• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEOR

C. Rukun dan Syarat wakaf

28

Secara terminologi rukun adalah sisi yang terkuat, sedang secara etimologi

rukun adalah sesuatu yang dianggap menentukan suatu disiplin tertentu, dimana ia merupakan bagian integral dari disiplin itu sendiri.34 Menurut Abu Hanifah yang dimaksud dengan rukun adalah bagian dari sesuatu yang mana sesuatu itu tidak akan terealisasi kecuali dengan bagian itu.35 Sedangkan menurut Jumhur ulama yang dimaksud dengan rukun adalah tidaklah sempurna sesuatu kecuali dengan sesuatu tersebut.36

Di dalam literature kitab-kitab fikih klasik, kita dapat menemukan bahwa rukun wakaf itu ada empat. Wakaf dinyatakan sah apabila telah terpenuhi rukun dan syaratnya. Dimana rukun wakaf itu ada empat : 37

a. Wakif ( orang yang mewakafkan )

b. Mauquf bih ( harta yang diwakafkan )

c. Mauquf alaih ( pihak yang di beri wakaf / peruntukan wakaf )

d. Shighat ( ikrar wakaf )

Hal senada juga dikatakan oleh Rachmadi Usman dalam bukunya, dimana beliau mengatakan rukun atau unsu-unsur wakaf ada 4 yaitu

34

Muhammad Abid Abdullah Al-Kabisi, HUKUM WAKAF Kajian Kontemporer Pertama Dan Terlengkap Tentang Fungsi Dan Pengeolaan Wakaf Serta Penyelesaian Atas Sengketa Wakaf, Penerjemah Ahrul Sani Faturrahman dan rekan-rekan, ( Jakarta : Dompet Dhuafa Republika dan IIMan Press ) cet ke 1, hal. 87

35

Wahbah Zuhaili, Al-Fiqhu Al-Islam wa Adillatuhu, ( Daar El-Fikr, 2007/1428 H ) juz 10, hal. 7605

36

Ibid, hal. 7606

37

Departemen Agama RI, Fiqih Wakaf, ( Jakarta : Direktorat Pemberdayaan Wakaf Dirjen Bimas Islam Depag RI, 2006 ) hal. 21

29

a. adanya orng yang berwakaf (sebagai subjek wakaf) (wakif)

b. adanya benda yang diwakafkan (maukuf bih) (sebagai objek wakaf)

c. adanya penerima wakaf (sebagai subjek wakaf) (nadzir)

d. adanya ‘aqad atau lafaz atau pernyataan penyerahan wakaf dari tangan

wakif kepada orang atau tempat berwakaf (si mauquf alaih)

Lebih lanjut lagi dikatakan dalam bukunya beliau, menurut jumhur, mazhab Syafii, Maliki, dan Hambali dikatakan bahwa rukun wakaf itu ada 4 sebagaimana disebutkan diatas.38

Di dalam UU No. 41 tahun 2004 tentang wakaf, pada pasal 6, disebutkan bahwa wakaf dapat dilaksanakan jika memenuhi unsur wakaf sebagai berikut : 39

a. Wakif

b. Nazhir

c. Harta benda wakaf

d. Ikrar wakaf

e. Peruntukan harta benda wakaf

f. Jangka waktu wakaf

Selain harus memenuhi rukun-rukun seperti yang disebutkan diatas, sahnya wakaf juga ditentukan oleh memenuhi syarat atau tidaknya rukun wakaf tersebut. Dalam UU wakaf yang baru, disebutkan syarat sahnya wakaf.

38

Rachmadi Usman, Hukum Perwakafan di Indonesia, ( Jakarta : Sinar Grafika, 2009 ) hal. 59

39

Departemen Agama RI, Peraturan Perundangan Perwakafan, ( Jakarta : Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Depag RI,2006 ) hal. 5

30

Dalam fikih dan UU positip yang berlaku di Indonesia khususnya yang mengatur tentang wakaf tidak ditemukan sesuatu yang bertentangan mengenai syarat- syarat wakaf hal ini dikarenakan sumber rujukan dari UU tersebut bersumber dari kitab-kitab fikih klasik karya para ulama terdahulu. Seperti dalam UU No.41 tahun 2004 yang mengatur tentang wakaf disebutkan secara terperinci mengenai syarat- syarat sahnya wakif sebagai berikut:40

1. Wakif

Didalam UU ini pada pasal 7 disebutkan bahwa wakif terdiri dari tiga bentuk:

a.) perseorangan b.) organisasi c.) badan hukum

Didalam kitab-kitab fikih klasik tidak dikenal wakif selain wakif perseorangan. Pada pasal 8 dijelaskan wakif peseorangan harus memiliki kriteria :

a.) dewasa b.) berakal sehat

c.) tidak terhalang dalam melakukan pebuatan hukum d.) pemilik sah harta benda wakaf

Syarat dalam UU tersebut sedikit berbeda dengan yang ada dalam kitab-kitab fikih klasik, dimana dalam UU tidak diharuskan wakif harus merdeka, sedangkan

40

31

syarat yang senada dengan kitab-kitab fikih klasik adalah seperti yang terdapat dalam buku fiqih wakaf terbitan Depag, dimana disebutkan syarat wakif itu ada empat : 41

a.) merdeka b.) berakal sehat c.) dewasa (baligh)

d.) tidak berada dalam pengampuan

2. Nazhir

Yang dimaksud dengan nazhir adalah pengelola wakaf yang dapat berbentuk pengelola perseorangan, organisasi atau badan hukum.42 Mengenai nazhir perseorangan dalam pasal 10 UU wakaf disebutkan harus memenuhi syarat sebagai berikut :43

a.) warga negara Indonesia b.) beragama Islam

c.) dewasa

d.) amanah

e.) mampu secara rohani dan jasmani

f.) tidak terhalang melakukan perbuatan hukum

41

Departemen Agama RI, Fiqih Wakaf, ( Jakarta : Direktorat Pemberdayaan Wakaf Dirjen Bimas Islam Depag RI, 2006 ) hal . 22

42

CSRC UIN Jakarta dan Ford Foundation, Wakaf, Tuhan, dan Agenda Kemanusiaan (Studi tentang Wakaf dalam Perspektif Keadilan Sosal di Indonesia), ( Jakarta: CSRC UIN Syarif HIdayatullah Jakarta, 2006 ) hal. 96

43

Departemen Agama RI, Peraraturan Perundangan Perwakafan, ( Jakarta : Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Depag RI,2006 ) hal. 7

32

c. Harta Benda Wakaf

Dalam pasal 15 disebutkan harta benda wakaf dapat diwakafkan apabila dimiliki dan dikuasai wakif secara sah. Selanjutnya dalam pasal 16 disebutkan harta benda wakaf terdiri dari benda bergerak dan tidak bergerak.44 Sedangkan dalam fikih dijelaskan syarat harta wakaf harus : 45

a.) harus mutaqawwam

b.) diketahui dengan yakin ketika diwakafkan (tidak ada sengketa) c.) milik sempurna wakif

d.) terpisah, bukan milik bersama

d. Ikrar Wakaf

Ikrar dalam bahasa fikih dikenal dengan shighat, yaitu segala ucapan, tulisan atau isyarat dari orang yang berakad untuk menyatakan kehendak dan menjelaskan apa yang diinginkannya.46 Dalam hal ini (wakaf) berarti keinginan atau kehendak mewakafkan sesuatu yang keluar dari si wakif. Status shighat sendiri termasu kedalam rukun wakaf.

Dalam UU wakaf, masalah ikrar diatur dalam pasal 17, dimana dinyatakan bahwa ikrar wakaf dilaksanakan oleh wakif kepada nazhir dihadapan PPAIW dengan

44

Ibid, hal. 9

45

Departemen Agama RI, Fiqih Wakaf, ( Jakarta : Direktorat Pemberdayaan Wakaf Dirjen Bimas Islam Depag RI, 2006 ) hal. 27

46

33

disaksikan oleh dua orang saksi (ayat 1). Dalam ayat 2 dijelaskan ikrar bisa berupa lisan dan tulisan serta dituangkan dalam akta ikrar wakaf oleh PPAIW.

e. Peruntukan Harta Benda Wakaf

Dalam pasal 22 UU wakaf tahun 2004 dijelaskan dalam rangka mencapai tujuan dan fungsi dari wakaf itu sendiri, maka peruntukan harta benda wakaf hanya untuk : 47

a.) sarana dan kegiatan ibadah

b.) sarana dan kegiatan pendidikan serta kesehatan

c.) bantuan kepada fakir miskin, anak terlantar, yatim piatu, beasiswa;

d.) kemajuan dan peningkatan ekonomi umat

e.) kemajuan dan kesejahteraan umum lainnya yang tidak bertentangan

dengan syariah dan peraturan perundang-undangan.

Dokumen terkait