• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS PENERAPAN AKAD MURABAHAH DALAM

B. Saran

Dari kesimpulan yang diperoleh berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, penulis memiliki pandangan yang dapat dijadikan saran bai pihak terkait dalam usaha mengembangkan inovasi produk pembiayaan agar ikut berpartisipasinya perbankan syariah dalam pembangunan nasional.

62

perbankan syariah yang dijalankan atas kesesuaian dengan Fatwa DSN-MUI dan Otoritas Jasa Keuangan.

2. Seharusnya Bank BNI Syariah menerapkan akad untuk perumahan inden yang sesuai dengan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 36/SEOJK.03/2015 Tentang Produk dan Aktivitas Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.

63

DAFTAR PUSTAKA Buku

al-Marghinani, L. B. (1998). Al-Hidayah Syarh Bidayah al-Mubtadi. Bayrut: Dar al-Fikr.

Bank Indonesia, “Ayo ke Bank “Memiliki Rumad Sendiri dengan KPR”.

Bank Indonesia. (2005, November 14). Peraturan Bank Indonesia No. 7/46/PBI/2005 tentang Akad Penghimpunan Dan Penyaluran Dana Bagi Bank Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah. Bank Indonesia. (2020, Februari 16). Ayo ke Bank "Memiliki Rumah Sendiri dengan

KPR". Diambil kembali dari http://ayokebank.com/ BTN Properti, “Segala Hal Tentang KPR Rumah Inden”.

Buku Standar Produk Perbankan Syariah – Murabahah, Otoritas Jasa Keuangan, 2016.

Ibnu Rusyd, “Bidayah al-Mujtahid”, juz 2.

Lihat Burhanuddin al-Marghinani, “Al-Hidayah Syarh Bidayah al-Mubtadi”, (Bayrut: Dar al-Fikr: 1998), h. 122.

Majelis Ulama Indonesia. (t.thn.). Himpunan Fatwa-fatwa Dewan Syariah Nasional. Diambil kembali dari Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Murabahah.

Maksum, Muhammad, “Dasar-Dasar Fikih Muamalah”.

Marzuki, Peter Mahmud, “Penelitian Hukum”, (Jakarta: Kencana) 2010.

Penjelasan lengkap mengenai Ijrah Mausufah fi al-Zimmah, lihat, Ahmad Muhammad Mahmud Nashshar, “Fiqh al-Mausufah fi al-Zimmah wa Tathbiqatuha fi Muntajatial-Maliyah al-Islamiyyah li Tamwil al-Khadamat” disampaikan pada Muktamar Perbankan Islam tanggal 31 Mei 2009.

Sjahdeini, Sutan Remy, Perbankan Syariah: produk-produk dan aspek hukumnya, Jakarta: 2014.

Veithzal Rivai, et al, “Islamic Banking”, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010, h. 681. Interview

Achmad Rivani Fauzi selaku bagian Administrasi Kredit di Bank BNI Syariah Kantor Cabang Fatmawati pada 16 Juli 2020.

64

Otoritas Jasa Keuangan pada 27 Juli 2020.

Jurnal, Skripsi, dan Laporan.

Ansyar, M. (2015). Analisis Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Palu Tadulako.

Dharma, A. F. (2016). Pembiayaan Pemilikan Rumah Inden Prespektif Fatwa DSNMUI Pada Bank DKI Syariah.

et al, V. R. (2010). Dalam Islamic Banking (hal. 681). Jakarta: PT. Bumi Aksara. Handayani, P. A. (2010). Analisis Pelaksanaan Akad Pembiayaan Murabahah Di BMT Amanah Insani Sukoharjo.

Haris, H. (2007). Pembiayaan Kepemilikan Rumah (Sebuah Inovasi Pembiayaan Perbankan Syariah).

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (t.thn.).

Latif, A. A. (2012). Konsep dan Aplikasi Akad Murabahah pada Perbankan Syariah di Indonesia. 1.

Melinda, C. R. (2019). Analisis Penetapan Persyaratan Pembiayaan KPR terhadap Strategi Pencegahan Pembiayaan Bermasalah.

Naskah Perjanjian Kredit Bank Tabungan Negara.

Prabowo, B. A. (2009). Konsep Akad Murabahah Pada Perbankan Syariah (Analisa Kritis Terhadap Aplikasi Akad Murabahah Di Indonesia Dan Malaysia).

Properti, B. (2016, Desember 27). Segala Hal Tentang KPR Rumah Inden. Diambil kembali dari BTN Properti: https://www.btnproperti.co.id/blog/segala- haltentang-kpr-rumah-inden-1027.html

Subchan, A. (2015). Implikasi Wakalah Pada Akad Murabahah oleh Bank BCA Syariah Semarang (Studi di Bank BCA Syariah Semarang).

Syariah, B. (t.thn.). Griya iB Hasanah. Diambil kembali dari https://www.bnisyariah.co.id/id-id/personal/bnigriyaibhasanah

Syukri, Ahmad, (2010). Analisis Produk Pembiayaan Kepemilikan Rumah BNI iB Griya.

65 Perundang-undangan

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata).

Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.

Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) No. 2 Tahun 2008 Tentang Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES).

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 65/POJK.03/2016 Tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 24/POJK.03/2015 Tentang Produk dan Aktivitas Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.

Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK) Nomor 36/SEOJK.03/2015 Tentang Produk dan Aktivitas Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.

Fatwa DSN-MUI No. 04/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Murabahah. Fatwa DSN-MUI No. 06/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Istishna’.

Fatwa DSN-MUI No. 102/DSN-MUI/X/2016 Tentang Akad Ijarah Al-Maushufah fi Al-dzimmah untuk Produk Pembiayaan Pemilikan Rumah (PPR) Inden.

66

69

Laporan Hasil Wawancara Bank BNI Syariah KC Fatmawati

Narasumber : Rivani

Jabatan : Administrasi Kredit Tanggal : 16 Juli 2020

Tempat : Bank BNI Syariah Kantor Cabang Fatmawati

1. Akad apa yang digunakan dalam melakukan pembiayaan Griya iB Hasanah inden di BNI Syariah Cabang Fatmawati?

Jawab : kalau disini menggunakan akad murabahah tapi skimnya berbeda, jadi pencairannya itu pakai retensi yaitu besaran persentase dalam setiap tahapannya sesuai dengan progress. Kita mempunyai beberapa tahap :

a. Tahap pertama, Pondasi

b. Tahap kedua, Bangunan/Dinding/Atap

c. Tahap ketiga, Berita Acara Serah Terima (BAST) d. Tahap keempat, Sertifikat

2. Apa yang melatarbelakangi penerapan akad murabahah pada pembiayaan Griya iB Hasanah inden di BNI Syariah Cabang Fatmawati?

Jawab : karena skimnya jual beli dan yang membedakan hanya pencairan. Misalkan kalau rumahnya ready itu pencairannya 90% dan 10% menunggu sertifikat.

3. Akad murabahah apa yang digunakan dalam pembiayaan Griya iB Hasanah inden tersebut?

4. Bagaimana prosedur pelaksanaan pembiayaan Griya iB Hasanah inden dengan menggunakan akad murabahah?

Jawab : Nasabah mengajukan pembiayaan lalu bank memberikan wakalah kepada nasabah, jadi wakalah menjembatani pembiayaan menggunakan akad murabahah dan tidak mungkin kalau bank men-stock rumah. Wakalah itu bank mewakilkan kepada nasabah untuk mencari rumah atau mencari developer sendiri atau mencari tanah sendiri. Jika rumah inden, bank ingin developer yang sudah perjanjian kerjasama (PKS).

5. Apa saja syarat dan ketentuan untuk melakukan pembiayaan Griya iB Hasanah inden?

70

Jawab :

Persyaratan Pembiayaan Griya iB Hasanah:

1) Warga Negara Indonesia.

2) Usia minimal 21 tahun dan maksimal sampai dengan saat pensiun pembiayaan harus lunas.

3) Berpenghasilan tetap dan masa kerja minimal 2 tahun.

4) Mengisi formulir dan melengkapi dokumen yang dibutuhkan. Syarat-syarat Relasasi :

a. Tahap pertama, Pondasi

b. Tahap kedua, Bangunan/Dinding/Atap

c. Tahap ketiga, Berita Acara Serah Terima (BAST) d. Tahap keempat, Sertifikat

Skimnya

a. Developer harus sudah perjanjian kerjasama (PKS)

b. Kesepakatan dengan PKS berupa persyaratan antara bank dengan developer

c. Jika sudah disetujui, developer menandatangani kesepakatan tersebut. 6. Bagaimana status kepemilikan rumah inden dalam akad murabahah?

Jawab : status kepemilikan karena KPR jadi masih atas nama bank. Jika sudah dilunasi nasabah maka akan menjadi atas nama nasabah dan bank memberikan sertifikat, hak tanggungan, dan surat roya. Kalau secara moral rumah dimiliki nasabah nasabah, tetapi secara legalitas, rumah dimiliki oleh bank.

7. Adakah permasalahan/kendala yang timbul dalam proses pembiayaan Griya iB Hasanah inden dengan menggunakan akad murabahah?

Jawab : permasalahan biasanya terjadi dari developer. Bank sudah mencairkan sesuai dengan persyaratan yang sudah disepakati antara bank dengan developer. Akan tetapi ada developer dananya tidak dipakai dan tidak kunjung dibangun. Jika dalam cover note pihak developer dibangun dalam waktu 12 bulan, tetapi sudah lebih dari 2 bulan tidak kunjung dibangun dengan alasan

71

bahwa bank belum mencairkan dana akan tetapi bank sudah mencairkan sesuai dengan kesepakatan. Bank mencairkan dana secara bertahap sesuai dengan progress rumah yang dibangun. Jika tidak secara bertahap perncairannya, bisa menjadi boomerang buat bank, maka dari itu bank memiliki retensi yang sudah ada.

72

Lampiran Hasil Wawancara OJK

Narasumber : Rudi Widodo

Jabatan : Kepala Sub Bagian Pengembangan Perbankan Syariah Tanggal : 27 Juli 2020

Tempat : Daring (Online)

1. Bagaimana Otoritas Jasa Keuangan menyikapi jika ada Produk pada Bank Syariah yang tidak sesuai dengan Peraturan OJK?

Jawab : Pihak OJK selalu melakukan pengawasan ke setiap Lembaga Keuangan Syariah. Dalam bank syariah terdapat Complain Syariah yang melakukan Pre-activity dan Post Activity, dan OJK terdapat Pre-activity dan Post Activity. OJK memiliki pengawas khusus syariah yang bertugas untuk memantau kegiatan LKS yang berhubungan dengan aspek syariah. jika ada produk yang tidak sesuai dengan peraturan OJK, maka produk tersebut bisa dihentikan dan dikenakan denda.

2. Apakah ada Lembaga Keuangan Syariah yang melanggar dari Peraturan OJK? Jawab : Ada, biasanya terdapat perbedaan penafsiran antara Lembaga Keuangan Syariah tersebut. Dan juga ada ahli ekonomi syariah yang tidak mempunyai wewenang dalam melakukan tugas yang sebagaimana DPS lakukan, jadi ahli ekonomi syariah tersebut yang tidak mempunyai wewenang/izin dari OJK tidak bisa membuat aturan sendiri.

3. Bagaimana cara Otoritas Jasa Keuangan mengetahui adanya Produk yang melanggar Peraturan OJK?

Jawab : Biasanya Laporan dari Customer dan melalui Pemeriksaan dari pihak OJK yang dilakukan setiap tahun. Dalam pemeriksaan tersebut biasanya terjadi penyelewengan terhadap produk yang melanggar ketentuan OJK.

4. Apa saja Akad yang boleh digunakan dalam Pembiayaan KPR Inden? Jawab : ada beberapa akad yaitu:

a. Akad Musyarakah Mutanaqisah yang berdasarkan Akad Ijarah Maushufah fi al-Dzimmah.

b. Akad Murabahah Pesanan, yang khusus untuk pembiayaan bahan bangunan/materialnya saja.

73

Akad murabahah ini sedang proses pergantian dalam jangka waktu 2-3 tahun dan akan digantikan dengan akad istishna yang lebih sesuai untuk pembiayaan KPR inden.

c. Istishna, yang bisa dipakai pada proses pembangunan rumah tersebut bukan sekedar bahan materialnya saja.

5. Apakah Akad Murabahah telah sesuai digunakan dalam Pembiayaan KPR Inden?

Jawab : Kalau digunakan selain untuk bahan material, akad murabahah tidak boleh digunakan. Karena ketentuan yang mengatur secara khusus untuk pembiayaan KPR inden pakai akad murabahah belum ada. Pihak OJK membolehkan dan tidak melarang. Produk yang tidak adanya ketentuan mempunyai beberapa pertimbangan dari resiko operasional, resiko kredit dan lain-lain.

Dokumen terkait