• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sanksi Pelanggaran Tata Tertib

TATA TERTIB DAN PENILAIAN A. Tata Tertib pada Tahap Pembekalan

D. Sanksi Pelanggaran Tata Tertib

Dalam rangka menegakkan disiplin mahasiswa dalam mengikuti KKN, melaksanakan KKN, dan mensukseskan KKN, serta mempertahankan citra dan nama baik UAD, maka pelanggaran terhadap tata tertib dan tugas-tugas lain yang dilakukan oleh para mahasiswa selama mengikuti KKN perlu diberikan sanksi. Pemberian Sanksi terhadap mahasiswa yang melakukan pelanggaran dilakukan dengan prosedur sebagai berikut.

Peringatan Pertama: Menegur mahasiswa yang bersang-kutan melalui DPL atau Korlap.

Peringatan Kedua: Memanggil mahasiswa yang bersang-kutan untuk disidang di LPM UAD oleh Koordinator Lapangan atau pejabat yang berwenang lainnya untuk kemudian dilakukan sidang bersama antara mahasiswa tersebut, DPL, Koordinator Lapangan, Staf Bidang Evaluasi dan Pimpinan LPM (termasuk Kepala Pusat KKN) untuk menentukan sanksi yang akan diberikan kepada mahasiswa yang bersangkutan.

Peringatan Ketiga: Dalam keadaan sangat memaksa, sanksi terhadap pelanggaran berat dapat diberikan di lokasi dengan sekurang-kurangnya dihadiri oleh Staf Bidang Evaluasi dan/atau Pimpinan LPM (termasuk Kepala Pusat KKN) untuk kemudian dikuatkan atau disahkan dengan keputusan Kepala LPM UAD.

Sanksi terhadap mahasiswa yang melakukan pelanggaran dapat berupa:

1. Membatalkan keikutsertaannya dalam KKN periode tersebut.

2. Meneruskan kegiatan KKN di lokasi KKN tetapi menda-patkan penurunan nilai, bila perlu sampai batas minimal.

3. Mahasiswa yang bersangkutan dengan suka rela mengundurkan diri sebagai peserta KKN.

4. Penarikan dari lokasi KKN dan dinyatakan drop out. 5. Direkomendasikan kepada Rektor dan tembusan kepada

Dekan Fakultas yang bersangkutan untuk dilakukan Sanksi Akademik (skorsing dan sebagainya).

Perbuatan-perbuatan yang termasuk pelanggaran ringan: 1. Tidak mengisi Buku Aktivitas Harian sampai 5 hari atau

lebih berturut-turut.

2. Belum memintakan tanda tangan surat izin kepada Ketua Unit atau teman mahasiswa sepemondokan/ Kepala Dukuh/ Lurah Desa atau induk semang tempat pemondokan. 3. Tidak mengisi surat izin secara lengkap (misalnya tidak

diisi tanggal meninggalkan lokasi KKN).

4. Tidak membuat Rencana Kegiatan secara lengkap (dapat perseorangan dan dapat pula kolektif).

5. Meninggalkan lokasi KKN tanpa izin, walaupun kurang dari 1 x 24 jam.

6. Meninggalkan lokasi KKN tanpa diketahui Ketua Unit, kawan sepemondokan, atau induk semang tempat pemondokan.

Perbuatan-perbuatan yang termasuk pelanggaran sedang: 1. Tidak mengikuti kegiatan dalam rangka survei atau

penyu-sunan program kerja KKN.

2. Meninggalkan lokasi KKN melebihi izin yang diajukan, tetapi masih dalam batas toleransi.

3. Meninggalkan lokasi KKN tanpa izin selama 1 x 24 jam atau lebih sampai batas toleransi (yakni 2 x 24 jam) dengan alasan apa pun.

4. Membawa dan mempergunakan kendaraan roda empat tanpa izin, tanpa diketahui, dan/atau tanpa disetujui oleh

Staf Bidang Perencanaan, Evaluasi, dan Pengembangan KKN UAD/Kepala Pusat KKN UAD/Kepala LPM UAD. 5. Mengizinkan/mengajak tamu menginap di lokasi KKN 6. Tidak dapat menyesuaikan diri (dengan tanpa larut)

dengan kehidupan masyarakat di lokasi KKN setelah tinggal selama 7 hari.

Perbuatan-perbuatan yang termasuk dalam kategori pelanggaran berat pada tahap pelaksanaan antara lain: 1. Tidak pernah mengikuti kegiatan dalam rangka survei

dan penyusunan program kerja.

2. Meninggalkan lokasi KKN 3 x 24 jam berturut-turut tanpa izin dengan alasan apa pun.

3. Mencari dan mendapatkan bantuan atau sponsor yang mengikat.

4. Mencari bantuan/sponsor tanpa prosedur yang diizinkan oleh Kepala Pusat KKN/Kepala LPM UAD.

5. Melakukan tindakan yang dapat dikategorikan sebagai tindakan kriminal, tindakan asusila, kegiatan yang menjurus ke arah politik praktis, turut campur dalam pilkades atau pilkada, turut campur dalam unjuk rasa, kegiatan yang menyebabkan timbulnya keresahan masya-rakat, kegiatan yang melanggar hukum, baik di lokasi KKN maupun di tempat lain.

6. Mengucapkan perkataan, bersikap, dan/atau berbuat yang oleh pejabat yang berwenang dianggap sebagai tindakan yang mencemarkan nama baik almamater UAD.

7. Melakukan pemalsuan tanda tangan pada buku laporan, proposal, dan lain-lain.

8. Membuat stempel dan kop surat mengatasnamakan Pusat KKN UAD.

E. Penilaian

Penilaian dimaksud untuk mengetahui proses dan ke-majuan pelaksanaan Program KKN. Melalui penilaian ini akan diketahui tingkat keberhasilan pelaksanaan program yang dilaksanakan oleh peserta KKN.

Di samping untuk memberikan nilai prestasi akademik yang dicapai oleh mahasiswa selama mengikuti KKN, pe-nilaian KKN dapat pula dipergunakan sebagai:

(1) masukan untuk perbaikan, pengembangan, dan pening-katan program kegiatan selanjutnya, baik yang dilaksana-kan oleh peserta KKN UAD berikutnya maupun masya-rakat setempat.

(2) umpan balik untuk perbaikan dan/atau pengembangan Pendidikan Tinggi pada umumnya maupun kurikulum pada khususnya.

Penilaian pencapaian prestasi akademik mahasiswa KKN dilaksanakan berdasar pada prestasi aktivitas maupun kerja mahasiswa. Penilaian ini dimulai sejak mahasiswa mengikuti tahap persiapan, pembekalan, survei, operasional, sampai responsi KKN. Penilaian dilakukan oleh Staf Pusat KKN UAD dan/atau Pelaksana Pembekalan, Dosen Pembimbing Lapangan, LPM UAD atau tim evaluator independen, teman sejawat dalam ber-KKN, dan Tokoh Masyarakat/Pemerintah Desa.

Penilaian terhadap mahasiswa KKN dilakukan atas dasar aktivitas dan prestasi para mahasiswa pada tahap pembe-kalan, survei dan penyusunan program, operasional, dan responsi.

Pada Tahap Pembekalan, aspek yang dinilai meliputi (a)

pengetahuan teoretik yang diukur dengan tes sumatif, (b) tingkat kehadiran dan aktivitas dalam pembekalan umum,

(c) kehadiran dan aktivitas dalam pembekalan khusus, dan (d) aktivitas dalam mengikuti kegiatan yang dapat meningkatkan keterampilan maupun kegiatan lain yang berkaitan dengan upaya meningkatkan kemampuan untuk kelancaran pelaksanaan program (berupa jumlah sertifikat yang dimiliki). Nilai akhir pembekalan adalah jumlah nilai keempat aspek dibagi empat. Nilai tahap ini diberi bobot 2,5.

Penilaian pembekalan menggunakan ketentukan sebagai berikut.

1. Kehadiran dalam Pembekalan (jumlah kehadiran dibagi jumlah total kehadiran X 100)

2. Nilai baca al-Quran (A=100, B=75, C=50, D=25, E-0) 3. Jumlah sertifikat pelatihan yang dimiliki (4=100, 3=75,

2=50, 1=25) 4. Nilai general test

Nilai Pembekalan adalah jumlah 1+2+3+4 dibagi 4.

Pada Tahap Survei dan Penyusunan Program, aspek

yang dinilai berasal dari laporan survei dan penyusunan gram kerja, meliputi akurasi hasil survei dan relevansi pro-gram dengan permasalahan yang diperoleh melalui survei. Laporan survei dan penyusunan program disampaikan dalam bentuk laporan tertulis dan diserahkan sebelum mahasiswa melakukan operasional di lokasi KKN. Di samping itu, ada dan tidaknya diskusi dan koordinasi dalam penyusunan pro-gram serta ketepatan waktu penyerahan laporan survei dan penyusunan program menjadi bahan pertimbangan dalam penilaian. Untuk tahap ini, pemberi nilai adalah DPL. Nilai tahap ini diberi nama Nilai Prapelaksanaan Kegiatan KKN, diberi bobot 1.

kemampuan menyusun program, (b) pengisian form survei, (c) Relevansi rencana program keilmuan dengan program studi mahasiswa, (d) peran dan penyusunan program unit, dan (e) peran dalam berkoordinasi dengan tokoh masyarakat.

Pada Tahap Operasional, aspek yang dinilai oleh DPL

dengan bobot 1,5 meliputi (a) kehadiran, (b) pengisian form TPA/ Bimbingan Belajar, (c) pengisian buku harian, (d) pengisian matriks, (e) rekapitulasi pelaksanaan program. Aspek yang dinilai oleh masyarakat dengan bobot 1 meliputi (a) kedisiplinan kerja, (b) kepatuhan tinggal di lokasi, (c) kepatuhan terhadap tata tertib, (d) kerjasama antar sesama mahasiswa, (e) kerjasama dengan pemuka masyarakat, (f) kerjasama dengan warga masyarakat, (g) kemampuan dalam pemberdayaan masyarakat, (h) peran dan aktifitas mahasiswa dalam kegiatan, dan (1) tanggung jawab dalam pelaksanaan program.

Pemberi nilai pada tahap ini adalah Tokoh Masyarakat/ Pejabat dengan bobot nilai 1 dan DPL dengan bobot 2. Selain itu, dilakukan pula penilaian oleh teman sejawat dalam KKN dan LPM UAD. Penilaian oleh teman sejawat meliputi peran dalam prapelaksanaan, peran dalam koordinasi dengan lokasi, peran dalam pelaksanaan, ketidakhadiran, peran dalam penyusunan laporan. Adapun penilaian oleh LPM meliputi (a) pengumpulan form perencanaan dan denah ke LPM 2 hari sebelum penerjunan, (b) kesesuaian jam rencana kegiatan telah mengikuti ketentuan (keilmuan, keagamaan, keagamaan, pendukung), (c) realisasi pelaksanaan program keilmuan, (d) realisasi jam total pelaksanaan program (total 7400), (e) silaturahmi, (f) form shalat jamaah, (g) pengisian matriks, (h) rekapitulasi pelaksanaan program, (i) presensi, (j) ketepatan pengumpulan laporan.

Pada Tahap Pelaporan dan Responsi dengan bobot 1.

Aspek yang dinilai yaitu (a) presentasi jam program keilmuan, (b) presentasi jam program keagamaan, (c) presentasi jam program seni dan olah raga, (d) presentasi jam program pendukung/tematik, dan (e) ketepatan pengumpulan laporan. Aspek penilaian antarteman dengan bobot 1 meliputi (a) peran dalam prapelaksanaan, (b) peran dalam koordinasi dengan lokasi, (c) peran dalam pelaksanaan, (d) ketidakhadiran, dan (e) peran dalam penyusunan laporan.

Nilai akhir mahasiswa KKN diperoleh melalui

penjum-lahan atas (a) nilai tahap pembekalan diberikan bobot 2,5, (b) nilai survei dan penyusunan program diberikan bobot 1, (c) nilai operasional di lapangan yang diberikan oleh DPL diberikan bobot 1.5, (d) nilai operasional di lapangan yang diberikan oleh Tokoh Masyarakat/Pejabat di lokasi KKN diberikan bobot 1, (e) nilai operasional di lapangan yang diberikan oleh teman sejawat dalam ber-KKN diberikan bobot 1, (f) nilai pasca pelaksanaan KKN yang diberikan oleh DPL bobot 1, dan (g) nilai pelaksanaan oleh LPM UAD, diberikan bobot nilai 2. Kemudian hasil seluruh penilaian terhadap mahasiswa tersebut dibagi 10.

BAB VII

USAHA TINDAK LANJUT

Dokumen terkait