Kota Surabaya
2.2.1.4 Rumah Susun Rumah Susun Sederhana
Ditengah terbatasnya dan tingginya harga lahan, rumah susun sederhana menjadi alternatif bagi kepemilikan hunian yang layak dan murah bagi MBR. Sayangnya pembangunan Rusun sederhana belum diminati oleh investor swasta, sehingga pembangunannya di kota Surabaya saat ini hanya dilakukan oleh Pemerintah, baik Pusat maupun daerah/ kota. Rusun sederhana di kota Surabaya tersebar di Kecamatan Bubutan, Simokerto, Rungkut, Karangpilang, Genteng, Tegalsari, Simokerto, Wonocolo dan kecamatan Gayungan. dibandingkan wilayah lain, Surabaya Barat memiliki jumlah rusun sederhana paling sedikit (hanya 1, yaitu Rusun Waru Gunung). Untuk mengetahui jumlah dan sebaran Rusun sederhana kota Surabaya, dapat dilihat pada tabel 2.4.
Tabel 2. 4 Persebaran Rumah Susun kota Surabaya Tahun 2008
Nama Rusun Lokasi Juml. Unit Luas (m2) Dupak Bangunrejo Kec. Bubutan 3 lantai 6 Blok 150 unit 3000
Sombo Kec. Simokerto 4 lantai
10 Blok 600 Unit
25000
Penjaringansari I Kec. Rungkut 9 lantai
3 Blok
219 Unit 9000
Penjaringan II Kec. Rungkut 6 Blok
288 Unit Wonorejo I
Kec. Rungkut 6 Blok
196 Unit
Wonorejo II* Kec. Rungkut 4 Blok
192 Unit
Warugunung Kec. Karangpilang 5 lantai
10 blok
480 unit rumah
29845
Laporan Akhir 2-23
Nama Rusun Lokasi Juml. Unit Luas (m2)
3 blok 120 unit
Menanggal Kec. Gayungan
Tanah Merah I Kec. Kenjeran 4 Blok
384 Unit
Tanah Merah II** Kec. Kenjeran 6 Blok
576 Unit
Rusun Randu Kec. Simokerto 6 Blok
576 Unit
Siwalankerto* Kec. Wonocolo 465 unit 22000
Asrama Mahasiswa ITS Kec. Sukolilo 4 lantai Sumber : Dinas Tanah dan Bangunan dan Hasil Survey (2008) Keterangan : * belum dihuni (sudah terbangun) ** rencana (belum dibangun)
Pemanfaatan rumah susun bervariasi. Sebagian besar merupakan warga yang sebelumnya sudah menempati lahan tempat berdirinya rusun tersebut. Selain itu juga terdapat rusun yang dimanfaatkan untuk karyawan/buruh industri seperti Rusun Warugunung, dan untuk warga yang terkena proyek atau musibah, seperti Rusun Penjaringansari dan Rusun Urip Sumoharjo.
Secara umum tinggal di rusuna belum menjadi pilihan utama bagi warga kota Surabaya yang non MBR. Hal ini didukung oleh faktor yang mengesankan hunian rusun identik dengan “kekumuhan”. Indisipliner warga yang tinggal di rusun, menyebabkan pemandangan rusun jauh dari kesan “indah”. Hal ini perlu diperhatikan dengan baik oleh Pemerintah kota selaku pengelola rusuna.
Dalam menentukan tarif sewa bulanan tiap unit rusunawa, pemerintah kota Surabaya sat ini masih berpedoman pada Peraturan daerah nomor 21 tahun 2003 tentang pemakaian kekayaan Daerah, yaitu antara Rp 15 ribu hingga Rp 104 ribu per
Laporan Akhir 2-24 bulan. Agar perawatan rusuna dapat dilakukan secara optimal, maka Perda Pengelolaan Rusunawa tersebut perlu dilakukan revisi, khususnya untuk biaya sewa rusuna, agar Pemerintah kota tidak merugi, dengan tidak mengindahkan kemampuan penghuni.
Pemerintah Kota Surabaya masih berencana mengembangkan rusunawa, dengan sasaran utama penghuni rusun adalah warga stren kali Surabaya, mulai kawasan Jambangan, Karang Pilang, Wonorejo, Tambak Wedi, Jagir, dan lainnya. Warga yang tinggal stren kali menyebabkan banjir di Kota Surabaya karena tanggul di sungai– sungai tergerus atau rusak. Karenanya perlu upaya resettlement bagi warga tersebut yang sebagian besar merupakan bangunan liar, untuk selanjutnya kawasan stren kali dikembalikan kefungsi awal, yaitu sebagai tanggul/ penahan luapan air. Selain warga stren kali, sasaran rusuna juga diperuntukkan bagi warga marginal lain, seperti warga sempadan rel KA dan pedagang informal/ PKL yang tidak memiliki rumah sama sekali.
Dalam pengembangan rusuna yang akan datang, Pemerintah kota Surabaya dapat bekerjasama dengan badan usaha atau pengembang swasta, baik dalam pembangunan maupun pengelolaan, seperti dengan APPERSI, REI, BAPPERTARUM, ASABRI, industrial estat (SIER), dan lain‐lain. Hal ini ditujukan untuk mengatasi
backlog rumah di kota Surabaya yang cukup tinggi. Penyediaan vertical housing
untuk PNS dapat dilakukan dengan BAPPERTARUM. Sedangkan untuk pegawai negeri non sipil, dapat dilakukan dengan ASABRI. Selain itu permerintah kota Surabaya perlu meng‐inisiasikan untuk pengembangan hunian pekerja/karyawan bagi industri kawasan yang memiliki luas area dan tenaga kerja dalam jumlah besar, seperti SIER dan kawasan industri di Margomulyo. Selain itu, pengembang swasta seperti APPERSI atau REI juga dapat dilibatkan dalam penyedian rusuna. Hal ini dapat dilakukan dengan memberi insentif bagi pembangunan rusuna, seperti penyediaan lahan aset pemerintah kota, biaya perijinan, dan lain‐lain.
Laporan Akhir 2-25 Kebutuhan hunian di kota Surabaya saat ini berkembang tidak hanya untuk keluarga, tetapi juga untuk pelajar/mahasiswa. Keberadaan perguruan tinggi besar di kota Surabaya menjadi permasalahan bagi penyediaan hunian pelajar/mahasiswa yang berasal dari luar kota Surabaya. Perlu upaya pengembangan vertical housing berupa asrama dengan sasaran komunitas pendidikan (pelajar, dosen, karyawan kampus, dll) di kawasan pendidikan, seperti Sukolilo, Semolowaru, dan Gubeng‐Kertajaya.
Rumah Susun Mewah
Surabaya memiliki karakteristik penduduk yang heterogen, termasuk kelas sosialnya. Pemenuhan kebutuhan rumah untuk masyarakat kelas atas (high class), selain real estat mewah juga berupa rumah vertikal apartemen atau condominium. Sebaran apartemen dan condominium di Surabaya cukup banyak, dan masih berprospek sebagai salah satu alternatif pengadaan rumah di Surabaya.
Tabel 2. 5 Persebaran Apartemen di Kota Surabaya Tahun 2008
Nama Proyek Lokasi Juml.
Unit Adistana Apartemen** Jl. Ngagel 347 Java Paragon Jl. Mayjen Sungkono 132 Royal Condominium** Jl. Embong Malang 112 Fountain Court Jl. Margorejo 232 Cristal Garden** Jl. Embong Malang Grand Family Jl. Darmo 1400
Taman Sejahtera Resort
Apartel Jl. Kebonsari 410 Beverly Park Condominium Jl. Mayjen Sungkono 460 Puri Matahari Jl. HR. Muhammad 440 Puri Darmo Jl. Mayjen Sungkono 92 Darmo Hill Jl. Pakis Argosari 3278 Dian Fortuna Jl. Johar Hyatt Residence Jl. Jend. Basuki Rahmat Sheraton Residence Jl. Embong Malang Mercure Apartment Jl. Raya Darmo Graha Residence Jl. Darmo Harapan Novotel Apartemen Jl. Ngagel
Laporan Akhir 2-26
Nama Proyek Lokasi Juml.
Unit Ciputra Golf Villas Jl. Bukit Golf Villa Somerset Jl. Raya Kupang Indah City of Tomorrow* Jl. Ahmad yani Metropolis* Kec. Tenggilis Mejoyo Trillium** Jl. Pemuda Aston Cosmopolis** Jl. Arif Rahman Hakim 180 Waterplace Residence** Kompleks Pakuwon Sumber : RP4D Surabaya, berdasarkan Dinas Tanah dan Bangunan dan Hasil Survey (2008) Keterangan : * belum dihuni (sudah terbangun) ** dalam proses pembangunan Rumah toko (Ruko) dan Rumah Kantor (Rukan)
Pembangunan ruko dan rukan merupakan salah satu upaya efisiensi penggunaan lahan terutama dalam mengembangkan kebutuhan warga kota akan perumahan sekaligus sebagai tempat usaha. Sebagian besar berada di area perumahan real estat, dan yang lain tersebar di pusat‐pusat perdagangan. Lokasi keberadaan ruko di Kota Surabaya antara lain dapat ditemui di kawasan Bratang, Mulyosari, Mayjend Sungkono, Jl. Raya Jemursari, kawasan Rungkut, Jl. Sumatera, kawasan Klampis, Gunung Anyar, Sinar Galaxy, Taman Bintoro, Jl. Raya Darmo, Jl. Panglima Sudirman, Jl. Embong Malang, Tunjungan dan Jembatan Merah. Sedangkan Rukan salah satunya di Jl. Raya Darmo.
Ditengah permasalahan tingginya harga lahan di kota Surabaya, maka hunian vertikal/ rusun di kota Surabaya memiliki potensi yang besar untuk tetap dikembangkan dalam memenuhi kebutuhan akan hunian penduduk kota Surabaya. Baik rusun sederhana, maupun rusun mewah. Selain rusun dengan orientasi penghuni adalah masyarakat umum, pada kawasan industri, perdagangan/ jasa,
Laporan Akhir 2-27 maupun kawasan pendidikan, perlu dikembangkan Rusun yang memiliki karakter sesuai dengan penghuni rusun. Sehingga dapat muncul rusun dengan karakter komunitas industri, rusun yang berkarakter komunitas perdagangan/jasa perkantoran, maupun rusun yang berkarakter komunitas pendidikan. Rusun dengan karakter komunitas industri misalnya, dapat dikembangkan pada Kelurahan Rungkut Tengah, Tandes Lor dan Morokrembangan. Sedangkan rusun berkarakter komunitas pendidikan dapat dikembangkan pada Kelurahan tenggilis Mejoyo, Airlangga dan Siwalankerto. Hal ini juga untuk mengurangi keberadaan rumah kos/ kontrak pada kawasan tersebut, yang berpotensi menimbulkan permukiman kumuh. Sedangkan untuk mengembalikan fungsi ruko sebagai tempat tinggal dan tempat usaha, maka pengembangan ruko atau rukan (rumah kantor) diprioritaskan berada di dalam kompleks perumahan yang terintegrasi dengan permukiman.