• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sanksi yang Diberikan Kepada Penghadap yang Memberikan

BAB III SANKSI YANG DIBERIKAN KEPADA PENGHADAP

D. Sanksi yang Diberikan Kepada Penghadap yang Memberikan

Berdasarkan hasil penelitian, sanksi yang diberikan kepada penghadap yang memberikan keterangan palsu dalam akta otentik adalah 95:

Bahwa sanksi pidana yang diberikan seseorang bukanlah semata-mata untuk menderitakan (menistai) orang tersebut. Akan tetapi merupakan upaya edukatif agar dikemudian hari orang tersebut dapat memperbaiki perilakunya, menurut iman dan kepercayaannya serta sesuai dengan kehendak undang-undang dan ketertiban masyarakat pada umumnya, disamping itu tentunya lebih memperhatikan perasaan

93

GHS Lumban Tobing, Op. Cit, hal 137.

94

Ibid, hal 140.

95

keadilan masyarakat terutama korban, sehingga keseimbangan dan tertib masyarakat dapat dipelihara. Selain itu layak dan patut untuk diberi hukuman pidana penjara yang setimpal dengan perbuatannya agar dapat membuat jera sehingga tidak akan mengulangi perbuatan tersebut.

Bahwa Penerapan hukum yang telah dilakukan oleh hakim terhadap para pihak/penghadap dalam hal ini selaku terdakwa adalah sudah benar dan sesuai dengan fakta dan bukti-bukti yang sah dan meyakinkan telah melakukan perbuatan melawan hukum yakni melakukan tindak pidana “secara bersama-sama menyuruh menempatkan keterangan palsu dalam akta otentik” yang telah memenuhi seluruh unsur-unsur dari pasal yang dituduhkan yaitu Pasal 266 ayat (1) (KUHP) jo. Pasal 55 ayat (1) ke- 1e KUHP. Dan oleh akrenanya maka para pihak/penghadap wajib bertanggungjawab secara perdata dan secara pidana. Secara perdata wajib memberi ganti rugi atas kerugian yang diderita korban, dan secara pidana wajib dijerat dengan pidana penjara. Sebab perbuatan para pihak/penghadap tersebut bukan saja merugikan orang lain akan tetapi juga telah merugikan seorang notaris sebagai pejabat umum yang melayani kepentingan umum atau masyarakat.

Berdasarkan posisi kasus yang telah diuraikan diatas, oleh Majelis Hakim mempertimbangkan dakwaan jaksa penuntut umum sebagaimana diatur dan diancam dalam pasal 266 ayat (1) KUHP jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1e KUHP, yang unsur- unsurnya adalah sebagai berikut :

1. Barang siapa

2. Menyuruh menempatkan keterangan palsu kedalam suatu akta otentik 3. Mengenai suatu hal yang sebenarnya harus dinyatakan oleh akta itu

4. Dengan maksud untuk memakai/menyuruh orang lain memakai akta itu seolah- olah keterangannya itu sesuai dengan kebenaran

5. Pemakaiannya tersebut dapat mendatangkan sesuatu kerugian

6. Unsur sebagai orang yang melakukan atau turut serta melakukan perbuatan itu Ad. 1 Unsur : Barang siapa

Bahwa yang dimaksud dengan barang siapa menurut memori van toelichting(MVT), adalah manusia sebagai subjek hukum yang dapat dipertanggungjawabkan atas perbuatannya. Subjek hukum yang dimaksud adalah Fauziah, Abdul Hakim Saleh Bashel, dan Mubarak Salim Baswel.

Ad. 2 Unsur menyuruh menempatkan keterangan palsu kedalam suatu akta otentik Bahwa Surat Kuasa Akta Nomor 54 tanggal 13 Nopember 1992 yang dibuat dan dihadapan Notaris Pagit Maria Tarigan , SH :

- Bahwa terdakwa Mubarak Salim Baswel dihadapan Notaris Pagit Maria Tarigan, SH mengaku bernama Saksi Abdullah Salim Baswel, Kartu Tanda Penduduk (KTP) atas anam Abdullah Salim Baswel dengan KTP No : 1.04218/0020/001/KM.91 yang bertempat tinggal di Jalan Gajah No.21 Kelurahan Pandau Hulu II Kecamatan Medan Area yang sudah diganti foto dirinya dan sesuai surat persetujuan tanggal 20 Nopember 1992 yang ditandatangani saksi Fauziah yang mengaku sebagai istri saksi Abdullah SB di hadapan Notaris Pagit Maria Tarigan, SH sesuai akta Nomor : 52 tanggal 13 Nopember 1992 telah memberi kuasa kepada terdakwa Abdul Hakim SB untuk menjual, memindahkan dan menyerahkan hak atas tanah yang terletak di Jalan Kereta Api No 6/18B Kelurahan Kesawan Kecamatan Medan Barat.

- Bahwa selanjutnya sesuai akta penjuala, akta pembelian, dan penyerahan hak nomor : 62 tanggal 16 Februari 1993 dibuat dihadapan Notaris Pagit Maria Tarigan, SH telah dijual tanah di Jalan Kereta Api No 6/18B Kelurahan Kesawan Kecamatan Medan Barat milik saksi pelapor Abdullah SB kepada Abu Bakar Zein

- Bahwa apabila akta surat kuasa tersebut dicermati maka dapat dilihat baik akta Surat Kuasa Nomor 54 tanggal 13 Nopember 1992 yang dibuat dihadapan Notaris Pagit Maria Tarigan, SH, adalah atas permintaan Terdakwa Mubarak SB dan persetujuan saksi Fauziah.

- Bahwa saksi Notaris Pagit Maria Tarigan, SH dalam hal ini sebagai pejabat umum yang berwenang membuat dan menerbitkan akta Nomor : 54 tanggal 13 Nopember 1992 yang berarti akta tersebut dibuat pejabat umum yang berwenang untuk itu, dengan demikian Majelis Hakim berkesimpulan bahwa Akta surat kuasa nomor 54 tanggal 13 Nopember 1992 dan Penjualan, Pembelian dan Penyerahan Hak sesuai akta nomor : 62 tanggal 16 Februari 1993 tergolong Akta Otentik.

Selanjutnya akan dipertimbangkan apakah keterangan yang ditempatkan dalam akta tersebut adalah palsu? Bahwa berdasarkan fakta-fakta yang terungkap didepan persidangan ternyata sesuai akta Nomor : 2 tanggal 1 Desember 1981 yang dibuat dan dihadapan Notaris Marah Sutan Nasution, Alm. Salim bin Aboed Baswel telah menghibahkan tanahnya di Jalan Kereta Api No 6/18B Kelurahan Kesawan Kecamatan Medan Barat Kodya Medan seluas 33m2 yang diatasnya berdiri bangunan permanen kepada saksi Abdullah Sedangkan orangtua saksi Abdullah Sb tersebut

sesuai akta jual beli Nomor : 22 tanggal 14 September 1963 telah membelinya dari seorang bernama Mangara Hutapea selaku Kuasa dari Entjik Nurhana sesuai Akta Surat Kuasa Nomor : 32 tanggal 6 Maret 1963 dibuat dihadapan Notaris Marah Sutan Nasution, sehingga tanah menjadi milik Abdullah SB berdasarkan akta hibah tersebut.

- Bahwa dari surat-surat yang mendukung diterbitkannya Akta Nomor :52 tanggal 13 Nopember 1992 adalah adanya surat persetujuan tanggal 20 Nopember 1992 yang ditanda tangani saksi Fauziah, KTP Nomor : 1.04218/0020/001/KM/91 atas nama Abdullah SB yangbertempat tinggal di Jalan Gajah nomor:21 Kel.Pandau Hulu II Kec.Medan Area dan keterangan Terdakwa Mubarak SB sebagai pemilik tanah di Jl. Kereta Api No:6/18 B Kel.Kesawan, Kec.Medan Barat padahal Terdakwa Mubarak Salim SB dan Terdakwa Abdul Hakim SB telah mengetahui pemilik tanah tersebut adalah saksi Abdullah SB.

- Bahwa dengan demikian pernyataan dan keterangan saksi Fauziah yang membuat persetujuan kepada Terdakwa Mubarak SB untuk memberikan kuasa kepada Terdakwa Abdul Hakim SB dalam akta Otentik yaitu Surat Kuasa sesuai akta Nomor: 52 tanggal 13 Nopember 1992 adalah berisi keterangan-keterangan yang tidak benar atau palsu.

- Bahwa dengan adanya persetujuan dimaksud diatas, saksi Fauziah bersama-sama Terdakwa Mubarak SB dan Terdakwa Abdul Hakim SB telah ikut menempatkan keterangan tidak benar / keterangan palsu kedalam akta tersebut, oleh karenanya maka unsur ke-2 ini telah terpenuhi.

- Bahwa akta yang merupakan surat kuasa harus menyatakan kebenaran tentang saksi Fauziah sebagai isteri Terdakwa Mubarak SB ic. Sebagai pemilik tanah di Jalan Kereta Api No 6/18B Kelurahan Kesawan Kecamatan Medan Barat yang menguasakan kepada terdakwa Abdul Hakim SB untuk menjualnya

- Bahwa berdasarkan fakta yang terungkap dipersidangan ternyata pemilik yang berhak atas tanah di Jalan Kereta Api No 6/18B Kelurahan Kesawan Kecamatan Medan Barat adalah saksi Abdullah SB yang bersama istrinya ic saksi Hafsah SB tidak pernah menghadap dan memberikan persetujuan untuk memberikan kuasa kepada terdakwa Abdul Hakim SB dihadapan Notaris Pagit Maria Tarigan, SH

- Bahwa berdasarkan hal-hal yang dikemukakan diatas, dapat diperoleh

kesimpulan, yang dipalsukan oleh terdakwa Mubarak SB dan terdakwa Abdullah Hakim SB adalah mengenai suatu hal yang sebenarnya harus dinyatakan oleh akta itu. Dengan demikian unsur ketiga ini telah terpenuhi.

Ad.4 Unsur dengan maksud untuk memakai/menyuruh orang lain memakai akta itu seolah-olah keterangannya itu sesuai dengan kebenarannya.

- Bahwa dengan terbitnya akta surat kuasa atas adanya persetujuan Terdakwa itulah ternyata sesuai Akta Penjualan, Pembelian dan Penyerahan Hak Nomor 62 tanggal 16 Februari 1993, dipergunakan Terdakwa Abdul Hakim SB untuk menjual tanah di Jalan Kereta Api No 6/18B Kelurahan Kesawan Kecamatan

Medan Barat milik saksi Abdullah SB kepada Abu Bakar Zein seharga Rp 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah)

- Bahwa Terdakwa Abdul Hakim SB menggunakan akta itu seoah-olah isi dari akta tersebut adalah sesuai dengan ketentuan kebenaran, padahal berdasarkan

pembuktian unsur-unsur diatas keterangan tersebut adalah tidak benar atau palsu. Dengan demikian unsur keempat inipun telah terpenuhi.

Ad. 5 Unsur pemakaiannya terebut dapat mendatangkan kerugian;

- Bahwa dengan digunakan surat kuasa tersebut oleh Terdakwa Abdul Hakim SB saksi Abdullah SB sebagai pemilik berdasarkan Akta Hibah Nomor: 2 tanggal 1 Desember 1981, merasa dirugikan karena tanah di Jl. Kereta Api Nomor: 18-B Kel. Kesawan Kec. Medan Barat sekarang dikuasai oleh saksi Abu Bakar Zein. Dengan demikian unsu-5 inipun telah terpenuhi.

- Ad,6. Unsur: Sebagai orang yang melakukan atau turut serta melakukan

perbuatan itu;

- Bahwa untuk adanya bentuk perbuatan “bersama-sama melakukan” maka

Terdakwa harus bisa dibuktikan ia sebagai “ikut serta melakukan”, bukan “sebagai yang membantu melakukan”.

- Bahwa telah menjadi yurisprudensi bahwa untuk membedakan keduanya bisa dilihat dari bentuk kerja sama antara mereka;

- Bahwa dalam ikut serta melakukan kerja sama antara Terdakwa Abdul Hakim SB dengan Terdakwa Mubarak SB serta Fauziah begitu erat sehingga yang satu itu tidak dapat terpisah dari yang lainnya, satu dan lainnya menyebabkan tiada dapat diketahui siapa yang menjadi pelaku utama dan siapa yang membantu melakukan. - Bahwa saksi Fauziah telah memberikan persetujuannya dengan mengaku seolah- olah bernama saksi Hafsah SB ic. Isteri saksi Abdullah SB kepada Terdakwa Mubarak SB yang mengaki bernama saksi Abdullah SB untuk memberikan kuasa kepada Terdakwa Abdul Hakim SB.

- Bahwa dengan dipenuhinya syarat-syarat selanjutnya Notaris Pagit Maria Tarigan,SH, telah membuat dan menerbitkan Akta Surat Kuasa Nomor: 54 tanggal 13 Nopember 1992 yang selanjutnya sesuai Akta Penjualan, Pembelian, dan Penyerahan Hak Nomor: 62 tanggal 16 Pebruari 1993 Terdakwa Abdul Hakim SB menjual tanah di Jl. Kereta Api Nomor: 18-B Kel. Kesawan, Kec. Medan Barat milik saksi Abdullah Salim SB kepada Abu Bakar Zein;

- Bahwa untuk memberikan penilaian terhadap apa yang telah dilakukan oleh terdakwa tersebut maka dapatlah disimpulkan bahwa walaupun saksi Fauziah hanya memberian persetujuan dan mengaku seolah-olah sebagai istri saksi Abdullah SB dan tidak langsung menghadap dihadapan Notaris untuk bersama- sama terdakwa Mubarak SB memberikan kuasa kepada terdakwa Abdul Hakim SB akan tetapi peranannya sangat menentukan dan erat sekali kerjasamanya dengan terdakwa lainnya dalam terjadinya proses terbitnya surat kuasa sesuai akta Nomor 52 tanggal 13 Nopember 1993 tersebut. Baahwa dengan demikian unsur ke- 6 inipun telah terpenuhi.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut maka Hakim Pengadilan Negeri Medan memutuskan :

1. Menyatakan Terdakwa Fauziah bersalah dan menjatuhkan pidana penjara selama 2 (dua) tahun.

2. Menyatakan Terdakwa Abdullah Hakim SB dan Mubarak SB bersalah dan menjatuhkan pidana penjara selama 3 (tiga) tahun.

3. Menetapkan agar barang bukti berupa foto copy surat yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum sebagai mana dalam daftar barang bukti dan Penasehat Hukum Terdakwa tetap berada dalam berkas perkara.

4. Membebankan biaya perkara ini kepada Para Terdakwa masing-masing sebesar Rp. 1000,- (seribu rupiah).

Dengan demikian maka penerapan hukum yang dilakukan oleh hakim sebagaimana yang diatur /diancam dalam pasal 266 ayat (1) KUHP yang dituduhkan atas Terdakwa/Penghadap adalah tepat dan benar. Sebab semua unsur-unsur yang tercantum dalam pasal yang dituduhkan tersebut terhadap Terdakwa/penghadap telah dipenuhi. Oleh sebab itu berdasarkan pertimbangan – pertimbangan hakim dari dakwaan-dakwaan/ penuntutan maka Terdakwa/penghadap patut / layak dijatuhi hukuman pidana penjara dan membebankan biaya perkara selama dalam proses persidangan di pengadilan.

Dokumen terkait