lainnya yang

diperlukan c) Pengamanan hukum

1) Tanah dilakukan dengan cara adanya sertifikat tanah. 2) Kendaraan dilakukan dengan cara melakukan

penguru-san semua dokumen kepemilikan kendaraan bermotor, seperti BPKB dan STNK, termasuk pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) serta melakukan pempro-sesan Tuntutan Ganti Rugi yang dikenakan pada pihak-pihak yang bertanggungjawab atas kehilangan kendaraan dinas bermotor

3) Gedung dan/atau bangunan:

i. melakukan pengurusan Izin Mendirikan Bangunan (IMB), bagi bangunan yang belum memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

ii. mengusulkan penetapan status penggunaan.

4) Barang persediaan dilakukan, dengan melakukan pem-prosesan tuntutan ganti rugi yang dikenakan pada pihak-pihak yang bertanggungjawab atas kehilangan barang persediaan akibat kelalaian, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

5) Barang milik daerah berupa selain tanah, gedung dan/atau bangunan, rumah negara, dan barang persediaan yang mempunyai dokumen Berita Acara Serah Terima (BAST) dilakukan dengan melakukan pemprosesan Tuntutan Ganti Rugi yang dikenakan pada pihak-pihak yang bertanggungjawab atas kehilangan barang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

2) Pemeliharaan

Pemeliharaan adalah kegiatan atau tindakan yang dilakukan agar semua Barang Milik Daerah selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna.

Pengelola Barang, Pengguna Barang dan kuasa Pengguna Barang bertanggungjawab atas pemeliharaan Barang Milik Daerah yang berada dalam penguasaannya. Mekanisme pemeliharaan barang milik daerah yaitu Kuasa Pengguna Barang wajib membuat Daftar Hasil Pemeliharaan Barang yang berada dalam kewenangannya. Kuasa Pengguna Barang melaporkan hasil pemeliharaan barang kepada Pengguna Barang untuk dilakukan penelitian secara berkala setiap enam bulan/per semester. Pengguna Barang atau pejabat yang ditunjuk meneliti laporan dan menyusun daftar hasil pemeliharaan barang yang dilakukan dalam 1 (satu) Tahun Angga-ran. Daftar Hasil Pemeliharaan Barang yang disusun pengguna barang atau pejabat yang ditunjuk merupakan bahan untuk mela-kukan evaluasi mengenai efisiensi pemeliharaan barang milik daerah. Penelitian laporan dilakukan terhadap anggaran belanja dan realisasi belanja pemeliharaan dan target kinerja dan realisasi target kinerja pemeliharaan. Pengguna Barang melaporkan/menyam-paikan Daftar Hasil Pemeliharaan Barang tersebut kepada Pengelola Barang secara berkala.

g. Penilaian

Penilaian adalah suatu proses kegiatan penelitian yang selektif didasarkan pada data/fakta yang objektif dan relefan dengan menggunakan metode/teknis tertentu untuk memperoleh nilai Barang Milik Daerah. Penilaian Barang Milik Daerah dilakukan dalam rangka penyusunan neraca pemerintah daerah, pemanfaatan, atau pemindah-tanganan. Penilaian Barang Milik Daerahberupa tanah dan/atau bangu-nan dalam rangka pemanfaatan atau pemindahtangabangu-nan dilakukan oleh: 1) Penilai Pemerintah. atau

2) Penilai Publik yang ditetapkan oleh Gubernur/ Bupati/Walikota. Penilaian Barang Milik Daerah selain tanah dan/atau bangunan dalam rangka pemanfaatan atau pemindahtanganan dilakukan oleh Tim yang ditetapkan oleh Gubernur/Bupati/Walikota, dan dapat melibatkan

Penilai yang ditetapkan Gubernur/Bupati/Walikota. Keputusan menge-nai penilaian kembali atas nilai Barang Milik Daerah dilaksanakan berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh Gubernur/ Bupati/Walikota dengan berpedoman pada ketentuan pemerintah yang berlaku secara nasional.

h. Pemindah tanganan

Pemindahtanganan adalah pengalihan kepemilikan Barang Milik Daerah sebagai tindak lanjut dari penghapusan dengan cara dijual, dipertukarkan, dihibahkankan atau disertakan sebagai modal Peme-rintah Daerah. Barang Milik Daerah yang tidak diperlukan bagi penye-lenggaraan tugas pemerintahan daerah dapat dipindahtangankan.

Bentuk pemindahtanganan Barang Milik Daerah meliputi: 1) Penjualan.

2) Tukar menukar. 3) Hibah.

4) Penyertaan modal pemerintah daerah.

Pemindahtanganan Barang Milik Daerah yang dilakukan setelah mendapat persetujuan DPRD untuk:

1) Tanah dan/atau bangunan. atau

2) Selain tanah dan/atau bangunan yang bernilai lebih dari Rp5.000.000. 000,- (lima miliar rupiah).

Pemindahtanganan Barang Milik Daerah dimaksud tidak memerlukan persetujuan DPRD, apabila:

1) Sudah tidak sesuai dengan tata ruang wilayah atau penataan kota. 2) Harus dihapuskan karena anggaran untuk bangunan pengganti

sudah disediakan dalam dokumen penganggaran.

3) Diperuntukkan bagi pegawai negeri sipil pemerintah daerah yang bersangkutan.

4) Diperuntukkan bagi kepentingan umum. atau

5) Dikuasai pemerintah daerah berdasarkan keputusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap dan/atau berdasarkan

ketentuan perundang-undangan, yang jika status kepemilikannya dipertahankan tidak layak secara ekonomis.

i. Pemusnahan

Pemusnahan adalah tindakan memusnahkan fisik dan/atau kegunaan Barang Milik Daerah. Pemusnahan dilaksanakan oleh peng-guna barang setelah mendapat persetujuan Gubernur/Bupati/ Walikota, untuk Barang Milik Daerah pada Pengguna Barang, Pengelola Barang, dan dilaporkan kepada Gubernur/Bupati/Walikota. Pemusnahan Barang Milik Daerah dilakukan apabila:

1) Tidak dapat digunakan, tidak dapat dimanfaatkan, dan/atau tidak dapat dipindahtangankan. atau

2) Terdapat alasan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pemusnahan dilakukan dengan cara: 1) Dibakar.

2) Dihancurkan. 3) Ditimbun. 4) Ditenggelamkan.

5) Cara lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Mekanisme pemusnahan bagi pengguna yaitu Pengajuan permohonan pemusnahan barang milik daerah dilakukan oleh Pengguna Barang kepada Gubernur/ Bupati/Walikota. Permohonan paling sedikit memuat: pertimbangan dan alasan pemusnahan dan data barang milik daerah yang diusulkan pemusnahan. Data barang milik daerah antara lain meliputi: kode barang, kode register, nama barang, tahun perolehan, spesifikasi barang, kondisi barang, jumlah barang, bukti kepemilikan untuk barang milik daerah yang harus dilengkapi dengan bukti kepemilikan, nilai perolehan dan nilai buku untuk barang milik daerah yang dapat dilakukan penyusutan.

Pengajuan permohonan dilengkapi dokumen pendukung berupa: surat pernyataan dari Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang,

fotokopi bukti kepemilikan, untuk barang milik daerah yang harus dilengkapi dengan bukti kepemilikan, kartu identitas barang, untuk barang milik daerah yang harus dilengkapi dengan kartu identitas barang dan foto barang milik daerah yang diusulkan pemusnahan. Pengelola Barang melakukan penelitian terhadap permohonan usulan Pemusnahan. Pengelola Barang menyampaikan hasil penelitian kepada Gubernur/Bupati/Walikota sebagai bahan pertimbangan persetujuan pemusnahan barang milik daerah. Apabila permohonan pemusnahan barang milik daerah tidak disetujui, Gubernur/Bupati/Walikota mem-beritahukan kepada Pengguna Barang melalui Pengelola Barang yang mengajukan permohonan disertai dengan alasan. Apabila permohonan pemusnahan barang milik daerah disetujui, Gubernur/Bupati/ Walikota menerbitkan surat persetujuan pemusnahan barang milik daerah. Berda-sarkan surat persetujuan pemusnahan barang milik daerah Pengguna Barang melakukan pemusnahan barang milik daerah.

j. Penghapusan

Penghapusan adalah tindakan menghapus barang milik daerah dari daftar barang dengan menerbitkan surat keputusan dari pejabat yang berwenang untuk membebaskan pengguna atau kuasa pengguna atau pengelola dari tanggung jawab administrasi dan fisik atas barang yang berbeda dalam penguasaannya. Penghapusan Barang Milik Daerah meliputi:

1) Penghapusan dari Daftar Barang Pengguna dan/atau Daftar Barang Kuasa Pengguna.

2) Penghapusan dari Daftar Barang Pengelola. 3) Penghapusan dari Daftar Barang Milik Daerah.

Penghapusan dari Daftar Barang Milik Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 431 huruf c dilakukan dalam hal terjadi

Dalam dokumen SKRIPSI WENI RAHAYU NIM: (Halaman 27-45)

Dokumen terkait