• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

B. Rumusan Masalah

Sesuai penjabaran diatas, dihasilkan rumusan masalah untuk penelitian ini,yakni:

1. Bagaimana kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan masalah matematika ditinjau dari kemampuan awal tinggi?

2. Bagaimana kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan masalah matematika ditinjau dari kemampuan awal sedang?

3. Bagaimana kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan masalah matematika ditinjau dari kemampuan awal rendah?

Target pada penelitian ini berdasarkan rumusan masalah yakni:

1. Guna mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan masalah matematika ditinjau dari kemampuan awal tinggi.

2. Guna mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan masalah matematika ditinjau dari kemampuan awal sedang.

3. Guna mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan masalah matematika ditinjau dari kemampuan awal rendah.

D. Manfaat Penelitian

Selepas dilaksanakan penelitian ini, dimohon dapat memberikan manfaat berupa:

1. Manfaat teoritis

Secara umum, hasil penelitian ini diharapkan mampu berkontribusi pada pembelajaran matematika apalagi dalam berpikir kritis materi Aljabar serta bangun datar.

Secara Khusus, penelitian ini diharapkan mampu mengoptimalkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar matematika siswa dalam materi Aljabar dan bangun datar.

2. Manfaat praktis a. Bagi Sekolah

Penelitian ini, diharapkan bisa jadi acuan untuk memberikan peningkatan dan juga pengembangan kemampuan berpikir kritis siswa saat mengerjakan soal Aljabar dan bangun datar.

Diharapkan bisa menghasilkan informasi mengenai pemahaman konsep hingga bisa menambah kualitas atau mutu pemahaman konsep begitu pula hasil belajar matematika siswa.

c. Bagi Peserta didik

Sebagai masukan terkait kinerja mereka saat menyelesaikan soal matematika, hingga bisa menjadi bekal mereka agar lebih kreatif dan inovatif saat mengerjakan menyelesaikan soal Matematika.

d. Bagi Peneliti

Menjadi alat mengembangkan diri mengenai kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan sebisa mungkin dimanfaatkan sebagai referensi untuk penelitian yang sejenis atau relevan bagi peneliti lain.

KAJIAN PUSTAKA

A. Analisis

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ada beberapa pengertian analisis sebagai berikut :

1. Penyelidikan pada suatu kejadian (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mendapatkan informasi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya (sebab, perkara, dan sebagainya).

2. Pendeskripsian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.

3. Pemecahan masalah yang berawal dengan dugaan terhadap kebenarannya.

B. Kemampuan berpikir kritis 1. Definisi berpikir kritis

Menurut arti etimologis, kritis yaitu “kegiatan menganalisa dan mengevaluasi pada sesuatu yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, atau membantu memperbaiki pekerjaan (Sihotang, 2019:35).”Istilah berpikir kritis pada umumnya digunakan untuk memperlihatkan tingkat keahlian kognitif dan disposisi intelektual yang dibutuhkan untuk berbagai kegiatan, yaitu mengenali, menganalisa, evaluasi bukti dan petisi, menemukan juga menangani prakonsepsi dan kecurigaan pribadi, menformasikan jugamengajukan alasan untuk mendukung kesimpulan.

(Facione, 2015) mendefinisikan bahwa “berpikir kritis yaitu peraturan diri untuk mengambil keputusan yang menghasilkan interpretasi, analisis, evaluasi, dan inferensi, maupun pemaparan menggunakan suatu pernyataan beserta bukti, konsep, metodologi, kriteria, atau pertimbangan kontekstual yang menjadi landasan dibuatnya keputusan itu”.

(Fisher, 2019) berpendapat bahwa “berpikir kritis yaitu kemampuan seseorang untuk menafsirkan, menganalisa, dan mengevaluasi gagasan ide dan pendapat”.

Pikket dan Poster (susiyati: 2014) beropini bahwa ”berpikir kritis merupakan cara berpikir lebih tinggi, bukan cuma menghafal materi saja tetapi penggunaannya dan memanipulasi bahan-bahan yang dipelajari kedalam keadaan yang berbeda.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas bisa disimpulkan berpikir kritis merupakan sebuah proses berpikir yang mencakup baik itu kritis maupun berpikir kreatif dan yang secara khusus berhubungan dengan kualitas pemikiran atau argument untuk menganalisis dan mengevaluasi dengan tujuan meningkatkan pemahaman dan memperluas apresiasi.

2. Indikator kemampuan berpikir kritis

Menurut Facione (Endah, 2017) menyatakan bahwa indikator atau parameter kemampuan berpikir kritis siswa, terdapat 4 bagian sebagai berikut:

a. Menginterpretasi: “mengetahui persoalan yang ditunjukkan dengan caramenulis diketahui maupun yang ditanyakan soal dengan tepat”.

pernyataan, dan pertanyaan, dan juga konsep yang telah diberikan ke dalam soal yang ditunjukkan dengan cara membentuk model matematika serta memberi keterangansecara benar dan tepat.

c. Mengevaluasi: “memakaicara yang cocokuntuk mengerjakan soal, lengkap, sertaperhitungan dilakukan dengan benar.

d. Menginferensi: membentuk kesimpulan secara tepat.

Angelo mengatakan bahwa ada limaperangai sistematis dalam berpikir kritis yaitu sebagai berikut:

a. Keterampilan Menganalisis

Terampil melakukan analisis adalahmampu mengurai struktur atau susunan menjadipartikel untuk diketahui golongan struktur itu.

b. Keterampilan Mensintesis

Kecakapan mensintesis berlainan dengan keterampilan dalam menganalisis, yaitu keahlian menggunakan bagian atau partikelmembentuk susunan yang baru.

c. Keterampilan Mengenal dan Memecahkan Masalah

Keterampilan ini,yaituterampil atau cakapmengenai konsep.Di mana keterampilan tentang kemampuandalam mempolakan konsep.

d. Keterampilan Menyimpulkan

Keterampilan ini yaitu aktivitas yang berkaitan dengan akal dan pikiran manusia yang berlandaskan ilmu pengetahuan (kebenaran) yang ada.

Keterampilan ini yaitu keterampilan sesuai dengan pemikiranyang sudah matang terhadap penentuan nilai suatu hal dengan beragam tolok ukur yang ada.

Ennis menganalisis terdapat 12 indikatordalam berpikir kritis, dikelompokkan menjadi pokok 5 bagian antara lain adalah: 1) Memberi penjelasan dasar, 2) Membentuk keterampilan dasar, 3) Menyimpulkan, 4) Memberi penjelasan lanjut, 5) Mengatur strategi dan taktik.

Pada penelitian ini indikator yang digunakan yaitu indikator menurut Facione diantaranya: menginterpretasi, menganalisis, mengevaluasi, dan menginferensi.

C. Kemampuan Awal

Menurut Hanun (2013:123) berpendapat bahwa“kemampuan awal matematika adalah kemampuan kognitif yang telah dimiliki peserta didik sebelum dia mengikuti pelajaran matematika yang akan diberikan serta merupakan prasyarat untuknyaterhadap mempelajari pelajaran yang baru atau pelajaran selanjutanya”. Kemampuan awal diketahui sebagai salah satu syarat yang sangat penting terhadap konstruksi ilmu pengetahuan seseorang serta hasil belajarnya.Peserta didik bisa mengkonstruksi pengetahuan yang baru sesuai kemampuan awanyal yang sudah dimiliki.Peserta didik bisa mengaitkan berbagai macam pengetahuan yang sudah dimilikinya dalam mengkonstruksi pengetahuan yang baru”.

Kemampuan awal siswa yaitu kemampuan yang sudah di miliki oleh peserta didik sebelum memasuki pembelajaran. Sebagai seorang guru sangat

menentukan cara mengajar yang sepadan. Selain hal itu juga dapat di gunakan untuk mengetahui sampai di mana pengetahuannya peserta didik tersebut sehingga guru tahu sudah sampai di mana kesiapan peserta didik dalam menerima materi pelajaran yang akan di berikan nanti.

Kemampuan awal di gunakan bukan cuma untuk kesepadanan saja dalam proses pembelajaran tetapi juga berperan yang sangat penting. Hamzah Uno (2011: 58) mengatakan “kemampuan awal memiliki peranan sangat penting untuk peningkatan makna pengajaran. Kemudian, berdampak dalam mempermudah proses dalam diri siswa pada saat belajar. Sejalan dengan penuturan Hamzah, Martinis Yamin (2007: 32) “salah satu manfaat yang didapatkan dari hasil kajiannya peserta didik yang akan kita hadapi didalam kelas adalah kita mendapatkan gambaran yang lengkap dan terperinci tentang kompetensi atau kemampuan awal semua peserta didik yang bertujuan sebagai prerequisite bagi bahan pengajaran baru yang akan di sampaikan selanjutanya”.sesuai penjelasan tersebut dapat dilihat kalau kemampuan awal punya peran yang penting terhadap pembelajaran. Telah di uraikan diatas kalau sebelum memulai pembelajaran, guru tentunya tahu karakteristik awal dari diri peserta didik, termasuk kemampuan awal peserta didik.

Menurut Smaldino yang di kutip Dewi Salma (2008: 20) mengatakan

“setiap siswa berbeda-beda satu dengan yang lain sebab ciri umum, kemampuan awal prasyarat atau syarat dan juga cara/metode belajar.

Selanjutnya di jelaskan kalau kemampuan awal adalah kemampuan/keahlian dasar yang mesti di miliki peserta didik sebelum belajar terkait pengetahuan

ciri/karakteristik peserta didik. Kemampuan awal yang kurang akan menjadi penghalang terhadap proses belajar peserta didik sebab telah menjadi prasyarat dasar penguasaan materi.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan awal adalah kemampuan yang telah dimiliki siswa sebelum mengikuti pembelajaran dan memiliki peran penting yaitu memudahkan proses internal dalam diri siswa saat belajar.

D. Materi Aljabar dan Bangun Datar 1. Aljabar

a. Pengertian Aljabar

Aljabar merupakan salah satu cabang matematika yang mempelajari penyederhanaan serta pemecahan masalah menggunakan simbol yang menjadi pengganti konstanta atau variabel.

b. Bentuk Aljabar

Bentuk aljabar, yakni metode mengungkapkan kendala matematika melalui simbol-simbol seperti huruf sebagai variabel/peubah objek masalah.Bentuk aljabar tersusun atas konstanta.Konstanta adalah nilai tetap dan nilai variabel.Operasi yang dilakukan berupa penjumlahan, pengurangan, perkalian, eksponen, dan pencarian akar.

c. Unsur-unsur Aljabar 1. Rumus Persamaan

Persamaan, yakni metode/cara matematika yang diperuntukkan dalam menyamakan bentuk permasalahan menjadi bentuk/model

(=). Bentuk ini dapat berkisar dari bentuk yang paling sederhana hingga bentuk yang kompleks.Persamaan mungkin diperlukan untuk membentuk rumus matematika berdasarkan masalah.

Contoh:

Masalah:

Jumlah ikan Adi dan ikan Beni adalah 10 ekor.Jika ikan Beni adalah 3 ekor, berapakah ikan Adi?

Diketahui:

Misal:

Ikan Beni = y Ikan Adi = x

Ikan beni adalah 3, maka y = 3 x + y = 10

catatan: x + y = 10 (adalah persamaan matematika menurut jumlah ikan Adi dan Beni) Ditanyakan: berapa jumlah ikan Adi?

Penyelesaian:

Pada umumnya, pemindahan nilai atau bilangan ke ruas lain, sama artinya memindahkan nilai atau bilangan itu dari tempat asal atau ruas asal. Perhatikan penjelasan berikut:

sehingga, agar perhitungan menjadi lebih cepat bisa dituliskan lawan dari nilai yang dipindahkan.

Diketahui nilai y = 3 maka

maka, nilai x = 7

jadi, ikan Adi jumlahnya ada 7 ekor 2. Variabel (peubah)

Variabel atau peubah yakni simbol ataupun huruf yang dipergunakan sebagai pengganti nilai yang sifatnya tidak tetap/berubah-ubah. Umumnya, Variabel umumnya diberi simbol huruf latin (A, a, B, b, C, c…. dst).

7x + 5y – z = 0

Pada persamaan di atas, termuat 3 buah variabel, yakni x, y, dan z.

3. Koefisien

Koefisien merupakan nilai yang diperuntukkan sebagai pengali suatu variabel.Koefisien yang bernilai 1 pada umunya tidak perlu ditulis.

5x + 7y - z = 0

Pada persamaan di atas, koefisien dari x adalah 5, y adalah 7, dan z adalah -1.

Konstanta merupakan nilai yang sifatnya tetap atau constant di dalam suatu bentuk aljabar.Ciri-ciri paling umum konstanta, yaitu tidak berikatan dengan suatu variabel atau berdiri sendiri tanpa variabel.Konstanta disimbolkan dengan hurruf (misal: a, b, c, dst)

13x + 7 = 12 K + π x 2r

Konstanta dari persamaan di atas berturut – turut adalah 7 dan π.

5. Eksponen (pangkat)

Suatu variabel dalam suatu bentuk aljabar dapat memuat pangkat (eksponen).Operasi pangkat mempunyai prioritas kedua sejajar dengan operasi akar setelah tanda kurung dalam operasi hitung matematika.

y = 9x2

pangkat variabel x adalah 2

Misal nilai x adalah 3, maka bisa dihitung nilai y sebagai berikut:

y = 9x2 y = 9.32 y = 9. 9 y = 81 6. Derajat

Derajat di dalam bentuk aljabar, yakni nilai pangkat tertinggi/paling tinggi yang dimiliki oleh variabel.

7. Suku

Suku pada aljabar, yakni total elemen termuat dalam suatu bentuk aljabar. Suku digunakan agar mempermudah menyampaikan atau menyatakan bentuk aljabar.

Contoh:

Suku-suku dalam bentuk aljabar dapat dibedakan sebagai suku sejenis dan suku tidak sejenis. Suku sejenis adalah suku-suku yang memiliki variabel menggunakan pangkat yang sama (contohnya 2x, 3x, 4x, 5x,…dsb) sedangkan suku tak sejenis merupakan suku-suku yang tidak mempunyai variabel yang sama (contohnya x, y, z,…dsb).

2. Bangun Datar a. Pengertian

Bangun datar adalah bidang datar dengan dibatasi garis-garis lurus ataupun garis lengkung.Defenisi bangun datar yakni sebuah bangun/bidang yang rata dua dimensi memiliki panjang dan juga lebar

datar sebenarnya adalah abstrak.

b. Jenis-jenis Bangun Datar 1. Persegi Panjang

Persegi panjangg adalah bangun datar dengan sisi yang berhadapan sama panjang dan terdapat 4 titik sudut serta memiliki 4 sudut yang sama besar yaitu sudut siku-siku atau sudut 90 .

Sifat-sifat persegi panjang, yakni : 1) sisi-sisinya yang berhadapan atau berseberangan sejajar dan juga sama panjang. 2) keempat sudut yang dimiliki adalah siku-siku dan sama besar pula.

3) kedua diagonalnyamemiliki panjang yang sama dan juga saling berpotongan membagi dua sama panjang. 4) adadua simetri lipat yang dimiliki. 5) dua simetri putar juga dimiliki. 6) bisa menduduki bingkai dengan empat cara.

Rumus Persegi Panjang

keterangan: p = panjang l = lebar

Persegi adalah bangun datar yang terbentuk dari empat bidang garis yang sama panjang (sisi) dan juga memiliki empat sudut yang sama yaitu sudut siku-siku.

Sifat-sifat persegi, yakni : 1) memiliki empat panjang sisi yang sama. 2) sisi-sisi yang berhadapan atau berseberangan sejajar.

3)besar keempat sudutnya 90 atau disebut sudut siku-siku. 4) kedua diagonal yang dimiliki sama panjang dan juga saling berpotongan membagi dua sama panjang. 5)kedua diagonal berpotongan tegak lurus. 6) simetri lipat yang dimiliki ada empat.

7)simetri putarnya ada empat juga. 8) bisa menduduki bingkainya dengan delapan cara.

Rumus Persegi

Keterangan:

L = Luas

s = sisi atau bidang K = Keliling

Segitiga adalah bangun datar tersusun dari 3 bidang berupa garis lurus serta memiliki 3 sudut.Segitiga memiliki jumlah besar sudut, yaitu 180°.

Rumus Segitiga

4. Jajar Genjang

Jajar genjang adalah bangundatar yang terbentuk dari dua pasang rusuk yang masing-masing sama panjang dan juga sejajar serta memiliki dua bagian sudut sama besar dengan sudut yang didekatnya.

Sifat-sifat jajar genjang, yakni : 1) sisi-sisi yang berhadapan atau berseberangan memiliki panjang yang sama dan juga sejajar.

2) sudut-sudutnya yang berhadapan atau berseberanganmemiliki besar yang sama. 3) jumlah besar sudut-sudutnya yang berdekatan, yaitu . 4) masing-masing diagonalnya saling membagi dua dan sama panjang.

Rumus Jajar Genjang

5. Lingkaran

Lingkaran adalah himpunan/kumpulan titik-titik berjarak sama terhadap titik khusus. Titik khusus itu disebut titik pusat.Sedangkan jarak itu disebut jari-jari.

Sifat-sifat lingkaran, yakni : memiliki simetri lipat dan simetri putar dengan jumlah yang tak terhingga

Penjelasan:

d = diameter r = jari-jari

c. Satuan Bangun Datar

Satuan panjang, yaitu kilometer disimbolkan (km), hectometer disimbolkan (hm), decameter disimbolkan (dam), meter disimbolkan (m), desimeter disimbolkan (dm), centimeter disimbolkan (cm), millimeter disimbolkan (mm) dan satuan luas, yaitu kilometer persegi disimbolkan (km2) , hectometer persegi disimbolkan (hm2/ hectare), meter persegi disimbolkan (m2). Satuan panjang diperuntukkan pada panjang sisi dan juga keliling bangun datar.Sedangkan satuan

luasdiperuntukkan pada luas bangun datar.

E. Penelitian Relevan

1. Putri (2019) dengan judul “Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Matematika dibedakan dari Tingkat Kecemasan.

Berbeda dengan tingkat kecemasan ringan, hal ini dapat dilihat oleh siswa sendiri ketika mereka mampu memotivasi diri untuk belajar dan mampu menyelesaikan suatu masalah secara efektif sehingga ketika diberikan masalah matematika, siswa selalu mampu menganalisis jawaban mereka untuk ditarik kesimpulan yang mana benar dan salah walaupun tidak tepat dan bisa mengklarifikasi jawaban yang tidak benar, sehingga bisa menguraikan kemampuan berpikir kritis dalam mengerjakan soal yang diberikannya. Kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan masalah matematika dibedakan menjadi dua tingkat kecemasan sedang dapat dilihat dari diri peserta didik saat ia mampu melalukan sesuatu menggunakan arahan orang lain, sehingga pada saat diberikan permasalaha matematika

sanggup dalam menarik kesimpulan menggunakan cara yang sudah dipilih.

Kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan masalah matematika yang dibedakan menurut tingkat kecemasan berat bisa di lihat pada diri peserta didik saat pusat perhatian mereka dalam detail yang kecil dan tidak bisa berpikir tentang hal lain. Sehingga ketika diberi permasalahan matematika peserta didik kurang mampu menyelesaikan kasus tersebut”.

2. Pratama dan Wahyu (2017) yaitu “Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Menyelesaikan Soal Performance Task. Bisa di tarik kesimpulan bahwa sesuai dengan pembahasan yang berkaitan dengan hasil analisis yang didapatkan maka diperoleh peserta didik yang memiliki kemampuan berpikir kritis kelompok atas telah memenuhi semua indikator diantaranya tahap klasifikasi, tahap asesmen, tahap inferensi, dan tahap strategi dalam menyelesaikan soal performance task. Adapun peserta didik dengan kemampuan berpikir kritis sedang belum mampu memenuhi semua indikator, hanya beberapa yang dapat dipenuhi. Bedasarkan pula hasil analisis yang telah dilakukan ditemukan bahwa sebagian daripeserta didik belum bisa menyelesaikan permasalahan dengan berbagai cara. Dari hal tersebut maka diharapkan guru bisa memberikan permasalahan yang merupakan soal pemecahan masalah yang memiliki berbagai cara dan solusi dalam pengerjaannya. Maka peserta didik bisa lebih sering mengerjakan soal-soal yang seperti itu dan akhirnya akan terbiasa dengan permasalahan dengan berbagai cara. Dalam pemecahan masalah pula peserta didik diberikan kebebasan dalam mengekspresikan pendapatnya supaya peserta didik

yang sepadan dengan minat dan kemampuannya. Ketika hal tersebut dilakukan maka akan memperbesar peluang peserta didik dapat menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis.

1 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Peneliti menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Bersumber pada Taylor dan Bogdan (Alfianika, 2018:22) mereka memberikan penjelasan penelitian kualitatif merupakan sebuah proses pencarian data untuk menghasilkan suatu data deskriptif seperti tulisan atau ucapan dan tingkah laku manusia itu dilihat/diamati.

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswasiswi kelas VII SMPN 4 Sungguminasa, yang difokuskan pada kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan masalah matematika, yang dipilih berdasarkan hasil tes kemampuan awal.Selanjutnya, mengambil 3 subjek yang merupakan perwakilan dari setiap subjek rendah, sedang, dan tinggi. Pemilihan dilakukan dengan beberapa pertimbangan diantaranya (1) kemampuan berpikir kritis, (2) masukan oleh guru matematika (3) serta pengumpulan data yang diperoleh dari subjek.

Dalam pemilihan subjek ada beberapa langkah-langkah yakni:

1. Menetapkan kelaspenelitian

2. Memberikan tes kemampuan awal kepada siswa berupa soal Aljabar dan bangun datar untuk mengkategorikan tingkat kemampuan awal siswa terhadap materi Aljabar dan bangun datar.

3. Sesudah pemberian tes yang dilakukan untuk mengukur kemampuan awal, memilih3subjek yang telah dipilih memfokuskan penelitianini akan diberikan tes kemampuan berpikir kritis dan di wawancara, diantaranya:

a. Siswa dengan kemampuan awal tinggi.

b. Siswa dengan kemampuan awal sedang.

c. Siswa dengan kemampuan awal rendah.

Kategori kemampuan matematika merujuk pada skala penilaian yang didefinisikan sebagai berikut (Muhammad Yusmar, 2019)

4. Memberi soal tentang kemampuanberpikir kritis pada 3 subjek yang sudah terpilih dengan masing-masing tingkat tinggi,sedang, dan rendah.

5. Setelah pemberian soal/tes kemampuan berpikir kritis, subjek diwawancarai dengan kesiapan subjek yang terpilih.

C. Prosedur Pelaksanan penelitian 1. Tahap persiapan

Melalui tahap ini peneliti akan melakukan kegiatan:

a. Meminta izin kepada pihak sekolah b. Menyiapkan instrumen penelitian c. Validasi instrumen oleh ahli 2. Tahap pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan ada beberapa hal yang dilakukan yaitu:

a. Pemberian tes kemampuan awal kepada peserta didik kelas VII SMPN 4 Sungguminasa. Kemudian dipilih 3 peserta didik, diantaranya 1 siswa berkemampuan awal tinggi, 1 siswa berkemampuan awal sedang, dan 1 siswa berkemampuan awal rendah.

b. Memberikan tes/soal kemampuan berpikir kritis pada siswa yang merupakan subjek penelitian. Pemberian soal sebanyak 2 butir soal essay.

c. Dilakukanl wawancara lterhadap lpeserta tes luntuk melihatldan

lmenelusuri setiap tahap subjek menyelesaikan/mengerjakan soal kemampuan berpikir kritislmatematika melalui materi Aljabar dan bangun datar.Digunakan perekam suara untuk menyimpanhasil wawancara dengan baik.

3. Tahap menganalisis data

Melaluilangkah ini data diolah dan melakukan analisis data yang sudah terkumpulmelalui analisis yang bersifat deskriptif menggunakan pendekatan kualitatif. Analisa data mencakup analisis hasil tes kemampuan awal dan kemampuan berpikir kritis.

D. Instrumen Penelitian

Berikut instrumen dalam penelitian ini antara lain:

1. Instrumen Tes

Tes tersebut terdiri atas 30 butir soal pilihan ganda dengan materi Aljabar dan bangun datar sekolah dasar untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik dan 2 butir soal uraian materi Aljabar dan bangun datar

SMP kelas VIItelah dirancang melalui acuan pada indikatorkemampuan berpikir kritis.Memberisoal artinya agar dapat mengetahui mampu atau tidaknya siswa bernalar secara kritis, didalamnya memungkinkan siswa merespon berdasarkan kemampuan/parameter keterampilan berpikir kritis.

2. Instrumen Pedoman Wawancara

Mencakupbeberapa pertanyaan yang bisadiajukanterhadapsubjek yang telah terpilih dan akan melakukan wawancara. Pedoman wawancara mencakupbeberapa pertanyaanditujukan agarmempelajari lebih lanjut tentangketerampilanberpikir kritis peserta didik.

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Tes kemampuan awal

Soal untuk menguji kemampuan pertama/awal yaitu soal-soal yang mencakup keterampilan berhitung hingga mampu menunjukkan deskripsi tentang dirinya mampu atau tidak untuk siswa terhadap materi aljabar dan bangun datar.Tes berbentuk pertanyaan pilihan ganda yang disusun oleh penulis, lalu diperkuat/divalidasi dari validator kemudian dikerjakan oleh subjek.Soal untuk kelas/vocal yang sudah terpilih menurut data hasil diskusi bersama pengajar materi matematika/perhitungan.Melalui butir soal ini terdapat tiga jenis, yakni tinggi, sedang, dan rendah sesuai dengan data akhir soal/tes kemampuan awal.

2. Tes kemampuan berpikir kritis siswa

Tes kemampuan berpikir kritis dipakai agar mendapat kemampuan berpikir kritis yang dimiliki subjek penelitian. Tes kemampuan soal

berpikir kritis ini ada 2 soal uraian atau soal esai dengan menggunakan waktu 20 menit. Melalui hasil dari menganalisis dipakai untuk mengetahui jenjang/tingkat kemampuan berpikir kritis siswa.

3. Wawancara

Wawancara dilakukanisesudah peserta didikimenyelesaikan 2 buahi

soali tes berpikir kritis.Yang bertujuan agarbisamempelajari jawaban dari peserta didik sesudah menyelesaikan tes kemampuan berpikir kritis.

Mengenai teknik pengumpulan data digunakan wawancara, penelitimemakai wawancara semiterstruktur. Sugiyono (2017:233) Wawancara semiterstruktur adalah jenis wawancara yang mendalam. Di mana pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Ada beberapa tahap yang harus dilakukan peneliti saat wawancara yakni:

a. Peserta didik akan melakukan wawancara berdasarkan kemampuan berpikir kritis siswa.

b. Saat sedang diwawancara peneliti menuliskan hal terpenting untuk menjadi data terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik.

F. Keabsahan Data

Triangulasi teknik digunakan oleh peneliti dalam keabsahan data.

Triangulasi teknikdipakai untuk uji kredibilitas data,mengerjakanmelaluicara pengecekandata terhadap sumber yang sama

Triangulasi teknikdipakai untuk uji kredibilitas data,mengerjakanmelaluicara pengecekandata terhadap sumber yang sama

Dokumen terkait