• Tidak ada hasil yang ditemukan

SAKIT PINGGANG SEBAGAI REFERRED PAIN

PENDEKATAN NYERI PINGGANG

C. SISTEMATIKA PENDEKATAN PADA NYERI PINGGANG

9. SAKIT PINGGANG SEBAGAI REFERRED PAIN

Perasaan tidak enak di pinggang yang seringkali disajikan sebagai sakit pinggang adakalanya timbul akibat reffered pain dari proses patologik di abdomen dan pelvis. Adakalanya nyeri tajam di pinggang juga merupakan manifestasi referred pain tersebut. Daerah pinggang merupakan kawasan proyeksi referred pain yang bersumber pada batu ginjal, pielonefritis dan sistitis, ulkus

ventrikuli/duodeni, aneurisma aorta abdominalis, karsinoma kolon/diverticulitis kolon, pancreatitis, tumor uteri dan adneksa ,dan penyakit pankreas.

a. Sakit pinggang akibat batu ginjal.

Batu dari berbagai jenis ukuran di dalam ginjal dapat timbul. Selama batu berada di ginjal biasanya pinggang tidak sakit. Tetapi adakalanya menimbulkan pegal di daerah lumbal sesisi jika batu ginjalnya unilateral. Jika batu tersebut terlepas, kepingan itu dapat menimbulkan nyeri tergantung pada tempatnya. Sewaktu batu turun melalui ureter, nyeri hebat dirasakan menjalar dari daerah lumbal atas ke bagian abdomen bawah, daerah inguinal dan testis atau labia dan vagina. Nyeri hebat ini dikenal sebagai kolik renal. Pemeriksaan urina mengungkapkan adanya eritrosit, hasil

perdarahan akibat luka pada intima ureter karena tepi-tepi tajam kepingan batu ginjal. b. Sakit pinggang pada pielonefritis dan sistitis.

Pielonefritis dapat menimbulkan sakit pinggang sesisi di derah lumbal atas. Biasanya disertai demam, menggigil, disuria dan poliuria. Pada pemeriksaan dapat ditemukan nyeri pada daerah di sudut kosto vertebral jika daerah tersebut diketuk-ketuk secara ringan. Pemeriksaan urina mengungkapkan adanya leukosit dalam jumlah yang besar, eritrosit dan kuman.

Sistitis dan gejala-gejalanya yang khas dapat menimbulkan sakit pinggang di sekitar sacrum. Adakalanya orang sakit mengunjungi dokter karena sakit pinggang,

sedangkan disuria dan poliuria tidak dikemukakan secara spontan. Baru setelah ditanyakan, pasien dapat membenarkan adanya gejala-gejala sistitis tersebut juga. Baik sistitis maupun pielonefritis lebih sering dan umum pada wanita daripada pria. c. Sakit pinggang pada ulkus ventrikuli/ duodeni.

Ulkus di dinding ventrikel atau duodenum tidak menimbulkan nyeri yang dirasakan di pinggang. Tetapi bilamana dinding posterior terkena ulkus dan terlebih bilamana sudah terjadi perlekatan antara dinding posterior dan pancreas, maka nyeri pinggang bagian atas bukan gejala yang ganjil. Nyeri tersebut tajam, terasa pada satu titik di garis tengah tulang belakang lumbal atas. Jika nyeri menghebat nyeri tersebut dapat dirasakan seolah-olah mengikat abdomen bagian atas. Nyeri tajam itu tidak

merupakan gejala yang utama, melainkan masih ada gejala ulkus sendiri yang lebih umum, yaitu nyeri, perih dan lapar yang dirasakan di daerah epigastrium pada waktu-waktu menjelang makan pagi, siang dan malam, bahkan pada waktu-waktu dini pagi (ulkus duodeni) sehingga pasien terbangun dari tidurnya. Nyeri tersebut hilang setelah minum (susu) dan makan makanan ringan seperti biskuit, roti tawar atupun bubur. d. Sakit pinggang pada aneurisma aorta abdominal.

Nyeri hebat abdominal pada aneurisma aorta dapat terasa juga sampai di pinggang. Sakit pinggang tersebut terus menerus dan bersifat difus, yang sebenarnya tidak sakit, tetapi cukup mengganggu dan menjemukan. Gerakan dan sikap badan tidak

e. Sakit pinggang pada karsinoma kolon/divertikulitis kolon.

Adakalanya karsinoma kolon menimbulkan nyeri di pinggang/sacrum. Nyeri tersebut terus-menerus dengan puncak-puncak nyeri hebat. Sikap duduk dirasakan sebagai posisi yang meringankan. Berbaring terlentang memperhebat nyeri. Bila nyeri di pinggang timbul pada seseorang yang juga mengeluh tentang adanya konstipasi, susut badan, kotoran yang sesekali berdarah/berlendir dan berdiare setelah melewati masa konstipasi, maka karsinoma kolon adalah proses patologik utama yang harus

dipikirkan.

Diverticulitis kolon merupakan penyakit orang tua. Sakit perut yang samar-samar sepanjang daerah kolon yang disertai diare, konstipasi dan perdarahan per anum merupakan gejala-gejala diverticulitis kolon. Adakalanya sakit pinggang melengkapi gejala-gejala yang telah disebutkan.

f. Sakit pinggang pada pancreatitis akut/khronik.

Nyeri abdominal adalah gejala pankreatits akut dan khronik. Jika bagian korpus yang terkena, nyeri abdominal dirasakan di epigastrium. Jika kaudanya yang terkena, nyeri andominal terasa di sisi kiri sampai daerah hipoiliaka kiri. Tidak jarang nyeri

abdominal tersebut disertai nyeri pinggang setinggi T.10-L.2. Sikap untuk meringankan nyeri seringkali dijumpai pada kebanyakan penderita, yakni duduk sambil kedua tungkainya ditekuk di lutut seperti pada sikap jongkok pada mana kedua lengan merangkul lutut dengan melengkungkan tulang belakang semaksimal

mungkin. Jika timbul nyerinya dianalisa secara cermat, maka dari penuturan penderita dapat diringkaskan, bahwa pada mula timbulnya nyeri terasa di bagian atas abdomen, tepat di garis tengah. Nyeri ini terus-menerus dan sifatnya ialah mengebor ke dalam. Selanjutnya nyeri meluas ke belakang ke pinggang bagian atas, ke abdomen bagian atas dan juga ke toraks bagian bawah.

Pada umumnya panreatitis timbul pada orang-orang yang mempunyai kholelitiasis atau ulkus peptikum. Sering juga didapatkan informasi bahwa penderita sering menggunakan alkohol atau corticosteroid. Penyakit predisposisi lain yang berkaitan erat dengan panreatitis ialah hiperparatiroidea danb kelainan tubular ginjal.

Pada pemeriksaan dapat dijumpai dinding perut yang normal, walaupun nyeri abdominal yang dirasakan hebat sekali. Pergerakan tulang belakang baik. Walaupun pemeriksaan fisik tidak banyak menghasilkan abnormalitas, sebaiknya nyeri

abdominal yang dirasakan penderita sehebat itu harus merupakan indikasi untuk dikirimkan ke rumah sakit untuk pemeriksaan dan perawatan yang sesuai. Pada pemeriksaan urina dan darah akan didapatkan tanda-tanda yang lebih jelas mengarah ke pancreatitis. Dimana pada darah tepi sering ditemukan leukositosis yang jelas. Kimia darah terganggu. Hiperglikemia sering dijumpai dan kadar amilase jelas meningkat, (lebih dari 250 satuan Somogyi). Bilirubin darah meningkat dan di urina didapati bilirubin.

Tumor uteri dan adneksa seta infeksi pada organ-organ pelvik dapat menimbulkan sakit pinggang. Pada kebanyakan wanita, sakit pinggang ringan dirasakan pada masa menstruasi. Sakit pinggang yang berkaitan dengan proses patologik di pelvis pada wanita disebabkan oleh teregangnya ligamentum sakro-uterina. Sifatnya lebih difus pegal daripada nyeri setempat.

h. Sakit pinggang pada penyakit prostat.

Prostatitis atau karsinoma prostat dapat menimbulkan nyeri di daerah sekitar lumbo-sakral. Gejala khas penyakit prostat yang berupa sulit mengeluarkan air seni selalu ada. Sehingga tidaklah sukar untuk menyimpulkan bahwa sakit pinggang tersebut bersifat prostatogenik.

PERAWATAN

Sakit pingang yang merupakan manifestasi referred pain dari penyakit-penyakit abdominal dan pelvik tidak memerlukan tindakan khusus. Perawatan yang ditujukan kepada penyakit primernya, sekaligus menghilangkan referred pain di pinggang.

10 SAKIT PINGGANG PADA KELAINAN KONGENITAL

Kelainan kongenital pada tulang belakang yang dimaksud yakni spondilolistesis, spondilolisis, spina bifida, dan stenosis kanalis vertebralis lumbal.

a. Pada spondilolistesis terdapat pergeseran ke depan dari suatu ruas tulang belakang. Yang sering tergeser ialah lumbal kelima. Kelainan ini terjadi pada perkembangan dalam masa intrauterine. Walaupun kelainan tersebut congenital, namun keluhan sakit pinggang baru timbul pada usia 35 tahun ke atas. Hal ini disebabkan oleh kelainan sekunder yang terjadi dalam masa menjelang umur tersebut. Sakit pinggang tersebut bersifat pegal difus di daerah sakrolumbal. Karena spondilolistesis, radiks L.5 dapat tertekuk dan menimbulkan nyeri radikular, dapat diringankan dengan istirahat dan analgetikum.

b. Keadaan ayng dinamakan spondilolisis adalah keadaan dimana bagian posterior ruas tulang belakang terputus sehingga terdapat diskontuinitas antara prosesus artikularis superior dan inferior. Kelainan ini terjadi karena arkus neuralis putus tidak lama setelah neonates dilahirkan. Sering juga kelainan tersebut dijumpai bersama-sama dengan spondilolistesis. Keluhan sakit pinggang yang didasari oleh sppondilolisis timbul pada usia 35 tahun ke atas.

c. Pada spina bifida terdapat defek pada arkus spinosus lumbal atau sacral, akibat gannguan proses pembentukannya. Oleh karena defek itu, maka di bagian tulang belakang tersebut tidak terdapat ligament interspinosus yang menguatkan daerah tersebut. Kelemahan tersebut mendasari mudah timbulnya ‘lumbo-sacral strain’ yang bermanifestasi sebagai sakit pinggang. Adanya spina bifida sering diungkapkan oleh sekelompok rambut yang tumbuh pada daerah kulit yang menutupi spina bifida. Baik spondilolistesis, spondilosis maupun spina bifida merupakan diagnose rontgenologik.

d. Stenosis kanalis vertebralis juga merupakan diagnose rontgenologik. Stenosis kanalis vertebralis lumbal merupakan gejala pada masa usia 35 tahun. Penjelasannya ialah

karena perbahan-perubahan sekunder yang terjadi pada kanalis vertebralis yang secara congenital memang sudah sempit. Manifestasinya terdiri dari nyeri radikular pada waktu berjalan dengan sikap tegak. Maka seringkali penderitanya mengambil sikap membungkuk untuk menghilangkan atau meringankan nyeri.

PERAWATAN

Sakit pinggang pada spondilolistesis, spondilolisis dan spina bifida dapat dihilangkan dengan istirahat di tempat tidur dan penggunaan analgetika. Tetapi jika nyeri radikular melengkapi sakit pinggang spondilolistesis/spondilolisis, pertolongan dokter ahli bedah saraf diperlukan. Korset yang baik dapat menolong banyak terutama pada spina bifida.

Dokumen terkait