• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PEMBAHASAN

6.2 Saran

1. Kepada Dinas Kesehatan Kota Medan agar lebih meningkatkan pemantauan terkait dengan adanya peraturan pemerintah yang sudah dibuat dan dapat membuat sanski baik tertulis maupun tidak tertulis. Sehingga PP No 33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif ini berjalan dengan baik di klinik bersalin swasta di Kota Medan.

2. Kepada bidan koordinator di klinik bersalin swasta, menghimbau bidan pelaksana di klinik bersalin mengikuti pelatihan dan lebih banyak membaca informasi terkini terkait dengan peraturan pemerintah karena merekalah yang pertama menangani persalinan serta bidan dimanapun tidak mudah tergiur oleh tawaran kerjasama provider susu formula dan keuntungan yang didapatkan. Diharapkan bidan bekerja lebih positif sehingga mereka dapat bekerja sesuai dengan peraturan, demi generasi penerus bangsa yang lebih baik dan juga menurunkan angka kematian bayi.

3. Kepada penanggungjawab klinik agar lebih bertanggung jawab tidak hanya secara tertulis tetapi juga melihat langsung ke lapangan bagaimana proses bidan dalam menangani persalinan dan melakukan penyuluhan kepada ibu – ibu di lingkungan klinik bersalin agar peraturan ini dapat berjalan sebagaimana mestinya.

4. Kepada Bidan Koordinator agar dapat menambah poster, pamflet, serta merancang dan menghimbau bidan di klinik untuk melaksanakan peraturan dan menempatkan petunjuk teknis tentang apa itu dan pentingnya ASI Eksklusif di tempat yang strategis agar ibu yang datang ke klinik dapat melihat dan membacanya sehingga dapat mengubah pola pikir mereka untuk tidak memberikan susu formula selagi masih bisa memberikan ASI Eksklusif serta meningkatkan sosialisasi pada saat ibu datang memeriksakan kehamilan. 5. Ada kerjasama dan komitmen dengan lembaga pemerintah maupun non pemerintah

kesehatan dan pihak – pihak yang dianggap berpengaruh terhadap berjalannya Peraturan Pemerintah No 33 Tahun 2012 tentang pemberian ASI Eksklusif tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Ade, Benih N. 2014. ASI dan Susu Formula nuMed. Yogyakarta. Adenita, 2013.Breast Friends InspirASI22. AIMI, Tangerang

Adiningrum, Hapsari.2014.Buku Pintar ASI Eksklusif. Salsabila, Jakarta

Arsita, Prasewtyawati E. 2012. Kesehatan Ibu dan Anak ( KIA).nuMed. Yogyakarta

Badan Pusat Statistik,2013, BKKBN, Departemen Kesehatan. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 20012-2001.Badan Pusat Statistik.Medan

Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Bina Kesehatan

Masyarakat.2008, Buku Acuan Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Asuhan Esensial, Pencegahan dan Penanggulangan Segera Komplikasi Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: Depkes RI.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Bina Kesehatan

Masyarakat.2008. Buku Acuan Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Asuhan Esensial, Pencegahan dan Penanggulangan Segera Komplikasi Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Depkes RI.Jakarta

Dinas Kesehatan Kota Medan. 2014. Profil Dinas Kesehatan Kota Medan Tahun 2013. Medan. . 2014. Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara

Tahun 2013. Medan.

Holmes, Debbie. 2012. Asuhan Kebidanan pada Bayi yang Baru Lahir. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Herdiansyah, Haris. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu Sosial. Salemba Humanika. Jakarta.

Maryunani, Anik. 2009. Inisiasi Menyusui Dini: ASI Eksklusif dan Manajemen Laktasi. Trans Info Media. Jakarta

Nea, Umar. 2014. Multitasking Breastfeeding Mama. Pustaka Bunda, Jakarta.

Roesli, U. 2001. Mitos menyusui. Makalah dalam Seminar Telaah Mutakhir tentang ASI. FAOPSPerinasia, Bali.

Rusnita, A. 2008. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Kamar Bersalin IGN RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta November 2008. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.Jakarta

Syafiq A, Fikawati S.2007. Mercy Corps Healthy Start Baseline Survey North Jakarta, Indonesia, Final Report.Center For Health ResearchUniversity of Indonesia, Depok. Welford, Heather.2014. ASI atau SUFOR ?. PT.Bhuana Ilmu Populer, Jakarta.

2011 tentang RPJMD Kota Medan Tahun 2011-2015 . Medan

.2012.Peraturan Pemerintah No 33 Tahun 2012 tentang ASI eksklusif. Jakarta.

PEDOMAN WAWANCARA SEMI TERSTRUKTUR DAN OBSERVASI ANALISIS IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH NO 33 TAHUN 2012 DI KLINIK/BIDAN

BERSALIN KOTA MEDAN TAHUN 2015 I. Identitas Informan Nama : Umur : Jenis Kelamin : Pendidikan Terakhir : Tanggal Wawancara :

II. Daftar Pertanyaan

A. Pertanyaan untuk Bidan Koordinator di Klinik Bersalin

1. Sesuai dengan jabatan yang Ibu emban, apa saja yang Ibu ketahui mengenai peraturan pemerintah no 33 tahun 2012 tentang pemberian asi eksklusif ?

a. Apakah pemberian asi ekslusif telah diterapkan di klinik ini?

b. Bagaimana komitmen politis dari pemerintah terhadap peraturan pemerintah tersebut ?

c. Bagaimana petunjuk pelaksanaan dalam program pemberian asi eksklusif di klinik ini ?

2. Sepengetahuan Ibu bagaimana proses pemberian ASI pasca ibu melahirkan ? a. Adakah pelatihan untuk tidak memberikan susu formula pada tenaga kesehatan? b. Bagaiman cara ibu menangani ibu jika ASI tidak keluar ?

c. Berapa lama waktu yang diberikan pasca bayi lahir sampai ASI keluar ? 3. Bagaimana dengan tawaran kerjasama provider susu formula ?

4. Bagaimana dengan sarana, prasarana dan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan program ASI eksklusif ?

a. Promsosi apa yang dilakukan provider susu formula?

b. Apakah sebelum melahirkan sudah ditawarkan pemberian ASI ? 5. Sepengetahuan Ibu bagaimana cakupan ASI Eksluisf pada tahun ini ?

6. Sepengetahuan Bapak/Ibu bagaimana pemeriksaan yang dilakukan untuk berjalannya peraturan pemerintah ini ?

a. Siapa yang berwenang dalam pengawas pemberian ASI ? b. Bagaimana sistem pengawasannya?

8. Apakah ibu setuju dengan peraturan tersebut ?

9. Bagaimana sistem pemantauan dan evaluasi yang Ibu lakukan di klinik ini ? a. Ketepatan waktu pelaporan?

b. Kelengkapan data? c. Akurasi data?

10. Terkait dengan adanya peraturan pemerintah ini, apa saja tantangan internal maupun eksternal yang ditemui di lapangan?

I. Identitas Informan Nama : Umur : Jenis Kelamin : Pendidikan Terakhir : Tanggal Wawancara :

II. Daftar Pertanyaan

B. Pertanyaan untuk pegawai Dinas Kesehatan

1. Sesuai dengan jabatan yang Bapak/Ibu emban, apa saja yang Bapak/Ibu ketahui mengenai program ASI Eksklusif ?

a. Apakah upaya yang dilakukan dalam pelaksanaan PP No 33 Tahun 2012 tersebut ? b. Bagaimana komitmen politis dari pemerintah terhadap pengawasan target cakupan

ASI Eksklusif ?

c. Bagaimana untuk mengetahui apakah benar bayi- bayi tersebut mendapatkan ASI Eksklusif dari ibunya ?

2. Sepengetahuan Bapak/Ibu bagaimana proses persiapan pelaksanaan menyusui yang baik bagi Ibu bersalin ?

a. Adakah pelatihan kepada Ibu menyusui cara menyusui yang benar ? b. Apakah jumlah tenaga kesehatan yang dilatih telah mencukupi?

c. Frekuensi pelatihan atau kampanye tentang pentingnya ASI Eksklusif ?

3. Bagaimana dengan sumber pendanaan dalam pelaksanaan upaya promosi ASI Eksklusif ?

4. Bagaimana tantangan menghadapi banyaknya produk susu formula dengan tawaran yang menarik perhatian di klinik bersalin ?

5. Bagaimana dengan pelaporan dari klinik bersalin ?

6. Upaya apa yang dapat dilakukan demi memperoleh keakuratan data di lapangan ? a. Apakah peran bidan sudah maksimal ?

b. Jika ada, bagaimana upaya yang mereka lakukan ?

7. Bagaimana dengan pemberian susu formula dikarenakan ASI yang tidak keluar ? a. Bagimana solusi atas permasalahan tersebut setujukah dengan penggantian dengan

susu formula ?

b. Bagaimana sistem pengawasan ?

8. Bagaimana sistem pemantauan dan evaluasi yang Bapak/Ibu lakukan dalam penatalaksanaan PP No 333 Tahun 2012 tersebut ?

a. Ketepatan waktu pelaporan? b. Kelengkapan data?

c. Akurasi data?

9. Terkait pelaksanaan IMD, apa saja tantangan internal maupun eksternal yang ditemui di lapangan ?

10. Strategi apa yang dilakukan dalam menangani kendala tersebut (internal dan eksternal)?

11. Apa saja saran yang dapat Bapak/Ibu ajukan untuk peningkatan cakupan ASI Eksklusif ? I. Identitas Informan Nama : Umur : Jenis Kelamin : Pendidikan Terakhir : Tanggal Wawancara :

II. Daftar Pertanyaan

C. Pertanyaan untuk Penanggungjawab Klinik Bersalin ?

1. Sepengetahuan Bapak/Ibu bagaimana proses persiapan pelaksanaan program ASI eksklusif dan IMD berdarkan tingkat angka kesakitan bayi?

a. Adakah peraturan tersebut dijelaskan pada tenaga kesehatan yang terlibat dalam pemberian susu ?

c. Frekuensi pelatihan ?

2. Bagaimana dengan kerjasama yang ditawarkan oleh provider susu formula ?

3. Bagaimana dengan pengawasan dari Dinas Kesehatan terhadap PP No 33 tersebut ? a. Frekuensi kunjungan ?

b. Apakah ada teguran atau sanksi yang diberikan ?

4. Sepengetahuan Bapak/Ibu bagaimana proses pemberian ASI pasca melahirkan ?

5. Sepengetahuan Bapak/Ibu bagaimana menghadapi tantangan promosi dan keuntungan dari susu formula ?

a. Apakah terdapat provider yang menawarkan keuntungan ? b. Jika ada, bagaimana penanggulangannya?

6. Bagaimana dengan Ibu bersalin yang tidak mau meberikan ASI ?

a. Siapa yang memberikan penjelasan tentang pentinngnya pearturan tersebut ? b. Bagaimana sistem pengawasan?

7. Bagaimana kesiapan Ibu dalam pemberian ASI eksklusif ?

8. Apa saja saran yang dapat Bapak/Ibu ajukan untuk peraturan ini agar ebrjalan di seluruh klinik bersalin swasta di Kota Medan ?

I. Identitas Informan Nama : Umur : Jenis Kelamin : Pendidikan Terakhir : Tanggal Wawancara :

II. Daftar Pertanyaan

D. Pertanyaan untuk bidan di klinik ?

1. Sebagai bidan di klinik ?

a. Apakah ibu tau tentang PP No 33 Tahun 2012 ?

b. Apakah ada petugas menjelaskan tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif? c. Apakah petugas menjelaskan tentang program ASI eksklusif ?

2. Apakah ibu menwarkan susu formula apa yang diberikan kepada bayi ?

3. Menurut pendapat ibu bagaimana dengan tindakan pemberian susu formula secara langsung pasca melahirkan?

4. Apakah ibu langsung memberikan bayi susu formula setelah lahir ?

I. Identitas Informan Nama : Umur : Jenis Kelamin : Pendidikan Terakhir : Tanggal Wawancara :

II. Daftar Pertanyaan

E. Pertanyaan untuk Ibu yang bersalin

1. Ketika saudara pergi untuk pemeriksaan kehamilan .

a. Apakah ada petugas menjelaskan tentang pentingnya menjaga pola makan agar ASI lancer dan kenapa inu memilih klinik ini ?

b. Apakah Ibu setuju dengan PP No 33 tahun 2012 ?

c. Apakah petugas menjelaskan tentang program asi eksklusif ? 2. Apakah Ibu memiliki buku panduan kesehatan ibu dan anak ?

3. Menurut pendapat Ibu bagaimana dengan kelengkapan sarana, prasarana dan peralatan yang diberikan selama Ibu memeriksakan kehamilan di klinik ini ?

4. Setelah Ibu memeriksakan kehamilan dan melahirkan, bagaimana pendapat Ibu tentang penawaran pemberian susu formula yang dilakukan oleh petugas kesehatan?

5. Sepengetahuan Ibu apakah kandungan yang ada di ASI sama dengan di susu formula ? 6. Menurut pendapat saudara bagaimana sistem pemberian ASI dengan pengawasan

secara langsung oleh bidan ?

7. Apakah kendala dalam pemberian ASI menurut Ibu bagi Ibu bersalin lainnya ? 8. Bagaimana pendapat Ibu tentang dibuatnya PP N0 33 Tahun 2012 ini?

9. Bagaimana pendapat Ibu dengan bidan atau perawat yang langsung menawarkan susu formula apa yang diberikan ?

10. Apakah Ibu setuju dengan PP tersebut dan akan memberikan ASI ? 11.

12.

13. 14. 15.

16. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2012

18.

19. PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN

RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

20. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

21. 22. 23. 24.

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 129 ayat (2) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif;

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF.

25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. BAB I . . .

- 2 - 35.

36.

37. BAB I KETENTUAN UMUM 38. 39. 40. Pasal 1 41. 42. 43.

44. Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:

45.

46. 1. Air Susu Ibu yang selanjutnya disingkat ASI adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu.

47. 2. Air Susu Ibu Eksklusif yang selanjutnya disebut ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada Bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain.

48. 3. Bayi adalah anak dari baru lahir sampai berusia 12 (dua belas) bulan.

49. 4. Keluarga adalah suami, anak, atau keluarga sedarah dalam garis lurus ke atas dan ke bawah sampai dengan derajat ketiga.

50. 5. Susu Formula Bayi adalah susu yang secara khusus diformulasikan sebagai pengganti ASI untuk Bayi sampai berusia 6 (enam) bulan.

51. 6. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat.

52. 7. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

53. 54. 55.

- 3 - 57.

58.

59. 8. Tempat Kerja adalah ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya.

60.

61. 9. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

62.

63. 10. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

64.

65. 11. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan.

66.

67.

68. Pasal 2 69. 70. 71.

72. Pengaturan pemberian ASI Eksklusif bertujuan untuk:

73.

74. a. menjamin pemenuhan hak Bayi untuk mendapatkan 75. ASI Eksklusif sejak dilahirkan sampai dengan berusia

76. 6 (enam) bulan dengan memperhatikan pertumbuhan dan perkembangannya;

77.

78. b. memberikan perlindungan kepada ibu dalam memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya; dan

79.

80. c. meningkatkan peran dan dukungan Keluarga, masyarakat, Pemerintah Daerah, dan Pemerintah terhadap pemberian ASI Eksklusif.

81. 82. 83. 84. 85. 86. 87. 88. BAB II . . .

- 4 -

Bagian Kedua . . . 89.

90.

91. BAB II TANGGUNG JAWAB

92. 93.

94. Bagian Kesatu

95.

96. Tanggung Jawab Pemerintah

97. 98. 99. Pasal 3 100. 101. 102.

103. Tanggung jawab Pemerintah dalam program pemberian 104. ASI Eksklusif meliputi:

105.

106. a. menetapkan kebijakan nasional terkait program pemberian ASI Eksklusif;

107.

108. b. melaksanakan advokasi dan sosialisasi program pemberian ASI Eksklusif;

109.

110. c. memberikan pelatihan mengenai program pemberian ASI Eksklusif dan penyediaan tenaga konselor menyusui di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan tempat sarana umum lainnya;

111.

112. d. mengintegrasikan materi mengenai ASI Eksklusif pada kurikulum pendidikan formal dan nonformal bagi Tenaga Kesehatan;

113.

114. e. membina, mengawasi, serta mengevaluasi pelaksanaan dan pencapaian program pemberian ASI Eksklusif di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, satuan pendidikan kesehatan, Tempat Kerja, tempat sarana umum, dan kegiatan di masyarakat;

115.

116. f. mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkaitan dengan ASI Eksklusif;

117.

118. g. mengembangkan kerja sama mengenai program ASI Eksklusif dengan pihak lain di dalam dan/atau luar negeri; dan

119.

120. h. menyediakan ketersediaan akses terhadap informasi dan edukasi atas penyelenggaraan program pemberian ASI Eksklusif.

- 5 - Bagian Ketiga . . . 121. 122. 123. Bagian Kedua 124.

125. Tanggung Jawab Pemerintah Daerah Provinsi

126. 127. 128. 129. Pasal 4 130. 131. 132.

133. Tanggung jawab pemerintah

daerah provinsi dalam program pemberian ASI Eksklusif meliputi:

134.

135. a. melaksanakan kebijakan nasional dalam rangka program pemberian ASI Eksklusif;

136. b. melaksanakan advokasi dan sosialisasi program pemberian ASI Eksklusif dalam skala provinsi;

137. c. memberikan pelatihan teknis konseling menyusui dalam skala provinsi;

138. d. menyediakan tenaga konselor menyusui di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan tempat sarana umum lainnya dalam skala provinsi;

139. e. membina, monitoring, mengevaluasi, dan mengawasi pelaksanaan dan pencapaian program pemberian ASI Eksklusif di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, satuan pendidikan kesehatan, Tempat Kerja, tempat sarana umum, dan kegiatan di masyarakat dalam skala provinsi;

140. f. menyelenggarakan, memanfaatkan, dan memantau penelitian dan pengembangan program pemberian ASI Eksklusif yang mendukung perumusan kebijakan provinsi;

141. g. mengembangkan kerja sama dengan pihak lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

142.

143. h. menyediakan ketersediaan akses terhadap informasi dan edukasi atas penyelenggaraan pemberian ASI Eksklusif dalam skala provinsi.

- 6 - BAB III . . . 144. 145. 146. Bagian Ketiga 147.

148. Tanggung Jawab Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota 149. 150. 151. Pasal 5 152. 153.

154. Tanggung jawab pemerintah

daerah kabupaten/kota dalam program pemberian ASI Eksklusif meliputi:

155.

156. a. melaksanakan kebijakan nasional dalam rangka program pemberian ASI Eksklusif;

157.

158. b. melaksanakan advokasi dan

sosialisasi program pemberian ASI Eksklusif dalam skala kabupaten/kota;

159.

160. c. memberikan pelatihan teknis konseling menyusui dalam skala kabupaten/kota;

161.

162. d. menyediakan tenaga konselor

menyusui di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan tempat sarana umum lainnya dalam skala kabupaten/kota;

163.

164. e. membina, monitoring, mengevaluasi, dan mengawasi pelaksanaan dan pencapaian program pemberian ASI Eksklusif di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, satuan pendidikan kesehatan, Tempat Kerja, tempat sarana umum, dan kegiatan di masyarakat dalam skala kabupaten/kota;

165.

166. f. menyelenggarakan penelitian dan pengembangan program pemberian ASI Eksklusif yang mendukung perumusan kebijakan kabupaten/kota;

167.

168. g. mengembangkan kerja sama dengan pihak lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

169.

170. h. menyediakan ketersediaan akses terhadap informasi dan edukasi atas penyelenggaraan pemberian ASI Eksklusif dalam skala kabupaten/kota.

- 7 - Bagian Kedua . . . 171. 172. 173. BAB III 174.

175. AIR SUSU IBU EKSKLUSIF 176. 177. 178. 179. Bagian Kesatu 180. 181. Umum 182. 183. 184. 185. Pasal 6 186. 187. 188.

189. Setiap ibu yang melahirkan

harus memberikan ASI Eksklusif kepada Bayi yang dilahirkannya.

190. 191. 192. Pasal 7 193. 194. 195.

196. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 tidak berlaku dalam hal terdapat:

197.

198. a. indikasi medis:

199.

200. b. ibu tidak ada; atau

201.

202. c. ibu terpisah dari Bayi. 203. 204. 205. 206. Pasal 8 207. 208. 209.

210. (1) Penentuan indikasi medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a dilakukan oleh dokter.

211. (2) Dokter dalam menentukan indikasi medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus sesuai dengan

standar profesi, standar pelayanan, dan standar prosedur operasional.

212. (3) Dalam hal di daerah tertentu tidak terdapat dokter, penentuan ada atau tidaknya indikasi medis dapat dilakukan oleh bidan atau perawat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

- 8 - (2) Pemberian . . . 213. 214. 215. Bagian Kedua 216.

217. Inisiasi Menyusu Dini

218. 219. 220. Pasal 9 221. 222. 223.

224. (1) Tenaga Kesehatan dan

penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib melakukan inisiasi menyusu dini terhadap Bayi yang baru lahir kepada ibunya paling singkat selama 1 (satu) jam.

225. (2) Inisiasi menyusu dini sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara meletakkan Bayi secara tengkurap di dada atau perut ibu sehingga kulit Bayi melekat pada kulit ibu. 226. 227. 228. Pasal 10 229. 230. 231.

232. (1) Tenaga Kesehatan dan penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib menempatkan ibu dan Bayi dalam 1 (satu) ruangan atau rawat gabung kecuali atas indikasi medis yang ditetapkan oleh dokter.

233.

234. (2) Penempatan dalam 1 (satu) ruangan atau rawat gabung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimaksudkan untuk memudahkan ibu setiap saat memberikan ASI Eksklusif kepada Bayi.

235.

236. 237.

238. Bagian Ketiga 239.

240. Pendonor Air Susu Ibu

241. 242. 243. Pasal 11 244. 245. 246.

247. (1) Dalam hal ibu kandung tidak dapat memberikan ASI Eksklusif bagi bayinya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, pemberian ASI Eksklusif dapat dilakukan oleh pendonor ASI.

- 9 -

Bagian Keempat . . . 248.

249.

250. (2) Pemberian ASI Eksklusif oleh pendonor ASI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan persyaratan:

251.

252. a. permintaan ibu kandung atau Keluarga Bayi yang bersangkutan;

253. b. identitas, agama, dan alamat pendonor ASI diketahui dengan jelas oleh ibu atau Keluarga dari Bayi penerima ASI; 254. c. persetujuan pendonor ASI setelah

mengetahui identitas Bayi yang diberi ASI;

255. d. pendonor ASI dalam kondisi kesehatan baik dan tidak mempunyai indikasi medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7; dan

256. e. ASI tidak

diperjualbelikan.

257.

258. (3) Pemberian ASI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) wajib dilaksanakan berdasarkan norma agama dan mempertimbangkan aspek sosial budaya, mutu, dan keamanan ASI.

259.

260. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian ASI Eksklusif dari pendonor ASI sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Menteri.

261. 262. 263. 264. Pasal 12 265. 266. 267.

268. (1) Setiap ibu yang melahirkan Bayi harus menolak pemberian Susu Formula Bayi dan/atau produk bayi lainnya.

269. (2) Dalam hal ibu yang melahirkan Bayi meninggal dunia atau oleh sebab lain sehingga tidak dapat melakukan penolakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), penolakan dapat dilakukan oleh Keluarga.

- 10 - Bagian Kelima . . . 270. 271. 272. Bagian Keempat 273.

274. Informasi dan Edukasi

275. 276. 277. 278. Pasal 13 279. 280. 281.

282. (1) Untuk mencapai pemanfaatan pemberian ASI Eksklusif secara optimal, Tenaga Kesehatan dan penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib memberikan informasi dan edukasi ASI Eksklusif kepada ibu dan/atau anggota Keluarga dari Bayi yang bersangkutan sejak pemeriksaan kehamilan sampai dengan periode pemberian ASI Eksklusif selesai.

283.

284. (2) Informasi dan edukasi ASI Eksklusif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit mengenai:

285.

286. a. keuntungan dan keunggulan pemberian ASI;

287.

288. b. gizi ibu, persiapan dan

mempertahankan menyusui;

289. c. akibat negatif dari pemberian makanan botol secara parsial terhadap pemberian ASI; dan

290. d. kesulitan untuk

mengubah keputusan untuk tidak memberikan ASI.

291. (3) Pemberian informasi dan edukasi ASI Eksklusif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat dilakukan melalui penyuluhan, konseling dan pendampingan.

292. (4) Pemberian informasi dan edukasi ASI Eksklusif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan oleh tenaga terlatih.

- 11 - Pasal 16 . . . 293. 294. 295. Bagian Kelima 296. 297. Sanksi Administratif 298. 299. 300. Pasal 14 301. 302.

303. (1) Setiap Tenaga Kesehatan yang tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1), Pasal 10 ayat (1), atau Pasal 13 ayat (1) dikenakan sanksi administratif oleh pejabat yang berwenang berupa:

304. a. teguran lisan;

305.

306. b. teguran tertulis; dan/atau c. pencabutan izin.

307. (2) Setiap penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1), Pasal 10 ayat (1), atau Pasal 13 ayat (1) dikenakan sanksi administratif oleh pejabat yang berwenang berupa:

308.

309. a. teguran lisan; dan/atau b. teguran tertulis.

310. (3) Ketentuan mengenai tata cara pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri.

311. 312. 313.

314. BAB IV 315.

316. PENGGUNAAN SUSU FORMULA BAYI DAN PRODUK BAYI LAINNYA

317. 318. 319. Pasal 15 320. 321. 322.

323. Dalam hal pemberian ASI Eksklusif tidak dimungkinkan berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, Bayi dapat diberikan Susu Formula Bayi.

- 12 - (3) Dalam . . . 324. 325. 326. Pasal 16 327. 328.

329. Dalam memberikan Susu Formula Bayi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, Tenaga Kesehatan harus memberikan peragaan dan penjelasan atas penggunaan dan penyajian Susu Formula Bayi kepada ibu dan/atau Keluarga yang memerlukan Susu Formula Bayi.

330.

331.

332. Pasal 17

333.

334.

335. (1) Setiap Tenaga Kesehatan dilarang memberikan Susu Formula Bayi dan/atau produk bayi lainnya yang dapat menghambat program pemberian ASI Eksklusif kecuali dalam hal diperuntukkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15.

336.

337. (2) Setiap Tenaga Kesehatan dilarang menerima dan/atau mempromosikan Susu Formula Bayi dan/atau

produk bayi lainnya yang dapat menghambat program pemberian ASI Eksklusif.

338.

339.

340. Pasal 18

341.

342.

343. (1) Penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan dilarang memberikan Susu Formula Bayi dan/atau produk bayi lainnya yang dapat menghambat program pemberian ASI Eksklusif kepada ibu Bayi dan/atau keluarganya, kecuali dalam hal diperuntukkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15.

344.

345. (2) Penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan dilarang menerima dan/atau mempromosikan Susu

Dokumen terkait