BAB III: PENERBITAN BILYET GIRO DAN BILYET GIRO KOSONG
D. Sanksi Terhadap Penerbitan Bilyet Giro Kosong
51
Pemberian sanksi terhadap penerbitan bilyet giro kosongbersifat administratif. Mengenai sanksi terhadap penerbitanbilyet giro kosong secara khusus telah diatur dalam SuratEdaran Bank Indonesia No.9/13/DASP pada ketentuan angka II tentang penutupan rekening danangka IV tentang daftar hitam, dan tata caranya diatur dalamSurat Edaran Bank Indonesia No.9/13/DASP tanggal 8 Juni2006 tentang Tata Usaha Penarikan Cek/Bilyet Giro Kosong43
1. Surat peringatan dan penutupan rekening .
Apabila penerbit mengajukan bilyet giro kosong kepada bank tertarik, bank ini wajib menolaknya dengan alasan dana yang tersedia tidak mencukupi (kosong) dan penolakan tersebut harus disertai dengan Surat Keterangan Penolakan (SKP). Jika seorang nasabah (penerbit) menerbitkan bilyet giro kosong pada bank tiga kali dalam waktu enam bulan, maka bank tertarik wajib menutup rekening nasabah (penerbit) tersebut. Untuk itu agar nasabah (penerbit) mengetahui atau menyadari akan hal ini, maka setiap kali terjadi penolakan bilye giro kosong, bank wajib memperingatkan nasabah yang bersangkutan dengan surat, yaitu: a. untuk pelanggaran penerbitan bilyet giro kosong pertama, diberikan
surat peringatan I (SP I) yang memuat pernyataan agar nasabah (penerbit) yang bersangkutan tidak menerbitkan bilyet giro kosong lagi.
b. Untuk pelanggaran penerbitan bilyet giro kosong kedua diberikan surat peringatan II (SP II) yang memuat ancaman penutupan
43
Hermansyah. Hukum Perbankan Nasional Indonesia.Kencana Prenada Media. Jakarta. 2005. Hal. 59
rekening dan pencantuman namanya dalam daftar hitam jika terjadi pelanggaran untuk ketiga kalinya. Surat peringatan II bagi nasabah yang menerbitkan bilyet giro kososng tersebut dikeluarkan oleh Bank Indonesia.
c. untuk pelanggaran penerbitan bilyet giro kosong yang ketiga kali, kepada nasabah (penerbit) tersebut langsung diberitahukan dengan surat bahwa rekeningnya telah ditutup. Dalam surat pemberitahuan penutupan rekening (SPR) dicantumkan pula syarat-syarat rehabilitasi yang harus dipenuhi.44
2. Pencantuman Nama nasabah (penerbit) dalam daftar hitam
Nama-nama nasabah yang telah dikenakan penutupan rekening oleh Bank Indonesia dimasukkan dalam daftar hitam penarik bilyet giro kosong. Nama-nama nasabah yang dimasukkan dalam daftar hitam adalah:
a. Nama perorangan, termasuk usaha-usaha seperti toko, bengkel,
restauran, warung dan kongsi.
b. Nama perusahaan yang berbentuk firma, CV, PT dan
koperasi/yayasan/perkumpulan berikut nama penarik (penandatangan) bilyet giro kosong yang bersangkutan (contoh: CV Makmur, Penarik: Hasan)
c. Badan usaha/yayasan yang dimiliki/didirikan oleh pemerintah d. bank-bank dan lembaga keuangan bukan bank.
44
Abdulkadir Muhammad,,Hukum Dagang tentang Surat-Surat Berharga. Citra Aditya Bakti, Bandung. 1993, hal. 186-187.
53
Khusus terhadap instansi pemerintah/lembaga negara yang menarik bilyet giro kosong tiga kali dalam enam bulan, namanya tidak dicantumkan dalam daftar hitam walaupun rekeningnya ditutup oleh bank. Apabila nama nasabah (penerbit) tercantum dalam daftar hitam, maka semua bank:
1. Segera menutup rekening nasabah (penerbit) tersebut dan melaporkan penutupan rekening tersebut kepada Bank Indonesia setempat
2. Dilarang mengadakan hubungan rekening dengan nasabah (penerbit)
tersebut kecuali dalam bentuk rekening khusus.
Rekening khusus adalah rekening tabungan atau rekening lain yang khusus disediakan oleh bank tertarik kepada pemilik rekening yang rekeningnya ditutup karena melakukan penarikan bilyet giro kosong yang memenuhi kriteria untuk dimasukkan dalam daftar hitam atau namanya tercantum dalam daftar hitam yang berlaku guna menampung pembayaran bilyet giro yang masih beredar.45
Daftar hitam yang dikeluarkan Bank Indonesia ini bersifat rahasia dan hanya dapat digunakan untuk keperluan intern bank-bank.Dengan demikian nama-nama yang tercantum dalam daftar hitam tidak diperkenankan untuk diumumkan kepada pihak ketiga bukan bank.
Nasabah yang telah melakukan penarikan cek/bilyet giro kosong sebanyak tiga kali dalam jangka waktu enam bulan atau menarik satu lembar cek/bilyet giro kosong dengan nominal Rp 500.000.000,- atau lebih maka namanya akan dimasukan kedalam daftar hitam oleh Bank Indonesia. Apabila nama nasabah tercantum dalam daftar hitam, maka semua bank
45Surat Edaran Bank Indonesia No. 2/10/DASP tanggal 8 Juni 2000 tentang Tata Usaha Cara Penarikan cek/Bilyet Giro Kosong.
harus segera menutup rekening giro nasabah yang bersangkutan dan dilarang mengadakan hubungan rekening dengan nasabah yang bersangkutan, kecuali dalam bentuk rekening khusus (setelah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia).
Pengertian Daftar Hitam menurut Indra Bastian dan Suhardjono dalam bukunya ”Akuntansi Perbankan”, mengatakan bahwa :
”Daftar Hitam adalah daftar yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia yang berisi nama nasabah bank yang telah dikenakan sanksi penutupan rekening karena melakukan penarikan cek/bilyet giro kosong sebanyak tiga kali dalam jangka waktu enam bulan atau menarik satu lembar cek/bilyet giro kosong dengan nominalRp 500.000.000,- atau lebih.”
Nama-nama nasabah bank yang dimasukan dalam daftar hitam dapat berupa nama perorangan, badan usaha maupun badan hukum, sedangkan instansi pemerintah/lembaga negara, bank umum, BPR, dan BUMN yang telah melakukan penarikan cek/bilyet giro kosong tidak dicantumkan dalam daftar hitam.
Daftar hitam yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia hanya berlaku untuk bank-bank di wilayah kerja Bank Indonesia yang mengeluarkan daftar hitam tersebut selama satu tahun sejak tanggal penerbitan.
Nama nasabah yang telah masuk kedalam daftar hitam dapat direhabilitasi oleh Bank Indonesia, tetapi nasabah tersebut harus mengikuti beberapa ketentuan yang berlaku.
55
Menurut Indra Bastian dan Suhardjono dalam bukunya ”Akuntansi Perbankan”, mengatakan bahwa46
”Nasabah yang namanya tercantum dalam daftar hitam yang dikeluarkan Bank Indonesia dapat direhabilitasi oleh Bank Indonesia setelah dipenuhi hal-hal sebagai berikut :
:
a. Tenggang waktu penutupan rekening telah melampaui jangka
waktu sebagai mana telah diatur sebagai berikut :
(1).Tenggang waktu penutupan rekening nasabah dan pencantuman namanya dalam daftar hitam adalah selama jangka waktu 6 (enam) bulan terhitung sejak tanggal penutupan rekening.
(2).Apabila dalam tenggang waktu tersebut nasabah yang bersangkutan masih menarik cek/bilyet giro kosong, maka tenggang waktu diperpanjang 6 (enam) bulan lagi terhitung mulai tanggal penolakan cek/bilyet giro kosong yang terakhir. (3).Tenggang waktu bagi nasabah yang dimasukan dalam daftar
hitam untuk kedua kalinya, ditetapkan selama 12 (dua belas) bulan dan untuk pencantuman dalam daftar hitam ketiga kalinya dan seterusnya ditetapkan selama 24 (dua puluh empat) bulan. (4).Daftar hitam yang telah berlaku 2 (dua) tahun sejak tanggal
dikeluarkannya akan akan dihapus oleh Bank Indonesia.
b. Selama tenggang waktu tersebut yang bersangkutan tidak
melakukan penarikan cek/bilyet giro kosong lagi.
c. Telah mengembalikan sisa buku cek/bilyet giro dan menyerahkan bukti penyelesaian cek/bilyet giro kosong yeng telah ditariknya atau bukti tembusan rekening koran yang memuat pembayaran cek/bilyet giro yang bersangkutan.
d. Menyerahkan surat pernyataan yang bermaterai cukup bahwa
yang bersangkutan telah menyelesaikan semua cek/bilyet giro kosong yang menyebabkan rekening ditutup dan tidak akan melakukan penarikan cek/bilyet giro kosong lagi.”
Dari kutipan diatas dapat diketahui bahwa nasabah yang namanya masuk dalam daftar hitam dapat direhabilitasi oleh Bank Indonesia, yaitu setelah dipenuhinya beberapa hal seperti : tenggang waktu penutupan rekening telah melampaui jangka waktu yang telah diatur, selama tenggang waktu tersebut nasabah tidak melakukan penarikan cek/bilyet giro kosong,
46
menyerahkan bukti penyelesaian cek/bilyet giro kosong yeng telah ditariknya, dan juga menyerahkan surat pernyataan yang bermaterai cukup bahwa yang bersangkutan telah menyelesaikan semua cek/bilyet giro kosong47.
47
57
BAB IV
PT. BANK SUMUT CABANG UTAMA MEDAN
A. Prosedur Serta Syarat Umum dan Khusus Pembukaan Rekening Giro Pada PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan
Bilyet giro adalah surat perintah pemindah bukuan dari nasabah suatu bank kepada bank yang bersangkutan,untuk memindahkan sejumlah uang dari rekeningnya ke rekening penerima yang namanya disebut dalam bilyet giro, pada bank yang sama atau bank yang lain.
Bilyet giro adalah surat berharga dimana orang yang diberi giro tersebut tidak bisa menguangkan giro itu di bank, tapi harus disetorkan terlebih dulu ke rekeningnya.Bilyetgiro merupakan jenis surat berharga yang tidak diatur dalam KUHD, yang tumbuh dan berkembang dalam praktik perbankan karena kebutuhan dalam lalu lintas pembayaran secara giral48
Surat bilyet giro adalah tidak lain daripada surat
perintahnasabahyang telah distandarisasi bentuknya kepada bank penyimpan dana untuk memindahbukukan sejumlah dana dari rekening yang bersangkutan kepada pihak penerima yang disebutkan namanya pada bank yang sama atau pada bank lainnya
. Bank Indonesia sebagai bank sentral mengatur dan memberi petunjuk cara penggunaan bilyet giro.
49
48
Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.Raja Grafindo Persada.Jakarta. 2002. Hal. 52
.
49 Ibid
Bilyet giro merupakan surat berharga, dimana surat tersebut merupakan surat perintah nasabah kepada bank penyimpan dana untuk memindahbukukan sejumlah dana dari rekening yang bersangkutan pada pihak penerima yang disebutkan namanya baik pada bank yang sama ataupun bank yang berbeda50. Dalam bilyet giro terdapat tanggal efektif atau jatuh tempo yaitu selama 70 hari dengan demikian terdapat dua tanggal dalam teksnya yaitu tanggal penerbitan dan tanggal efektif.Sebelum tanggal efektif tiba, bilyet giro sudah dapat diedarkan sebagai alat pembayaran, tetapi tidak dapat dipindahtangankan melalui endosemen karena tidak terdapat klausula yang menunjukkan cara pemindahannya51
Penggunaan bilyet giro semakin hari semakin meningkat bahkan dapat diperkirakan melampaui penggunaan warkat lainnya.Semakin tingginya penggunaan bilyet giro sebagai alat pembayaran tidak diiringi dengan pengaturan secara tegas, hal ini berbeda dengan cek sebagai alat pembayaran giral yang telah diatur dalam KUHD. Mengingat fungsi bilyet giro sebagaisurat perintah nasabah kepada bank untuk memindahbukukan sejumlah dana dari rekening yang bersangkutan kepada pihak penerima di bank yang sama atau di bank lain sangat bermanfaat sebagai alat pembayaran, dirasakan pentingnya ketentuan dan pengaturan mengenai prosedur penggunaan secara tegas dalam undang-undang.
.
50
Kasmir, Op.Cit, hal.68 51
Kasmir. “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”. (Jakarta: Raja Grafindo Persada.2002) Hal 59
59
Adapun yang menjadi syarat-syarat pembukaan rekening giro/tabungan/deposito pada PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan adalah sebagai berikut:
Untuk Badan Usaha (PT, CV, FIRMA)
1. Mengajukan permohonan resmi dari calon nasabah untuk membuka
rekening GIRO
2. Fotocopy Kartu Identitas Resmi seperti KTP/SIM/PASSPORT (yang
membuka rekening serta pengurus)
3. Fotocopy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Surat Keterangan
Terdaftar (SKT) dan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SPPKP)
4. SPT Badan/SPT Tahunan
5. Akta Pendirian Perusahaan & Akta Perubahan/Kronologis Akta s/d terakhir (jika ada perubahan)
6. Tanda Daftar Perusahaan (TDP atau TDUP) yang masih berlaku
7. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) yang masih berlaku
8. Surat Izin Usaha Konstruksi (SIUJK) yang masih berlaku
9. Surat Izin Tempat Usaha Bukan Perusahaan Industri (HO) atau SITU yang masih berlaku
10.Izin Menteri Kehakiman Untuk Perseroan Terbatas (UU No.40 Tahun
11.Akta/SK Kepala Cabang/Perwakilan atau Kuasa apabila Kantor Cabang/Perwakilan
12.Pas Photo terbaru ukuran 2x3 sebanyak 3 (tiga) lembar berwarna
13.Surat Keterangan Domisili Dari Kelurahan
14.Stempel perusahaan
15.Referensi dari nasabah AC/Rekening Giro PT. Bank Sumut Cabang
Utama Medan
16.Tidak Termasuk Daftar Hitam Bank Indonesia
17.Mengisi aplikasi/formulir pembukaan rekening GIRO PT. Bank Sumut
18.Setoran awal minimum Rp.2.000.000,- (dua juta rupiah)
19.Saldo minimum Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah)
20.Biaya Adm Buka Rekening Giro Rp. 75.000,- (tujuh puluh lima ribu rupiah)
21.Biaya Adm Pemeliharaan rekening Rp. 25.000,- (dua puluh lima ribu rupiah) per bulan
61
SYARAT KHUSUS REKENING GIRO
PERNYATAAN NASABAH
CABANG :
NOMOR REKENING :
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Pekerjaan :
Jabatan :
Alamat :
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri/dalam jabatan tersebut di atas, dan karenanya sesuai ketentuan Pasal…………. Akta yang dibuat dihadapan……… ……… Notaris di ……… Nomor ………. Tanggal……… yang dilekatkan dalam pernyataan ini, dan oleh karena itu bertindak untuk atas nama………. . Dalam kedudukan dan sebagai demikian, dengan ini berjanji untuk selalu mematuhi seluruh ketentuan pemegang rekening yang berlaku di BANK SUMUT termasuk, namun tidak terbatas pada syarat-syarat umum pada Pemegang Rekening, tetapi juga Syarat-syarat lain termasuk antara lain :
Pasal 1
Senantiasa akan memanfaatkan dengan sebaik-baiknya dana yang ada pada Bank Sumut yang terdiri dari saldo kredit pada rekening saya/kami.
Pasal 2
Apabila saya/kami menarik cek yang kemudian ternyata diajukan kepada Bank Sumut. Sedangkkan dana yang tersedia pada hari pengajuan cek dimaksud ternyata kosong (dana/saldo tidak mencukupi)dana harus ditolak, maka saya/kami bersedia menerima penolakan atas pembayaran cek tersebut dan penyampaian laporannya kepada Bank Indonesia (BI).
Pasal 3
Apabila say6a/kami menarik bilyet giro yang kemudian ternyata diajukan kepada Bank Sumut pada atau sesudah tanggal valuta/efektif seperti yang disebutkan di atas bilyet giro sebagai tanggal perintah pemindahbukan. Sedangkan dana yang tersedia pada hari pengajuan bilyet giro dimaksud ternyata kosong (dana/saldo tidak mencukupi) maka untuk penarikan dengan bilyet giro tersebut berlaku syarat-syarat pada butir Pasal 2 di atas. Sebaliknya apabila bilyet giro yang saya/kami tarik ternyata diajukan kepada Bank Sumut sebelum tanggal valuta/efektif dimaksud di atas, maka tanpa perlu memperhatikan terlebih dahulu dana yang tersedia dalam rekening saya/kami cukup atau baik, Bank Sumut akan dengan segera menolaknya dan tidak perlu dilaporkan ke Bank Indonesia sebagai bilyet giro kosong.
63
Apabila menarik satu atau beberapa cek/bilyet giro kosong setelah dua kali menarik cek/bilyet giro kosong, masih menarik lagi cek/bilyet giro kosong untuk ketiga kalinya dalam jangka waktu 6 (enam) bulan atau apabila menarik 1 (satu) lembar cek/bilyet giro dengan jumlah nominal Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) atau lebih atau dalam jumlah lain yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang dan dfitolak karena dananya tidak cukup, maka tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, Bank Sumut akan menutup rekening. Kemudian saya/kami harus segera dengan tiada permintaan terlebih dahulu dari Bank Sumut, menyerahkan kembali sisa buku bilyet cek/giro.
Pasal 5
Apabila berdasarkan data yang dikeluarkan oleh bank-bank lain sebagai pemegang rekening berdasarkan hal-hal tersebut Pasal 2 dan 3 di atas, maka saya/kami bersedia menerima penutupan yang dilakukan oleh Bank Sumut tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, kemudian saya/kami harus segera menyerahkan kembali buku-buku cej/bilyet giro kepada Bank Sumt untuk selanjutnya mengambil sisa/saldo rekening saya/kami bila ada.
Pasal 6
Apabila nama saya/kami ternyata dimaksukkan Daftar Hitam oleh Bank Indonesia (BI) karena penarikan cek/bilyet giro kosong pada bank-bank lain yang walaupun jumlah penarikan saya/kami pada masing-masing tersebut dua kali atau kurang, namun berdasarkan laporan yang telah disampaikan kepada Bank Indonesia (BI) oleh bank-bank dimaksud seperti yang disebutkan pada Pasal 2 dan 3 membuktikan bahwa jumlah keseluruhan
penarikan saya/kami telah mencapai tiga kali atau lebih dalam jangka wakytu 6 bulan maka saya/kami bersedia menerima penutupan yang dilakukan oleh Bank Sumut tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, kemudian saya/kami harus segera dengan tiada permintaan terlebih dahulu dari Bank Sumut setelah menerima pemberitahuan bahwa rekening saya/kami ditutup karena hal tersebut di atas, menyerahkan kembali buku-buku cek/bilyet giro kepada Bank Sumut untuk selanjutnya mengambil sisa/saldo rekening saya/kami bila ada.
Pasal 7
Apabila oleh pihak kedua karena apapun dilakukan penyalahgunaan buku- buku cek/bilyet giro yang saya/kami terima dari Bank Sumut, sehingga Bank Sumut dirugikan dalam bentuk apapun, maka kerugian material yang karenanya diderita Bank Sumut akan saya/kami bayar seketika dan sekaligusdengan tiada proses pengadilan berupa apapun.
Pasal 8
Jika nama baik Bank Sumut karenanya terancam, maka saya/kami akan membayar segala biaya untuk merahabilitir nama baik itu. Berhubungan dengan yang tersebut di atas itu saya/kami berjanji akan menyimpan buku- buku cek/bilyet giro dimaksud di atas sebaik-baiknya dan bertanggung jawab sepenuhnya atas akibat yang ditimbulkan oleh hilangnya buku cek/bilyet giro yang telah saya/kami terima
Pasal 9
Saya/kami tidak akan melakukan praktek Cross Clearing yang dilarang. Pasal 10
65
a. Syarat Khusus Rekening Giro ini merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari Syarat-syarat Umum Pembukaan Rekening Bank Sumut.
b. Apabila terdapat perubahan peraturan yang berlaku dan atau
kebijaksanaan lain yang ditetapkan oleh Bank Sumut mengenai hal-hal yang berkaitan dengan rekening giro, maka saya/kami dengan ini menyatakan tunduk dan menerima sepenuhnya perubahan-perubahan tersebut dengan segala akibat yang ditimbulkannya.
c. Bank Sumut atas pertimbangan sendiri dapat memblokir rekening
nasabah, dalam hal terdapat indikasi dan atau dugaan sengketa yang dapat diterma oleh Bank Sumut.
………...………,………… ………
Materai
……… ……….
SYARAT-SYARAT UMUM PEMBUKAAN REKENING
Pasal1 : Pengertian
Dalam syarat-syarat umum, kecuali kata-kata menentukan lain :
a. Badan, berarti suatu badan atau lembaga, baik berbadan hukum atau tidak, menurut Peraturan yang berlaku memenuhi syarat untuk menjadi Pemegang Rekening.
b. Bank, berarti PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara yang
disingkat dengan PT. Bank Sumut yang didirikan berdasarkan Akta Notaris Alina Hanum Nasution Sarajana Hukum No. 38 tanggal 16 April 1999 tentang Pendirian Perseroan Terbatas Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara yang dibuat oleh Notaris dan telah diumumkan pada Tambahan Berita Negara RI tanggal berkedudukan di Medan, dan berkantor pusat di Gedung Bank Sumut, Jalan Imam Bonjol, No. 18 Medan 2012.
c. Pemegang Rekening, berarti pihk-pihak yang mempunyai rekening pada
bank, bila perorangan atau suatu badan.
d. Peraturan yang berlaku, berarti peraturan perundang-undangan yang
berlaku di Republik Indonesia khsususnya dibidang perbankan, termasuk akan tetapi tidak terbatas pada peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dan ketentuan-ketentuan dari asosiasi-asosisasi dengan siapa Bank bergabung serta aturan-aturan dan kebiasaan lain yang berlaku pada waktu dan di tempat tindakan atau persetujuan tersebut dilaksanakan. e. Perorangan, berarti orang perorangan yang memenuhi syarat Peraturan yang
67
f. Rekening, berarti catatan semua transaksi keuangan yang membuat data
keluar masuknya keuangan Pemegang Rekening pada Bank dalam bentuk dan isi yang ditetapkan oleh Bank.
g. Syarat-syarat umum, berarti syarat-syarat umum ini sebagaimana dari
waktu ke waktu diubah, ditambah atau diperbaharui oleh Bank. Pasal2 : Ketentuan Umum
a. Pemegang Rekening tunduk dan patuh kepada ketentuan-ketentuan Syarat- syarat umum ini kecuali jika mengenai suatu ketentuan diadakan persetujuan lain secara tertulis oleh Bank dan Pemegang Rekening.
b. Pelaksanaan semua persetujuan dan hubungan antara Bank dengan
Pemegang Rekening dilakukan dengan memperhatikan PEraturan yang berlaku.
Pasal3 : Kepemilikan Rekening
a. Bila Pemegang Rekening membuka Rekening lebih dari satu atas nama
Pemegang REkening itu dianggap sebagai satu kesatuan akan tetapi Bank tidak berkewajiban untuk memperbolehkan penarikan yang melampaui saldo efektif dari suatu Rekening berdasarkan kemungkinan kompensasi dari saldo efektif Rekening yang lain dan Bank tidak berkewajiban untuk membayar/memperhitungkan bunga atas selisih saldo debet dan kredit dari Rekening – Rekening yang bersangkutan.
b. Jika suatu Rekening dibuka atas nama beberapa orang dan atau Badan maka :
1. Segala tindakan dilakukan oleh salah satu pihak yang membentuk
sama, oleh karena itu masing-masing betanggung jawab tentang terhadap Bank atas semua akibat yang timbul pada Rekening gabungan.
2. Penandatanganan Cek/bbilyet giro atau instruksi lainnya dapat
dilakukan secara bersama-sama oleh semua atau sebagian atau oleh salah satu pihak yang membentuk Rekening gabungan tersebut sesuai dengan kewenangan yang ditentukan oleh Pemegang Rekening dan diterima baik oleh Bank.
3. Baik tidak bertanggung dan semua pihak yang membentuk Rekening
gabungan dengan ini melepaskan hak untuk menuntut Bank. Para pejabat dan atau para pegawainya, atas kerugian yang ditimbulkan karena perselisihan yang terdapat diantara para pihak tertentu dan setiap pihak yang membentuk rekening gabungan dengan ini membebaskan mereka dari segala tuntutan dan tanggung jawab atas Rekening tersebut termasuk akan tetapi tidak terbatas pada akibat penutupun Rekening tersebut.
Pasal4 : Jenis-jenis Rekening
a. Jenis-jenis Rekening :
1. Tabungan
2. Deposito 3. Giro
4. Pinjaman dan
5. Rekening-rekening lainnya yang diadakan oleh Bank.
b. Ketentuan-ketentuan dalam syarat-syarat umum ini berlaku bagi setiap
69
umum ini yang bertentangan dengan ketentuan-ketentuan khusus yang akan diatur lebih lanjut dalam setiap jenis Rekening, maka syarat-syarat khusus dari Rekening yang bersangkutan tersebut yang akan berlaku.
Pasal5 : Penyetoran
a. Setiap setoran kedalam Rekening harus disertai dengan slip atau aplikasi lain yang ditandatangani oleh yang menyetor dan atau dengan cara lain yang ditentukan dan diterima baik oleh Bank sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b. Bank akan memberikan tanda bukti penyetoran dalam bentuk yang
ditentukan oleh Bank, akan tetapi jika penyetoran tidak dapat dibuktikan atau bilamana terjadi ketidaksesuaian terhadap Rekening, maka perhitungan Bank yang dianggap benar.
c. Penyetoran non-tunai termasuk tetapi tidak terbatas pada penyetoran dalam