• Tidak ada hasil yang ditemukan

7 RUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KOPI INDONESIA

Alat analisis yang digunakan adalah metode SWOT. Langkah pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi informasi menjadi dua kelompok, yaitu informasi yang termasuk ke dalam lingkup internal, dan informasi yang termasuk ke dalam lingkup eksternal. Selanjutnya, dilakukan identifikasi kekuatan dan kelemahan yang berasal dari lingkup internal kemudian identifikasi peluang dan ancaman yang berasal dari lingkup eksternal. Sumber informasi yang digunakan berasal wawancara dengan pihak terkait seperti pengusaha kopi olahan, Peneliti Sosial Ekonomi Pertanian dan Balai Besar Industri Agro, sehingga diperoleh strategi pengembangan yang sesuai dengan kondisi agribisnis kopi Indonesia saat ini.

Analisis Komponen Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman

Tahap pertama yang dilakukan dalam perumusan strategi adalah melakukan identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Analisis ini di turunkan berdasarkan setiap komponen dalam analisis Berlian Porter yang sumber informasinya berasal dari berbagai literatur dan wawancara dengan pengusaha kopi olahan, Peneliti dari Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian dan Balai Besar Industri Agro.

Tabel 12 Analisis Komponen Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman Komponen Identifikasi SWOT Faktor-faktor

Kondisi Faktor Sumberdaya

1. Sumberdaya Alam Kekuatan Indonesia memiliki iklim tropis dan curah hujan yang sangat

mendukung untuk perkembangan komoditas kopi

Indonesia negara ke tiga terbesar dunia penghasil kopi Robusta. Indonesia memiliki kelompok kopi

spesial

2. Sumberdaya Manusia Peluang Jumlah penduduk Indonesia yang besar, potensi bagi tenaga kerja di Industri kopi.

3. Sumberdaya IPTEK Kelemahan Teknologi roasting dan blending

belum sepenuhnya dikuasai oleh industri kopi

4. Sumberdaya Modal Kelemahan Permodalan di perkebunan kopi masih dirasakan kurang. 5. Sumberdaya

Infrastruktur

Kelemahan Kurang memadai sarana dan prasarana di onfarm maupun di industri kopi

Kodisi Permintaan 1. Komposisi Permintaan

Domestik

Peluang Konsumsi Industri rumah tangga menyerap 85 persen produksi kopi 2. Jumlah Permintaan dan

Pola Pertumbuhan

Kelemahan Konsumsi kopi perkapita yang sangat rendah

3. Internasionalisasi Permintaan Domestik

Kelemahan Ekspor sebagian besar masih dalam bentuk biji kopi

Industri Terkait dan Industri Pendukung 1. Industri Terkait Kekuatan

Kelemahan Ancaman

Petani mudah memperoleh bibit unggul

Pajak yang tinggi untuk bahan penolong seperti gula sebesar 40% Banyaknya kafe-kafe kopi instan

yang bahan bakunya tidak menggunakan kopi asal Indonesia 2. Industri Pendukung Peluang Banyaknya perusahaan kopi olahan

sehingga menyerap tenaga kerja. Struktur, Persaingan dan Strategi

Struktur, Persaingan dan Strategi

Ancaman Tuntutan mengikuti ketentuan $C (Common Code for The Coffee Community)

Peran Pemerintah Ancaman Peluang

Adanya standar nasional

Alokasi dana untuk rehabilitasi dan peremajaan tanaman kopi

Adanya penyuluhan, riset bibit unggul dan pelepasan varietas unggul

Matriks Faktor Strategi Eksternal (External Factor Analysis Strategy) dan Faktor Strategi Internal (Internal Factor Analysis Strategy)

Matriks ini digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal (EFAS) yang merupakan ancaman dan peluang, sedangkan faktor-faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan (IFAS)

Tabel 13 Matriks EFAS dan IFAS

Faktor-faktor Eksternal dan Internal Bobot Rating Jumlah Peluang (O) :

Jumlah penduduk Indonesia yang besar, potensi bagi tenaga kerja di Industri kopi.

Konsumsi Industri rumah tangga menyerap 85 persen produksi kopi

Banyaknya perusahaan kopi olahan sehingga menyerap tenaga kerja.

Alokasi dana untuk rehabilitasi dan peremajaan tanaman kopi

Adanya penyuluhan, riset bibit unggul dan pelepasan varietas unggul

Perdagangan bebas 0.15 0.15 0.15 0.05 0.10 0.10 2 2 2 3 3 2 0.30 0.30 0.30 0.15 0.30 0.20 Jumlah 0.60 1.55 Ancaman (T) :

Banyaknya kafe-kafe kopi instan yang bahan bakunya tidak menggunakan kopi asal Indonesia Tuntutan mengikuti ketentuan 4C (Common Code

for The Coffee Community) Adanya SNI 0,10 0.10 0.10 3 2 2 0.30 0.20 0.20 Jumlah 0.30 0.70 Kekuatan (S) :

Indonesia memiliki iklim tropis dan curah hujan yang sangat mendukung untuk perkembangan komoditas kopi

Indonesia negara ke tiga terbesar dunia penghasil kopi Robusta.

Indonesia memiliki kelompok kopi spesial Petani mudah memperoleh bibit unggul

0.20 0.20 0.15 0.15 3 4 4 3 0.60 0.80 0.60 0,45 Jumlah 0.70 2,45 Kelemahan (W) :

Teknologi roasting dan blending belum sepenuhnya dikuasai oleh industri kopi

Permodalan di perkebunan kopi masih dirasakan kurang.

Kurang memadai sarana dan prasarana di onfarm

maupun di industri kopi

Konsumsi kopi perkapita yang sangat rendah Ekspor sebagian besar masih dalam bentuk biji kopi Pajak yang tinggi untuk bahan penolong seperti

gula sebesar 40% 0.10 0.10 0,20 0,10 0.20 0,10 2 3 4 2 3 2 0.20 0.30 0.80 0.20 0.60 0.20 Jumlah 0.80 2.30

Berdasarkan skoring di atas maka dapat ditentukan strategi pengembangan agribisnis kopi Indonesia, yaitu :

Strategi S-O : 2.45 + 1.55 = 4.00 Strateri S-T : 2.45 + 0.70 = 3.15 Strategi W-O : 2.30 + 1.55 = 3.85 Strategi W-T : 2.30 + 0.70 = 3.00

Maka strategi yang digunakan dalam pengembangan agribisnis kopi Indonesia adalah strategi S-O karena menghasilkan skor yang tinggi dibandingkan dengan strategi lainnya. Strategi S-O adalah menggunakan kekuatan internal untuk meraih peluang-peluang.

Perumusan Strategi dengan Matriks SWOT

Tahap selanjutnya adalah merumuskan strategi berdasarkan analisis komponen kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang telah di analisis sebelumnya. Dalam merumuskan strategi pengembangan agribisnis kopi Indonesia, alat analisis yang digunakan adalah Matriks SWOT. Strategi yang dihasilkan dari Matriks SWOT adalah strategi S-O yaitu menggunakan kekuatan dari agribisnis kopi Indonesia untuk memanfaatkan peluang yang ada, strategi W-O yaitu memanfaatkan peluang untuk meminimalkan kelemahan dari agribisnis kopi Indonesia, strategi S-T yaitu menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman, dan strategi W-T yaitu meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman. Berikut Matriks SWOT yang disajikan dalam Tabel 14.

Tabel 14 Matriks SWOT Agribisnis Kopi Indonesia Kekuatan (Strength-S)

1. Indonesia memiliki iklim tropis dan curah hujan yang sangat mendukung untuk perkembangan komoditas kopi 2. Indonesia negara ke

tiga terbesar dunia penghasil kopi Robusta.

3. Indonesia memiliki kelompok kopi spesial 4. Petani mudah dalam

memperoleh bibit unggul

Kelemahan (Weaknesses-W)

1. Teknologi roasting dan

blending belum sepenuhnya dikuasai oleh industri kopi

2. Permodalan di perkebunan kopi masih dirasakan kurang.

3. Kurang memadai sarana dan prasarana di onfarm

maupun di industri kopi

4. Konsumsi kopi perkapita yang sangat rendah

5. Ekspor sebagian besar masih dalam bentuk biji kopi

6. Pajak yang tinggi untuk bahan penolong seperti gula sebesar 40%

Peluang

(Opportunities-O)

1. Jumlah penduduk Indonesia yang besar, potensi bagi tenaga kerja di Industri kopi.

2. Konsumsi Industri rumah tangga menyerap 85 persen produksi kopi

3. Banyaknya perusahaan kopi olahan sehingga menyerap tenaga kerja.

4. Alokasi dana untuk rehabilitasi dan peremajaan tanaman kopi

5. Adanya penyuluhan, riset bibit unggul dan pelepasan varietas unggul

6. Perdagangan bebas

Strategi S-O

1. Meningkatkan eskpor kopi robusta olahan (produk diverensiasi) dan produksi kopi spesial (Java Coffee, Kintamani Coffee, Toradja Coffee dsb)

(S1,S2,S3,S4,O6)

Strategi W-O

1. Pengurangan/

penghapusan pajak bagi impor bahan penolong (W1,O3)

2. Peningkatan kemampuan dalam teknologi roasting

dan blending

(W1,O1,O2,O3) 3. Perbaikan dan

penambahan sarana dan prasarana.

(W3,O3)

Ancaman (Threats-T)

1. Banyaknya kafe-kafe kopi instan yang bahan bakunya tidak menggunakan kopi asal Indonesia

2. Tuntutan mengikuti ketentuan 4C (Common Code for The Coffee Community)

3. Adanya standar nasional

Strategi S-T

1. Meningkatkan kualitas biji kopi dalam negeri (S1,S2,S3,S4,T1,T2,T3) 2. Penerapan SNI secara

bertahap namun dibina secara ketat. (S2, T3)

Strategi W-T

1. Peningkatan promosi di dalam dan di luar negeri. (W4, T1)

2. Sosialisasi 4C kepada perusahaan dan petani (W5, T2)

1) Strategi S-O

Meningkatkan ekspor kopi Robusta olahan dan produksi kopi spesial

Indonesia dikaruniai sumberdaya alam yang melimpah. Setiap daerah mempunyai kekayaan sumberdaya alam tersendiri. Begitupun dalalam hal perkopian, hampir setiap daerah memiliki kekhususan produk kopi, seperti kopi gayo di Aceh, kopi Flores, dan jenis kopi spesial lainnya merupakan potensi yang bisa dikembangkan di pasar internasional guna meningkatkan dayasaing kopi Indonesia di pasar internasional. Untuk meningkatkan pangsa pasar, Indonesia juga perlu meningkatkan ekspor kopi Robusta yang telah di olah, hal ini juga akan meningkatkan nilai tambah.

2) Strategi S-T

Strategi ini menunjukan bagaimana menggunakan kekuatan yang dimiliki oleh agribisnis gandum lokal untuk menghindari atau mengurangi pengaruh dari ancaman.

a. Meningkatkan kualitas biji kopi guna meningkatkan kualitas kopi olahan dalam negeri.

Berdasarkan faktor sumberdaya yang mendukung usahatani kopi yang merupakan faktor kekuatan, sementara konsumsi kopi domestik tidak mengalami perubahan, disamping itu Indonesia yang hanya sebagai pengikut di pasar internasional dan digesernya oleh Vietnam, maka meningkatkan kualitas biji kopi guna meningkatkan kualitas kopi olahan dalam negeri adalah satu jalan untuk menghadapi semua ancaman tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan penyuluhan intensif pada petani mengenai budidaya, penanganan pascapanen dan penggunaan teknologi dalam usahatani.

b. Penerapan SNI secara bertahap namun di bina secara ketat

Untuk saat ini SNI merupakan ancaman baik bagi petani kopi maupun di industri pengolahan kopi, karena petani kopi belum mampu sepenuhnya memenuhi SNI. Oleh karena itu pemberlakukan SNI dilakukan secara bertahap namun pengawasannya dilakukan secara ketat dan terus dibina, sehingga waktunya nanti kopi Indonesia sudah memenuhi SNI dan bukan lagi menjadi ancaman melaikan peluang untuk meningkatkan dayasaing kopi Indonesia.

3) Strategi W-O

a. Penghapusan atau pengurangan pajak bagi impor bahan penolong

Industri kopi memiliki keterkaitan dengan industri bahan penolong seperti gula. Tingginya pajak impor gula sebesar 40 persen, akan berpengaruh pada biaya produksi kopi olahan (instan). Jika impor bahan penolong di hapus atau dikurangi maka akan berdampak pada penurunan ongkos produksi sehingga industri kopi olahan bisa memaksimalkan keuntungan.

b. Peningkatan kemampuan dalam teknologi roasting dan blending

Peningkatan kemampuan dalam teknologi roasting dan blending

diperlukan guna meningkatkan cita rasa kopi, sehinga kopi olahan Indonesia mampu bersaing dengan kopi impor di dalam negeri maupun bersaing di luar negeri. Karena cita rasa kopi merupakan salah satu barganin position kopi dalam mempertahankan atau menambah pangsa pasar.

c. Perbaikan dan penambahan sarana dan prasarana

Perbaikan infrastruktur dirasa perlu bagi kelancaran distribusi produk dari kebun ke tempat pengolahan dan ke pasar. Hal ini dapat dilakukan kerjasama baik antara pihak petani, pemerintah setempat maupun industri. Kelancaran distribusi produk akan meminimalkan biaya input.

4) Strategi W-T

a. Peningkatan promosi mengenai pentingnya minum kopi baik di dalam maupun luar negeri

Konsumsi perkapita kopi Indonesia masih rendah terkait dengan kebudayaan minum kopi hanya untuk pria saja, sedangkan wanita lebih memilih meminum teh. Tapi seiring perkembangan jaman, tumbuh pesat kafe-kafe kopi siap saji dimana ini merupakan gaya baru minum kopi yang dinilai lebih bergengsi dan konsumennya mencakup seluruh kalangan. Disinilah diperlukannya promosi mengenai pentingnya minum kopi bagi kesehatan dan juga bagi gaya hidup, hal ini diharapkan dapat meningkatkan konsumsi kopi perkapita Indonesia.

Mengekspor kopi dalam bentuk kopi olahan adalah strategi yang dirasa perlu dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah dan untuk mempertahankan pasar di pasar internasional, mengingat Indonesia memiliki potensi kopi spesialty yang dapat dikembangkan di pasar internasional sehingga diharapkan Indonesia memiliki kekuatan pasar di pasar Internasional.

b. Sosialisasi 4C kepada perusahaan dan petani

Dalam memasuki pasar bebas, setiap negara tidak ada hambatan masuk untuk menjual produk dagangannya, termasuk dalam perdagangan internasional kopi. Namun untuk dapat bersaing di pasar internasional, Indonesia harus mengikuti selera pasar dan aturan perdagangan internasional yang berlaku seperti adanya ketentuan 4C (Common Code for The Coffee Community). Sama halnya dengan SNI, 4C saat ini masih merupakan ancaman baik bagi petani kopi maupun pelaku di industri kopi (pengusaha), karena terdapat strandar-standar yang harus dipenuhi untuk mengeskpor kopi ke pasar internasional. Namun jika ketentuan 4C bisa dipenuhi maka 4C tidak lagi merupakan ancaman melaikan peluang untuk kopi Indonesia lebih berdayasaing.

Sebagai bentuk nyata dari strategi yang telah dirumuskan, maka pada tabel di bawah ini disajikan program-program yang dapat dilakukan guna meningkatkan pengembangan agribisnis kopi Indonesia.

Tabel 15 Program Dayasaing dan Pengembangan Agribisnis Kopi Indonesia

No Strategi Program Penanggung Jawab

1. Meningkatkan ekspor kopi Robusta olahan (produk diverensiasi) dan produksi kopi spesial

Promosi dan pameran Diversifikasi produk Pemanfaatan café-café kopi

Eksportir (AEKI), UKM, petani, Pemda/ pemkot, kementan, kemenprin 2. Penghapusan atau pengurangan

pajak bagi impor bahan penolong

Ratifikasi undang-undang tariff impor

Kemenprindag 3. Peningkatan kemampuan dalam

teknologi roasting dan blending

Pengembangan teknologi pengolahan kopi

(Machinary) yang dapat menghasilkan kopi dengan cita rasa baik

Pengembangan R&D dalam inovasi dan diversifikasi

R&D, UKM

4. Perbaikan dan penambahan sarana dan prasarana

Membangun akses jalan, pelabuhan/

Terminal

Pemda/ pemkot

5. Meningkatkan kualitas biji kopi guna meningkatkan kualitas kopi olahan dalam negeri.

Memberikan penyuluhan pasca panen

Adanya pengawasan mutu kopi Bantuan mesin/peralatan Teknologi produk (difersivikasi) Penyuluh pertanian, kemenprin, pemerintah pusat bagian UKM, pemerintah daerah, PPT/BPPT

6. Penerapan SNI secara bertahap namun di bina secara ketat

Tersusunnya Standar Nasional Indonesia (SNI) kopi

Menerapkan SNI dalam inovasi dan diversifikasi produk pengolahan kopi Indonesia

Kemenprin, kementan, PPT/Perusahaan, BBIA, litbang

7. Peningkatan promosi baik di dalam maupun luar negeri

Pameran Kemeprin, pemerintah pusat bagian UKM, perusahaan. 8. Sosialisasi 4C kepada

perusahaan dan petani

Penyuluhan dan pembinaan Kemeperin,

kementan, penyuluh pertanian,

8 KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait