• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VII PENUTUP

B. Saran

1. Keluarga

Mempertahankan dukungan terhadap ibu menyusui agar memberikan ASI eksklusif seperti dukungan fisik, dukungan emosional, maupun dukungan informasional.

2. Puskesmas Sindangbarang

Memberikan pendekatan bukan hanya pada ibu menyusu tetapi juga perlu dilakukan pada keluarga seperti orang tua, suami, mertua, dan bibi misalnya melakukan penyuluhan pada suami sewaktu mengantar pemeriksaan kehamilan, penyuluhan ke majlis taklim yang mana biasanya terdapat ibu-ibu ataupun nenek, perpanjangan tokoh masyarakat seperti penyuluhan pada ibu kader.

C. Peneliti Selanjutnya

Perlu dilakukan penelitian terhadap banyak informan dan dapat juga dilakukan penelitian aspek budaya pada ibu menyusui tidak hanya yang berhasil dalam pemberian ASI eksklusif.

DAFTAR PUSTAKA

Academy of Breastfeeding Medicine (AMB). 2003. Supporting on Exclusive

Breasfeeding. journal of AMB.Diunduh dari

http://www.bfmed.org/media/files/documentsAMBjournal/pdf/2003. diakses tanggal 25 Oktober 2010

Al jauziyah, Qayyim, Ibnul. 2007. Fiqih Bayi. buku asli Tuhfatul-Maudud bi Ahkamil-Maulud. Penerjemah Ansori Umar Sitanggal. Editor: Tri joko Setiadi. Cetakan pertama. Jakarta: FIKR Rabbani Group

Amiruddin, R dan Rostia. 2007. Promosi Susu Formula Menghambat Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi 6-11 Bulan di Kelurahan Pa’baeng-Baeng Makasar

Tahun 2006. Bagian Epidemiolog FKM Unhas

Andrews, M & Boyle, J.S. 1995.Transcultural Concepts in Nursing Care, Second edition, Philadelphia, J.B Lippincot Company

Arora. Et.al. 2000. Major Factor Influencing Breastfeeding rates mother Perception

of Father’s Attitude and Milk Supply. Pediatics, Volume 106, No. 5

Asmijati. 2000. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Tiga Raksa, Kecamatan Tiga Raksa, Dati II Tangerang Tahun 2000. Tesis. Depok: FKM UI

Biro Pusat Statistik. 2008. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007. Jakarta

Bobak, I.M., dkk. (1995) Maternity Nursing. Edisi 4. Jakarta: EGC

Briawan Dodik. 2004. Pengaruh Promosi Susu Formula terhadap Pergeseran

Penggunaan Air Susu Ibu (ASI). Program Pascasarjana. Bogor: IPB

Depkes RI, 2002. Strataegi Nasional Peningkatan Penggunaan ASI Sampai Tahun 2005 Kerjasama Depkes, Depdagri, Depnaker dan Trans, Kementrian Negara Pemberdayaan Perempuan, WHO, Program For Appropiate Technology in

Health Jakarta. Direktorat Gizi Masyarakat. Jakarta: Dpkes RI

---. 2005. Manajemen Laktasi; Buku Panduan Bagi Bidan dan Petugas

Djuantono, dkk. 1996. Situasi Pemberian ASI Terutama ASI Eksklusif Pada Wanita Di Sekitar Pabrik Tekstil di Lima Kecamatan Wilayah Kab. Bandung

Tahun1995.Majalah Kedokteran Bandung edisi 28 Januari 2006.

Dinas Kesehatan Kota Bogor. 2009. Profil Kesehatan Kota Bogor Tahun 2009. Bogor

Friedman, Marilyn. 1998. Keperawatan Keluarga. Teori dan Praktek. Edisi 3. Jkarta: EGC

Foster George M. 1986. Antropologi Kesehatan. Terjemahan Priyanti Pakan & Meutia Hatta S., Jakarta: UI Press, 1986

Harmsway. 2002. Why Breastfeeding is Still Best for Baby. Greater Boston Physicians For Socila Responsibility (GBPSR). Diunduh dari http ://www.ise.org/psr/. Diakses tanggal 25 Juni 2010

Higgins, B. 2000. Puerto Rican cultural beliefs: Influence on infant feeding practices

in western New York. Journal of Transcultural Nursing, 11(1), 19-30.

Ibrahim, Tilaili. 2000. Analisis Pola Menyusui Bayi Di Kecamatan Beuran Kabupaten Aceh Besar Provinsi D.I Aceh Tahun 2000. Tesis Depok: FKM UI

Kamalia, Dina. 2005.Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Kejadian Diare pada Bayi Usia 1-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni I Tahun

2004/2005.Skripsi, Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang

Kasnodiharjo, 1998. Hubungan Karakteristik Ibu terhadap Pemberian ASI Eksklusif. Info Kesehatan Masyarakat. Volume XII, Nomor 1, Desember 1998, Hal 53- 57

Koentjaraningrat. 1983. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan ---, 2002. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta

Kresno, Sudarti. 2006. Aplikasi dan Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: FKM UI

Leininger, Madeleine M. Transcultural Nursing: Concepts, Theorist, Reaserch & Practice. 3rd Edition. USA: McGraw-Hill

Linkages. 2002. Pemberian ASI Eksklusif atau ASI Saja: Satu-Satunya Sumber

Cairan yang dibutuhkan Bayi Usia Dini. Diunduh dari http :

//linkages.go.id/download/asi.pdf. Diakses tanggal 10 Maret 2010

Lubis, Nuchsin Umar. 2002. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian

ASI di Kota Balikpapan Tahun 2002. Tesis. Depok: FKM UI

Maas, L.T., 2004. Kesehatan Ibu dan Anak: Persepsi Budaya dan Dampak

Kesehatan, FKM Universitas sumatera Utara

Maleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakaryas

Menon, P., Akhtar, N. and Habichat, J., 2001. An Ethnographic Study of The Influences on Maternal Decision Making about Infant Feeding Practices in

Rural Bangladesh. Antwerp Belgium: Proceedings of the International

Colloquium. D/2002/045-/1: 175-190

Nindya, S. 2001. Dampak Pemberian ASI Eksklusif terhadap Penurunan Kesuburan

seorang Wanita. Jakarta: Cermin dunia Kedokteran

Niven, N. 2000. Psikologi kesehatan : Pengantar untuk Perawat dan

ProfesionalKesehatan lain. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran, EGC

Nurmiati dan Besral. 2008. Pengaruh Durasi Pemberian ASI terhadap Ketahanan Hidup Bayi di Indonesia. Makara Kesehatan Volume 12 Nomor 2 Desember 2008. Hal 47-52

Osman, H. et. al.2009. Cultural Belief that may Discourage Breastfeeding amoung

Lebanon Women. Department of Health Behavior and education, Faculty of Health Sciences, American University of Beirut, Lebanon. Published on

Noveember 2, 2009. Provide by PubMed.gov diunduh

darihttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/1988350. Diakses tanggal 8 Januari 2010

Perez-Escamilla R, Cohen et. al. 1993. Maternal Lactation Performance in a Low-

Income Honduran Population: evidence for the role of infants. American

Perkumpulan Perinatologi Indonesia (Perinasia). 1994. Melindungi, meningkatkan dan mendukung Menyusui : Peran Khusus pada Pelayanan Kesehatan ibu

Hamil dan Menyusui. Pernyataan Bersama WHO/UNICEF

---, 2003. Program Manajemen Laktasi Perkumpulan Perinatologi Indonesia Jakarta

Polit, D. F. & Hungler, B.P. 2001. Nursing Reaserch: Principles and Methods. 6th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Walkins

Qiu, Liqian. Et. al. A Cohort Study of Infant Feeding Practice in City Suburban and

Sosial Areas in Zhejian Province PR China 2005. International Breastfeeding

Journal provide by BioMed Central, Published on March 3, 2008. Diunduh dari:http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2292702/. Diakses tanggal 14 Februari 2010.

Reddy, P.H. 1990 "Dietary practices during pregnancy, lactation and infaancy : Implications for Health", Health Transition : The Culture. Social and

Behavioral determinants of Health. Volume II. Disunting oleh John C.

Caldwell, et al., Canberra: Health Transition Centre.

Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Lembaran Negara RI tahun 2009 No. 5036. Sekretariat Negara. Jakarta

Rina, Anggoro, A. 1998. Status Gizi Ibu dan Bayi Ditinjau dari Pola Makan Ibu Selama Menyusui. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Vol V. No.6/1998.

Roesli, Utami. 2004. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya

---, 2008. Inisiasi Menyusui Dini Plus ASI Eksklusif. Cetakan I. Jakarta: Pustaka Bunda.

Rulina, Suradi Suharyono d.k.k., 1992, ASI Tinjauan dari Beberapa Aspek. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Saryono. Anggraeni, Mekar Dwi. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif dalam bidang Kesehatan. Jakarta: Numed

Soekanto, Soerjono. 2004. Sosiologi Keluarga Tentang Ikhwal Keluarga, Remaja dan Anak. cetakan ke-3. Jakarta: Rineka Cipta

Soeparmanto dan Rahayu, Catur. 2006. Hubungan Antara Pola Pemberian ASI

dengan Faktor Sosial, Ekonomi, Demografi, dan Perawatan Kesehatan .

Badan Penelitian dan Pengembangan, Surabaya: Puslitbang Pelayanan Kesehatan,

Soetjiningsih. 1997. ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC Solihin, Pujiadi. 2000. Ilmu Gizi Klinis Pada Anak. Jakarta: Gramedia Pustaka Sostroamidjoyo. A.S. 1992. Zat-Zat dalam ASI. Jakarta: Dian Rakyat

Suradi.2004. Ibu Berikan ASI Eksklusif Baru Dua Persen. Diunduh dari http: //www.depkes.go.id diakses tanggal 3 Februari 2010

Swasono, Meutia Farida. 1998. Beberapa Aspek Sosial Budaya Kehamilan,

Kelahiran serta Perawatan Ibu, Jakarta: UI Press

WHO. 2003. Global Strategy for Infant and Young Child Feeding(IYCF) (A55/15 0f

16 April 2002) and as Endorsed by Fifty-Fifth World Helath Assembly. World

Health Organization..Geneva

---, 2006. Exclusive Breastfeeding. Diunduh dari http: //www.who.int/who.Breastfeeding.html. Diakses 11 Maret 2010.

---. 2006. Nutrition Infant and Young Child. Diunduh dari http: //www.who.int/who.CAH-exclusivebreastfeeding.html. Diakses 11 Maret 2010.

---. 2006. What is the Definition of Breastfeeding. Diunduh dari http: //www.lalecheleague.org/ba/feb00.html. Diakses 24 Maret 2010

Widodo, Yekti.. 2001. Kebiasaan Memberikan Makanan Kepada Bayi Baru lahir di

Propinsi Jawa Tengah dan Jawa Barat. Media penelitian dan Pengembangan

Kesehatan

Widyosiswoyo, Supartono. 2004. Ilmu Budaya Dasar.edisi revisi cetakan ke-5. Editor: Anita Vidiayanti. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Yulfira dkk. 2007. Faktor Sosial Budaya yang Melatarbelakangi Pemberian ASI

PENJELASAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini Nama : Rayuni Firanika

NIM : 106104003493

Alamat : Kp. Pitara RT 03 RW 16 NO. 113 Keluran Pancoran Mas Kec. Pancoran Mas. Depok 16436

Status : Mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Bermaksud mengadakan penelitian tentang “Aspek Budaya dalam Pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Bubulak Kota Bogor Tahun 2010”. Penelitian ini akan menggunakan desain kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Oleh karena itu, berikut ini saya menjelaskan beberapa hal terkait dengan penelitian yang akan saya lakukan :

1. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang berbagai faktor sosial budaya yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif. 2. Manfat penelitian ini secara garis besar adalah meningkatkan kualitas

pelayanan kesehatan, khususnya peran serta perawat dalam membantu ibu menyusui agar dapat memberikan ASI secara eksklusif.

3. Pengambilan data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan wawancara mendalam beberapa kali dengan partisipan dan berlangsung 60-90 menit untuk setiap partisipan atau sesuai kesepakatan, begitupun mengenai waktu

dan tempat wawancara. Selama wawancara berlangsung, partisipan diharapkan dapat menyampaikan secara utuh.

4. Selama wawancara dilakukan, peneliti akan menggunakan alat bantu penelitian berupa catatan dan recorder utnuk membantu kelancaran pengumpulan data.

5. Semua catatan dan data yang berhubungan dengan penelitian ini akan disimpan dan dijaga kerahasiannya. Hasil rekaman akan dihapus segera setelah kegiatan penelitian selesai dilakukan.

Jakarta, Juni 2010

Lampiran PERSETUJUAN MENJADI PARTISIPAN PENELITIAN

(consent) Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama (initial) :

Umur :

Pekerjaan :

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa setelah mendapatkan penjelasan penelitian dan memahami informasi yang diberikan oleh peneliti serta mengetahui tujuan dan manfaat penelitian, maka dengan ini saya secara sukarela bersedia menjadi partisipan dalam penelitian ini.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan penuh kesadaran serta tanpa paksaan dari siapapun.

Bogor, November 2010 Yang Menyatakan,

DATA DEMOGRAFI INFORMAN Inisial informan : ……….. Umur : ……….. Suku :……….. Agama :……….. Pendidikan terakhir :……….. Pekerjaan :……….. Penghasilan perbulan :………..

Tinggal bersama dalam satu rumah dengan :………..

Usia bayi :………..

Jumlah anak :………..

Hubungan dengan informan :………..*)

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM 1. Apakah ibu menyusui secara eksklusif?

2. Apakah arti ASI eksklusif? 3. Sosial dan keterikatan keluarga

a. Siapakah yang mempengaruhi ibu untuk memberikan ASI eksklusif? Apakah alasan ibu mengikutinya?

b. Bagaimana sikap keluarga, suami, teman dalam mendukung ibu untuk memberikan ASI eksklusif?

c. Apa yang dilakukan suami, kelurga, tetangga/teman untuk mendukung ibu dalam pemberian ASI eksklusif?

4. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup

a. Bagaimana pandangan masyarakat disini terhadap ibu yang menyusui? b. Apa saja yang ibu ketahui mengenai pantangan atau mitos dalam

pemberian ASI eksklusif?

LEMBAR OBSERVASI Subyek : 1/2/3 Tanggal : Wawancara ke : Waktu : s.d Tempat : Catatan lapangan

1. Proses atau kegiatan selama wawancara berlangsung 2. Kondisi rumah pasien atau tempat wawancara 3. Benda yang ada di sekitar subjek

4. Penampilan informan saat wawancara

5. Sikap, mimik,intonasi, respon nonverbal informan saat wawancara 6. Orang yang berada di sekitar informan

7. Gangguan khusus selama wawancara

Aspek Budaya dalam Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan

Bubulak Kota Bogor Tahun 2010

No Aspek budaya dalam pemberian ASi

eksklusif

Informan Hasil

Ny. A Ny. P Ny. S

1. Apakah ibu menyusui secara eksklusif?

Ya Ya Ya Semua informan berhasil

dalam memberikan ASI eksklusif

2. Apakah arti ASI eksklusif?

ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa

makanan/minuman tambahan selama enam bulan pertama

eksklusif adalah ASI yang diberikan selama enam bulan

ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi selama enam bulan tanpa dikasih apa-apa, misalnya minuman atau makanan

Arti ASI eksklusi:

Pemberian ASI saja tanpa makanan/minuman tambahan selama enam bulan

3. Sosial dan keterikatan keluarga:

d.Siapakah yang mempengaruhi ibu untuk memberikan ASI eksklusif? Apakah alasan ibu mengikutinya? e.Bagaimana sikap keluarga, suami, teman dalam mendukung ibu untuk memberikan ASI eksklusif? f.Apa yang dilakukan

Ibu kandung. Karena ibu sering mendapat

penyuluhan

Suami, ibu dan teman bersikap mendukung Suami: membelikan buku, majalah, tabloid anak. Ibu: membantu memandikan bayi.

Sendiri. Karena jauh dari orangtua

Suami, ibu, bibi dan teman bersikap mendukung Suami: Bibi: membantu mengompres Teman: memberi informasi

Ibu dan suami. Karena mendapat dukungan dari keduanya.

Suami, mertua, dan teman/tetangga bersikap mendukung.

Suami: membelikan buku, tabloid,

majalah tentang anak. Ibu: membantu mengurus bayi Teman: member informaasi

Yang mempengaruhi ibu dalam mengambil keputusan untuk memberikan ASI eksklusif: - Suami - Ibu kandung/mertua

Sikap keluarga suami dan teman/tetangga: bersikap baik, mendukung dalam pemberian ASI eksklusif

Dukungan yyang diberikan: - Dukungan fisik: membantu mengurus bayi seperti memandikan bayi. mengompres payudra,

suami, kelurga, tetangga/teman untuk mendukung ibu dalam pemberian ASI eksklusif? memijat setelah melahirkan. - Dukungan emosional: memberikan pujian, menghargai. - Dukungan informasional: memberitahu

informasi tentang ASI eksklusif, membelikan tabloid, majalah dan buku sebagai media untuk menambah pengetahuan 4. Nilai-nilai budaya dan

cara hidup a.Bagaimana

pandangan masyarakat disini terhadap ibu yang menyusui? b.Apa saja yang ibu

ketahui mengenai pantangan atau mitos dalam pemberian ASI eksklusif?

c.Bagaimana respon ibu dengan adanya budaya tersebut dimasyarakat?

Menyusui proses alamiah yang wajar dialami dan sudah kodrat wanita sebagai ibu Bayi diberi madu, Ada istilah mapas, pantangan tidak boleh makan amis, tidak boleh makan pisang. Dianjurkan banyak makan sayur-mayur Memilih budaya yang mendukung baikuntuk kesehatan. Pemberian ASI eksklusif tetap dilakukan Menyusui tugas sebagai ibu

Bayi diberi air gula, kopi, remasan daun pare. Istilah mapas, tidak boleh makan amis Dianjurkan banyak makan sayur-mayur Jika baik dilakukan, jika tidak baik tidak dilkukan.

ASI eksklusif tetap dilaksanakan

Suatu kewajajaran sebagai untuk menyusui sebagai tugas ibu

Bayi diberi pisang, madu, kopi. Tidak tahu pantangan. Dianjurkan banyak makan sayur-mayur Menjalankan mitos dan pantangan yang baik untuk kesehatan. Untuk ASI eksklusif tidak ada pantangan yang dilaksanakan

Nilai budaya mengenai menyusui:

Menyusui dipandang suatu kewajaran, proses alamiah, kodrat ibu, tugas seorang ibu

Budaya yang ada pada masa ASI eksklusif:

- Memberikan makanan/ minuman seperti, kopi, air gula, madu, pisang emas dan diberikan remasan daun pare. - Ada istilah mapas

yang merupakan waktu untuk melaksanaka pantangan dalam mengkonsumsi makanan. - Anjuran untuk memakan bayak sayur-mayur. Terutama sayuran berdaun hijau dan kacang-kacangan. - Sikap terhadap

budaya: baik untuk kesehatan akan

dilaksanakan, sebaliknya jika tidak baik untuk kesehatan tidak akan dilaksanakan. - Perilaku: tetap memberikan ASI eksklusif. tidak melaksanakan budaya yang ada seperti mapas,

memberikanan makanan/minuman pada bayi dibawah umur 6 bulan.

Dokumen terkait