• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

3. Sambung Batang

Sambung batang dilakukan oleh pengusaha yang ingin meningkatkan kualitas tanaman hiasnya. Pengusaha melakukan sambung batang dengan harapan menghasilkan tanaman jenis baru yang dapat menarik minat konsumen. Konsumen yang berminat terhadap tanaman jenis silangan rela untuk membeli dengan harga yang lebih tinggi dibanding jenis tanaman yang biasa. Sayangnya, tidak semua pengusaha memiliki keahlian untuk melakukan sambung batang.

4.3.1.4. Pemasaran tanaman hias

Konsumen yang membeli tanaman hias selain berasal dari daerah sekitar, ada juga yang berasal dari luar daerah. Adapun konsumen luar daerah yang sering menjadi pelanggan berasal dari Medan, Aceh, Pekanbaru, Palembang, Riau, Lampung dan Sumatera Barat (Lampiran 12). Pada umumnya, konsumen yang berasal dari luar daerah membeli dalam partai besar karena di tempat tujuan tanaman hias tersebut akan dijual kembali. Sedangkan konsumen yang berasal dari daerah sekitar, seperti Medan ataupun Tanjung Morawa biasanya pembelian dalam bentuk eceran dikarenakan untuk digunakan sendiri.

Seiring dengan berkembangnya usahatani tanaman hias, pengusaha juga menyediakan jasa pembuatan taman. Pedagang mendesain taman dari pengguna jasa dengan menggunakan tanaman yang disediakan oleh nursery mereka. Pembuatan

taman ini jauh lebih menguntungkan pengusaha karena selain tanaman yang terjual biasanya dalam jumlah besar, pengusaha juga memperoleh pembayaran dari pembuatan taman tersebut. Biasanya, pemakai jasa pembuatan taman adalah instansi pemerintah, perusahaan swasta ataupun individu yang membutuhkan pembuatan taman di rumah mereka.

4.3.1.5. Sub sistem penunjang

Di dalam kegiatan agribisnis sub sistem penunjang memegang peranan yang penting, karena usahatani akan semakin berkembang jika subsistem yang tersedia mendukung kegiatan tersebut. Di daerah penelitian sub sistem yang berkembang adalah transportasi, bank, serta toko yang menjual sarana produksi dan pertanian. a. Transportasi

Pada daerah penelitian transportasi telah semakin berkembang, jenis transportasi yang melintas di daerah penelitian terdiri atas angkutan umum (angkot) dan becak bermotor maupun becak dayung. Jumlah angkutan umum yang melewati Desa Bangun Sari dan Desa Bangun Sari Baru terdiri atas 1 trayek yaitu angkutan nomor 94.

Pembelian tanaman hias dalam jumlah besar membutuhkan alat transportasi. Alat transportasi yang digunakan adalah mobil, baik itu jenis mobil pribadi ataupun dengan menggunakan pick up. Mobil yang digunakan untuk mengangkut tanaman hias yang telah dibeli konsumen, sebagian besar milik dari konsumen pribadi.

Pengusaha juga menyediakan jasa sewa mobil angkutan dan jasa pengantaran tanaman hias. Jasa sewa mobil merupakan milik pengusaha pribadi ataupun bekerja

sama dengan penyewaan mobil angkutan. Pengusaha memperoleh keuntungan sesuai dengan perjanjian pembagian antara pengusaha dengan pemilik penyewaan mobil. Mengenai besarnya biaya transportasi, tergantung pada jarak daerah tujuan.

b. Lembaga Keuangan

Pada daerah penelitian, terdapat koperasi untuk penangkaran tanaman hias. Koperasi ini belum berjalan karena tidak adanya kerjasama antara pemerintah dengan pengusaha setempat. Pada awal pendirian koperasi, antara pemerintah dan pengusaha saling membantu dan bekerjasama. Bentuk kerjasama seperti kemudahan pengusaha memperoleh bahan-bahan saprotan, adanya pinjaman dari koperasi, kemudahan pengusaha memperoleh informasi mengenai perkembangan pasar tanaman hias dan koperasi menjadi wadah pertemuan antar pengusaha tanaman hias.

Koperasi mulai kehilangan pengaruh diantara pengusaha dan pemerintah, akibat tidak dibinanya hubungan antara kedua pihak. Pengusaha merasa ada dan tidak adanya koperasi, tidak mempengaruhi perkembangan usaha mereka. Pemerintah juga karena kurangnya tenaga, waktu dan biaya kurang memperhatikan kelangsungan koperasi. Pada akhirnya koperasi tidak dapat menjembatani hubungan antar pengusaha. Pengusaha untuk beberapa tahun belakangan mulai menggunakan jasa keuangan yaitu bank.

Bank yang pernah menawarkan bantuan pinjaman kepada pengusaha sampel adalah Bank Danamon dan Bank BRI dengan menggunakan usahatani tanaman hias sebagai jaminan. Bagi pengusaha, pinjaman ini sangat membantu karena dapat dengan cepat terealisasikan.

Jumlah pinjaman yang diberikan bank dapat terbagi atas: 1) Pinjaman kurang dari Rp 15.000.000,-

Syarat-syaratnya:

a) Memiliki usahatani tanaman hias.

b) Lahan usahatani dapat sewa maupun milik sendiri.

Dibuktikan dengan surat perjanjian sewa lahan ataupun surat akta tanah. c) Surat perjanjian pinjaman diketahui suami ataupun istri.

d) Usahatani yang dimiliki, dianggap layak oleh pihak bank. 2) Pinjaman lebih besar dari Rp 15.000.000,-

Syarat-syaratnya:

a) Memiliki usahatani tanaman hias yang telah berbentuk UD (Usaha Dagang).

b) Lahan usahatani milik sendiri. Dibuktikan dengan surat akta tanah.

c) Surat perjanjian pinjaman diketahui suami ataupun istri. d) Usahatani yang dimiliki, dianggap layak oleh pihak bank.

Pegawai bank akan melakukan survei kelapangan untuk mengetahui letak lokasi usahatani, luas lahan, kepemilikan lahan serta kelayakan usahatani tersebut.

c. Toko yang Menjual Sarana Produksi Pertanian

Bisnis penjualan sarana produksi pertanian (saprotan) sangat menjanjikan. Saprotan meliputi semua bahan dan alat yang mendukung usaha budidaya dan perawatan tanaman hias. Di Desa Bangun Sari dan Bangun Sari Baru terdapat 3 toko

yang khusus menjual saprotan, pada ketiga toko inilah rata-rata pengusaha membeli pupuk kandang, kompos, serta pestisida.

Data mengenai toko serta jumlah sarana produksi pertanian yang terjual tiap bulannya dapat dilihat pada Tabel 4.10:

Tabel 4.10. Data Toko dan Jumlah Sarana Produksi Pertanian yang Terjual/Bulan

Jumlah Sarana Produksi Pertanian No Nama Toko Pupuk Kandang

(Pick up) Pupuk Kompos (Goni) Pestisida (Botol) 1. Deo 6 2 2 2. Art 6 3 2 3. Guna Tani 7 3 2 Total 19 8 6 Rataan 6,3 2,6 2

Sumber: Data Primer, 2009.

4.3.1.6. Analisis usahatani tanaman hias a. Gerai Tanaman Hias

Analisis usaha tanaman hias dibuat dengan asumsi sebagai berikut:

1) Tanaman yang dijual bermacam-macam. seperti Aglonema. Anthurium.

Tanaman Proyek. Keladi dan Palem-paleman.

2) Luas Lahan 0.33 Ha. merupakan lahan sewa selama 1 tahun.

3) Menggunakan pekerja bulanan sebanyak 1 orang dengan gaji Rp

613.000,-/bulan

4) Harga Tanaman Rp 500.- sampai dengan Rp 12.000.000.-

5) Masa pakai peralatan 3 tahun.

b. Biaya Investasi

1) Pembuatan rak/pondokan Rp 2.200.000,-

2) Sewa tanah 1 tahun Rp 1.500.000.-

3) Peralatan (cangkul, sekop, linggis, dll) Rp 311.000.-

Jumlah Investasi Rp 4.011.000.-

c. Pengeluaran per Bulan 1. Biaya Operasional

Pembelian Tanaman Rp 380.973.-

Biaya perawatan (pupuk insektisida) Rp 176.000.-

Biaya pegawai Rp 613.000.- Jumlah Rp 1.169.973.-

Dokumen terkait