• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA KELAS VII SMPN 4 SUNGGUMINASA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA KELAS VII SMPN 4 SUNGGUMINASA"

Copied!
154
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Matematika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

HASDIANTI NIM 105361108116

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA 2022

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : HASDIANTI

Nim : 105361108116

Program Studi : Pendidikan Matematika

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi :Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa Kelas VII SMPN 4 Sungguminasa

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji adalah asli hasil karya sendiri dan bukan hasil ciptaan atau dibuatkan oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Desember 2021 Yang Membuat Pernyataan

Hasdianti

NIM. 105361108116

(5)

v

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERJANJIAN

Nama : HASDIANTI

Nim : 105361108116

Program Studi : Pendidikan Matematika

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Analisis Kemampuan Berfikir Kritis Siswa dalam Menyelesaikan Kemampuan Awal Siswa Kelas VII SMPN 4 Sungguminasa

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya yang menyusunnya sendiri (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam penyusunan skripsi ini saya selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penciplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi ini.

4. Apabila saya melanggar perjanjian saya seperti butir 1, 2, dan 3 maka saya bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang ada.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, Desember 2021 Yang Membuat Perjanjian

Hasdianti

NIM. 105361108116

(6)

vi

“ Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku”

(QS. Al-Baqarah: 152)

“Ingatlah selalu manisnya tujuan, akan ringan bagimu pahitnya pengorbanan”

(Al fawaaid: 114)

Kupersembahkan karya ini untuk:

Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, baik berupa mikmat kesehatan maupun kesempatan, serta dipermudah dalam setiap urusan sehingga karya ini dapat terselesaikan. Selanjutnya kepada kedua orang tua ku, atas doa serta kasih sayang yang tidak henti-hentinya, yang penuh kesabaran dalam mendidik dan membesarkanku. Juga kepada kakak, adik dan semua keluarga atas segala dukungan yang menjadi motivasi untukku.Karya ini juga saya persembahkan kepada teman-teman seperjuangan Algoritma 16C yang selalu setia menemani dan menyemangati serta almamaterku tercinta, Universitas Muhammadiyah Makassar.

(7)

vii

Hasdianti, 2021. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa Kelas VII SMPN 4 Sungguminasa. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Pembimbing I Dr. Alimuddin, M.Si. dan Pembimbing II Ikhbariaty Kausar Qadry, S.Pd., M.Pd.

Masalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimana kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan masalah matematika ditinjau dari kemampuan awal tinggi, kemampuan awal sedang, dan kemampuan awal rendah.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan masalah matematika ditinjau dari kemampuan awal siswa kelas VII SMPN 4 Sungguminasa.Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif.Prosedur penelitian ini meliputi persiapan, pelaksanaan dan penyelesaian.Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII.d SMPN 4 Sungguminasa sebanyak 3 orang siswa.Teknik penentuan subjek yaitu dengan memberikan tes kepada seluruh siswa kelas VII.d untuk menentukan subjek yaitu siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah.Penentuan subjek berdasarkan pertimbangan guru mata pelajaran dan skor hasil tes. Penelitian ini mengacuh pada empat aspek indikator berpikir kritis yaitu: menginterpretasi, menganalisis, mengevaluasi, dan menginferensi. Instrumen dalam penelitian ini adalah tes berpikir kritis dan pedoman wawancara.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan berpikir kritis siswa yang berkemampuan tinggi, siswa yang berkemampuan sedang, dan siswa yang berkemampuan rendah.

Dari hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa subjek dengan kemampuan awal tinggi memenuhi keempat indikator berpikir kritis yaitu:

interpretasi, analisis, evaluasi, dan inferensi. Subjek dengan kemampuan awal sedang memenuhi dua indikator berpikir kritis yaitu: interpretasi dan evaluasi.

Dan subjek dengan kemampuan awal rendah tidak memenuhi indikator berpikir kritis.

Kata kunci: Analisis, Berpikir Kritis

(8)

viii

Puji syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa Kelas VII SMPN 4 Sungguminasa”. Salawat serta salam juga semoga senantiasa Allah curahkan kepada jungjungan kita Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam, kepada sahabat, keluarga, serta umat yang istiqamah dijalannya.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi kewajiban sebagai salah satu persyaratan guna menempuh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar.

Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan tulisan ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua Ayahanda Sadar dan Ibunda Rabbi yang telah berjuang, berdoa, mengasuh, membesarkan, mendidik dan membiayai penulis dalam pencarian ilmu. Demikian pula, penulis mengucapkan terima kasih kepada saudara-saudaraku yang selalu memberi dukungan baik berupa materi maupun motivasi.

Terima kasih penulis ucapkan dengan segala ketulusan dan kerendahan hati kepada bapak Dr.Alimuddin.,M.Si.selaku pembimbing I dan Ibu Ikhbariaty Kautsar Qadry, S.Pd., M.Pd. selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi sejak awal penyusunan proposal hingga selesainya skripsi ini.

(9)

ix

Ambo Asse, M.Ag. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, Mukhlis, S.Pd,. M.Pd. Ketua Program Studi Pendidikan Matematika serta seluruh dosen dan para staf pegawai dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Kepala SMPN 4 Sungguminasa beserta guru dan staf yang berada di sekolah telah memberi izin dan bantuan untuk melakukan penelitian. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada sahabat seperjuanganku, serta seluruh rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika angkatan 2016 khususnya Algoritma 16 atas kebersamaan, motivasi, saran dan bantuannya kepada penulis.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik yang dapat menyempurnakan skripsi ini sangat penulis harapkan.Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis.Aamiin.

Makassar, Desember 2021 Penulis

Hasdianti

(10)

x

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

SURAT PERJANJIAN ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah. ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Analisis ... 7

B. Kemampuan Berpikir Kritis ... 10

C. Kemampuan Awal ... 11

D. Materi Aljabar dan Bangun Datar ... 12

E. Penelitian yang Relevan ... 21

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 24

B. Subjek Penelitian ... 24

(11)

xi

D. Instrumen Penelitian... 26

E. Teknik Pengumpulan Data ... 27

F. Keabsahan Data ... 28

G. Teknik Analisis Data ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Tes Pemilihan Subjek ... 32

B. Pengkodean Subjek ... 34

C. Paparan Data ... 35

D. Analisis dan Pembahasan Data ... 66

E. Keterbatasan Peneliti ... 69

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 70

B. Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 73

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 76 RIWAYAT HIDUP

(12)

xii

Halaman Tabel 3.1 Distribusi Kategori Kemampuan Matematika Siswa ... 25 Tabel 4.1 Hasil Tes Kemampuan Awal Siswa ... 33 Tabel 4.2 Pengkodean Subjek Penelitian ... 34 Tabel 4.3 Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis pada Subjek Kemampuan

Tinggi... 46 Tabel 4.4 Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis pada Subjek Kemampuan

Sedang ... 58 Tabel 4.5 Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis pada Subjek Kemampuan

Rendah ... 65

(13)

xiii

Halaman

Gambar 4.1 Hasil kerja KT nomor 1 Tahap Interpretasi ... 35

Gambar 4.2 Hasil kerja KT nomor 1 Tahap Analisis... 37

Gambar 4.3 Hasil kerja KT nomor 1 Tahap Evaluasi ... 38

Gambar 4.4 Hasil kerja KT nomor 1 Tahap Inferensi ... 40

Gambar 4.5 Hasil kerja KT nomor 2 Tahap Interpretasi ... 41

Gambar 4.6 Hasil kerja KT nomor 2 Tahap Analisis... 42

Gambar 4.7 Hasil kerja KT nomor 2 Tahap Evaluasi ... 43

Gambar 4.8 Hasil kerja KT nomor 2 Tahap Inferensi ... 45

Gambar 4.9 Hasil kerja KS nomor 1 Tahap Interpretasi ... 47

Gambar 4.10Hasil kerja KS nomor 1 Tahap Analisis ... 48

Gambar 4.11Hasil kerja KS nomor 1 Tahap Evaluasi ... 49

Gambar 4.12Hasil kerja KS nomor 1 Tahap Inferensi ... 51

Gambar 4.13Hasil kerja KS nomor 2 Tahap Interpretasi ... 52

Gambar 4.14Hasil kerja KS nomor 2 Tahap Evaluasi ... 54

Gambar 4.15Hasil kerja KS nomor 2 Tahap Inferensi ... 55

Gambar 4.16Hasil kerja KR nomor 1 ... 58

Gambar 4.17 Hasil kerja KR nomor 1 ... 61

(14)

1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Peran pendidikan dalam pembelajaran salah satunya yaitu mengembangkan potensi atau kemampuan peserta didik. Menurut Undang- undang dijelaskan bahwa pendidikan pada dasarnya merupakan usaha atau tekad dengan beberapa siklus untuk menjadikan suasana kelas dan proses belajar siswa dapat dengan aktif mengembangkan keterampilan yang ada pada pribadi masing-masing agar setiap siswa mampu mempunyai kekuatan dan spiritual keagamaan, cara siswa mengendalikan pribadinya sendiri, memiliki kecerdasan, kepribadian memiliki sifat atau akhlak yang mulia, serta keterampilan diri sendiri yang kelak akan dibutuhkan siswa, masyarakat, bangsa dan negara.Oleh sebabnya, pada pendidikan formal ada beragam jenis bidang studi yang memiliki fungsi guna mengembangkan kemampuan siswa, diantaranya yakni bidang studi matematika.

Menurut (Sari, 2015) “Matematika adalah salah satu ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lainnya. Oleh karenanya matematika memiliki peran yang sangat penting dalam hal peningkatan kemampuan berpikir siswa. Dalam pembelajaran matematika memiliki kaitan yang begitu erat dengan kegiatan , proses belajar serta cara berpikir dikarenakan sifat dari matematika adalah ilmu serta aktivitas manusia, mengapa demikian? Karena matematika merupakan model dalam berpikir, bukti logis sekelompok manusia

(15)

jelas, cermat dan tepat.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa matematika menjadi salah satu ilmu dasar untuk ilmu lain yang berhubungan dengan aktivitas atau kegiatan, proses belajar dan juga berpikir.

Aspek penting dalam matematika adalah kemampuan berpikir kritis.

Menurut Desmita (Alexandra dan Novisita 2018:104) kemampuan berpikir kritis yaitu kemampuan untuk merefleksikan/mempertimbangkan permasalahan atau persoalan dengan mendalam, menjaga pikiran supaya tetap terbuka untuk pelbagai pendekatan dan perspektif/sudut pandang yang bertentangan, tidak langsung percaya terkait informasi dari beragam sumber yang muncul baik lisan ataupun tulisan, berpikir secara bijaksanadaripada menyerap masukan tanpa pengetahuan/pemahaman jugapertimbangan secara pasti.

Matematika adalah mata pelajaran yang harus diberi pada seluruh siswa sebagai bekal supaya mampu berpikir logis/rasional, analitis/mendalam, terurut/sistematis, kritis/teliti, dan juga kreatif/cerdas, kemudian mampu melakukan kerjasama (Depdiknas, 2007).Kompetensi/keahlian itu dibutuhkan supaya siswaberkemampuan untukmenerima, menjalankan, dan menggunakan informasi di dalam kehidupan masyarakat.Setiap orang bahkan siswa mesti mempunyai kemampuan berpikir seperti berpikir kritis.Orang yang berpikir kritis bisamemperlihatkan pertanyaan juga masalah primer dan menguraikandengan jelas/benar.Oleh sebab itu, setiap siswa penting memiliki

(16)

terkhusus padamasalah atau soal matematika.

Menyelesaikan masalah matematika perlu diperhatikan banyak hal, seperti mengingat materi pelajaran matematika secara hirarki dan konsep matematika yang berkaitan satu dengan yang lainnya melahirkan satu konsep baru dan kompleks atau rumit.Siswa tidak bisa mengatasi masalah dikarenakan tingkat kemampuan awal siswa mengenai matematikamasih kurang.Siswa perlu memautkan konsep matematika yang dimiliki dalam format berpikirnyadengan persoalan yang dihadapi atau dialami.Berpegang pada penjelasan itu, kemampuan awal matematika siswa harus diperhatikansebabberpengaruh dalam kemampuanmenyelesaikan atau mengerjakan masalah matematika.

Keterampilan berpikir kritis menjadi hal terpenting untuk siswa,sebab siswa bisa berpendapat dengan masuk akal/logis serta membuat pilihan yang baik.Selanjutnya,perlu dilakukan penanaman kebiasaan/budaya berpikir kritissupaya pelajar sanggup memeriksa dan memperhatikan berbagai persoalan kehidupan sehari-hari (Somakim, 2011:43).Berpikir kritis merupakan keahlian yang sangat dibutuhkandi zaman saat ini. Selain itu, berpikir kritis punbermanfaat untuk jangka panjang, memberi dukungan pada siswa seperti menyusun keterampilan belajarnya, dan memberdayakan individu agar ikut serta secara kreatif ataupun inovatif.

Berdasarkan pengalaman saat magang 3 di SMP Negeri 4 Sungguminasa, ditemukan bahwa sebagian besar siswa sekadar bisa menghafal serta mengingat lagi informasi yang diberi oleh guru, informasi

(17)

oleh siswa.Sementara itu, supaya menggapai tingkat berpikir, terkhusus dalam berpikir kritis dipentingkan mengenai analisis dan jugapengembangan informasi dari guru.Hal ini bisa dilihat ketika ulangan harian diberikan soal persis seperti contoh, yang diubah hanya angkanya.Kemudian, setelah melihat pekerjaan siswa ternyata sebagian siswa tidak dapat menyelesaikan soal.Juga, respon siswa pada saat pembelajaran kurang baik dikarenakan banyak siswa tidak aktif pada proses pembelajaran.

Untuk tahu ketangkasanberpikir kritis siswa, sebaiknya diukur dari setiap kemampuan awal siswa melalui pembagian tes khusus maupun tes berkaitan materitertentu. Olehnya memiliki latar belakang, maka penulis ingin mengadakan penelitian guna menganalisis kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran matematika yang berjudul ”Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa VIISMPN 4 Sungguminasa”.

B. Rumusan Masalah

Sesuai penjabaran diatas, dihasilkan rumusan masalah untuk penelitian ini,yakni:

1. Bagaimana kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan masalah matematika ditinjau dari kemampuan awal tinggi?

2. Bagaimana kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan masalah matematika ditinjau dari kemampuan awal sedang?

3. Bagaimana kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan masalah matematika ditinjau dari kemampuan awal rendah?

(18)

Target pada penelitian ini berdasarkan rumusan masalah yakni:

1. Guna mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan masalah matematika ditinjau dari kemampuan awal tinggi.

2. Guna mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan masalah matematika ditinjau dari kemampuan awal sedang.

3. Guna mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan masalah matematika ditinjau dari kemampuan awal rendah.

D. Manfaat Penelitian

Selepas dilaksanakan penelitian ini, dimohon dapat memberikan manfaat berupa:

1. Manfaat teoritis

Secara umum, hasil penelitian ini diharapkan mampu berkontribusi pada pembelajaran matematika apalagi dalam berpikir kritis materi Aljabar serta bangun datar.

Secara Khusus, penelitian ini diharapkan mampu mengoptimalkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar matematika siswa dalam materi Aljabar dan bangun datar.

2. Manfaat praktis a. Bagi Sekolah

Penelitian ini, diharapkan bisa jadi acuan untuk memberikan peningkatan dan juga pengembangan kemampuan berpikir kritis siswa saat mengerjakan soal Aljabar dan bangun datar.

(19)

Diharapkan bisa menghasilkan informasi mengenai pemahaman konsep hingga bisa menambah kualitas atau mutu pemahaman konsep begitu pula hasil belajar matematika siswa.

c. Bagi Peserta didik

Sebagai masukan terkait kinerja mereka saat menyelesaikan soal matematika, hingga bisa menjadi bekal mereka agar lebih kreatif dan inovatif saat mengerjakan menyelesaikan soal Matematika.

d. Bagi Peneliti

Menjadi alat mengembangkan diri mengenai kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan sebisa mungkin dimanfaatkan sebagai referensi untuk penelitian yang sejenis atau relevan bagi peneliti lain.

(20)

KAJIAN PUSTAKA

A. Analisis

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ada beberapa pengertian analisis sebagai berikut :

1. Penyelidikan pada suatu kejadian (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mendapatkan informasi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya (sebab, perkara, dan sebagainya).

2. Pendeskripsian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.

3. Pemecahan masalah yang berawal dengan dugaan terhadap kebenarannya.

B. Kemampuan berpikir kritis 1. Definisi berpikir kritis

Menurut arti etimologis, kritis yaitu “kegiatan menganalisa dan mengevaluasi pada sesuatu yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, atau membantu memperbaiki pekerjaan (Sihotang, 2019:35).”Istilah berpikir kritis pada umumnya digunakan untuk memperlihatkan tingkat keahlian kognitif dan disposisi intelektual yang dibutuhkan untuk berbagai kegiatan, yaitu mengenali, menganalisa, evaluasi bukti dan petisi, menemukan juga menangani prakonsepsi dan kecurigaan pribadi, menformasikan jugamengajukan alasan untuk mendukung kesimpulan.

(21)

(Facione, 2015) mendefinisikan bahwa “berpikir kritis yaitu peraturan diri untuk mengambil keputusan yang menghasilkan interpretasi, analisis, evaluasi, dan inferensi, maupun pemaparan menggunakan suatu pernyataan beserta bukti, konsep, metodologi, kriteria, atau pertimbangan kontekstual yang menjadi landasan dibuatnya keputusan itu”.

(Fisher, 2019) berpendapat bahwa “berpikir kritis yaitu kemampuan seseorang untuk menafsirkan, menganalisa, dan mengevaluasi gagasan ide dan pendapat”.

Pikket dan Poster (susiyati: 2014) beropini bahwa ”berpikir kritis merupakan cara berpikir lebih tinggi, bukan cuma menghafal materi saja tetapi penggunaannya dan memanipulasi bahan-bahan yang dipelajari kedalam keadaan yang berbeda.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas bisa disimpulkan berpikir kritis merupakan sebuah proses berpikir yang mencakup baik itu kritis maupun berpikir kreatif dan yang secara khusus berhubungan dengan kualitas pemikiran atau argument untuk menganalisis dan mengevaluasi dengan tujuan meningkatkan pemahaman dan memperluas apresiasi.

2. Indikator kemampuan berpikir kritis

Menurut Facione (Endah, 2017) menyatakan bahwa indikator atau parameter kemampuan berpikir kritis siswa, terdapat 4 bagian sebagai berikut:

a. Menginterpretasi: “mengetahui persoalan yang ditunjukkan dengan caramenulis diketahui maupun yang ditanyakan soal dengan tepat”.

(22)

pernyataan, dan pertanyaan, dan juga konsep yang telah diberikan ke dalam soal yang ditunjukkan dengan cara membentuk model matematika serta memberi keterangansecara benar dan tepat.

c. Mengevaluasi: “memakaicara yang cocokuntuk mengerjakan soal, lengkap, sertaperhitungan dilakukan dengan benar.

d. Menginferensi: membentuk kesimpulan secara tepat.

Angelo mengatakan bahwa ada limaperangai sistematis dalam berpikir kritis yaitu sebagai berikut:

a. Keterampilan Menganalisis

Terampil melakukan analisis adalahmampu mengurai struktur atau susunan menjadipartikel untuk diketahui golongan struktur itu.

b. Keterampilan Mensintesis

Kecakapan mensintesis berlainan dengan keterampilan dalam menganalisis, yaitu keahlian menggunakan bagian atau partikelmembentuk susunan yang baru.

c. Keterampilan Mengenal dan Memecahkan Masalah

Keterampilan ini,yaituterampil atau cakapmengenai konsep.Di mana keterampilan tentang kemampuandalam mempolakan konsep.

d. Keterampilan Menyimpulkan

Keterampilan ini yaitu aktivitas yang berkaitan dengan akal dan pikiran manusia yang berlandaskan ilmu pengetahuan (kebenaran) yang ada.

(23)

Keterampilan ini yaitu keterampilan sesuai dengan pemikiranyang sudah matang terhadap penentuan nilai suatu hal dengan beragam tolok ukur yang ada.

Ennis menganalisis terdapat 12 indikatordalam berpikir kritis, dikelompokkan menjadi pokok 5 bagian antara lain adalah: 1) Memberi penjelasan dasar, 2) Membentuk keterampilan dasar, 3) Menyimpulkan, 4) Memberi penjelasan lanjut, 5) Mengatur strategi dan taktik.

Pada penelitian ini indikator yang digunakan yaitu indikator menurut Facione diantaranya: menginterpretasi, menganalisis, mengevaluasi, dan menginferensi.

C. Kemampuan Awal

Menurut Hanun (2013:123) berpendapat bahwa“kemampuan awal matematika adalah kemampuan kognitif yang telah dimiliki peserta didik sebelum dia mengikuti pelajaran matematika yang akan diberikan serta merupakan prasyarat untuknyaterhadap mempelajari pelajaran yang baru atau pelajaran selanjutanya”. Kemampuan awal diketahui sebagai salah satu syarat yang sangat penting terhadap konstruksi ilmu pengetahuan seseorang serta hasil belajarnya.Peserta didik bisa mengkonstruksi pengetahuan yang baru sesuai kemampuan awanyal yang sudah dimiliki.Peserta didik bisa mengaitkan berbagai macam pengetahuan yang sudah dimilikinya dalam mengkonstruksi pengetahuan yang baru”.

Kemampuan awal siswa yaitu kemampuan yang sudah di miliki oleh peserta didik sebelum memasuki pembelajaran. Sebagai seorang guru sangat

(24)

menentukan cara mengajar yang sepadan. Selain hal itu juga dapat di gunakan untuk mengetahui sampai di mana pengetahuannya peserta didik tersebut sehingga guru tahu sudah sampai di mana kesiapan peserta didik dalam menerima materi pelajaran yang akan di berikan nanti.

Kemampuan awal di gunakan bukan cuma untuk kesepadanan saja dalam proses pembelajaran tetapi juga berperan yang sangat penting. Hamzah Uno (2011: 58) mengatakan “kemampuan awal memiliki peranan sangat penting untuk peningkatan makna pengajaran. Kemudian, berdampak dalam mempermudah proses dalam diri siswa pada saat belajar. Sejalan dengan penuturan Hamzah, Martinis Yamin (2007: 32) “salah satu manfaat yang didapatkan dari hasil kajiannya peserta didik yang akan kita hadapi didalam kelas adalah kita mendapatkan gambaran yang lengkap dan terperinci tentang kompetensi atau kemampuan awal semua peserta didik yang bertujuan sebagai prerequisite bagi bahan pengajaran baru yang akan di sampaikan selanjutanya”.sesuai penjelasan tersebut dapat dilihat kalau kemampuan awal punya peran yang penting terhadap pembelajaran. Telah di uraikan diatas kalau sebelum memulai pembelajaran, guru tentunya tahu karakteristik awal dari diri peserta didik, termasuk kemampuan awal peserta didik.

Menurut Smaldino yang di kutip Dewi Salma (2008: 20) mengatakan

“setiap siswa berbeda-beda satu dengan yang lain sebab ciri umum, kemampuan awal prasyarat atau syarat dan juga cara/metode belajar.

Selanjutnya di jelaskan kalau kemampuan awal adalah kemampuan/keahlian dasar yang mesti di miliki peserta didik sebelum belajar terkait pengetahuan

(25)

ciri/karakteristik peserta didik. Kemampuan awal yang kurang akan menjadi penghalang terhadap proses belajar peserta didik sebab telah menjadi prasyarat dasar penguasaan materi.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan awal adalah kemampuan yang telah dimiliki siswa sebelum mengikuti pembelajaran dan memiliki peran penting yaitu memudahkan proses internal dalam diri siswa saat belajar.

D. Materi Aljabar dan Bangun Datar 1. Aljabar

a. Pengertian Aljabar

Aljabar merupakan salah satu cabang matematika yang mempelajari penyederhanaan serta pemecahan masalah menggunakan simbol yang menjadi pengganti konstanta atau variabel.

b. Bentuk Aljabar

Bentuk aljabar, yakni metode mengungkapkan kendala matematika melalui simbol-simbol seperti huruf sebagai variabel/peubah objek masalah.Bentuk aljabar tersusun atas konstanta.Konstanta adalah nilai tetap dan nilai variabel.Operasi yang dilakukan berupa penjumlahan, pengurangan, perkalian, eksponen, dan pencarian akar.

c. Unsur-unsur Aljabar 1. Rumus Persamaan

Persamaan, yakni metode/cara matematika yang diperuntukkan dalam menyamakan bentuk permasalahan menjadi bentuk/model

(26)

(=). Bentuk ini dapat berkisar dari bentuk yang paling sederhana hingga bentuk yang kompleks.Persamaan mungkin diperlukan untuk membentuk rumus matematika berdasarkan masalah.

Contoh:

Masalah:

Jumlah ikan Adi dan ikan Beni adalah 10 ekor.Jika ikan Beni adalah 3 ekor, berapakah ikan Adi?

Diketahui:

Misal:

Ikan Beni = y Ikan Adi = x

Ikan beni adalah 3, maka y = 3 x + y = 10

catatan: x + y = 10 (adalah persamaan matematika menurut jumlah ikan Adi dan Beni) Ditanyakan: berapa jumlah ikan Adi?

Penyelesaian:

Pada umumnya, pemindahan nilai atau bilangan ke ruas lain, sama artinya memindahkan nilai atau bilangan itu dari tempat asal atau ruas asal. Perhatikan penjelasan berikut:

(27)

sehingga, agar perhitungan menjadi lebih cepat bisa dituliskan lawan dari nilai yang dipindahkan.

Diketahui nilai y = 3 maka

maka, nilai x = 7

jadi, ikan Adi jumlahnya ada 7 ekor 2. Variabel (peubah)

Variabel atau peubah yakni simbol ataupun huruf yang dipergunakan sebagai pengganti nilai yang sifatnya tidak tetap/berubah-ubah. Umumnya, Variabel umumnya diberi simbol huruf latin (A, a, B, b, C, c…. dst).

7x + 5y – z = 0

Pada persamaan di atas, termuat 3 buah variabel, yakni x, y, dan z.

3. Koefisien

Koefisien merupakan nilai yang diperuntukkan sebagai pengali suatu variabel.Koefisien yang bernilai 1 pada umunya tidak perlu ditulis.

5x + 7y - z = 0

Pada persamaan di atas, koefisien dari x adalah 5, y adalah 7, dan z adalah -1.

(28)

Konstanta merupakan nilai yang sifatnya tetap atau constant di dalam suatu bentuk aljabar.Ciri-ciri paling umum konstanta, yaitu tidak berikatan dengan suatu variabel atau berdiri sendiri tanpa variabel.Konstanta disimbolkan dengan hurruf (misal: a, b, c, dst)

13x + 7 = 12 K + π x 2r

Konstanta dari persamaan di atas berturut – turut adalah 7 dan π.

5. Eksponen (pangkat)

Suatu variabel dalam suatu bentuk aljabar dapat memuat pangkat (eksponen).Operasi pangkat mempunyai prioritas kedua sejajar dengan operasi akar setelah tanda kurung dalam operasi hitung matematika.

y = 9x2

pangkat variabel x adalah 2

Misal nilai x adalah 3, maka bisa dihitung nilai y sebagai berikut:

y = 9x2 y = 9.32 y = 9. 9 y = 81 6. Derajat

Derajat di dalam bentuk aljabar, yakni nilai pangkat tertinggi/paling tinggi yang dimiliki oleh variabel.

(29)

7. Suku

Suku pada aljabar, yakni total elemen termuat dalam suatu bentuk aljabar. Suku digunakan agar mempermudah menyampaikan atau menyatakan bentuk aljabar.

Contoh:

Suku-suku dalam bentuk aljabar dapat dibedakan sebagai suku sejenis dan suku tidak sejenis. Suku sejenis adalah suku-suku yang memiliki variabel menggunakan pangkat yang sama (contohnya 2x, 3x, 4x, 5x,…dsb) sedangkan suku tak sejenis merupakan suku- suku yang tidak mempunyai variabel yang sama (contohnya x, y, z,…dsb).

2. Bangun Datar a. Pengertian

Bangun datar adalah bidang datar dengan dibatasi garis-garis lurus ataupun garis lengkung.Defenisi bangun datar yakni sebuah bangun/bidang yang rata dua dimensi memiliki panjang dan juga lebar

(30)

datar sebenarnya adalah abstrak.

b. Jenis-jenis Bangun Datar 1. Persegi Panjang

Persegi panjangg adalah bangun datar dengan sisi yang berhadapan sama panjang dan terdapat 4 titik sudut serta memiliki 4 sudut yang sama besar yaitu sudut siku-siku atau sudut 90 .

Sifat-sifat persegi panjang, yakni : 1) sisi-sisinya yang berhadapan atau berseberangan sejajar dan juga sama panjang. 2) keempat sudut yang dimiliki adalah siku-siku dan sama besar pula.

3) kedua diagonalnyamemiliki panjang yang sama dan juga saling berpotongan membagi dua sama panjang. 4) adadua simetri lipat yang dimiliki. 5) dua simetri putar juga dimiliki. 6) bisa menduduki bingkai dengan empat cara.

Rumus Persegi Panjang

keterangan: p = panjang l = lebar

(31)

Persegi adalah bangun datar yang terbentuk dari empat bidang garis yang sama panjang (sisi) dan juga memiliki empat sudut yang sama yaitu sudut siku-siku.

Sifat-sifat persegi, yakni : 1) memiliki empat panjang sisi yang sama. 2) sisi-sisi yang berhadapan atau berseberangan sejajar.

3)besar keempat sudutnya 90 atau disebut sudut siku-siku. 4) kedua diagonal yang dimiliki sama panjang dan juga saling berpotongan membagi dua sama panjang. 5)kedua diagonal berpotongan tegak lurus. 6) simetri lipat yang dimiliki ada empat.

7)simetri putarnya ada empat juga. 8) bisa menduduki bingkainya dengan delapan cara.

Rumus Persegi

Keterangan:

L = Luas

s = sisi atau bidang K = Keliling

(32)

Segitiga adalah bangun datar tersusun dari 3 bidang berupa garis lurus serta memiliki 3 sudut.Segitiga memiliki jumlah besar sudut, yaitu 180°.

Rumus Segitiga

4. Jajar Genjang

Jajar genjang adalah bangundatar yang terbentuk dari dua pasang rusuk yang masing-masing sama panjang dan juga sejajar serta memiliki dua bagian sudut sama besar dengan sudut yang didekatnya.

Sifat-sifat jajar genjang, yakni : 1) sisi-sisi yang berhadapan atau berseberangan memiliki panjang yang sama dan juga sejajar.

2) sudut-sudutnya yang berhadapan atau berseberanganmemiliki besar yang sama. 3) jumlah besar sudut-sudutnya yang berdekatan, yaitu . 4) masing-masing diagonalnya saling membagi dua dan sama panjang.

(33)

Rumus Jajar Genjang

5. Lingkaran

Lingkaran adalah himpunan/kumpulan titik-titik berjarak sama terhadap titik khusus. Titik khusus itu disebut titik pusat.Sedangkan jarak itu disebut jari-jari.

Sifat-sifat lingkaran, yakni : memiliki simetri lipat dan simetri putar dengan jumlah yang tak terhingga

Penjelasan:

d = diameter r = jari-jari

(34)

c. Satuan Bangun Datar

Satuan panjang, yaitu kilometer disimbolkan (km), hectometer disimbolkan (hm), decameter disimbolkan (dam), meter disimbolkan (m), desimeter disimbolkan (dm), centimeter disimbolkan (cm), millimeter disimbolkan (mm) dan satuan luas, yaitu kilometer persegi disimbolkan (km2) , hectometer persegi disimbolkan (hm2/ hectare), meter persegi disimbolkan (m2). Satuan panjang diperuntukkan pada panjang sisi dan juga keliling bangun datar.Sedangkan satuan

luasdiperuntukkan pada luas bangun datar.

E. Penelitian Relevan

1. Putri (2019) dengan judul “Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Matematika dibedakan dari Tingkat Kecemasan.

Berbeda dengan tingkat kecemasan ringan, hal ini dapat dilihat oleh siswa sendiri ketika mereka mampu memotivasi diri untuk belajar dan mampu menyelesaikan suatu masalah secara efektif sehingga ketika diberikan masalah matematika, siswa selalu mampu menganalisis jawaban mereka untuk ditarik kesimpulan yang mana benar dan salah walaupun tidak tepat dan bisa mengklarifikasi jawaban yang tidak benar, sehingga bisa menguraikan kemampuan berpikir kritis dalam mengerjakan soal yang diberikannya. Kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan masalah matematika dibedakan menjadi dua tingkat kecemasan sedang dapat dilihat dari diri peserta didik saat ia mampu melalukan sesuatu menggunakan arahan orang lain, sehingga pada saat diberikan permasalaha matematika

(35)

sanggup dalam menarik kesimpulan menggunakan cara yang sudah dipilih.

Kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan masalah matematika yang dibedakan menurut tingkat kecemasan berat bisa di lihat pada diri peserta didik saat pusat perhatian mereka dalam detail yang kecil dan tidak bisa berpikir tentang hal lain. Sehingga ketika diberi permasalahan matematika peserta didik kurang mampu menyelesaikan kasus tersebut”.

2. Pratama dan Wahyu (2017) yaitu “Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Menyelesaikan Soal Performance Task. Bisa di tarik kesimpulan bahwa sesuai dengan pembahasan yang berkaitan dengan hasil analisis yang didapatkan maka diperoleh peserta didik yang memiliki kemampuan berpikir kritis kelompok atas telah memenuhi semua indikator diantaranya tahap klasifikasi, tahap asesmen, tahap inferensi, dan tahap strategi dalam menyelesaikan soal performance task. Adapun peserta didik dengan kemampuan berpikir kritis sedang belum mampu memenuhi semua indikator, hanya beberapa yang dapat dipenuhi. Bedasarkan pula hasil analisis yang telah dilakukan ditemukan bahwa sebagian daripeserta didik belum bisa menyelesaikan permasalahan dengan berbagai cara. Dari hal tersebut maka diharapkan guru bisa memberikan permasalahan yang merupakan soal pemecahan masalah yang memiliki berbagai cara dan solusi dalam pengerjaannya. Maka peserta didik bisa lebih sering mengerjakan soal-soal yang seperti itu dan akhirnya akan terbiasa dengan permasalahan dengan berbagai cara. Dalam pemecahan masalah pula peserta didik diberikan kebebasan dalam mengekspresikan pendapatnya supaya peserta didik

(36)

yang sepadan dengan minat dan kemampuannya. Ketika hal tersebut dilakukan maka akan memperbesar peluang peserta didik dapat menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis.

(37)

1 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Peneliti menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Bersumber pada Taylor dan Bogdan (Alfianika, 2018:22) mereka memberikan penjelasan penelitian kualitatif merupakan sebuah proses pencarian data untuk menghasilkan suatu data deskriptif seperti tulisan atau ucapan dan tingkah laku manusia itu dilihat/diamati.

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswasiswi kelas VII SMPN 4 Sungguminasa, yang difokuskan pada kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan masalah matematika, yang dipilih berdasarkan hasil tes kemampuan awal.Selanjutnya, mengambil 3 subjek yang merupakan perwakilan dari setiap subjek rendah, sedang, dan tinggi. Pemilihan dilakukan dengan beberapa pertimbangan diantaranya (1) kemampuan berpikir kritis, (2) masukan oleh guru matematika (3) serta pengumpulan data yang diperoleh dari subjek.

Dalam pemilihan subjek ada beberapa langkah-langkah yakni:

1. Menetapkan kelaspenelitian

2. Memberikan tes kemampuan awal kepada siswa berupa soal Aljabar dan bangun datar untuk mengkategorikan tingkat kemampuan awal siswa terhadap materi Aljabar dan bangun datar.

(38)

3. Sesudah pemberian tes yang dilakukan untuk mengukur kemampuan awal, memilih3subjek yang telah dipilih memfokuskan penelitianini akan diberikan tes kemampuan berpikir kritis dan di wawancara, diantaranya:

a. Siswa dengan kemampuan awal tinggi.

b. Siswa dengan kemampuan awal sedang.

c. Siswa dengan kemampuan awal rendah.

Kategori kemampuan matematika merujuk pada skala penilaian yang didefinisikan sebagai berikut (Muhammad Yusmar, 2019)

4. Memberi soal tentang kemampuanberpikir kritis pada 3 subjek yang sudah terpilih dengan masing-masing tingkat tinggi,sedang, dan rendah.

5. Setelah pemberian soal/tes kemampuan berpikir kritis, subjek diwawancarai dengan kesiapan subjek yang terpilih.

C. Prosedur Pelaksanan penelitian 1. Tahap persiapan

Melalui tahap ini peneliti akan melakukan kegiatan:

a. Meminta izin kepada pihak sekolah b. Menyiapkan instrumen penelitian c. Validasi instrumen oleh ahli 2. Tahap pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan ada beberapa hal yang dilakukan yaitu:

(39)

a. Pemberian tes kemampuan awal kepada peserta didik kelas VII SMPN 4 Sungguminasa. Kemudian dipilih 3 peserta didik, diantaranya 1 siswa berkemampuan awal tinggi, 1 siswa berkemampuan awal sedang, dan 1 siswa berkemampuan awal rendah.

b. Memberikan tes/soal kemampuan berpikir kritis pada siswa yang merupakan subjek penelitian. Pemberian soal sebanyak 2 butir soal essay.

c. Dilakukanl wawancara lterhadap lpeserta tes luntuk melihatldan

lmenelusuri setiap tahap subjek menyelesaikan/mengerjakan soal kemampuan berpikir kritislmatematika melalui materi Aljabar dan bangun datar.Digunakan perekam suara untuk menyimpanhasil wawancara dengan baik.

3. Tahap menganalisis data

Melaluilangkah ini data diolah dan melakukan analisis data yang sudah terkumpulmelalui analisis yang bersifat deskriptif menggunakan pendekatan kualitatif. Analisa data mencakup analisis hasil tes kemampuan awal dan kemampuan berpikir kritis.

D. Instrumen Penelitian

Berikut instrumen dalam penelitian ini antara lain:

1. Instrumen Tes

Tes tersebut terdiri atas 30 butir soal pilihan ganda dengan materi Aljabar dan bangun datar sekolah dasar untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik dan 2 butir soal uraian materi Aljabar dan bangun datar

(40)

SMP kelas VIItelah dirancang melalui acuan pada indikatorkemampuan berpikir kritis.Memberisoal artinya agar dapat mengetahui mampu atau tidaknya siswa bernalar secara kritis, didalamnya memungkinkan siswa merespon berdasarkan kemampuan/parameter keterampilan berpikir kritis.

2. Instrumen Pedoman Wawancara

Mencakupbeberapa pertanyaan yang bisadiajukanterhadapsubjek yang telah terpilih dan akan melakukan wawancara. Pedoman wawancara mencakupbeberapa pertanyaanditujukan agarmempelajari lebih lanjut tentangketerampilanberpikir kritis peserta didik.

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Tes kemampuan awal

Soal untuk menguji kemampuan pertama/awal yaitu soal-soal yang mencakup keterampilan berhitung hingga mampu menunjukkan deskripsi tentang dirinya mampu atau tidak untuk siswa terhadap materi aljabar dan bangun datar.Tes berbentuk pertanyaan pilihan ganda yang disusun oleh penulis, lalu diperkuat/divalidasi dari validator kemudian dikerjakan oleh subjek.Soal untuk kelas/vocal yang sudah terpilih menurut data hasil diskusi bersama pengajar materi matematika/perhitungan.Melalui butir soal ini terdapat tiga jenis, yakni tinggi, sedang, dan rendah sesuai dengan data akhir soal/tes kemampuan awal.

2. Tes kemampuan berpikir kritis siswa

Tes kemampuan berpikir kritis dipakai agar mendapat kemampuan berpikir kritis yang dimiliki subjek penelitian. Tes kemampuan soal

(41)

berpikir kritis ini ada 2 soal uraian atau soal esai dengan menggunakan waktu 20 menit. Melalui hasil dari menganalisis dipakai untuk mengetahui jenjang/tingkat kemampuan berpikir kritis siswa.

3. Wawancara

Wawancara dilakukanisesudah peserta didikimenyelesaikan 2 buahi

soali tes berpikir kritis.Yang bertujuan agarbisamempelajari jawaban dari peserta didik sesudah menyelesaikan tes kemampuan berpikir kritis.

Mengenai teknik pengumpulan data digunakan wawancara, penelitimemakai wawancara semiterstruktur. Sugiyono (2017:233) Wawancara semiterstruktur adalah jenis wawancara yang mendalam. Di mana pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Ada beberapa tahap yang harus dilakukan peneliti saat wawancara yakni:

a. Peserta didik akan melakukan wawancara berdasarkan kemampuan berpikir kritis siswa.

b. Saat sedang diwawancara peneliti menuliskan hal terpenting untuk menjadi data terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik.

F. Keabsahan Data

Triangulasi teknik digunakan oleh peneliti dalam keabsahan data.

Triangulasi teknikdipakai untuk uji kredibilitas data,mengerjakanmelaluicara pengecekandata terhadap sumber yang sama tetapi menggunakan teknik yang berbeda. Data tentang kemampuan

(42)

berpikir kritis siswa bisa didapatkandengan tes melalui sumber yang sama peneliti kembali mengecek dengan wawancara.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah suatu kegiatan untuk mengelompokkan/mengurutkan, memberi tanda, mengatur serta membuat kategori dari sebuah satuan berdasarkan fokus atau masalah yang akan dijawab (Gunawan 2013:209).

Berdasar Huberman dan Miles (Sugiyono, 2017:402) mengatakan proses/analisis pembahasan kualitatif bisa dikerjakan melalui tahap interaktif dengan reduksi data, penyajian dan penarikan kesimpulan.

Teknik analisis data pada penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap, yakni reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

1. Reduksi Data

Reduksi data yaitu tahapmeringkas, memilah hal-hal yang utama, memusatkan pada hal yang terpenting.Mencari tema, pola, dan menempatkan yang tidak berguna.Hasil data setelah direduksi menghasilkan deskripsi yang sangat jelas, sehingga penulis terasa mudah untuk lebih mengumpulkan yang dibutuhkan jika diperlukan.Ada beberapa tahapdalam mereduksi data yaitu sebagai berikut:

a. Melakukan tes yang pertama atau tes kemampuan awal.

b. Melakukan analisis hasil pekerjaan subjek pada tes yang telas dikerjakan

(43)

c. Mengelompokkan subjek pada tiga kategori yakni kemampuan tinggi, kemampuan sedang, dan kemampuan rendah sesuai hasil tes yang diberikan.

d. Melakukan tes kemampuan berpikir kritis yang dikerjakan oleh subjek dengan kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.

e. Selanjutnya subjek yang telah ditentukan akan diwawancarai.

f. Setelah wawancara dilaksanakan maka akan dibuat uraian mengenai hasil wawancara yang disusun dengan bahasa yang baik.

2. Penyajian Data

Proses penyajian data akan dikerjakan melalui penampilan serta memperhatikan informasi atau data yang telah dikumpulkan kemudian disusun secara berkelompok, agar memudahkan dalam membuat tindakan atau kesimpulan. Melalui proses tersebut ada beberapa yang dikerjakan:

a. Melakukan penyajian jawaban atau hasil dari pekerjaan subjek, dari hasil jawaban/pekerjaan subjek menjadi alat dalam proses wawancara.

b. Melakukan penyajian hasil dari proses wawancara dengan menyajikan dialog yang telah disusun.

3. Penarikan Kesimpulan

Sesudah menyajikan data, adapun langkah selanjutnya yang dilakukan yaitu penarikan kesimpulan.Penarikan kesimpulan

(44)

digunakan untuk menyimpulkan data yang telah diperoleh daro proses reduksi dan penyajian data.

(45)

1 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Tes Pemilihan Subjek

Penelitian dengan judul “Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa Kelas VII SMPN 4 Sungguminasa”

dilaksanakan di kabupaten Gowa dengan tujuan guna mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa saat menyelesaikan masalah matematika ditinjau dari kemampuan awal tinggi, sedang dan rendah.

Tes kemampuan awal dilakukan pada kelas VII B yang berjumlah 21 siswa. Penelitian dimulai dengan melakukan observasi terlebih dahulu juga memohon izin pada kepala sekolah guna melakukan penelitian di SMPN 4 Sungguminasa, pada tanggal 1 Maret 2021 peneliti memberikan surat penelitian ke SMPN 4 Sungguminasa dan mendapat izin untuk meneliti dari pihak sekolah. Pada tanggal 2 maret 2021 peneliti melakukan wawancara kepada guru matematika, kemudian peneliti diarahkan oleh guru matematika untuk membuat grup Whatsapp supaya bisa membagikan tes kepada siswa secara online.

Pada tanggal 6 maret 2021 peneliti membagikan tes kemampuan awal pada kelas VII B, tes dibagikan di grub chat whatsapp. Sesudah mengerjakan tes, siswa mengirim jawaban melalui chat pribadi kepada peneliti. Berikut tabel hasil tes kemampuan awal siswa:

(46)

Tabel 4.1 Hasil Tes Kemampuan Awal Subjek

Di tabel 4.1 didapat subjek dengan kemampuan awal tinggi, sedang, dan rendah, berikutnya peneliti membagikan tes kedua kepada 3

No. Nama Nilai Kriteria

1. AM 62.5 Sedang

2. AFR 70 Sedang

3. FR 80 Tinggi

4. FRA 97.5 Tinggi 5. MRH 57.7 Rendah

6. NA 50 Rendah

7. MRR 40 Rendah

8. S 35 Rendah

9. FRA (2) 32.5 Rendah 10. JSST 35 Rendah

11. SA 65 Sedang

12. CSR 95 Tinggi

13. SS 42.5 Rendah 14. MF 75 Sedang 15. ZNI 67.5 Sedang 16. MAP 35 Rendah

17. A 27.5 Rendah

18. MT 32.5 Rendah

19. M 87.5 Tinggi

20. SNH 95 Tinggi

21. MFM 77.5 Sedang

(47)

orang subjek yang masing-masing mewakili setiap tingkatan guna mengukur kemampuan berpikir kritis siswa dan setelahnya diwawancarai guna memperoleh gambaran yang lebih mendalam saat menyelesaikan soal aljabar dan bangun datar.

B. Pengkodean Subjek Penelitian

Subjek terpilih menurut hasil tes kemampuan awal masing-masing mewakili tinggi, sedang dan rendah. Berikut pengkodean subjek penelitian:

Tabel 4.2 Pengkodean Subjek Penelitian

No. Tipe Kode Subjek

1. Kemampuan Awal Tinggi KT 2. Kemampuan Awal Sedang KS 3. Kemampuan Awal Rendah KR

Untuk mempemudah mengalisis data, maka setiap petikan dialog diberikan kode. Untuk peneliti diberi kode “P” dan untuk subjek dengan kemampuan awal tinggi diberikan kode “KT” untuk subjek dengan kemampuan awal sedang diberikan kode “KS” dan untuk subjek dengan kemampuan awal rendah diberikan kode “KR”.Kemudian masing-masing 1 digit setelah kode subjek dan peneliti yaitu pengkodean indikator dan dua digit setelahnya adalah pengkodean urutan pertanyaan dan jawaban.

Sebagai contoh untuk kode “P1-01” adalah kode untuk pewawancara pada indikator pertama dan pertanyaan pertama, dan contoh lainnya yaitu kode

(48)

”KT2-02” adalah kode subjek kemampuan awal tinggi dengan indikator kedua dan jawaban kedua.

C. Paparan Data

Adapun data yang dipaparkan yakni data yang berkenan pada kegiatan dan subjek selama dilaksanakannya penelitian.Penelitian ini ada dua bentuk yakni hasil tes tertulis dan hasil wawancara.Dari data ini dapat disimpulkan keahlian bernalar tinggi murid ketika mengerjakan materi berpikir kritis yaitu tentang aljabar dan bangun datar.

1. Subjek dengan Kemampuan Awal Tinggi

a. Hasil Tes Kemampuan Awal Tinggi Dan Wawancara Soal Nomor Satu

1) Tahap Menginterpretasi

Berikut jawaban dari tes tanya jawab subjek di butir soal pertama pada tahap menginterpretasi. Data ini dipaparkan berdasar kemampuan berpikir ktiris saat menyelesaikan soal aljabar.

Gambar 4.1 Hasil Kerja KT Nomor 1 tahap Interpretasi Menurut jawaban disoal nomor satu pada gambar 4.1 terlihat subjek bisa mengerti soal yang dibagikan. Di lembar jawaban subjek menuliskan kembali maksud dari soal dengan

(49)

menulis apa yang diketahui dan yang ditanyakan pasa soal.

Berikut hasil wawancara yang dilakukan:

Kode : Uraian

P1-01 : Apakah kamu memahami soal tersebut?

KT1-01 : Iye kak, saya pahami.

P1-02 : Dari soal tersebut informasi apa yang kamu dapatkan?

KT1-02 : Maksudnya kak?

P1-03 : Maksudnya, apa saja yang kamu ketahui dari soal tersebut?

KT1-03 : Yang diketahui itu kak umurnya Caca lebih tua dari umurnya Cici, selisi umur Caca dan Cici 14 tahun, terus yang ditanyakan berapa umur Caca dan Cici sekarag?

Dari hasil wawancara, diketahui bahwa subjek dengan kemampuan awal tinggi tahap inferensi, subjek mampu memahami soal yang ditunjukkan dengan menjelaskan apa yang diketahui maupun yang ditanyakan pada soal dengan benar.

2) Tahap Menganalisis

Berikut jawaban dari tes tanya jawab subjek di butir soal pertama tahap menganalisis. Data initentang kemampuan berpikir ktiris saat mengerjakan soal aljabar.

(50)

Gambar 4.2 Hasil Kerja KT Nomor 1 Tahap Analisis Menurut jawaban pada butir nomor satu di gambar 4.2 pada tahap analisis subjek dapat membuat model matematika dengan tepat tetapi subjek tidak memberikan penjelasan.

Berikut disajikan dalam petikan wawancara:

Kode : Uraian

P2-01 : Oke, bagaimana carata selesaikan soal ini dek?

KT2-01 : Yang pertama dimisalkan dulu kak, baru nanti disubtitusi nilainya.

P2-02 : Apanya yang kita misalkan dek?

KT2-02 : Misalkan umur Caca dan umur Cici P2-03 : Ohiye, kan sudah kita misalkan umur Caca

dan unur Cici. dapatkah kamu menjelaskan persamaan atau hubungan antara umur Caca dan umur Cici berdasarkan dari yang kamu ketahui dari soal tersebut?

KT2-03 : Iye kak, kan yang diketahui dalam soal tersebut selisih umur Caca dan umur Cici 14 tahun, jadi saya menulis untuk persamaan pertama kak, terus 5 tahun kemudian umur Caca 2 kali umur Cici, jadi saya tulis untuk persamaan kedua kak.

P2-04 : Oke, dari persamaan-persamaan tersebut, apakah ada persamaan yang dapat kamu pecahkan untuk mencari umur Caca atau umur Cici

KT2-04 : Iye kak ada.

(51)

P2-05 : Coba jelaskan!

KT2-05 : Pada persamaan pertama yaitu , maka . Jadi didapat mi umur Caca = umur Cici + 14.

Dari hasil wawancara, dapat dilihat pada tahap analisis, subjek dengan mudah menjawab pertanyaan dan juga mampu membuat model matematika dengan tepat dan juga subjek dapat memberikan penjelasan dengan tepat untuk menemukan solusi dari permasalahan tersebut.

3) Tahap Evaluasi

Berikut jawaban dari tes tanya jawab subjek di butir soal pertamatahap mengevaluasi. Data ini diuraikan berdasar kemampuan berpikir ktiris saatmengerjakan soal aljabar.

Gambar 4.3 Hasil Kerja KT Nomor 1 Tahap Evaluasi Menurut jawaban siswa kemampuan tinggi pada soal pertama di gambar 4.3 tahap evaluasi siswa mampu menggunakan strategi yang tepat dalam menyelesaikan soal, lengkap, dan benar dalam melakukan perhitungan. Berikut disajikan dalam petikan wawancara:

(52)

Kode : Uraian

P3-01 : Okee, kan sudah didapat umur Caca = umur Cici + 14. Dari informasi tersebut penyelesaian seperti apa yang terpikirkan olehmu?

KT3-01 : Saya menggunakan cara subtitusi kak.

P3-02 : Yang mana yang kamu subtitusi?

KT3-02 : Ini kak yang , nilai x saya subtitusi ke persamaan kedua.

P3-03 Coba jelaskan!

KT3-03 Kan persamaan kedua yaitu untuk nilai x saya ganti menjadi . Jadi didapat

Jadi didapat mi umur Cici yaitu 9 tahun kak.

P3-04 Oh oke, Terus bagaimana cara mencari umur Caca?

KT3-04 Kan tadi umur Caca = umur Cici + 14. dan didapat mi umur Cici yaitu 9. jadi . Jadi umur Caca yaitu 23 tahun kak.

Dari hasil petikan wawancara, dapat dilihat pada tahap evaluasi, subjek tidak mengalami kesulitan saat menjawab pertanyaan dan subjek dengan mudah menjelaskan langkah- langkah dalam meyelesaikan soal tersebut dengan benar.

(53)

4) Tahap Menginferensi

Berikut jawaban dari tes tanya jawab subjek di butir soal pertama tahap menginferensi. Data ini diuraikanberdasar kemampuan berpikir ktiris saat mengerjakan soal aljabar.

Gambar 4.4 Hasil Kerja KT Nomor 1 Tahap Inferensi Menurut jawaban siswa kemampuan tinggi pada gambar 4.4 tahap inferensi siswa bisa membuat kesimpulan dengan tepat. Berikut disajikan dalam petikan wawancara:

Kode : Uraian

P4-01 : Jadi, apa kesimpulan dari jawaban kamu peroleh?

KT4-01 : Jadi, umur Cici 9 tahun dan umur Caca 23 tahun kak.

P4-02 : Apakah jawaban yang kamu peroleh sudah sesuai dengan yang diminta soal?berikan alasanmu!

KT4-02 : Iye kak, kan yang ditanyakan pada soal yaitu berapa umur Caca dan Umur Cici. Terus didapat mi umur Caca 23 tahun dan umur Cici 9 tahun.

P4-03 : Yakinkah yang kamu lakikan sesuai dengan permintaan soal?

KT4-03 : Iye kak. yakin kak.

P4-04 : Oke, terima kasih.

Dari hasil petikan wawancara, dapat dilihat bahwa pada tahap inferensi, subjek dapat memberikan kesimpulan dengan baik.

(54)

b. Hasil Tes Kemampuan Awal Tinggi dan Wawancara Pada Soal Nomor Dua

1) Tahap Menginterpretasi

Berikut jawaban dari tes tanya jawab subjek di butir kedua pada tahap menginterpretasi. Data iniberdasar kemampuan berpikir ktiris saat mengerjakan soal bangun datar.

Gambar 4.5 Hasil Kerja KT Nomor 2 Tahap Interpretasi Menurut jawaban di soal nomor dua pada gambar 4.5 terlihat subjek bisa mengerti soal yang dibagikan. Di lembar jawaban subjek menulis kembali maksud dari soal dengan menulis apa yang diketahui dan yang ditanyakan pada soal.

Berikut hasil wawancara:

Kode : Uraian

P1-01 : Apakah kamu memahami soal tersebut?

KT1-01 : Iye kak.

P1-02 : Dari soal tersebut informasi apa yang kamu dapatkan?

KT1-02 : Dari soal tersebut diketahui sisi sejajar = 30 m dan 24 m, terus jumlah kedua luas sisi atap = 864m2.

(55)

P1-03 : Itu saja dek?

KT1-03 : Iye kak.

P1-04 : Okee. Kemudian apa yang ditanyakan dalam soal tersebut?

KT1-04 : Yang ditanyakan yaitu bagian manakah dari atap rumah Putri yang belum diketahui dan tentukan berapa ukurannya?

Dari hasil wawancara, diketahui subjek dengan kemampuan awal tinggi pada tahap interpretasi, subjek mampu memahami soal yang ditunjukkan, subjek tanpa keraguan menjelaskan apa yang diketahui dan yang ditanyakan pada soal dengan benar.

2) Tahap Menganalisis

Berikut jawaban dari tes tanya jawab subjek di butir soal keduatahap menganalisis. Datainiberdasar kemampuan berpikir ktiris saat mengerjakan soal bangun datar.

Gambar 4.6 Hasil Kerja KT Nomor 2 Tahap Analisis Menurut jawaban siswa kemampuan tinggi pada butir nomor dua di gambar 4.6 tahap analisis siswa mampu memberikan penjelasan antara hubungan dan konsep yangdipakai selama mengerjakan soal. Berikut disajikan dalam petikan wawancaranya:

(56)

Kode : Uraian

P2-01 : Oke, jadi bagaimana kita selesaikan soal ini dek?

KT2-01 : Begini kak, ini yang 864 m2dibagi 2 kak.

P2-02 : Kenapa bisa dibagi 2 dek?

KT2-02 : Kan ini yang 864 m2 adalah jumlah kedua luas sisi atap kak, jadi dibagi 2 kak supaya didapatki luas satu sisi atap kak.

P2-03 : Oh iye, jadi berapa didapat luas satu sisi atap?

KT2-03 : Kan jadi luas satu sisi atapnya = 432 m2

Dari wawancara diketahui subjek kemampuan tinggi pada tahap analisis dengan mudah menjawab pertanyaan dan dapat mengidentifikasi hubungan pernyataan, pertanyaan dan konsep yang diberikan pada soal.

3) Tahap Mengevaluasi

Berikut jawaban dari tes tanya jawab di butir nomor dua pada tahap mengevaluasi. Data iniberdasar kemampuan berpikir ktiris saat mengerjakan soal bangun datar.

(57)

Gambar 4.7 Hasil Kerja KT Nomor 2 Tahap Evaluasi Menurut jawaban siswa kemampuan tinggi pada butir nomor dua di gambar 4.7 tahap evaluasi siswa bisa menggunakan strategi yang tepat dalam menyelesaikan soal , lengkap, dan benar dalam melakukan perhitungan. Berikut disajikan dalam petikan wawancara:

Kode : Uraian

P3-01 : Oke, coba jelaskan langkah-langkah penyelesaian yang kamu gunakan!

KT3-01 : Setelah didapatmi luas satu sisi atap yaitu 432 m2, saya gunakan rumus luas trapesium yaitu .

P3-02 : Kenapa anda pake rumus luas trapesium?

KT3-02 : Karena kan yang diketahui itu luas atap rumah Putri, baru kan atap rumah Putri berbentuk trapesium.

P3-03 : Oh iye, coba jelaskan langkah selanjutnya!

(58)

KT3-03 : kan yang diketahui yaitu luas satu sisi atap = 432 m2 dan sisi sejajar = 30 m dan 24m, jadi tinggal dimasukkan nilainya ke rumus, jadi

57 m itu dibagi 2 jadi 27 m, jadi Tinggi =

Tinggi = 16 m

Jadi adalah tingginya yaitu 16 m.

Dari wawancara diketahui subjek dengan kemampuan tinggi pada soal nomor dua tahap evaluasi dengan mudah menjelaskan langkah-langkah dalam menyelesaikan soal dengan benar.

4) Tahap Menginferensi

Berikut jawaban dari tes tanya jawab subjek di butir soal keduatahap inferensi. Data initentang kemampuan berpikir ktiris saat mengerjakan soal bangun datar.

Gambar 4.8 Hasil Kerja KT Nomor 2 Tahap Inferensi Menurut jawaban siswa kemampuan tinggi pada butir nomor dua tahap inferensi siswa dapat membuat kesimpulan dengan benar. Berikut disajikan dalam petikan wawancara:

(59)

Kode : Uraian

P4-01 : Coba berikan kesimpulan dari jawaban yang kamu perolah!

KT4-01 : Jadi, bagian yang belum diketahui adalah tinggi yaitu 16 m.

P4-02 : Apakah jawaban yang diperoleh sudah sesuai dengan yang diminta soal?

KT4-02 : Iye kak, kan pertanyaannya bagian manakah dari atap rumah Putri yang belum diketahui, baru didapat mi yang belum diketahui yaitu tingginya = 16 m

P4-03 : Yakinkah yang kamu lakukan sesuai dengan permintaan soal?

KT4-03 : Iye kak.

P4-04 : Oke, terima kasih.

Dari wawancara diketahui subjek dengan kemampuan tinggi pada soal nomor dua tahap inferensi mampu memberikan kesimpulan dengan baik dan benar.

Tabel 4.3Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis pada Subjek Kemampuan Tinggi

Indikator

Soal Nomor 1 Soal Nomor 2

Kesimpulan Tes

Tertulis

Wawan cara

Sk or

Tes Tertulis

Wawan cara

Sko r Interpretasi Jawaban

benar

Jawaban

benar 4 Jawaban benar

Jawaban

benar 4 Memenuhi

Analisis

Sebagian jawaban

benar

Jawaban

benar 2 Jawaban benar

Jawaban

benar 4 Memenuhi

Evaluasi Jawaban benar

Jawaban

benar 4 Jawaban benar

Jawaban

benar 4 Memenuhi Inferensi Jawaban

benar

Jawaban

benar 4 Jawaban benar

Jawaban

benar 4 Memenuhi

(60)

Jumlah 14 16

Berdasarkan tabel 4.3 hasil analisis dari tes tertulis dan wawancara dapat dilihat bahwa subjek KT telah memenuhi indikator berpikir kritis.Dan berdasarkan hasil dari kedua soal tersebut subjek KT memperoleh jumlah keseluruhan skor 30 dari perolehan skor nomor satu yaitu 14 dan skor nomor dua yaitu 16. Dan dari skor tersebut subjek KT memperolah nilai 93,75. Sehingga dapat disimpulkan bahwa subjek KT memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi.

2. Subjek dengan Kemampuan Awal Sedang

a. Hasil Tes Kemampuan Awal Sedang Dan Wawancara Soal Nomor 1

1) Tahap Menginterpretasi

Berikut jawaban dari tes tanya jawab subjek di butir soal kedua tahap interpretasi. Data ini berdasar kemampuan berpikir kritis saat mengerjakan soal aljabar.

Gambar 4.9 Hasil Kerja KS Nomor 1 Tahap Interpretasi Menurut jawaban yang dituliskan subjek kemampuan sedang pada butir nomor satu tahap interpretasi subjek bisa menuliskan apa yang diketahui dan yang ditanyakan pada soal tersebut. Berikut hasil wawancara:

(61)

Kode : Uraian

P1-01 : Apakah kamu memahami soal tersebut?

KS1-01 : Iye kak.

P1-02 : Dari soal tersebut informasi apa yang kamu dapatkan?

KS1-02 : Umur Caca lebih tua dari umur Cici dan selisih umur Caca dan Cici adalah 14 tahun.

P1-03 : Oke, terus apa yang ditanyakan pada soal tersebut?

KS1-03 : Berapa umur Caca dan Cici sekarang?

Berdasarkan wawancara diketahui subjek kemampuan sedang pada soal nomor satu tahap interpretasi dapat dengan mudah menjelaskan apa yang diketahui maupun yang ditanyakan pada soal.

2) Tahap Menganalisis

Berikut hasil tes dan wawancara subjek kemampuan awal sedang soal nomor satu pada tahap analisis.Data ini berdasar kemampuan berpikir kritis saat mengerjakan soal aljabar.

Gambar 4.10 Hasil Kerja KS Nomor 1 Tahap Analisis Menurut jawaban siswa kemampuan sedang pada butir nomor satu tahap analisis siswa bisa membuat model matematika tetapi ada beberapa yang kurang tepat dan tidak

(62)

memberi penjelasan dengan tepat. Berikut disajikan dalam petikan wawancara:

Kode : Uraian

P2-01 : Jadi bagaimana carata selesaikan soal ini dek?

KS2-01 : Misalkan x = Caca dan y = Cici, jadi persamaan pertama, dan persamaan kedua.

P2-02 : Dari persamaan-persamaan tersebut apakah ada persamaan yang dapat kamu pecahkan untuk mencari umur Caca dan umur Cici?

KS2-02 : Maksudnya kak?

P2-03 : Dari 2 persamaan yang kamu tulis, apakah ada diantara persamaan tersebut yang kapat kamu selesaikan untuk mencari umur Caca atau umur Cici?

KS2-03 : Ohh ada kak, di persamaan pertama.

P2-04 : Kalau begitu coba jelaskan!

KS2-04 : Kan persamaan pertama yaitu jadi , jadi umur Caca =

Berdasarkan wawancara diketahui subjek kemampuan sedang pada soal nomor satu tahap analisis subjek mampu memberikan penjelasan pada model matematika yang dibuat, tetapi ada beberapa model matematika yang kurang tepat.

3) Tahap Mengevaluasi

Berikut jawaban dari tes tanya jawab dengan kemampuan awal sedang di butir pertama pada tahap evaluasi. Data iniberdasar kemampuan berpikir kritis saat mengerjakan soal aljabar.

Gambar

Tabel 4.1 Hasil Tes Kemampuan Awal Subjek
Tabel 4.2 Pengkodean Subjek Penelitian
Gambar 4.1 Hasil Kerja KT Nomor 1 tahap Interpretasi  Menurut  jawaban  disoal  nomor  satu  pada  gambar  4.1  terlihat  subjek  bisa  mengerti  soal  yang  dibagikan
Gambar 4.2 Hasil Kerja KT Nomor 1 Tahap Analisis  Menurut  jawaban  pada  butir  nomor  satu  di  gambar  4.2  pada  tahap  analisis  subjek  dapat  membuat  model  matematika  dengan  tepat  tetapi  subjek  tidak  memberikan  penjelasan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitan adalah perlakuan elektroporasi dengan kejut listrik 100-200 volt dapat digunakan untuk memberi label pada sel testikular yang

Tujuan dan Signifikansi Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi yang dijalankan oleh caleg perempuan terpilih sebagai anggota DPRD Kabupaten/ Kota

Berdasarkan hasil analisis menggunakan metode Maximum Likehood Estimation (MLE) didapat tujuh variabel yang berpengaruh secara nyata terhadap hasil produksi kentang di

HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan dengan melakukan pelatihan kepada anggota mitra Gempungan (gerakan Perempuan Membangun) dalam membentuk struktur

Penelitian dilakukan dalam beberapa tahap kerja diantaranya isolasi bakteri dominan yang diperoleh dari limbah cair batik pewarna napthol merah, karakterisasi

Pola budidaya budidaya ikan di KJA perlu diperhatikan dengan baik agar seluruh faktor yang dapat meningkatkan produksi ikan hasil budidaya KJA dapat maksimal, serta faktor

Beberapa tahap penelitian yang dilakukan yaitu : studi pustaka dan literatur yang berkaitan dengan topik penelitian, persiapan material pembuatan beton,

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah nasabah berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit gadai, harga emas berpengaruh signifikan terhadap