Oleh: Lidmul, Sansan, Andre, Lim Pei San
5. Saraf,Jiwa, Forensik
Oleh: Anggun PS, Nanash, Edu, Buchel, Asri,
Nikho, Carla, Mendi, Arda, Nunki
SARAF
1. Laki, laki 14 tahun ke Poli Syaraf dengan keluhan kejang saat tidur sejak 2 minggu yang lalu. Kejang berlangsung sekitar 1-2 menit. Kelojotan 4 ekstremitas, kepala melenting, mata terbelalak, mulut berbusa. Saat kejang tidak ada sadar dan
mengompol. Riwayat epilepsy dalam keluarga (+). Apa diagnosis?
a. Epilepsy umum idiopatik b. Epilepsy umum simptomatik c. Epilepsy umum kriptogenik d. Epilepsy parsial idiopatik e. Epilepsy parsial simptomatik Jawaban: a. Epilepsy umum idiopatik Epilepsi adalah suatu keadaan yang ditandai oleh bangkitan epilepsi berulang berselang 24 jam yang timbul tanpa provokasi.
Klasifikasi berdasarkan ILAE 89
1. FOKAL/PARTIAL: idiopatik, simptomatik, dan kriptogenik 2. UMUM: idiopatik, kriptogenik,
simptomatik
3. Epilepsi yg tidak dpt ditentukan umum/fokal
4. Sindrom khusus (bangkitan yang berkaitan dengan situasi tertentu) Idiopatik: tidak terdapat lesi struktural di otak/defisit neurologis. Diperkirakan mempunyai predisposisi genetik dan umumnya berhubungan dengan usia Simptomatik: bangkitan epilepsi disebabkan oleh kelainan lesi/struktural pada otak, contoh: trauma, infeksi, kongenital, SOL, metabolik, neurodegeneratif
Kriptogenik: dianggap simptomatik tetapi penyebabnya belum diketahui. Gamabran klinis sesuai dengan ensefalopati difus. Sumber: konsensus epilepsi
2. Laki- laki, 31 tahun mengeluh susah BAK dan BAB sejak 1 minggu. Sebelumnya 3 bulan yang lalu pasien mengeluhkan nyeri pinggang. Dari kedua ektremitas bawah didapatkan hiporefleks, anestesi. Kemungkinan diagnosis:
a. Tumor myeloma
b. Spina bifida
c. Acquired spina syndrome d. HNP lumbosacral e. Mielitis
Jawaban: d. HNP lumbosacral
HNP lumbosacral (herniated nucleus pulposus) adalah HNP (Hernia Nukleus Pulposus) yaitu keluarnya nukleus pulposus dari discusmelalui robekan annulus fibrosus hingga keluar ke belakang atau dorsal menekan medulla spinalis atau mengarah ke dorsolateral menekan radix spinalis sehingga menimbulkan gangguan
Sumber:
http://www.pmrehab.com/hnp.htm
3. Seorang anak, membuka mata dengan nyeri, suara menangis tak terbujuk, dan ekstensi abnormal. Berapa GCSnya? a. 5 b. 6 c. 7 d. 8 e. 9 Jawaban: b.6
4. Laki- laki 57 tahun mengeluh mata tiba- tiba tidak bisa melihat kemudian segera membaik. 1 jam ini merasakan lemah dan kebas pada kaki dan tangan kanan. Tekanan darah 170/ 100 mmHg. Apa diagnosis?
a. Hemianopsia homonym b. Hemianopsia heteronym c. Transient Ischemic Attack
d. Migrain without aura e. Migrain aura
Jawaban: c. Transient Ischemic Attack TIA adalah tanda awal dari stroke, merupakan suatu episode singkat disfungsi neurologis akibat iskemi otak fokal yang tidak berkaitan dengan infark serebri permanen. TIA didefinisikann sebagai kejadian iskemik otak fokal dengan gejala yang berlangsung kurang dari 24 jam. Tp, sekarang ini, terdapat definisi baru, yaitu suatu episode disfungsi neurologis singkat yg disebabkan oleh iskemi otak fokal atau retina , dengan gejala klinis yg berlangsung kurang dari 1 jam, dan tidak didapatkan adanya bukti infark akut (definisi baru belum diterima sepenuhnya)
Sumber: neurology in daily practice
5. Anak laki- laki 8 tahun mengeluhkan lemah kaki kanan, ekstremitas yang lain baik dan sensibilitas lain juga baik. Apa diagnosis? a. Miastenia b. SGB c. Bells palsy d. Poliomyelitis Jawaban: d. Poliomyelitis
Poliomyelitis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus polio yang dapat mengakibatkan terjadinya kelumpuhan yang permanen. Penyakit ini dapat menyerang pada semua kelompok umur, namun yang peling rentan adalah kelompok umur kurang dari 3 tahun. Gejala meliputi demam, lemas, sakit kepala, muntah, sulit buang air besar, nyeri pada kaki, tangan, kadang disertai diare. Kemudian virus menyerang dan merusakkan jaringan syaraf , sehingga menimbulkan kelumpuhan yang permanen. Jenis – jenis Polio antara lain : 1. Polio Non-Paralisis Polio non-paralisis menyebabkan demam, muntah, saki perut, lesu dan sensitif. Terjadi kram otot pada leher dan punggung, otot terasa lembek jika disentuh. 2. Polio Paralisis Spinal Strain poliovirus ini menyerang saraf tulang belakang, menghancurkan sel tanduk anterior yang mengontrol pergerakan pada batang tubuh dan otot tungkai. Meskipun
strain ini dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, kurang dari satu penderita dari 200 penderita akan mengalami kelumpuhan. Kelumpuhan paling sering ditemukan terjadi pada kaki. Setelah poliovirus menyerang usus, virus ini akan diserap oleh kapiler darah pada dinding usus dan diangkut seluruh tubuh. Poliovirus menyerang saraf tulang belakang dan neuron motor yang mengontrol gerak fisik. Pada periode inilah muncul gejala seperti flu. Namun, pada penderita yang tidak memiliki kekebalan atau belum divaksinasi, virus ini biasanya akan menyerang seluruh bagian batang saraf tulang belakang dan batang otak. Infeksi ini akan mempengaruhi sistem saraf pusat menyebar sepanjang serabut saraf. Seiring dengan berkembang biaknya virus dalam sistem saraf pusat, virus akan menghancurkan neuron motor. Neuron motor tidak memiliki kemampuan regenerasi dan otot yang berhubungan dengannya tidak akan bereaksi terhadap perintah dari sistem saraf pusat. Kelumpuhan pada kaki menyebabkan tungkai menjadi lemas kondisi ini disebut acute flaccid paralysis (AFP). Infeksi parah pada sistem saraf pusat dapat menyebabkan kelumpuhan pada batang tubuh dan otot pada toraks (dada) dan abdomen (perut), disebut quadriplegia. 3. Polio Bulbar Polio jenis ini disebabkan oleh tidak adanya kekebalan alami sehingga batang otak ikut terserang. Batang otak mengandung neuron motor yang mengatur pernapasan dan saraf kranial, yang mengirim sinyal ke berbagai otot yang mengontrol pergerakan bola mata saraf trigeminal dan saraf muka yang berhubungan dengan pipi, kelenjar air mata, gusi, dan otot muka, saraf auditori yang mengatur pendengaran, saraf glossofaringeal yang membantu proses menelan dan berbgai fungsi di kerongkongan; pergerakan lidah dan rasa; dan saraf yang mengirim sinyal ke jantung, usus, paru-paru, dan saraf tambahan yang mengatur pergerakan leher ( Wilson, 2001 ).
Sumber:
L. Heymann, David dan R. Bruce Aylward. 2004. Poliomyelitis. Switzerland : Geneva 1211 N.Z, Miller.2004. The polio vaccine: a critical assessment of its
arcane history, efficacy, and long-term health-related consequences. USA: Thinktwice Global Vaccine Institute. M.D, Paul E. Peach.2004. Poliomyelitis. Warm Springs ; GA 31830.
Wilson, Walter R. 2001. Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease. USA : McGraw-Hill Companies, Inc http://www.totalkesehatananda.com/polio3.html. Diakses
tanggal 13 Maret 2009.
http://himapid.blogspot.com/2008/11/polio-masalahnya-dan-cara-pencegahannya.html. Diakses tanggal 13 Maret 2009
6. Anak laki-laki usia 18 bulan mengalami kejang seluruh tubuh selama kurang dari 3 menit. Satu hari yang lalu pasien demam dan pilek dan anak sudah diberi obat penurun demam. Pemeriksaan fisik, suhu 38,5 C. Diagnosis:
a. Kejang demam
b. Kejang demam simpleks c. Kejang demam kompleks d. Meningitis
e. Ensefalitis
Jawaban: b. Kejang demam simpleks Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal >38) yang disebabkan oleh proses ektrakranial.
Kriteria diagnosis:
1. kejang demam kompleks
a. kejang berlangsung >15 menit
b. kejang fokal/parsial, atau kejang umum didahului kejang fokal
c. kejang berulang (>=2x dalam 24 jam)
2. Kejang demam sederhana
a. Kejang demam yg tidak memenuhi kriteria kejang demam kompleks
Sumber: panter 2012
7. Seorang laki-laki usia 76 tahun sejak 3 tahun ini mudah lupa. Awalnya pasien suka lupa apa yang baru dilakukannya, lupa dimana meletakkan barang-barang, lupa nama cucu bahkan istrinya. Kemudian pasien lupa jalan pulang ke rumah. Biasanya pasien senang main bridge bersama teman-temannya, sekarang pasien tidak mau bermain bridge lagi.
Akhir-akhir ini pasien sering marah-marah tanpa alasan yang jelas. Diagnosisnya… a. Alzheimer b. Astrositoma c. Huntington disease d. Glioblastoma e. Frontotemporal dementia Jawaban: a. Alzheimer
dementia ‗is a syndrome due to disease of the brain, usually of a chronic or progressive nature,in which there is impairment of higher cortical functions, including memory, thinking, orientation,comprehension, calculation, learning capacity,language and judgement. The cognitive impairments are commonly accompanied, andoccasionally preceded, by deterioration in emotional control, social behaviour or motivation.‘
Summary
In summary, the clinical diagnosis of (probable)
Alzheimer‘s disease is based upon the recognition
of:
• Dementia, documented by a validated scale
such as the Mini-Mental Examination and confirmed by appropriate neuropsychological
• The presence of deficits in two or more areas
of cognition
• Progressive deterioration in memory and other cognitive functions
• No disturbance of consciousness
• Onset between the ages of 40 and 90 years,
usually after 65 years of age
• Absence of other conditions that could account for the progressive deficits in memory and other cognitive functions. Frontotemporal dementia
Two main syndromes are associated with frontotemporal
dementia, although there is overlap
between the extremes. In one form, disinhibition,
distractibility and overactivity predominate. In the other, affected individuals show mainly apathy, inertia and withdrawal. Sumber: Clinical Neurology, 3ed. Timothy J. Fowler ,John W. Scadding
Demensia adalah suatu sindroma penurunan kemampuan intelektual progresif yang menyebabkan deteriorasi kognisi dan fungsional, sehingga mengakibatkan gangguan fungsi sosial, pekerjaan dan aktivitas sehari-hari. (Asosiasi Alzheimer Indonesia,2003) Demensia terbagi atas 2 dimensi:
Menurut umur; terbagi atas: Demensia senilis onset > 65 tahun Demensia presenilis < 65 tahun
Menurut level kortikal: Demensia kortikal Demensia subkortikal
Klasifikasi lain yang berdasarkan korelasi gejala klinik dengan patologi-anatomisnya Anterior : Frontal premotor cortex
Perubahan behavior, kehilangan kontrol, anti sosial, reaksi lambat.
Posterior: lobus parietal dan temporal Gangguan kognitif: memori dan bahasa, akan tetapi behaviour relatif baik.
Subkortikal: apatis, forgetful, lamban, adanya gangguan gerak.
Kortikal: gangguan fungsi luhur; afasia, agnosia, apraksia.
Menurut perjalanan penyakit: 1. Reversibel
2. Ireversibel (Normal pressure hydrocephalus, subdural hematoma, vit B Defisiensi, Hipotiroidisma, intoxikasi Pb.
Menurut kerusakan struktur otak Tipe Alzheimer Tipe non-Alzheimer 1. Demensia vaskular
2. Demensia Jisim Lewy (Lewy Body dementia)
3. Demensia Lobus frontal-temporal 4. Demensia terkait dengan
SIDA(HIV-AIDS) 5. Morbus Parkinson 6. Morbus Huntington 7. Morbus Pick 8. Morbus Jakob-Creutzfeldt 9. Sindrom Gerstmann-Sträussler-Scheinker 10. Prion disease
11. Palsi Supranuklear progresif 12. Multiple sklerosis
13. Neurosifilis 14. Tipe campuran Menurut sifat klinis: 1. Demensia proprius 2. Pseudo-demensia
Lima puluh sampai enam puluh persen penyebab demensia adalah penyakit Alzheimer. Alzhaimer adalah kondisi dimana sel syaraf pada otak mati sehingga membuat signal dari otak tidak dapat di transmisikan sebagaimana mestinya (Grayson, C. 2004). Penderita Alzheimer mengalami gangguan memori, kemampuan membuat keputusan dan juga penurunan proses berpikir.
Alzheimer adalah kumpulan gejala demensia akibat gangguan neuro degenaratif (penuaan saraf) yang berlangsung progresif lambat, dimana akibat proses degenaratif menyebabkan kematian sel-sel otak yang massif. Kematian sel-sel otak ini baru menimbulkan gejala klinis dalam kurun waktu 30 tahun. Awalnya ditemukan gejala
mudah lupa (forgetfulness) yang menyebabkan penderita tidak mampu menyebut kata yang benar, berlanjut dengan kesulitan mengenal benda dan akhirnya tidak mampu menggunakan barang-barang sekalipun yang termudah. Hal ini disebabkan adanya gangguan kognitif sehingga timbul gejala neuropsikiatrik seperti, Wahan (curiga, sampai menuduh ada yang mencuri barangnya), halusinasi pendengaran atau penglihatan, agitasi (gelisah, mengacau), depresi, gangguan tidur, nafsu makan dan gangguan aktifitas psikomotor, berkelana. Stadium demensia Alzheimer terbagi atas 3 stadium, yaitu :
Stadium I
Berlangsung 2-4 tahun disebut stadium amnestik dengan gejala gangguan memori, berhitung dan aktifitas spontan menurun. ―Fungsi memori yang terganggu adalah memori baru atau lupa hal baru yang dialami
Stadium II
Berlangsung selama 2-10 tahun, dan disebutr stadium demensia. Gejalanya antara lain,
Disorientasi
gangguan bahasa (afasia) penderita mudah bingung
penurunan fungsi memori lebih berat sehingga penderita tak dapat melakukan kegiatan sampai selesai, tidak mengenal anggota keluarganya tidak ingat sudah melakukan suatu tindakan sehingga mengulanginya lagi.
Dan ada gangguan visuospasial, menyebabkan penderita mudah tersesat di lingkungannya, depresi berat prevalensinya 15-20%,‖ ØStadium III Stadium ini dicapai
setelah penyakit berlangsung 6-12 tahun.Gejala klinisnya antara lain:
Penderita menjadi vegetatif tidak bergerak dan membisu daya intelektual serta memori
memburuk sehingga tidak
mengenal keluarganya sendiri
tidak bisa mengendalikan buang air besar/ kecil
kegiatan sehari-hari membutuhkan bantuan ornag lain
kematian terjadi akibat infeksi atau trauma
1. 2. Demensia Vaskuler
Untuk gejala klinis demensia tipe Vaskuler, disebabkan oleh gangguan sirkulasi darah di otak. ―Dan setiap penyebab atau faktor resiko stroke dapat berakibat terjadinya demensia,‖. Depresi bisa disebabkan karena lesi tertentu di otak akibat gangguan sirkulasi darah otak, sehingga depresi itu dapat didiuga sebagai demensia vaskuler. Gejala depresi lebih sering dijumpai pada demensia vaskuler daripada Alzheimer. Hal ini disebabkan karena kemampuan penilaian terhadap diri sendiri dan respos emosi tetap stabil pada demensia vaskuler
Sumber:
http://gustriag.wordpress.com/2012/11/1 6/makalah-demensia/
8. Seorang pasien laki-laki usia 50 tahun datang ke puskesmas untuk control dua minggu yang lalu pasien baru keluar dari rumah sakit karena stroke. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan posisi uvula tidak di sentral. Kelainannya pada….. a. N. V-3 b. N. XI c. N .X d. N.XII e. N.IX Jawaban: c. N .X
CRANIAL NERVE EVALUATION: CN I: OLFACTORY