• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3.3 Objek, Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.3 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki. Besar sampel mahasiswa ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut :

n =

dimana : n = Besar sampel N = Besar populasi

e = Batas toleransi kesalahan (10%)

Dengan rumus tersebut dapat dihitung jumlah sampel dengan populasi dengan mengambil toleransi kesalahan 10% sebagai berikut:

n =

ଵାேሺ௘;ሻ

n = ସଷ଼ଽ

ଵାସଷ଼ଽሺ଴Ǥଵ;ሻ n = ସଷ଼ଽ

ସସǤ଼ଽ

n = 98

Selanjutnya untuk menentukan sampel yang akan dijadikan unit analisis dilakukan dengan metode proposional yaitu pengambilan sampel berdasarkan proporsi yang sama pada setiap angkatan agar setiap mahasiswa memilki peluang yang sama untuk dijadikan sampel sehingga mewakili setiap angkatan.

Langkah- langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Menghitung jumlah sampel pada tiap-tiap angkatan sebagai berikut:

x = ௡௫௝௨௠௟௔௛௠௔௛௔௦௜௦௪௔௣௘௥௙௔௞௨௟௧௔௦

ே

Dimana :

x = jumlah sampel per fakultas n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

2. Menjumlahkan proporsi sampel dengan jumlah populasi pada tiap-tiap angakatan sebagai berikut :

Tabel 3.5 Proporsi Sampel dengan Jumlah Populasi pada tiap-tiap Fakultas No Fakultas Perhitungan Sampel Jumlah Sampel 1. Kesehatan Masyarakat n = ଵ଻ଽହ௫ଽ଼

Sumber : Direktori Mahasiswa Universitas Sumatera Utara tahun 2018

Teknik pengambilan sampel sebagai responden dengan metode Accidental Sampling dengan kriteria sebagai berikut:

1. Mahasiswa Fakultas Kesehatan (FKM, FK, FKG, Farmasi) 2. Stambuk 2014, 2015, 2016, 2017

3. Berada di lokasi penelitian yaitu kantin sekitar lingkungan Universitas Sumatera Utara

4. Sedang makan dengan menambahkan saus cabai 5. Sering mengkonsumsi saus

3.4 Metode Pegumpulan Data 3.4.1 Data Primer

Data primer diperoleh dari hasil pemeriksaan laboratorium terhadap kandungan natrium benzoat pada saus cabai serta berupa hasil jawaban dari pertanyaan atau kuesioner yang diajukan kepada mahasiswa Fakultas Kesehatan

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder berupa data jumlah mahasiswa dari Direktori Mahasiswa Universitas Sumatera Utara.

3.5 Defenisi Operasional

Untuk memberikan arahan dalam penelitian ini, maka diberikan penjelasan atau defenisi operasional, sebagai berikut :

1. Saus cabai adalah bahan tambahan makanan berwarna merah yang berguna untuk menambah cita rasa makanan dengan rasa yang pedas.

2. Bahan Tambahan Pangan adalah bahan yang ditambahkab ke pangan agar dapat menambah nilai gizi dan aman untuk dikonsumsi.

3. Bahan Pengawet adalah bahan yang digunakan untuk melindungi pangan dari kerusakan dan pembusukan.

4. Natrium Benzoat adalah bahan tambahan pegawet yang diizinkan oleh pemerintah dan mempunyai batas maksimum penggunaanya.

5. Pengetahuan Mahasiswa adalah tingkat pengetahuan yang diukur dengan menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan tentang bahan pengawet pangan natrium benzoat pada saus cabai.

6. Sikap Mahasiswa adalah respon mahasiswa tentang bahan pengawet pangan natrium benzoat pada saus cabai.

7. Tindakan adalah respon dari sikap yang merupakan perbuatan nyata dari mahasiswa mengenai bahan pengawet pangan natrium benzoat pada saus cabai.

8. Pemeriksaan laboratorium uji kuantitatif adalah pemeriksaan untuk mengukur kadar natrium benzoat pada saus.

9. Badan POM adalah sebuah lembaga yang bertugas mengawasi peredaran obat-obatan dan makanan di Indonesia

3.6 Metode Pengukuran

3.6.1 Cara Pengujian Kadar Pengawet Natrium Benzoat pada Saus 1. Peralatan

a. Buret

b. Beaker Glass c. Batang Pengaduk d. Bola Aspirator

e. Corong Pisah f. Corong Kecil g. Gelas Ukur h. Erlemeyer

i. Pipet Volume j. Pipet Tetes k. Statif

l. Kertas saring Whatman m. Kertas pH indicator n. Pemanas air

2. Bahan

b. Aquadest c. NaOH 10%

d. NaCl e. HCl f. Dietil eter g. NH4OH h. NH3

i. Larutan FeCl3 5%

3. Cara Kerja Uji Kuantitatif

1) Masukkan 50 gr sampel kedalam Erlenmeyer

2) Tambahkan 50 ml air suling lalu kocok hingga homogen

3) Tambahkan H2SO4 4N hingga suasana asam, cek dengan indikator universal

4) Tambahkan 20 ml eter lalu disari selama 30 menit, pisahkan lapisan eter (bagian atas) dan dikumpulkan.

5) Diulangi penyaringan 2 kali selama 15 menit, masing-masing menggunakan 15 ml eter

6) Dikumpulkan sari eter kedalam Erlenmeyer dan cuci dengan aquadest selama 10 menit, sari eter dikumpulkan dalam labu erlemeyer

7) Sari eter diuapkan di water bath pada suhu 60° C

8) Kedalam sisa sari eter tambahkan 15 ml etanol dan 20 ml aquadest, kocok hingga larut sempurna

9) Tambahkan 2-3 tetes indicator fenoptalin

10) Titrasi dengan larutan NaOH 0,1 N titik akhir titrasi ditandai dengan terjadinya perubahan warna dari tidak berwarna menjadi warna merah jambu muda

11) Catat volum pentiter 12) Lakukan titrasi blanko

Kadar Natrium Benzoat = ሺ௏ଵି௏ଶሻ௫ே௫஻ெ

ௐሺ௠௚ሻ ݔͳͲͲΨ Keterangan :

V1 = Volume titrasi untuk sampel V2 = Volume titrasi untuk blanko N = Normalitas NaOH yang dipakai

BM = Berat molekul asam benzoat (144,11) W = Berat sampel yang ditimbang

Pembuatan Blanko :

1. Ambil 20 ml aquadest tambahkan 15 ml etanol masukkan ke dalam erlenmeyer

2. Tambahkan indicator fenoptalin 2-3 tetes

3. Titrasi dengan Natrium hidroksida 0,1 N sampai terbentuk warna merah jambu muda.

3.6.2 Cara Pengukuran Perilaku

Aspek pengukuran dalam penelitian ini didasarkan pada jawaban responden terhadap pertanyaan dan kuesioner yang disesuaikan dengan skor. Nilai

1. Nilai baik, apabila responden mendapat nilai > 75% dari seluruh skor yang ada.

2. Nilai sedang, apabila responden mendapat nilai 45% - 75% dari seluruh skor yang ada.

3. Nilai kurang, apabila responden mendapat nilai <45% dari seluruh skor yang ada.

Dalam hal ini pengukuran pada pengetahuan, sikap dan tindakan dapat dilakukan dengan cara berikut :

1. Pengetahuan

Tingkat pengetahuan mahasiswa yang mengkonsumsi saus diukur dengan menggunakan jawaban responden dari semua pertanyaan yang diberikan di dalam kuesioner. Aspek pengukuran dengan kategori dari jumlah yang ada dapat diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu:

Baik : > 75% dari seluruh skor yang ada Sedang : 40% - 75% dari seluruh skor yang ada Kurang : <40% dari seluruh skor yang ada Untuk pertanyaan memiliki 3 jawaban yaitu :

1. Skor 2 bila menjawab tepat

2. Skor 1 bila menjawab kurang tepat 3. Skor 0 bila menjawab tidak tepat 2. Sikap

Sikap mahasiswa yang mengkonsumsi saus diukur dengan menggunakan jawaban responden dari semua pertanyaan yang diberikan di dalam

kusioner. Berdasarkan jumlah nilai yang ada dapat diklasifikasikan dalam 3 kategori :

Baik : > 75% dari seluruh skor yang ada Sedang : 40% - 75% dari seluruh skor yang ada Kurang : <40% dari seluruh skor yang ada

Skor untuk tiap pertanyaan sikap terdiri dari 2 pilihan jawaban, dimana x Untuk pertnyaan nomor 1,3,5,7,8,9,10

Setuju : diberi skor 5 Tidak setuju : diberi skor 1 x Untuk pertanyaan nomor 6, 2, 4 Setuju : diberi skor 1 Tidak setuju : diberi skor 5 3. Tindakan

Tindakan mahasiswa yang mengkonsumsi saus diukur dengan menggunakan jawaban responden dari semua pertanyaan yang diberikan di dalam kuesioner.

Berdasarkan jumlah nilai yang ada dapat diklasifikasikan dalam 3 kategori Baik : > 75% dari seluruh skor yang ada

Sedang : 40% - 75% dari seluruh skor yang ada Kurang : <40% dari seluruh skor yang ada

Setiap pertanyaan terdiri dari 2 jawaban. Kriteria pemebrian skor yaitu : Ya : 2

3.7 Analisa Data

Analisa data dilakukan secara deskriptif yaitu menyajikan hasil penelitian dari pemeriksaan laboratorium yang disertai dengan tabel, narasi dan pembahasan dengan mengacu pada Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI No 36 tahun 2013 tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pengawet serta gambaran perilaku mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas Sumatera Utara tentang bahayanya bagi kesehatan.

4.1.1 Gambaran Umum Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara adalah universitas negeri yang terlatak di Kota Medan, Indonesia. Universitas Sumatera Utara merupakan salah satu universitas negeri yang terbaik di pulau Sumatera. Universitas Sumatera Utara didirikan sebagai Yayasan Universitet Sumatera pada tanggal 4 Juni 1952.

Kampus Universitas Sumatera Utara memiliki 15 Fakultas. Kampus Universitas Sumatera Utara yang berlokasi di Padang Bulan memiliki luas sebesar 120 ha. Zona akademik seluas 90 ha menampung hampir seluruh kegiatan perkuliahan dan praktikum mahasiswa. Selain itu, di dalam kampus Universitas Sumatera Utara juga terdapat berbagai sarana seperti asrama, arena olahraga, wisma, kafetaria, bank dan kantor pos.

4.1.2 Gambaran Umum Kantin Universitas Sumatera Utara

Kantin-kantin yang berada di lingkungan Kampus Universitas Sumatera Utara umumnya berada disetiap Fakultas yang ada. Pada umumya kantin di lingkungan fakultas dan sekitar kampus Universitas Sumatera Utara menjual berbagai menu makanan sehari-hari untuk dikonsumsi oleh mahasiswa, dosen dan pegawai-pegawai. Contohnya seperti nasi soto, bakso, mie ayam, nasi goring, mie goring, gorengan, ayam penyet, jus, buah-buahan, kopi dan teh.

Banyaknya para pedangang yang berjualan dilingkungan kantin

yang sering membeli makanan setiap harinya di kantin-kantin dan juga letaknya yang strategis untuk dijangkau.

4.2 Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang berasal dari Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi dan Fakultas Farmasi yang berada di kantin sekitar Universitas Sumatera Utara.

Karakteristik responden meliputi umur, angkatan dan fakultas. Distribusi responden berdasarkan karakteristik responden mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas Sumatera Utara tahun 2018 dapat dilihat pada tabel 4.1.

4.2.1 Fakultas

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Fakultas Mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas Sumatera Utara Tahun 2018

No. Fakultas Jumlah Persentasi (%)

1. FKM 40 40,4

2. FK 17 17,2

3. FKG 22 22,2

4. FARMASI 20 20,2

Total 99 100,0

Dari tabel 4.1 diketahui bahwa responden Fakultas Kesehatan Universitas Sumatera Utara yaitu FKM sebanyak 40 orang (40,4%), responden dari FK sebanyak 17 orang (17,2%), responden FKG sebanyak 22 orang (22,2%) dan responden FARMASI sebanyak 20 orang (20,2%).

4.2.2 Umur

Distribusi responden berdasarkan umur responden mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas Sumatera Utara tahun 2018 dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Mahasiswa Fakultas Kesehatan Universias Sumatera Utara Tahun 2018

No. Fakultas Umur Total

n % 1. Fakultas Kesehatan

Masyarakat

3. Fakultas Kedokteran Gigi

Dari tabel 4.2 menunjukkan bahwa responden FKM paling banyak diumur 21 tahun sebesar 18 orang (45,0%) dan paling sedikit diumur 18 tahun sebesar 1 orang (2,5%), responden FK paling banyak diumur 21 tahun sebesar 5 orang (29,4%) dan paling sedikit diumur 18 tahun sebesar 2 orang (11,8%), responden FKG paling banyak di umur 18 tahun sebanyak 5 orang (22,7%), 20 tahun sebanyak 5 orang (22,7%), 21 tahun sebanyak 5 orang (22,7%) dan paling sedikit di umur 22 tahun sebesar 3 orang (13,6%), responden FARMASI paling banyak di umur 21 tahun sebesar 6 orang (30,0%) dan paling sedikit diumur 18 tahun sebesar 2 orang (10,0%).

4.2.3 Angkatan

Distribusi responden berdasarkan angkatan responden mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas Sumatera Utara tahun 2018 dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Angkatan Mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas Sumatera Utara Tahun 2018

No. Fakultas Angkatan Total

n % 1. Fakultas Kesehatan

Masyarakat

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden Fakultas Kesehatan Masyarakat paling banyak di angkatan 2014 sebesar 16 orang (40,0%) dan paling sedikit di angkatan 2017 sebesar 3 orang (7,5%), responden Fakultas Kedokteran paling banyak di angkatan 2015 sebesar 8 orang (47,1%) dan paling sedikit di angkatan 2014 sebesar 2 orang (11,8%), responden Fakultas Kesehatan Gigi paling banyak di angkatan 2017 sebesar 12 orang (54,5%) dan paling sedikit di angkatan 2016 sebesar 1 orang (4,5%), responden Fakultas Farmasi paling banyak di angkatan 2015 sebesar 10 orang (50,0%) dan paling sedikit angkatan 2017 sebesar 4 orang (20,0%).

4.3 Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas Sumatera Utara Tahun 2018

Distribusi responden berdasarkan pengetahuan mahasiswa Fakultas Kesehtaan Universitas Sumatera Utara Tahun 2018 dapat dilihat pada tabel 4.4 dan tabel 4.5

Tabel 4.4 Hasil Kuesioner Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas Sumatera Utara Tentang Bahaya Natrium Benzoat Bagi Kesehatan Tahun 2018

No Pertanyaan Responden (Fakultas)

Skor Responden

Skor 2 Skor 1 Skor 0 n % n % n % 1. Pengertian Bahan

Tambahan Pangan 2. Tujuan penggunaan

Bahan Tambahan 3. Pengertian Bahan

Pengawet

FKM 40 100 0 0 0 0

FK 17 100 0 0 0 0

FKG 21 95,5 1 4,5 0 0

FARMASI 20 100 0 0 0 0

4. Kegunaan Natrium Benzoat dalam

5. Natrium benzoat termasuk bahan

penggunaannya melebihi ambang

FARMASI 19 95,0 1 5,0 0 0 8. Dampak jangka

pajang dari natrium

benzoat jika

9. Batas maksimum penggunaan

10. Batas maksimum penggunaan

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa berdasarkan pertanyaan pengetahuan yang diberikan kepada responden dikantin lingkungan sekitar Universitas Sumatera Utara tahun 2018 dapat disimpulkan bahwa responden memeliki pengetahun yang baik. Respoden paling banyak menjawab pilihan (a) yang sangat tepat yaitu defenisi bahan pengawet yang digunakan untuk mencegah, menghambat fermentasi, pengasaman atau peruraian terhadap makanan yang disebabkab oleh mikrooragnisme yaitu FKM sebanyak 40 orang (100,0%), FK sebanyak 17 orang (100,0%), FKG sebanyak 21 orang (95,5%) dan FARMASI sebanyak 20 orang (100,0%).

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa responden yang paling banyak menjawab (b) pilihan cukup tepat yaitu menunjukkan pada batas maksimum penggunaan natrium benzoat pada pembuatan saus cabai yaitu FKM sebanyak 20

orang (50,0%), FK sebanyak 10 orang (58,8%), FKG sebanyak 14 orang (63,6%) dan FARMASI sebanyak 12 orang (60,0%).

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa responden yang paling banyak tidak mengetahui tentang tujuan penggunaan bahan tambhan pangan yaitu FKM sebanyak 15 orang (37,5%), FK sebanyak 7 orang (41,2%), FKG sebanyak 10 orang (45,4%), FARMASI sebanyak 8 orang (40,0%).

Berdasarkan responden tingkat pengetahuan terhadap bahan pengawet natrium benzoat pada saus cabai di kantin sekitar lingkungan Universitas Sumatera Utara tahu 2018 dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas Sumatera Utara Tentang Bahaya Natrium Benzoat Bagi Kesehatan Tahun 2018

No Responden

Tabel 4.5 diatas menunjukkan dari hasil data didapat rata-rata distribusi responden berdasarkan tingkat pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas Sumatera Utara terhadap bahaya natrium benzoat bagi kesehatan tahun 2018. Mahasiswa FKM yang memilki pengetahun baik sebanyak 28 orang (70,0%), pengetahun sedang sebanyak 11 orang (27,5%) dan pengetahun kurang baik 1 orang (2,5%).

Mahasiswa FK yang memilki tingkat pengetahuan baik sebanyak 13 orang (76,5%), pengetahuan sedang 4 orang (23,5%). Mahasiswa FKG yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 16 orang (72,7%), pengetahuan sedang sebanyak 6 orang (27,3%). Dan mahasiswa FARMASI yang pengetahuan baik sebanyak 16 orang (80,0%), pengetahuan sedang sebanyak 4 orang(20,0%).

4.4 Sikap Mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas Sumatera Utara Tahun 2018

Distribusi responden berdasarkan sikap mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas Sumatera Utara Tahun 2018 dapat dilihat pada tabel 4.6

Tabel 4.6 Hasil Kuesioner Berdasarkan Sikap Mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas Sumatera Utara Tentang Bahaya Natrium Benzoat Bagi Kesehatan Tahun 2018

No. Pernyataan Responden

Sikap Setuju Tidak Setuju n % n % 1. Saus merupakan salah

satu produk olahan pangan yang popular dan sebagai bahan berlebih baik digunakan sebagai bahan pembuatan saus cabai

saus sebaiknya harus

memiliki syarat 4. Pengkonsumsian saus

yang memiliki kadar natrium benzoat berlebih tidak dapat menimbulkan bahaya kesehatan

FKM 2 5,0 38 95,0

FK 3 17,6 14 82,4

FKG 3 0 22 100

FARMASI 1 5,0 19 95,0 5. Perlu mencari informasi

tentang batas maksimum konsumsi saus agar

FKM 38 95,0 2 5,0

FK 16 94,1 1 5,9

terhindar dari bahayanya FARMASI 20 100 0 0 6. Natrium benzoat

merupakan zat pengawet yang tidak diizinkan pemerintah

FKM 12 30,0 28 70,0

FK 3 17,6 14 82,4

FKG 4 18,2 18 81,8

FARMASI 0 0 20 100 7. Sebaiknya banyak

minum air putih setelah mengkonsumsi makanan yang ditambahkan saus

FKM 40 100 0 0,1 umumnya bersifat racun

bagi hewan dan manusia

FKM 38 95,0 2 5,0

FK 16 94,1 1 5,9

FKG 22 100 0 0

FARMASI 19 95,0 1 5,0 9. Sebaiknya batas

maksimum natrium benzoat pada saus sebesar 1000 mg/kg

FKM 9 22,5 31 77,5

FK 5 29,4 12 70,6

FKG 6 27,3 16 72,7

FARMASI 4 20,0 16 80,0 10. Apakah anda merasa

kurang nikmat jika tidak menambahkan saus cabai pada makanan

Berdasarkan hasil data sikap responden Fakultas Kesehatan Universitas Sumatera Utara Tahun 2018 pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa responden yangs anagt setuju bahwa minum air putih setelah mengkonsumsi makanan yang ditambahkan saus yaitu FKM sebanyak 40 orang (100,0%), FK sebanyak 16 orang (94,1%), FKG sebanyak 20 orang (90,9%) dan FARMASI sebanyak 20 orang (100,0%).

Dan menunjukkan juga bahwa responden yang sangat tidak setuju bahwa pengkonsumsian saus cabai yang emmilki kadar natrium benzoat yang berlebih tidak dapat menimbulkan bahaya kesehatan yaitu FKM sebanyak 38 rang

Distribusi responden berdasarkan sikap Mahasiwa Fakultas Kesehatan Universitas Sumatera Utara Tahun 2018 dapat dilihat pada tabel 4.7

4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Sikap Mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas Sumatera Utara Tentang Bahaya Natrium Benzoat Bagi Kesehatan Tahun 2018

No. Responden

Tabel diatas menunjukkan bahwa hasil rata-rata distribusi responden berdasarkan sikap Mahasiswa Fakultas Kesehatan terhadap bahaya natrium benzoat bagi kesehatan tahun 2018 yaitu Mahasiswa FKM yang memilki sikap baik sebanyak 37 orang (92,5%), sikap sedang sebanyak 3 orang (7,5%).

Mahasiswa FK yang memilki sikap yang baik sebanyak 15 orang (88,2%), sikap sedang sebanyak 2 orang(11,8%). Mahasiswa FKG yang memilki sikap baik sebanyak 22 orang (100,0%). Dan mahasiswa FARMASI yang memilki sikap baik sebanyak 20 orang (100,0%).

4.5 Tindakan Mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas Sumatera Utara Tahun 2018

Distribusi responden berdasarkan tindakan mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas Sumatera Utara Tahun 2018 dapat dilihat pada tabel 4.8.

Tabel 4.8 Hasil Kuesioner Berdasarkan Tindakan Mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas Sumatera Utara Tentang Bahaya Natrium Benzoat Bagi Kesehatan Tahun 2018

No. Pertanyaan Responden (Fakultas)

Tindakan Ya Tidak n % n % 1. Apakah anda suka

mengkonsumsi saus cabai?

FKM 29 72,5 11 27,5

FK 13 76,5 4 23,5

FKG 13 59,1 9 40,9

FARMASI 16 80,0 4 20,0 2. Apakah anda setiap hari

mengkonsumsi saus ?

FKM 3 7,5 37 92,5 seperti bakso, mie ayam dan gorengan

menambahkan saus cabai?

FKM 27 67,5 13 32,5

FK 12 70,6 5 29,4

FKG 10 45,5 12 54,5

FARMASI 16 80,0 4 34,3 4. Apakah anda mencium

saus cabai ketika ingin membeli atau

mengkonsumsi saus cabai?

FKM 21 52,5 19 47,5 5. Apakah anda melihat label

pada kemasan ketika membeli saus? 6. Apakah anda meminum air

putih setelah memakan makanan yang

ditambahkan saus cabai?

FKM 39 97,5 1 2,5 7. Apakah anda melihat

tanggal kadarluarsa saus cabai ketika ingin membelinya?

FKM 37 92,5 3 7,5

FK 16 94,1 1 5,9

FKG 19 86,4 3 13,6

FARMASI 19 95,0 1 5,0

8. Apakah ketika saus cabai terlihat tidak menarik, anda tetap 9. Apakah anda mencari tahu

batas anjuran

mengkonsumsi saus cabai?

FKM 7 17,5 33 82,5

10. Apakah anda selalu menyediakan saus cabai pada meja anda ketika makan dirumah/ dikost/

kantin?

Berdasarkan hasi data pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa kebanyakan responden malakukan tindakan meninum air putih setelah memakan makanan yang ditambahkan saus cabai yaitu Mahasiswa FKM sebanyak 39 orang (97,5%), Mahasiswa FK sebanyak 17 orang (100,0%), Mahasiswa FKG sebanyak 22 orang (100,0%) dan Mahasiswa FARMASI sebanyak 19 orang (98,0%).

Tabel 4.8 menunjukkan juga bahwa sebagian besar responden tidak melakukan tindakan mengkonsumsi saus jika saus tidak terlihat menarik yaitu Mahasiswa FKM sebanyak 37 orang (92,5%), Mahasiswa FK sebanyak 17 orang (100,0%), Mahasiswa FKG sebanyak 20 orang (90,9%), dan Mahasiswa FARMASI sebanyak 19 orang (95,0%).

Distribusi responden berdasarkan tindakan mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas Sumatera Utara Tahun 2018 dapat dilihat pada tabel 4.9.

Tabel 4.9. Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas Sumatera Utara Tentang Bahaya Natrium Benzoat bagi Kesehatan Tahun 2018

No. Responden

Tabel diatas menunjukkan bahwa dari hasil rata-rata distribusi responden berdasarkan tindakan Mahasiswa Fakultas Kesehatan tentang bahaya natrium benzoat bagi kesehatan tahun 2018 yaitu Mahasiswa FKM yang memilki tindakan baik sebanyak 26 orang (65,0%), yang memilki tindakan sedang sebanyak 14 orang (35,0%), Mahasiswa FK yang memilki tindakan yang baik sebanyak 12 orang (70,6%), yang memilki tindakan sedang sebanyak 5 orang (29,4%), Mahasiswa FKG yang memilki tindakan baik sebanyak 11 orang (50,0%), yang memilki tindakan sedang sebanyak 11 orang (50,0%), Mahasiswa FARMASI yang memilki tindakan yang baik sebanyak 17 orang (85,0%) dan yang memilki tindakan sedang sebanyak 3 orang (15,0%).

4.6 Hasil Pemeriksaan Laboratorium Natrium Benzoat Pada Saus Cabai 4.6.1 Hasil Pemeriksaan Kuantitatif Natrium Benzoat Pada Saus Cabai

Pemerikssan bahan pengawet pada 10 sampel saus cabai yang ada di beberapa kantin sekitar lingkungan Universitas Sumatera Utara. Sampel tersebut dibawa ke Laboratorium Kimia Organik FMIPA USU untuk dilakukan pemeriksaan kuantitatif yaitu pemeriksaan untuk menghitung kadar natrium benzoat pada saus cabai dengan metode tritrasi. Hasil pemeriksaan kuantitaif pada saus cabai dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.10 Hasil Pemeriksaan Kuantitatif Natrium Benzoat Pada Saus Cabai yang ada di kantin sekitar lingkungan Universitas Sumatera Utara Tahun 2018

No Nama

2. Sampel 2 Kantin FK 0,0307 Memenuhi

Berdasarkan tabe 4.10 menunjukkan kadar kandungan natrium benzoat dibawah 1000 mg/kg menurut Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan No 36 Tahun 2013 tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pengawet. Kandungan kadar tertinggi Natrium Benzoat pada sampel saus cabai pada sampel 7 yaitu 0,1974 g/kg dan kadar kandungan terendah pada sampel 0,0307 g/kg.

Ciri-ciri fisik saus cabai yang ditemukan pada saat penelitian di beberapa kantin sekitar lingkungan USU yaitu: Tidak berjamur terdapat pada sampel 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 ; Warna merah dan kental terdapat pada sampel 1,3,8,9;

Warna orange terang dan kental terdapat pada sampel 2,4,5,6,7,10; Bau agak nyengat terdapat pada sampel 7,10.

Kesehatan

Berdasarkan analisa data yang dilakukan dapat diketahui bahwa dari setiap Fakultas Kesehatan yaitu FKM dari 40 orang yang memilki tingkat pengetahuan baik sebanyak 28 orang (38,4%), tingkat pengetahuan sedang sebanyak 11 orang (44,0%), tingkat pengetahuan kurang baik sebanyak 1 orang (100,0%).

Mahasiswa FK dari 17 yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 13 orang (17,8%), tingkat pengetahuan sedang 4 orang (16,0%), Mahasiswa FKG dari 22 orang yang memilki tingkat pengetahuan baik sebanyak 16 orang (21,9%), tingkat pengetahuan sedang sebanyak 6 orang (24,4%), Mahasiswa FARMASI dari 20 orang yang memilki tingkat pengetahuan baik sebanyak 16 orang (21,9%), tingkat pengetahuan sedang sebanyak 4 orang (16,0%).

Hasil penelitian diketahui bahwa pengetahuan responden tentang Bahan Tambahan Pangan (BTP) sudah baik, sebagian besar responden menjawab dengan benar. Pengetahuan responden tentang dampak langsung dan dampak jangka panjang natrium benzoat terhadap kesehatan sebagian besar responden sudah mengetahuinya. Pengetahuan responden yang masih kurang baik dapat dilihat dari pertanyaan mengenai batas maksimum penggunaan natrium benzoat pada saus serta Perundangan yang mengatur batas maksimum natrium benzoat.

Metabolisme Natrium Benzoat yang masuk ke dalam tubuh akan melewati

zat kimia. Natrium benzoat diabsorbsi dari usus halus dan diaktivasi melalui ikatan CoA untu menghasilkan benzoyl coenzyme A. selanjutnya benzoyl coenzyme A berkonjugasi dengan glisin dalam hati untuk membentuk asam hipurat yang kemudian dikeluarkan melalui urin. Oleh karena itu, dianjurkan agar banyak meminum air putih untuk membantu proses hidrolisa yang berfungsi sebagai ekskresi.

Green dalam Notoadmodjo (2003) menyebutkan bahwa penegtahuan salah satu faktor penting yang mempengaruhi perilaku seseorang. Notoadmodjo juga menyebutkan bahwa perilaku sesorang akan lebih baik dan dapat bertahan lebih lama apabila didasari oleh tigkat pengetahuan dan kesadaran yang baik.

Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan memilki enam tingkatan yaitu tahu (know), memahami (comprehension), aplikasi (applicaton), analisis (analysis), sintesis (synthetis) dan evaluasi (evaluation). Pengetahuan yang baik dapat dilihat jika seseorang dapat mudah mendefenisikan, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mensistesis masalah dan membuat keputusan yang benar.

Meskipun berdasarkan hasil analisis data tingkat pengetahuan responden termasuk kategori baik, sedang, dan kurang baik tetapi tingkat pengetahuan responden tetap harus ditingkatkan lagi pada Mahasiswa FKM, FK, FKG, FARMASI karena pengetahuan merupakan awal yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.

5.2 Sikap Responden Terhadap Bahaya Natrium Benzoat bagi Kesehatan Berdasarkan analisa data yang dilkukan diketahui bahwa sikap Mahasiswa Fakultas Kesehatan yaitu Mahasiswa FKM dari 40 orang yang memilki sikap baik sebanyak 37 orang (39,4%), sikap yang sedang sebanyak 3 orang (60,0%), Mahasiswa FK dari 17 orang yang memilki sikap baik sebanyak 15 orang (16,0%), sikap yang sedang sebanyak 2 orang (40,0%), Mahasiswa FKG dari 22 orang (23,4%) seluruhnya memilki sikap yang baik, dan Mahasiswa FARMASI dari 20 orang (21,3%) keseluruhannya memilki sikap yang baik.

Hasil penelitian diketahui bahwa sikap responden menyatakan sikap setuju bahwa perlu mencari informasi tentang batas maksimum konsumsi saus agar terhindar dari bahayanya serta banyak minum air putih setelah mengkonsumsi makanan yang ditambahkan saus, dan semua bahan kimia jika digunakan secara

Hasil penelitian diketahui bahwa sikap responden menyatakan sikap setuju bahwa perlu mencari informasi tentang batas maksimum konsumsi saus agar terhindar dari bahayanya serta banyak minum air putih setelah mengkonsumsi makanan yang ditambahkan saus, dan semua bahan kimia jika digunakan secara

Dokumen terkait