• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

D. Rukun dan Syarat Perkawinan a. Rukun Perkawinan

Rukun adalah sesuatu yang harus ada untuk menentukan sah atau tidaknya sesuatu pekerjaan, dan sesuatu itu termasuk rangkaian pekerjaan itu. Jumhur ulama sepakat bahwa rukun perkawinan itu terjadi atas.44

1. Adanya calon suami dan calon istri yang akan melakukan perkawinan.

2. Adanya wali dari pihak calon pengantin wanita. Akad nikah akan di anggap sah apabila ada seorang wali atau wakilnya yang akan menikahkan.

3. Adanya dua orang saksi. Pelaksanaan akad nikah akan sah apabila adanya dua orang saksi yang menyaksikan akad nikah tersebut.

4. Sighat akad nikah yaitu ijab qabul yang diucapkan oleh wali atau wakil dari calon pengantin wanita, dan dijawab oleh calon pengantin laki laki

Didalam kompilasi hukum islam juga terdapat rukun dalam pernikahan pada pasal 14 yaitu :45

1. Calon suami 2. Calon istri 3. Wali nikah 4. Dua orang saksi 5. Ijab dan kabul b. Syarat Sah Perkawinan

Syarat syarat sahnya perkawinan merupakan dasar bagi sahnya perkawinan.

Adapun pada garis besarnya syarat syarat sahnya perkawinan ada dua:

44 Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat,….h. 45-47

45 ISBN, Undang – undang nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam (Bandung: Cinta Umbara, 2007), h. 232

1. Calon mempelai perempuan halal untuk dinikahi oleh laki laki yang ingin menjadikanya istri.

2. Akad nikahnya dihadiri para saksi.46

Secara rinci, masing masing rukun akan dijelaskan syarat syarat sebagai berikut : 1) Syarat kedua mempelai

a. Syarat syarat pengantin pria

Syari’at islam menentukan beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh calon suami berdasarkan ijtihad para ulama, yaitu :

1. Calon suami beragama islam

2. Terang (jelas) bahwa calon suami itu betul betul laki laki 3. Orangnya diketahui dan tertentu.

4. Calon mempelai laki laki itu jelas halal kawin dengan calon istri.

5. Calon mempelai laki laki kenal dengan calon istri serta tahu betul calon istrinya halal baginya.

6. Calon suami rela untuk melakukan perkawinan 7. Tidak sedang melakukan ihram.

8. Tidak mempunyai istri yang haram dimadu dengan calon istri.

9. Tidak sedang mempunyai istri empat.

b. Syarat syarat calon pengantin perempuan 1. Beragama islam

2. Terang bahwa ia wanita, bukan khuntsa (banci) 3. Wanita itu jelas orangnya

4. Halal untuk calon suami

46 Abdul Rahman Ghozali, fiqh Munakahat,….h. 49

5. Wanita itu tidak dalam ikatan perkawinan dan tidak dalam masa ‘iddah 6. Tidak dipaksa ‘ikhtiyar

7. Tidak dalam keadaan ihram haji atau umrah.

Syarat calon mempelai laki laki dan perempuan juga dijelaskan dalam kompilasi hukum islam pasal 15 dan pasal 16 yaitu.47

Pasal 15

1. Untuk kemaslahatan keluarga dan rumah tangga perkawinan hanya boleh dilakukan calon mempelai yang telah mencapai umur yang ditetapkan dalaam pasal 7 undang undang No.1 tahun 1974 yakni calon suami sekurang kurangnya berumur 19 tahun dan calon istri sekurang kurangnya 16 tahun.

2. Bagi calon mempelai yang belum mencapai umur 21 tahun harus mendapat izin sebagaimana yang diatur dalam pasal 6 ayat 2,3,4 dan 5 undang undang No.1 tahun 1974

Pasal 16

1. Perkawinan didasarkan atas persetujuan calon mempelai .

2. Bentuk persetujuan calon mempelai wanita, dapat berupa pernyatan tegas dan nyata dengan tulisan, lisan atau isyarat tapi juga dapat berupa diam dalam arti selama tidak ada penolakan yang tegas.

2) Syarat syarat ijab qabul

Perkawinan itu wajib dilakukan dengan ijab dan qabul dengan lisan. Inilah yang dinamakan akad nikah.

47 ISBN, Undang – undang nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam (Bandung: Cinta Umbara, 2007), h. 232-233

Ijab dan qabul dilakukan dalam suatu majelis, dan tidak boleh ada jarak yang lama antara ijab dan qabul yang merusak kesatuan akad dan kelangsungan akad, dan masing masing ijab qabul dapat didengar dengan baik oleh kedua belah pihak dan dua orang saksi. 48

Syarat syarat ijab qabul juga terdapat dalam kompilasi hukum ilam pada pasal 27 28 dan 29 yaitu:49

Pasal 27

“Ijab dan qabul antara wali dan calon mempelai pria harus jelas beruntun dan tidak berselang waktu”.

Pasal 28

“Akad nikah dilaksanakan sendiri secara pribadi oleh wali nikah yang bersangkutan. Wali nikah dapat mewakilkan kepada orang lain”.

Pasal 29

1. Yang berhak mengucapkan qabul ialah calon mempelai pria secara pribadi 2. Dalam hal hal tertentu ucapan Kabul nikah dapat diwakilkan kepada pria lain

dengan ketentuan calon mempelai pria memberi kuasa yang tegas secara tertulis bahwa penerimaan wakil atas akad nikah itu adalah untuk mempelai pria.

3. Dalam hal calon mempelai wanita atau wali keberatan calon mempelai pria diwakili, maka akad nikah tidak boleh dilangsungkan.

3) Syarat syarat wali

48 Abdul Rahman ghozali, fikih Munakahat,….h. 57

49 ISBN, Undang – undang nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam (Bandung: Cinta Umbara, 2007), h. 236-237

Perkawinan dilangsungkan oleh wali pihak mempelai perempuan atau wakilnya dengan calon suami atau wakilnya.

Wali hendaklah seorang laki laki muslim, baligh, berakal dan adil (tidak fasik). Perkawinan tanpa wali tidak sah, berdasarkan sabda Nabi SAW:

ِ يِل َوِب لأِإ َحاَكِن َلَ

“tidak sah perkainan tanpa wali “

Yang diutamakan menjadi wali dalam pernikahan yaitu ayah. Kemudian kakek (ayah dari ayah), kemudian saudara laki laki seayah seibu, kemudian saudara laki laki seayah, laki laki dari saudara laki laki seayah seibu, kemudian anak laki laki dari saudara laki laki ayah, kemudian paman (saudara laki laki ayah) kemudian anak laki laki dari paman tersebut.

Wali yang adil, wali itu diisyaratkan adil, maksudnya adalah tidak bermaksiat, tidak fasik, ia orang baik baik, orang sholeh, orang yang tidak membiasakan diri berbuat yang munkar.50

Syarat wali dalam pernikahan terdapat dalam kompilasi hukum islam pada pasal 19-20 yaitu:

Pasal 19

”Wali nikah dalam perkawinan merupakan rukun yang harus dipenuhi bagi calon mempelai wanita yang bertindak untuk menikahkanya”.

Pasal 20

50 Adul Rahman Ghozali, fiqh Munakahat,….. h. 50-64

1. Yang bertindak sebagai wali nikah ialah seorang laki laki yang memenuhi syarat hukum islam yakni muslim, aqil dan baligh.

2. Wali nikah terdiri dari : a. Wali nasab

b. Wali hakim 4) Syarat syarat saksi

Syarat sebagai saksi dalam pernikahan adalah: laki laki, baligh, waras akalnya, adil, dapat mendengar dan melihat, bebas (tidak dipaksa), tidak sedang mengerjakan ihram, dan memahami bahasa yang dipergunakan untuk iajab qabul.51

Dalam kompilasi hukum islam juga terdapat syarat saksi yaitu52: Pasal 25

“Yang dapat situnjuk menjadi saksi dalam akad nikah ialah seorang laki laki muslim, adil, akil baligh, tidak terganggu ingatan, dan tidak tunga rungu atau tuli”.

Pasal 26

“Saksi harus hadir dan menyaksikan secara langsung akad nikah serta menandatangani akta nikah pada waktu dan ditempat akad nikah yang dilangsungkan”.

51 Tihami, fiqh Munakahat,…. h. 13-14

52 ISBN, Undang – undang nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam ,…..h.

236

BAB III

Dokumen terkait