• Tidak ada hasil yang ditemukan

E. Keadaan Pendidikan

V. SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN

A. SAJIAN DATA

1. Gambaran Umum Program Pekarangan Terpadu di Desa Sambirejo a. Latar Belakang Program Pekarangan Terpadu

Program pekarangan terpadu merupakan salah satu program untuk masyarakat yang telah dirintis dan dipelopori oleh Dinas Pertanian Kabupaten Gunungkidul pada akhir tahun 2008 yang diharapkan masyarakat pedesaan mampu meningkatkan peran ”Desa Mandiri” dalam membangun Agricultural Comunity Development yang berbasis pada partisipasi masyarakat.

Sejauh ini, program pertanian terpadu baru di kembangkan di tiga kecamatan di wilayah Kabupaten Gunungkidul yaitu Kecamatan Karangmojo, Kecamatan Bejiarjo dan Kecamatan Ngawen. Kecamatan Ngawen yang ditunjuk sebagai pelaksana program pertanian terpadu ini adalah Desa Sambirejo. Desa Sambirejo merupakan desa percontohan yang dipilih untuk mengembangkan program pekarangan terpadu. Keadaan sumberdaya manusia yang berpotensi di bidang pertanian juga karena sumberdaya alam yang dimiliki Desa Sambirejo perlu untuk dikembangkan terkait dengan pekarangan yang belum dimanfaatkan secara potensial. Oleh karena itu dipilih Desa Sambirejo sebagai desa pelaksana program pekarangan terpadu.

Pekarangan Terpadu di Desa Sambirejo merupakan kegiatan pembangunan pertanian yang ditujukan untuk memantapkan swasembada pangan dan sekaligus untuk memperbaiki keadaan gizi masyarakat, melalui penganekaraganam pangan baik yang bersumber dari tanaman, ternak dan ikan yang diperoleh dari pemanfaatan pekarangan oleh petani secara mandiri. Pekarangan yang dikelola secara intensif diharapkan mampu memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga dan meningkatkan pendapatan keluarga petani. Lahan pekarangan dikenal memiliki fungsi multiguna, antara lain untuk menghasilkan bahan makan sebagai tambahan

hasil tanaman pangan dari sawah dan tegal antara lain sayuran dan buah- buahan, unggas, ternak kecil dan ikan, rempah, bumbu-bumbu dan wangi- wangian, bahan kerajinan tangan, serta uang tunai.

Program pekarangan terpadu tidak lepas dari peran organisasi pertanian pedesaan. Bahkan di tingkat desa terdapat tempat pekarangan percontohan sebagai acuan bagi seluruh petani supaya termotivasi untuk melaksanakan pekarangan terpadu. Pemberdayaan masyarakat petani dalam program pekarangan terpadu meliputi pendampingan dalam kegiatan penyuluhan, pengaturan lahan pekarangan, pengembangan ternak untuk pekarangan, pengembangan ikan untuk pekarangan, dan budidaya tanaman pekarangan. Penyuluh pertanian sebagai pendamping hanya bertanggungwajab pada kegiatan pendampingan petani dalam pelaksanaan pekarangan terpadu, selanjutnya diserahkan sepenuhnya kepada petani pemilik pekarangan untuk melaksanakan intensifikasi pekarangan karena program ini dilakukan secara swadaya atau dengan modal dari petani sendiri tanpa bantuan materi dari pemerintah.

b. Tujuan Pekarangan Terpadu

Program pertanian terpadu diharapkan mampu meningkatkan peran ”Desa Mandiri” dalam membangun Agricultural Comunity Development yang berbasis pada partisipasi masyarakat sesuai dengan tujuan dari program pertanian terpadu antara lain:

a. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan rumah tangga petani di pedesaan.

b. Meningkatkan ketahanan pangan masyarakat di pedesaan

c. Mengentaskan kemiskinan dan mengurangi pengangguran pedesaan. d. Meningkatkan kemampuan para petani dalam mengembangkan

usahatani pekarangan secara mandiri dan berkesinambungan sehingga dapat meningkatkan mutu konsumsi pangan keluarga untuk mewujudkan keluarga sehat dan sejahtera.

2. Konsep Program Intensifikasi Pekarangan

Masyarakat memahami konsep program intensifikasi pekarangan yang ada di Desa Sambirejo ini merupakan suatu usaha memanfaatkan sumberdaya pekarangan yang ada secara intensif dengan melakukan kegiatan pembudidayaan tanaman, ternak dan/atau ikan yang dilakukan di lahan pekarangan petani. Pengembangan intensifikasi pekarangan pada dasarnya tergantung dengan ketersediaan sumber daya dan pengetahuan yang dimiliki petani setempat dengan berorientasi pada pasar guna memenuhi kebutuhan keluarga.

Penyuluh Pertanian Kecamatan Ngawen mengatakan bahwa program pekarangan terpadu ini merupakan kegiatan intensifikasi pekarangan, dimana pada kenyataannya masih banyak pekarangan yang belum di manfaatkan secara optimal untuk kebutuhan subsistem ataupun komersial, sehingga petani dan wanita tani diarahkan pada kegiatan pemanfaatan pekarangan secara potensial melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat. Petani dan wanita tani di berikan bimbingan dengan mengikuti kegiatan penyuluhan selama beberapa kali dan juga pelatihan yang dibina oleh PPL Desa Sambirejo. Setelah itu, petani diharapkan mampu menerapkan pengetahuan tersebut dalam kegiatan pembudidayaan pekarangan pribadi dengan orientasi pada peningkatan produktivitas lahan pekarangan dan pendapatan keluarga sehingga mampu tercapainya ketahanan pangan keluarga. Hasil yang diperoleh dari komoditas pekarangan di jual ke pasar, sehingga petani juga akan mendapatkan keuntungan dari penjualan hasil pekarangan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Komoditas yang dibudidayakan di lahan pekarangan pada program ini diarahkan untuk jenis tanaman yang bernilai jual dan juga bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan masyarakat bisa menjangkaunya dalam pemeliharaan dan membudidayakannya, misalnya sayuran dan buah- buahan sehingga bisa memenuhi kebutuhan pangan keluarga, selain itu, manfaat dari memelihara ternak dan ikan yang bisa memenuhi kebutuhan gizi

juga bisa memanfaatkan kotoran ternak dan ikan sebagai pupuk bagi lahan pakarangan dan juga tambahan hasil berupa uang1.

Masyarakat petani memahami konsep pekarangan terpadu ini harus memiliki tiga unsur utama dalam pekarangan mereka yaitu pertanian, peternakan dan perikanan. Sehingga beberapa petani yang tingkat ekonominya rendah masih merasa kesulitan untuk melakukan kegiatan keterpaduan ini, apalagi dari pihak pemerintah tidak ada perhatian untuk membantu dalam upaya awal pelaksanaannya, terutama permodalan sebagai bentuk dukungan kapada masyarakat. Hal ini menjadi salah satu penghambat diterapkannya kegiatan ini di masyarakat pedesaan. Namun sebenarnya, konsep program intensifikasi pekarangan itu sendiri merupakan program pemanfaatan lahan pekarangan secara optimal, jadi apapun yang bisa dimanfaatkan di pekarangan maka manfaatkan sebaik mungkin selama hal tersebut bisa memberikan hasil kepada petani pemilik untuk dimanfaatkan dan dijual kepasar untuk memenuhi kebutuhan. Seperti yang diterangkan oleh Dinas Pertanian DIY (1990) yang menjelaskan “intensifikasi pekarangan sebagai usaha memanfaatkan pekarangan secara intensif melalui penanaman lahan pekarangan dengan tanaman yang bermanfaat dan produktif serta pemeliharaan ternak yang intensif di pekarangan sehingga dapat menambah pendapatan dan sumber gizi keluarga petani”.

Program Intensifikasi pekarangan ini diusulkan guna meningkatkan produktivitas lahan pekarangan dan pendapatan keluarga petani di Desa Sambirejo Kecamatan Ngawen Kabupaten Gunungkidul melalui kegiatan pemberdayaan yang meliputi penyuluhan dan pelatihan kepada petani sehingga petani mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari sesuai kebutuhan, kemampuan dan kemauan petani sendiri.

3. Proses Pemberdayaan Masyarakat Petani Dalam Program Pekarangan Terpadu

Kegiatan pemberdayaan masyarakat petani dalam program pekarangan terpadu di Desa Sambirejo, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunungkidul yaitu melalui kegiatan pembinaan yang meliputi kegiatan penyuluhan dan

1

pelatihan intensifikasi pekarangan guna pemanfaatan lahan pekarangan secara optimal, yang didalamnya meliputi kegiatan penataan lahan pekarangan, pengembangan ternak di pekarangan, pengembangan ikan di pekarangan, dan budidaya tanaman pekarangan.

a. Penyuluhan

Kegiatan penyuluhan dilakukan dalam dua periode yang berbeda yaitu penyuluhan di kelompok tani dan juga kelompok wanita tani. Hal ini terjadi karena tidak semua wanita tani menjadi anggota kelompok tani, dan juga sebaliknya. Kegiatan penyuluhan tidak hanya dilakukan oleh PPL saja, melainkan juga kegiatan pertemuan yang dipimpin oleh ketua untuk menyampaikan informasi dan memecahkan masalah pertanian yang menjadi masalah bersama.

Kegiatan penyuluhan di kelompok tani mengenai program pekarangan terpadu tidak dijadwalkan secara khusus yang fokus dengan pokok bahasan tersebut, melainkan hanya sebagai pokok materi yang menjadi alternatif bahasan jika petani menanyakan pada waktu kegiatan penyuluhan berlangsung, yaitu setiap selapan sekali (35 hari) tiap bulannya. Hal ini dikarenakan di kelompok tani memiliki kegiatan yang dianggap lebih besar dan lebih membutuhkan perhatian lebih untuk peningkatan produktivitas sawah dan tegal mereka, misalnya SLPTT, PUAP, pelatihan pupuk organik dan bokasi, pembagian benih padi dan jagung hibrida, lomba kelompok tani, perbaikan saluran irigasi dan lain sebagainya. Namun jika petani membutuhkan penyuluhan mengenai pekarangan terpadu ini PPL selalu membantu. Karena beberapa petani yang antusias melakukan kegiatan intensifikasi pekarangan ini juga mengikuti pelatihan yang dilakukan PPL bersama dengan pelaksana dari kelompok wanita tani.

Penyuluhan yang dilakukan pada kelompok wanita tani dilakukan setiap bulan sekali yang bertempat di rumah ketua kelompok wanita tani masing-masing. Kegiatan penyuluhan mengenai intensifikasi pekarangan di kelompok wanita tani ini lebih secara lengkap, dimana wanita tani lebih

2

Menurut Bapak Siswo Hartono selaku Ketua Gapoktan Desa Sambirejo Wawancara tanggal 7 Maret 2010

tertarik dalam program ini sehingga menjadikan materi intensifikasi pekarangan sebagai materi utama dalam beberapa kegiatan penyuluhan. Selama penyuluhan, PPL lebih banyak memberikan menjelaskan karena pertanyaan mengenai kegiatan intensifikasi pekarangan dan juga memberikan pengarahan mengenai pekarangan terpadu. Wanita tani terlihat antusias karena hal ini merupakan sebuah hal yang baru bagi wanita tani.

Materi penyuluhan adalah bahan penyuluhan yang disampaikan kepada pelaku utama (petani) dan pelaku usaha dalam berbagai bentuk yang meliputi: informasi, teknologi, rekayasa sosial, manajemen, ekonomi, hukum dan kelestarian lingkungan. Materi yang disampaikan PPL dan ketua kelompok tani pada waktu penyuluhan merupakan rekomendasi dari petani sendiri mengenai permasalahan yang dialami dan informasi yang diperolehnya. Sehingga terjadi partisipasi/keikutsertaan petani dalam menentukan materi yang disampaikan dalam forum. Selain itu, materi penyuluhan juga sangat beragam, diantaranya yaitu pemanfaatan kedelai menjadi susu kedelai yang dilakukan secara berkelompok untuk menambah pendapatan wanita tani2. Petani yang ingin berbagi mengenai permasalahn dilahan pertaniannya diberikan waktu setelah kegiatan penyuluhan bersama PPL.

Penyuluhan yang dilaksanakan di ikuti oleh sebagian besar anggota dari tiap kelompok tani dan kelompok wanita tani. Manfaat dari penyuluhan ini sendiri dirasa penting bagi anggota karena petani merasa memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru setelah mengikuti kegiatan penyuluhan. Kegiatan penyuluhan juga sering kali dilakukan secara demplot di lahan secara langsung agar materi yang disampaikan mudah diterima melalui kegiatan praktek langsung. Demplot yang dilakukan antara lain pembuatan pupuk organik langsung di lahan milik Ketua Gapoktan, serta pemanenan hasil SLPTT.

b. Pelatihan di Pekarangan

Kegiatan pelatihan dalam program pekarangan terpadu ini meliputi kegiatan penataan lahan pekarangan, pengembangan ternak, dan pengembangan ikan. Setelah materi penyuluhan disampaikan, PPL menawarkan kepada petani dan wanita tani untuk diadakan pelatihan bagi petani dan wanita tani yang membutuhkan bantuan dalam intensifikasi pekarangan ini. Pelatihan dilakukan di lahan pekarangan percontohan milik Ibu Lilis yang juga merupakan ketua kelompok wanita tani. Kegiatan yang dilakukan dalam pelatihan intensifikai pekarangan ini yaitu: 1) Penataan Lahan Pekarangan

Penataan lahan pekarangan bertujuan untuk merencanaan tata tanam pekarangan sehingga areal lahan yang akan dikelola dapat dimanfaatkan secara optimal dan produktif serta memperbaiki sanitasi pekarangan. Penerapan pekarangan secara terpadu dimaksudkan agar pekarangan ditanami dengan berbagai jenis tanaman yang meliputi tanaman buah, tanaman hias, tanaman sayuran, dan tanaman obat, terdapat ternak dan atau ikan yang disesuaikan dengan potensi wilayah dan masyarakat yang mampu melakukannya. PPL memberikan bimbingan dalam kegiatan penataan tanaman dan budidaya bibit yang baik. Dan selanjutnya dilakukan sendiri oleh petani sesuai kemampuan dan kemauannya masing-masing3.

Penataan lahan pekarangan di bagi menjadi beberapa bagian menurut tata letak dari berbagai komoditas usaha tani, ternak dan juga kolam ikan. Penataan tanaman di pekarangan di bagi menjadi bagian halaman depan, halaman samping dan halaman belakang. Halaman depan rumah ditanami tanaman yang indah seperti tanaman hias, tanaman sayuran maupun tanaman buah seperti mangga, sawo atau lamtoro yang ditanam di tepi halaman sebagai pagar hidup yaitu pemisah halaman depan dengan jalan dibuat rapi agar terkesan indah dan melindungi. Pohon pelindung ditanam pada halaman depan agar debu, angin, dan udara kotor tidak leluasa masuk ke dalam rumah. Pada

halaman samping rumah ditanam tanaman sayur seperti terung, mentimun dan tanaman obat-obatan yang tidak terlalu tinggi seperti kumis kucing, daun dewa, mahkota dewa dan rempah-rempah supaya sinar matahari dapat masuk ke dalam rumah. Sedangkan halaman belakang ditanam tanaman seperti pisang, jagung, ubi kayu, dan tanaman rempah-rempah.

Kandang ternak di tempatkan di tempat yang jauh dari rumah bertujuan untuk menjaga kesehatan anggota keluarga dari bakteri dan penyakit yang bisa ditimbulkan akibat ternak dan kotorannya serta menjaga kebersihan kandang agar kesehatan ternak terjamin. Bangunan kandang ternak seperti kambing, dan sapi disertai tempat pembuangan kotoran hewan sekaligus tempat persediaan pupuk kandang sedangkan kandang ayam dan itik di siapkan tempat untuk mengerami telur. Manfaat pembuatan kandang yang aman bagi ternak yang dipelihara antara lain untuk mengamankan dari gangguan pihak lain (pencuri dan hewan pemangsa), dan melindungi dari perubahan cuaca. Penempatan kolam ikan di pekarangan sangat tergantung pada persediaan air untuk memudahkan dalam pemenuhan media hidup ikan, sehingga penempatan kolam ikan diletakkan di dekat dengan sumber air atau dekat dengan kandang ternak untuk memudahkan dalam memanfaatkan kotoran ternak untuk pakan ikan. Selain itu sebagian subyek membuat kolam di dekat tanaman sayuran untuk memudahkan pembuangan limbah air kolam sebagai bahan pupuk bagi tanaman sayuran tersebut.

Denah penataan lahan pekarangan pada pekarangan terpadu Desa Sambirejodapat terlihat pada gambar berikut ini:

Gambar 4. Denah pekarangan terpadu di Desa Sambirejo 2) Pengembangan ternak di pekarangan

Ternak yang dikembangkan dalam pekarangan terpadu yaitu kambing. Karena bantuan yang diberikan dalam kegiatan gaduhan yaitu kambing untuk dikembangkan oleh masyarakat miskin yang nantinya petani akan mendapatkan keuntungan berupa anakan dari kambing

Keterangan: 1.Kelapa 2.Mangga 3.Mangga 4.Jati 5.Mahoni 6.Pisang 7.Jati 8.Pepaya 9.Srikaya 10. Rambutan 11. Anggur 12. Sawo 13. Jalan 14. Halaman rumput 15. Rumah

16. Tanaman Pangan dan obat- obatan

17. Tanaman sayur 18. Tanaman Sayur

19. Tanaman obat & rempah2 20. Kandang sapi 21. Kandang Ayam 22. Kandang Bebek 23. Kolam Ikan 24. Sumur 25. Tanaman Hias 26. Pagar hidup [ ] 2 15 14 5 8 9 10 7 3 4 6 1 2 23 23 16 21 22 18 20 17 19 13 11 12 2 2 2 2 2 2 2 2 24 25 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

tersebut. Selain itu, dalam pekarangan terpadu ini juga memberikan kegiatan pengaturan ternak lainnya yang sudah dimiliki petani misalnya ayam buras, bebek, dan angsa, kelinci, serta sapi. Kegiatan pengembangan ternak disini bertujuan agar ternak tidak berkeliaran di lahan pekarangan sehingga dirasa kurang intensif dalam pemeliharaannya. Kegiatan pengembangan ternak dalam kegiatan pekarangan terpadu ini di khususkan untuk kambing sedangkan ternak unggas dan sapi sebagai ternak yang sudah dimiliki petani dikembangkan agar lebih teratur dalam pemeliharaannya. Kegiatan pengembangan unggas meliputi kegiatan budidaya jenis ayam kampung yang baik untuk di pelihara yaitu ayam yang sehat dan tidak terinfeksi virus, pembuatan kandang ayam secara semi terkurung, pembuatan kandang angsa, dan bebek yang lebih terbuka dan luas. Kandang dilengkapi dengan tempat minum dan alat untuk bertengger, penyediaan tempat untuk bertelur dan mengerami, pemberian makanan yang cukup pada pagi dan sore hari, dan melakukan vaksinasi untuk anggota kelompok ayam buras kepada ayam serta menjaga kebersihan kandang. Pembuatan kandang untuk kambing dan sapi yang baik dengan sertai tempat pakan di sekat di depan kandang, dan juga tempat pembuangan limbah yang tersekat di belakang ternak. Kandang diberi sekat antara tempat pakan, kandang, dan tempat limbah kotoran ternak sehingga dapat memudahkan pemilik untuk membersihkan kandang dan menjauhkan hewan ternak dari penyakit. Seperti terlihat pada gambar kandang ternak berikut ini:

Gambar 5. Kandang Kambing/sapi Kandang Kambing

Tempat pakan

3) Pengembangan Perikanan di Pekarangan

Kegiatan pengembangan ikan untuk pekarangan dalam pekarangan meliputi pemeliharaan dan pengembangan benih ikan lele. Kegiatan pengembangan ikan untuk pekarangan meliputi penyediaan lahan untuk kolam, membuat bentuk dan denah kolam sesuai dengan keadaan lahan, pemupukan dasar kolam, ketersediaan air yang cukup, tidak beracun dan tidak berlumpur, pemberian makan yang berkualitas baik seperti pellet serta jenis ikan yang dipilih yaitu yang mudah menghasilkan misalnya lele dumbo, dan mudah diperoleh, cepat besar dan cepat berkembang biak, disukai masyarakat dan mudah di usahakan. Pemeliharaan ikan di Desa Sambirejo belum terlalu banyak yang melaksanakan, hal ini karena ketersediaan air yang relatif rendah untuk daerah dataran tinggi seperti Desa Sambirejo. Oleh karena itu kebanyakan budidaya ikan di daerah Desa Sambirejo mayoritas adalah ikan lele dumbo karena dapat hidup di air dengan kualitas rendah. Selain itu, makanan untuk lele juga sangat mudah, yaitu seperti jentik nyamuk, siput, cacing, larva, bahkan limbah rumah tangga.

Gambar 6. Kolam budidaya Ikan Lele 4) Budidaya Tanaman Pekarangan

Budidaya tanaman untuk pekarangan harus diperhatikan sebelum melakukan pengolahan lahan. Dalam memilih hendaknya dipilih tanaman yang banyak manfaat dan fungsinya antara lain: penghijauan,

Kolan Permanen Ukuran 4x6 Kolam pembibitan Ukuran 2x3 Kolam Pembibitan Ukuran 2x3

4

Menurut Sri Nuryani anggota Kelompok Wanita Tani Wawancara tanggal 12 Maret 2010 5

Menurut Ibu Lilis Ketua Kelompok Wanita Tani Dusun Sambeng III Wawancara tanggal 10 Maret 2010

keindahan, peneduh dan pelindung, selain itu lahan dikelola sebagai lumbung hidup, apotik hidup, warung hidup dan sekaligus sebagai penambah keindahan tempat tinggal mereka.

Jenis tanaman yang dibudidayakan di pekarangan dalam pelaksanaan program pekarangan terpadu meliputi tanaman sayuran, tanaman buah, tanaman hias, tanaman obat dan juga sebagian tanaman keras sebagai tanaman pelindung rumah.

a) Tanaman Sayuran

Budidaya tanaman sayuran di pekarangan ditanam di lahan yang dekat dengan sumber air misalnya sumur dan rumah agar memudahkan pemeliharaan dan pengawasan, selain itu tanaman sayur dipilih yang bernilai gizi tinggi, mudah diperoleh benihnya, mudah perawatannya dan cepat menghasilkan. Desa Sambirejo Kecamatan Ngawen Kabupaten Gunungkidul merupakan daerah dataran tinggi berbukit-bukit, sehingga tanaman sayuran yang dibudidayakan oleh petani antara lain bayam, mentimun, cabai, terong, tomat, kacang panjang, dan ubi kayu. Sebagian besar tanaman sayuran yang dibudidayakan di pekarangan petani hanya dimanfaatkan untuk konsumsi keluarga sendiri dan diberikan kepada tetangga, karena jumlahnya yang tidak begitu banyak4. b) Tanaman Buah-buahan

Tanaman buah yang dikembangkan di pekarangan terpadu ini, yaitu tanaman mangga, karena terdapat bantuan berupa bibit mangga dari pemerintah. Sedangkan tanaman buah-buahan yang banyak ditanam di pekarangan petani antara lain; mangga, rambutan, jambu air, kedondong, jeruk, pepaya, pisang, sawo, srikaya, belimbing, dan kalapa. Hasil dari budidaya tanaman buah pada umumnya hanya dimanfaatkan untuk konsumsi sendiri, namun jika produktivitasnya banyak juga sebagian dijual ke pasar ataupun kepenebas5.

6

Menurut Ibu Puji anggota Kelompok Wanita Tani Dusun Sambeng III Wawancara tanggal 12 Maret 2010

c) Tanaman Hias

Tanaman hias dan bunga-bunga ditanam di pekarangan untuk menambah nilai keindahan yaitu indah untuk dipandang baik menurut bentuk, warna dan letak. Sebagian besar tanaman hias dalam pekarangan tidak di budidayakan secara komersial, melainkan hanya sebagai tanaman penghias pekarangan untuk memperindah rumah. Tanaman hias yang dibudidayakan di pekarangan petani antara lain: mawar, melati, gelombang cinta, cocor bebek, lidah mertua, dan bonsai. Pengembangan tanaman hias hanya sebagai perindah pekarangan saja sesuai kemampuan dan kemauan dari petani, bukan merupakan bantuan dari pemerintah. d) Tanaman obat

Tanaman obat merupakan tanaman yang digunakan sebagai pengganti obat-obatan kimia untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Penggunaan tumbuh-tumbuhan untuk obat secara tradisional semakin disukai karena pada umumnya tidak menimbulkan efek samping sehingga baik untuk dibudidayakan. Selain tanaman obat, tanaman rempah-rempah pun bisa dimanfaatkan sebagai obat dan juga bumbu masak.

Tanaman obat-obatan yang dikembangkan dalam program pekarangan terpadu adalah tanaman rempah-rempah. Jenis tanaman obat dan rempah yang biasa diusahakan petani di pekarangan terpadu antara lain: jahe, kencur, kunyit, lengkuas, temulawak, sirih, kumis kucing, dan temu giring. Sedangkan beberapa petani juga mempunyai tanaman obat lain diantaranya gingseng, mahkota dewa dan daun dewa. Seluruh tanaman tersebut mempunyai kegunaan sendiri-sendiri sehingga sangat baik untuk dibudidayakan di pekarangan petani, selain agar keluarga tetap sehat juga untuk mengurangi biaya berobat ke rumah sakit6.

4. Peningkatanproduktivitaslahanpekarangandanpendapatan petani a. Produktivitas

Peningkatan produktivitas lahan pekarangan yang dapat dilihat dari program ini adalah dengan adanya penambahan komoditas selama program pekarangan terpadu dilaksanakan. produktivitas dari tanaman sayuran, tanaman buah mangga, tanaman obat, ternak kambing dan juga ikan lele, karena hanya komoditas tersebut yang diusahakan selama program pekarangan terpadu. Peningkatan produktivitas dapat dilihat dari yang mulanya “tidak ada” menjadi “ada”. Peningkatan ini juga didukung dengan dilakukannya penataan pekarangan serta penggunaan limbah kolam dan juga ternak hewan sebagai pupuk.

1) Peningkatan Produktivitas Komoditas yang Sudah Ada Sebelum Program.

a). Tanaman Buah

Tanaman buah-buahan dilahan pekarangan banyak dimiliki oleh masyarakat di Desa Sambirejo karena dimanfaatkan sebagai pohon pelindung dan juga buahnya banyak disukai keluarga. Namun selama program pekarangan terpadu ini dilaksanakan, komoditas yang ditambahkan adalah bibit mangga, namun sampai sekarang belum memberikan hasil yang terlihat. Tanaman buah yang sudah ada di pekarangan antara lain: mangga, pisang, sawo, rambutan dan

Dokumen terkait