BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dihasilkan agar penelitian dapat terfokus, masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh pemberian macam-macam dosis pupuk urea terhadap pertumbuhan bayam cabut hijau (Amaranthustricolor L.)?
2. Berapa dosis pupuk urea yang paling optimal terhadap pertumbuhan bayam cabut hijau (Amaranthustricolor L.)?
i4 C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang dapat dicapai dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh macam-macam pemberian pupuk urea terhadap pertumbuhan bayam cabut hijau (Amaranthustricolor L.)?
2. Untuk mengetahui berapa dosis pupuk urea yang paling baik terhadap pertumbuhan bayam cabut hijau (Amaranthustricolor L.)?
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi penulis
a) Menambah pengetahuan tentang pengaruh pemberian pupuk urea terhadap pertumbuhan tanaman bayam cabut hijau (Amaranthustricolor L.).
b) Menambah pengetahuan tentang pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthustricolor L.) tanpa pupuk urea.
2. Bagi Pembaca
Menambah wawasan tentang bagaimana cara meneliti tanaman bayam cabut hijau (Amaranthustricolor L.) tanpa pupuk, menggunakan pupuk dan menggunakan pupuk urea.
3. Bagi Penulis Lain
Menambah pengetahuan bagaimana cara meneliti tanaman bayam cabut hijau(Amaranthustricolor L.) tanpa menggunakan pupuk, menggunakanpupuk urea.
i5 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Taksonomi dan Morfologi Tanaman Bayam Cabut (Amaranthus tricolor L.) Tanaman bayam cabut (Amaranthus tricolor L) merupakan jenis sayuran yang dimanfaatkan daunnya.Daun bayam berbentuk bulat dengan ujung yang memanjang.Bentuk daun tanaman bayam berbeda-beda tergantung dari jenis bayam.Ada bayam yang memiliki daun kecil da nada juga jenis bayam yang membunyai daun lebar. Taksonomi tanaman bayam adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta Classis : Magnoliopsida Sub classis : Amaranthoideae Ordo : Caryophyllales Familia : Amarantheceae Genus : Amaranthus
Spesies : Amaranthus tricolor L(Rukmana, 1995)
Selain taksonomi tanaman bayam (Amaranthus tricolor L.), ada juga morfologi tanaman bayam (Amaranthus tricolor L.) yang beruba bagian-bagian dari tanaman bayam, yaitu:
i6 1. Akar
Tanaman bayam adalah tanaman yang memiliki akar tunggang yang menyebar sedalam 10-20 cm ke dalam tanah.Tanaman bayam ini adalah salah satu bentuk tanaman perdu. Pengaruh dari akar tunggang tersebut,penopang tinggi tanaman bayam,tanaman bayam dapat tumbuh setinggi 20-40cm.
tanaman bayam cabut merupakan tamanan semusim sekali panen.
2. Batang
Bayam adalah salah satu jenis sayuran yang berbatang kuat.Batang bayam memiliki struktur batang tumbuh tegak, tebal, kuat tidak mudah patah, berair dan juga berdaging banyak.Batang bayam juga memiliki bentuk yang berbeda-beda tergantung dari jenis bayam.Ada yang berbatang dengan diameter kecil dan adapula yang besar.Bayam yang memiliki batang dengan diameter besar adalah bayam tahunan. Selain batang utama, bayam juga mempunyai cabang yang cukup banyak dibandingkan dengan jenis sayuran yang lain.
3. Daun
Daun bayam memiliki bentuk bulat telur dengan ujung yang meruncing, tetapi ada pula bayam yang daunnya berbentuk bulat dengan ujung yang tidak terlalu terlihat. Warna daun bayam tidak hanya hijau saja, tetapi ada juga bayam yang berwarna hijau muda, hijau tua, keputih-putihan, bahkan ada juga bayam yang berwarna merah. Daun bayam yang umumnya
i7
dibudidayakan oleh petani sayuran berdaun kasar tetapi tidak keras (lunak), akan tetapi ada juga daun bayam yang berduri dan kasap pada daunnya.
4. Bunga
Bunga bayam keluar dari ujung-ujung tanaman dan juga ketiak daun yang tumbuh bergerombol dan tegak memanjang. Bunga bayam berbentuk kecil-kecil dan bergerombol, setiap gerombolnya terdiri dari 3-4 bunga dengan 1-5 benang sari dan 2-3 bakal buah. Tanaman bayam ini dapat berbunga sepanjang musim. Penyerbukan tanaman bayam bersifat uniseksual, yang dapat menyerbuk sendiri maupun secara silang dengan bantuan serangga dan angin.
5. Biji
Biji bayam dapat digunakan untuk pembibitan.Biji bayam berukuran kecil halus, bulat, dan memiliki warna coklat hingga hitam mengkilat, tetapi ada juga bayam yang memiliki sampai berwarna merah untuk jenis bayam merah. Biji bayam bisa digunakan untuk pembibitan bayam kembali jika petani sayur akan membudidayakan tanaman bayam. Satu tanaman bayam dapat menghasilkan banyak biji.
B. Syarat Tumbuh Tanaman Bayam Cabut (Amaranthus tricolor L.)
Tanaman bayam cabut (Amaranthus tricolor L.)merupakan tanaman yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Bukan hanyak digunakan untuk sayuran saja, tetapi juga dimanfaatkan untuk dibuat kripik bayam. Tanaman bayam adalah
i8
tanaman yang tumbuh pada daerah tropis, oleh karena itu sangat cocok dibudidayakan di Indonesia. Tanaman bayam cabut (Amaranthus tricolor L.)merupakan jenis sayuran yang berumur tahunan. Tanaman banyam adalah tipe tanaman yang cukup mudah dibudidayakan dan tahan terhadap penyakit.
Tanaman bayam dapat ditanam pada dataran tinggi dan rendah. Tanaman bayam dapat tumbuh di ladang maupun kebun (Palada dan Chang, 2003). Budidaya tanaman bayam juga harus diperhatikan lokasi penanamannya dan keadaan syarat tumbuhnya. Syarat tumbuh tanaman yaitu lokasinya harus terbuka sehingga dapat mendapatkan pencahayaan matahari yang cukup. Tanah yang digunakan untuk menanam sayuran bayam harus gembur, banyak mengandung unsur hara dan tanpa genangan air. Tanaman bahan memiliki pH tanah 6-7 (Rukmana, 2002).
Iklim dan cuaca tidak terlalu berpengaruh pada tanaman bayam. Iklim yang terpenting untuk tanaman bayam adalah penyinaran sinar matahari yang cukup, kelembaban tanah yang cukup. Petani bayam harus menyesuaikan musim dalam perawatannya, saat musim hujan tiba petani seharusnya tidak terlalu menyiram bayam dengan banyak air agar bayam tidak kelebihan air, dan saat musim kemarau tiba, petani sayuran harus menyiram bayam dua kali sehari agar tidak kehilangan kelembaban tanah.
Lestari mengatakan ketinggian yang optimal untuk pertumbuhan bayam agar menjadi subur adalah 1400 mdpl. Curah hujan yang dibutuhkan dalam pertumbuhannya adalah lebih dari 1500mm/tahun dengan cahaya matahari yang
i9
penuh. Suhu udara berkisar 17-28℃ dengan kelembaban udara 40-60% (Lestari, 2009).
C. Kandungan Gizi Tanaman Bayam Cabut (Amaranthus tricolor L.)
Bayam termasuk sayuran yang sangat kaya akan gizi, sehingga dapat memberikan asupan gizi yang cukup bagi tubuh. Kandungan gizi pada bayam antara lain nutrisi, dengan kandungan rendah kalori, namun sangat tinggi vitamin, mineral dan fitonutrien lainnya. Sayuran memang merupakan makanan yang kaya akan antioksidan, begitu juga dengan tanaman bayam yang mengandung flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan, yang dapat melindungi tubuh dari radikal bebas. Antioksidan ini dapat mencegah dan mengobati kanker. Berikut kandungan gizi pada tanaman bayam:
No Kandungan Gizi Jumlah
i10
D. Manfaat Tanaman Bayam (Amaranthus tricolor L.)
Tanaman bayam (Amaranthus tricolor L.) merupan jenis sayuran yang banyak mengandung serat pada daunnya. Serat memiliki fungsi yang tidak digantikan oleh zat lain dalam memicu kondisi fisiologis dan metabolisme yang dapat memberikan perlindungan pada saluran pencernaan. Serat makanan tidak dicerna dalam usus, sehingga tidak berfungsi dalam serat makanan juga berguna mengurangi asupan kalori. Diet seimbang rendah kalori disertai diet tinggi serat bermanfaat sebagai strategi menghadapi obesitas.Kecukupan asupan serat kini dianjurkan semakin tinggi, mengingat banyak manfaat yang menguntungkan untuk kesehatan tubuh (Rahayu, Suwarni Tri dkk, 2013).
Bayam juga mencegah penyakit mata, karena banyak mengandung vitamin A atau niacin.Vitamin A selain baik untuk kesehatan mata juga baik untuk membangun system kekebalan tubuh sehingga membantu metabolisme tulang. Bayam adalah sayuran yang rendah kalori, sehingga makanan merupakan jenis sayuran yang dapat menjaga kekebalan tubuh.
E. Pupuk Urea
Pemberian pupuk anorganik yang mengandung nitrogen seperti urea dapat menaikkan produksi tanaman bayam. Pupuk urea adalah pupuk anorganik yang mengandung Nitrogen (46%) berkadar tinggi, mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis). Nitrogen dibutuhkan tanaman dalam jumlah relatif besar pada setiap tahap pertumbuhan. Nitrogen merupakan hara
i11
esensial yang berfungsi sebagai bahan penyusun asam-asam amino, protein dan klorofil yang penting dalam proses fotosintesis yang berpengaruh merangsang pertumbuhan vegetatif, seperti pembentukan tunas, perkembangan batang dan daun (Fauzi, dkk:153). Pemupukan urea yang sesuai dapat mencapai hasil yang optimal, sedangkan penggunaan pupuk yang berlebihan akan memperbesar biaya produksi, tanaman mudah rebah, mudah terserang hama atau penyakit, pembentukan bunga tertunda dan merusak lingkungan (Fauzi, dkk:153).
Penggunaan pupuk urea pada pegagan belum banyak dibahas, oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian pemupukan pegagan dengan pupuk urea untuk mengetahui dosis yang tepat dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan produksi.
Pupuk urea merupakan salah satu pupuk anorganik atau pupuk buatan sebagai sumber hara nitrogen yang dapat digolongkan berdasarkan jenis dan kandungan hara dalam bentuk tunggal dan pupuk urea agak masam (Sutanto, 2002). Setiap tanaman diketahui memerlukan paling sedikit 16 unsur penting atau esensial untuk pertumbuhannya yang normal dan sehat. Keenam belas unsur essensial ini disebut unsur hara tanaman yaitu unsure-unsur yang diambil tanaman untuk pertumbuhannya yang sehat dan dipergunakan untuk menghasilkan makanan dan jaringan-jaringan tanaman. Tiga unsur Karbon ( C ), Hidrogen ( H ) dan Oksigen ( O ) menyusun 94-99% bahan organik tanaman, sedangkan 1-6 % sisanya terdiri dari 13 unsur yang seluruhnya diambil dari tanah (Sutanto, 2002).
i12
Dinyatakan pula bahwa ketiga belas unsur hara dari tanah berdasarkan jumlah yang diambil dan perannya dalam tanaman dibagi dalam :
1. Unsur hara makro atau unsur hara mayor atau primer yaitu Nitrogen (N), fosfat (P) dan Kalium (K).
2. Unsur hara sekunder yaitu kalsium (Ca), magnesium (Mg) dan Belerang (S).
3. Unsur hara mikro atau unsur hara minor yaitu Chlor (Cl), besi (Fe), Mangan (Mn), Tembaga (Cu), Seng (Zn), Borium (B) dan Molibdenin (MO).
Disebut unsur hara makro dan sekunder karena dibutuhkan tanaman dalam jumlah relatif banyak. Sedangkan disebut unsur hara mikro karena dibutuhkan tanaman dalam jumlah relatif sedikit. Hampir seluruh tanaman dapat menyerap nitrogen dalam bentuk nitrat atau ammonium yang disediakan oleh pupuk.
Nitrogen dalam bentuk nitrat lebih cepat tersedia bagi tanaman. Nitrogen tidak tersedia dalam bentuk mineral alami seperti unsur hara lainnya. Sumber nitrogen yang terbesar berupa udara yang sampai ke tanah melalui air hujan atau udara yang diikat oleh bakteri pengikat nitrogen. Contoh bakteri pengikat nitrogen adalah Rhizobium sp. yang ada di bintil akar tanaman kacang-kacangan (leguminoseae). Idealnya, bakteri mampu menyediakan 50 – 70% kebutuhan nitrogen tanaman. Selain Rhizobium ada jenis bakteri pengikat nitrogen lain yang tidak bersimbiosis dengan tanaman tingkat tinggi (bersifat independent), misalnya Azotobakter.
i13
Nitrogen pada tanaman mempunyai pengaruh merangsang pertumbuhan daun dengan cepat serta menyebabkan daun dan batang berwarna hijau karena N merupakan bahan pembentuk klorofil.Unsur N dibutuhkan dalam jumlah relatif besar pada setiap tahap pertumbuhan tanaman, khususnya pada tahap pertumbuhan vegetatif, seperti pembentukan tunas dan perkembangan batang dan daun. Jika terjadi kekurangan (defisiensi) nitrogen, tanaman tumbuh lambat dan kerdil. Daunnya berwarna hijau muda. Sementara itu, daun yang lebih tua menguning dan akhirnya kering. Didalam tubuh tanaman, nitrogen bersifat dinamis (mobil) sehingga jika terjadi kekurangan nitrogen pada bagian pucuk, nitrogen yang tersimpan pada daun tua akan dipindahkan ke organ yang lebih muda. Dengan demikian pada daun yang lebih tua gejala kekurangan nitrogen akan terlihat lebih awal. Sedangkan kelebihan nitrogen, tanaman tampak terlalu subur, ukuran daun menjadi lebih besar, batang menjadi lunak dan berair (sukulen) sehingga mudah rebah dan mudah diserang penyakit. Kelebihan nitrogen juga dapat menunda pembentukan bunga, bahkan bunga yang telah terbentuk lebih mudah rontok (Novizan, 2007). Nitrogen tidak hanya diperlukan untuk pertumbuhan vegetatif tetapi diambil oleh tanaman sampai pertumbuhan generatif. Pupuk yang diperlukan untuk meningkatkan produksi daun adalah Urea, TSP dan KCL. Kombinasi terbaik adalah 100 kg Urea, 100 kg TSP, dan 50 kg KCL per ha. Pupuk diberikan pada awal dan akhir musim hujan dengan masing-masing setengah dosis dari jumlah pupuk keseluruhan.
i14
Pupuk daun dapat digunakan juga untuk meningkatkan jumlah daun dan memberikan penampilan helaian daun yang baik (Cheppy Syukur at al, 2001).
Tersedianya unsur hara dalam jumlah memadai, maka proses fisiologis didalam tanaman akan berjalan baik, terutama unsur hara yang berperan dominan dalam pertumbuhan vegetatif tanaman seperti N, meskipun peranan unsur hara lainnya seperti P, K, Ca, Mg dan S serta unsur mikro tidak dapat diabaikan. Hasil fotosintesis yang berupa karbohidrat selain disuplai ke batang, daun dan akar juga disuplai untuk perkembangan bunga dan buah. Menurut Winarto (2004), pemberian pupuk untuk tanaman obat dianjurkan berasal dari bahan alami (pupuk organik) seperti pupuk kandang (kotoran sapi atau ternak hewan lainnya) dan kompos. Selain menambah unsur hara dalam tanah karena mengandung unsur hara yang lengkap, pemupukan dengan pupuk kandang atau organik akan mencegah timbulnya residu dan menjaga kestabilan unsur hara didalam tanah.Karena kandungan yang dimiliki pupuk urea sangat cocok untuk sayuran yang dimanfaatkan daunnya maka itulah yang menjadi alasan untuk menggunakan pupuk urea.
F. Pemupukan dan Dosis Pupuk
Kesuburan tanah adalah kemampuan tanah untuk memasok hara pada tanaman dalam jumlah yang seimbang. Beberapa faktor yang mempengaruhi kesuburan tanah adalah cadangan hara, ketersediaan besarnya pasokan, tidak adanya bahan racun maupun bahan yang menghambat penyerapan
i15
hara oleh tanaman (Sutanto, 2002). Pemupukan dengan pupuk tertentu (terutama pupuk anorganik) mengakibatkan tanah menjadi asam. Pemberian pupuk anorganik di tanah pertanian akan mengakibatkan konsentrasi kadar garam dalam larutan tanah. Hal ini karena meningkatnya tekanan osmosis larutan tanah sehingga berpengaruh pada penyerapan unsur hara. Tekanan osmosis yang tinggi dapat menyebabkan tanaman mengalami plasmolisis, unsur hara tidak terserap tanaman (Isnaini, 2006). Penggunaan pupuk anorganik dalam jangka panjang menyebabkan kadar bahan organik tanah menurun, struktur tanah rusak dan pencemaran lingkungan. Hal ini jika terus berlanjut akan menurunkan kualitas tanah dan kesehatan lingkungan, untuk menjaga dan meningkatkan produktivitas tanah, diperlukan kombinasi pupuk anorganik dengan pupuk organik yang tepat.
Penggunaan pupuk bernitrogen yang berlebihan juga mengakibatkan kadar nitrat dalam hasil pertanian juga meningkat karena terjadinya akumulasi nitrat dalam jaringan tanaman. Dampak negatif ini akan berkurang jika penggunaan pupuknya seimbang. Pemupukan yang baik mampu meningkatkan produksi hingga mencapai produktivitas yang standar sesuai dengan kelas kesesuaian lahannya.
Dosis pupuk ditentukan berdasarkan umur tanaman, jenis tanah, kondisi penutup tanah, kondisi visual tanaman. Rekomendasi pemupukan yang diberikan oleh lembaga penelitian selalu mengacu pada konsep 4T yaitu: tepat jenis, tepat dosis, tepat cara, dan tepat waktu pemupukan. Pemupukan yang efektif dan
i16
efisien dapat dicapai dengan memperhatikan beberapa hal yaitu: jenis dan dosis pupuk, cara pemberian pupuk, waktu pemupukan, tempat dan aplikasi serta pengawasan dalam pelaksanaan pemupukan. Dosis pupuk yang dibutuhkan tanaman dipengaruhi oleh jenis atau varietas, umur, hasil atau biomasa yang dihasilkan tanaman, dan faktor lingkungan. Ada beberapa pendekatan untuk menentukan dosis pupuk, yaitu analisis tanah atau daun, percobaan lapangan pada berbagai umur tanaman, penggantian hara yang hilang untuk pertumbuhan dan hasil panen, dan gejala kasat mata. Bagi petani yang jauh dari laboratorium ilmu tanah dan lahannya sempit serta terpencar, pendekatan paling mudah dan sederhana adalah berdasarkan umur tanaman dan hasil panen dikombinasi dengan analisis tanah (Sutopo, 2011). Berdasarkan hukum minimum Liebig, unsur hara dalam kondisi dibawah optimal akan memberikan peningkatan pertumbuhan seiring dengan penambahan dosis pupuk yang diberikan sampai optimal, setelah itu akan konstan atau menurun meskipun dosisnya ditingkatkan (Salisbury, 1999).
Pada dasarnya konsep hukum minimum dikembangkan untuk tanaman pertanian guna meningkatkan hasil panen. Liebig merumuskan hukum ini hanya terhadap nutrisi tanaman yang diantaranya yaitu (1) pertumbuhan dibatasi oleh sumberdaya yang disediakan, setidaknya cukup bagi yang dibutuhkan oleh tanaman,(2) pertumbuhan sebanding dengan ketersediaan sumberdaya yang terbatas,(3) pertumbuhan tidak dapat ditingkatkan melalui penambahan sumberdaya lain yang bukan merupakan faktor pembatas.
i17
Hukum Minimum Justus von Liebig ini dapat diilustrasikan sebagai gentong yang tidak akan dapat terisi penuh apabila terdapat lubang dan lubang yang menentukan tingginya permukaan air dalam gentong adalah lubang pada sisi terbawah. Dengan demikian, status hara yang terendah akan mengendalikan proses pertumbuhan tanaman. Ketidakseimbangan hara ini menyebabkan terjadinya “gentong bocor”. Untuk mencapai pertumbuhan tanaman yang optimal, seluruh unsur hara harus berada pada kondisi yang setimbang.
Artinya, tidak boleh ada satu unsur harapan yang menjadi faktor pembatas (Hadisuwito, 2012). Untuk mencapai produksi yang diinginkan, jumlah hara yang dibutuhkan tanaman dan yang harus ditambahkan dalam bentuk pupuk (organik dan atau anorganik) tergantung pada tingkat kebutuhan haranya. Oleh karena itu, pemberian pupuk harus disesuaikan dengan tingkat ketersediaan hara dalam tanah yang dapat diserap tanaman. Hal tersebut dapat diperkirakan dengan metode diagnosis (analisis jaringan tanaman) (Hadisuwito, 2012). Pada keadaan yang kritis, bahan - bahan pendukung kehidupan suatu organisme yang tersedia dalam jumlah minimum bertindak sebagai faktor pembatas. Justus Liebig 1840 menemukan hasil tanaman tidak ditentukan oleh unsur hara nitrogen yang diperlukan dalam jumlah banyak tetapi oleh mineral seperti magnesium yang diperlukan dalam jumlah sedikit oleh tanaman. Temuan ini dikenal sebagai Hukum Minimum Liebig, bukan hanya unsur hara nitrogen yang dapat bertindak
i18
sebagai faktor pembatas, tetapi materi kimiawi lainnya seperti oksigen, fosfor untuk proses pertumbuhan dan reproduksi (Rohmani, 2013)
G. Media Tanam
Media tanam sangat penting untuk mendukung pertumbuhan secara optimal sehingga perlu adanya suatu usaha mencari media tanam yang sesuai.
Media tanam berfungsi sebagai tempat tumbuh tanaman, tempat menyimpan hara dan air yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman. Media tanam yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan yakni yang mampu menyimpan air dan zat hara secara baik, aerasi dan sirkulasi udara baik, bebas dari hama dan penyakit, subur dan gembur sehingga memungkinkan akar untuk berkembang secara ekstensif (meluas). Hal yang sangat penting, media harus mudah didapat dalam jumlah yang diinginkan dan harganya relatif murah (Agoes, 1994).
Pupuk kandang (animal manure) adalah bahan yang dihasilkan dari kotoran hewan dan sisa-sisa makannanya baik yang berupa bahan padat maupun bahan cair. Bahan–bahan ini kaya akan unsur yang diperlukan oleh tanaman dengan komposisi yang sangat beragam bergantung kepada beberapa faktor yakni macam dan umur ternak, makanan, cara pengelolaan dan sebagainya. Sebagai campuran media tanam, pupuk kandang mempunyai sifat yang lebih baik dibanding pupuk alam lainnya maupun pupuk buatan. Walau cara kerjanya kalau dibandingkan dengan cara kerja pupuk buatan dapat dikatakan lambat karena
i19
harus mengalami prosesproses perubahan terlebih dahulu sebelum diserap tanaman. Sebagai persediaan zat makanan didalam tanah ternyata pupuk kandang.
Bahan organik sumber nitrogen (protein), pertama-tama akan mengalami peruraian menjadi asam-asam amino yang dikenal dengan proses aminisasi, selanjutnya oleh sejumlah besar mikrobia heterotrofek mengurai menjadi ammonium yang dikenal sebagai proses amonifikasi. Amonifikasi ini dapat berlangsung hampir pada setiap keadaan, sehingga ammonium dapat merupakan bentuk nitrogen an organik (mineral) yang utama dalam tanah.
H. Pupuk Organik
Pupuk kandang didefinisikan sebagai semua produk buangan dari binatang peliharaan yang dapat digunakan untuk menambah hara, memperbaiki sifat fisik, dan biologi tanah (Hartatik dan Wedowati, 2010). Kotoran hewan yang sudah membentuk kompos memang baik sekali jika digunakan untuk menyuburkan tanaman. Apabila dalam memelihara ternak tersebut diberi alas seperti sekam pada ayam, jerami pada sapi, kerbau dan kuda, maka alas tersebut akan dicampur menjadi satu kesatuan dan disebut sebagai pupuk kandang pula (Hartatik dan Wedowati, 2010). Beberapa petani di beberapa daerah memisahkan antara pupuk kandang padat dan cair.
Manfaat dari penggunaan pupuk kandang telah diketahui berabad-abad lampau bagi pertumbuhan tanaman, baik pangan, ornamental, maupun perkebunan. Pupuk kandang banyak mengandung unsur hara (Hartatik dan
i20
Wedowati, 2010). Oleh karena itu yang harus mendapat perhatian khusus dalam penggunaan pukan adalah kadar haranya yang sangat bervariasi. Komposisi hara ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis dan umur hewan, jenis makanannya, alas kandang, dan penyimpanan atau pengelolaan. Kandungan hara dalam pupuk sangat menentukan kualitas pupuk kandang.Kandungan unsur-unsur hara di dalam pupuk kandang tidak hanya tergantung dari jenis ternak, tetapi juga tergantung dari makanan dan air yang diberikan, umur dan bentuk fisik dari ternak. Kandungan hara pada pupuk kandang sapi adalah nitrogen 0,65 ppm;
fospor 0,15; kalium 0,12 ppm; magnesium 0,10 ppm; belerang 0,09 ppm; besi 0,004 ppm (Hartatik dan Wedowati, 2010).
Pupuk kandang sapi mempunyai kadar serat yang tinggi dibandingkan yang lainnya seperti selulosa, hal ini terbukti dari hasil pengukuran parameter C/N rasio yang cukup tinggi >40. Tingginya kadar C dalam pukan sapi menghambat penggunaan langsung ke lahan pertanian karena akan menekan pertumbuhan tanaman utama. Penekanan pertumbuhan terjadi karena mikroba dekomposer akan menggunakan N yang tersedia untuk mendekomposisi bahan organik tersebut sehingga tanaman utama akan kekurangan N. Untuk memaksimalkan penggunaan pupuk kandang sapi harus dilakukan pengomposan agar menjadi kompos pupuk kandang sapi dengan rasio C/N di bawah 20. Selain masalah rasio C/N, pemanfaatan pukan sapi secara langsung juga berkaitan dengan kadar air yang tinggi (Hartatik dan Wedowati, 2010). Petani umumnya
i21
menyebutnya sebagai pupuk dingin. Bila pukan dengan kadar air yang tinggi diaplikasikan secara langsung akan memerlukan tenaga yang lebih banyak serta proses pelepasan amoniak masih berlangsung.
I. Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang mendasari dilakukannya penelitian ini adalah:
Pengaplikasian pupuk urea dengan dosis 45gram/petak (A4) diduga dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman bayam.
i22 BAB III
METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei- Juni 2018. Lokasi penelitiannya berada di Desa Wedomartani Jl. Wedomartani, Ngaglik, Sleman Yogyakarta.
B. Alat dan Bahan
B. Alat dan Bahan