• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL PENELITIAN

B. Karakteristik Informan

1. Sumber Dukungan

Sumber dukungan yang didapatkan oleh ibu selama menyusi ASI eksklusif melalui dukungan keluarga (dukungan suami, anggota keluarga lainnya seperti ibu, mertua ataupun bibi), dukungan nonkeluarga (tetangga/teman).

a. Dukungan Keluarga 1) Dukungan suami

Tiga informan mengatakan bahwa mereka memperoleh dukungan dari suami selama menyusui ASI eksklusif. Berikut kutipannya:

Suami saya tidak mempermasalahkan saya kasih ASI eksklusif

sama anak saya, malah dia mendukung saya buat kasi ASI secara eksklusif. senang rasanya bila saling mendukung …” (Ny. A, 25th, guru)

’’Suami mah dukung, saya disuruh untuk kasih ASI saja...” (Ny. P, 22 th, pedagang)

“Suami saya mendukung sekali dalam pemberian ASI eksklusif, bersyukur punya suami dia. Nih buktinya banyak bacaan yang dibelikan untuk saya (sambil memperlihatkan beberapa buku, Tabloid, dan majalah ibu Anak).” (Ny. S, 24 th, IRT)

Ketiga suami informan mendukung pernyataan informan bahwa mereka sangat pendukung istrinya masing-masing dalam pemberian ASI eksklusif untuk bayi mereka. Berikut kutipannya:

“Saya turut mendukung istri untuk menyusui eksklusif sampai enam bulan” (Tn. A, 31 th)

“Iya mendukung istri… “ (Tn. P, 24 th)

‘Tentunya sangat mendukung istri ya (sambil merangkul pundak istrinya dengan tangan).” ( (Tn. S, 25 th)

Dalam keluarga biasanya anggota keluarga lainnya turut berperan dalam hal merawat anak. ibu, mertua ataupun bibi turut memberikan kontribusi kepada ibu menyusui. Mereka biasanya memberikan pengalaman mereka sewaktu merawat anaknya dulu. Dukungan ini dapat membantu dalam keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Berikut kutipannya:

“Untungnya ibu juga kan kader jadi mengerti kalau dalam hal seperti ini, jadinya saya dianjurkan memberikan ASI secara eksklusif…” (Ny. A, 25 th, guru)

“Ibu sih nyuruhnya dikasi ASI aja. Soalnya dulu ibu juga gitu, semua ASI. nggak dikasih susu botol. Bibi juga sama sih …” (Ny. P, 22 th, pedagang)

“Mamah bilang kalo bisa sampe anak umur dua tahun dikasi ASI...” (Ny. S, 24 th, IRT)

Anggota keluarga seperti ibu, mertua dan bibi ikut berperan dalam merawat bayi yang baru lahir. Kehamilan dan kelahiran merupakan media pengajaran kepada anak mereka untuk mengajarkan bagaimana mengurus anak dalam hal ini adalah mengurus cucu mereka masing- masing. Berikut kutipan ungkapannya:

“Menyusui kan baik untuk kesehatan, apalagi saya juga sudah tahu dari penyuluhan-penyuluhan gimana pentingnya ASI untuk bayi, jelas saya mendukung apa yang dilakukan anak saya untuk memberikan ASI eksklusif” (Ny. T, 50 th)

“Pasti mendukung yah” .(Ny. R, 57 th)

“Ngedukung banget kalau ASI eksklusif biar bayinya juga sehat (sambil menganggukan kepala)”. (Ny. B, 52 th)

Pernyataan ini juga didukung oleh suami informan bahwa keberadaaan anggota keluarga lainnya memberikan dukungan dalam pemberian ASI eksklusif ini. Berikut pernyataannya:

“Pastinya orang tua ya. Ibu mertua saya kebetulan dekat … beliau mendukung dalam pemberian ASI ini” (Tn. A, 31 th)

“Orang tua saya, dan mertua karena deket. Kalo orang tua paling cuma via telepon aja bilanginnya”. (Tn. S, 25 th)

Dukungan dari keluarga juga mempengaruhi ibu menyusui dalam pengambilan keputusan untuk memberikan ASI secara eksklusif. Berikut ungkapannya:

“Ibu ya. Belajar dari ibu juga. Apalagi kalau habis penyuluhan tentang ASI ibu langsung kasih tahu saya”. (Ny. A, 25 th, guru) “Mama. dan alhamdulillah suami juga. Kan enak ya, kalau sama- sama mendukung”. (Ny. R, 24 th, IRT)

Ada juga yang mengambil keputusan sendiri, tidak dipengaruhi oleh siapa-siapa.

“Sendiri aja. Apalagi saya juga jauh dari orang tua”. (Ny. B, 22 th, pedagang)

3. Dukungan nonkelurga

Interaksi sosial memberikan dampak pada pemberian ASI eksklusif. Selain keluarga, teman ataupun tentangga sekitar rumah juga dapat memberikan dukungan dalam pemberian ASI eksklusif. Berikut ungkapan informan:

“Iya kadang-kadang suka bilangin” (Ny. A, 25 th, guru)

“Sama teman juga sama tetangga dibilangin tentang ASI. (Ny. R, 24 th, IRT)

2. Bentuk dukungan

Bentuk dukungan yang diperoleh oleh ibu menyusui terdiri dari dukungan fisik, dukungan emosional dan informasional.

a. Dukungan fisik

Dua dari tiga informan memperoleh dukungan fisik dalam keterlibatan ibu, metua ataupun bibi dalam kegiatan mengurus bayi seperti: memandikan bayi, pemijatan payudara. Berikut ungkapan informan:

“Waktu pertama sesudah melahirkan ibu membantu dalam memandikan bayi.”(Ny. A, 25 th, guru)

“Habis ngelahirin payudara saya bengkak, terus disuruh dikompres. Badan juga lagi itu diurutin sama bibi. Biar nggak ada orang tua tapi bibi udah kaya ibu sendiri.(Ny. P, 22 th, pedagang)

“Iya ibu ngurusin segala keperluan bayi dan saya. “(Ny. S, 24 th, IRT)

Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan anggota keluarga bahwa dirinya sering membantu dalam mengurus bayi dan ibunya misalnya dalam memandikan bayi, memberi pijatan pada payudara agar tidak bengkak dan memberikan kompres air hangat pada payudara yang bengkak.

“Seminggu pertama saya bantu mengurus cucu. Maklum masih baru- baru.” (Ny. T, 50 th)

“Biar saya cuma bibi, dia udah saya anggap anak sendiri. pasti repot kalo ada anak yang lahiran. Pasti bantu ini itu. Mandin bayi, terus

juga kasih tahu apa aja yang suka dialamin sama ibu yang mau nyusuin misalnya teteknya suka bengkak”. (NY. R, 57 th)

“Semuanya dibantuin dulu. Apalagi pertama-tama sehabis ngelahirin kan masih belum terbiasa mungkin. Waktu sehabis ngelahirin sampe sebulan juga dibantu sama besan”. (Ny. B, 52 th)

b. Dukungan emosional

Tiga informan memperoleh dukungan dari suami dalam bentuk sikap penghargaan atau menghargai Istri yang sedang menyusui. Berikut ungkapan informan:

“Nggak apa-apa memberikan ASI (Ny. A, 25 th, guru)

”Katanya bagus anak di kasih ASI”. (Ny. P, 22 th, pedagang)

“Waktu pertama-tama payudara saya bengkak, terus lecet putingnya. Trus suka sakit kalo lagi menyusui, suami juga suka nanya kenapa dan paling dia bilang sabar ya nanti juga terbiasa.” (Ny. S, 24 th, IRT)

Dua dari tiga informan pendukung juga menyatakan menghargai istri yang sedang dalam masa menyusui. Berikut kutipannya:

“Ya mendukung sekali istri ya. Malah ini kan baik untuk kesehatan anaknya juga. Karena saya nggak merasakan menyusui saya cuma suka tanya apa keluhannya sama istri saya. Ya kan, Mah (sambil melontarkan pertanyaan pada istrinya)”. (Tn. A, 31 th)

“Ngertiin aja kalo lagi capek ngurusin bayi. kan repot ya” (Tn. R, 24 th)

c. Dukungan informasional

Salah satu bentuk dukungan yang diberikan kepada ibu menyusui adalah dengan memberikan informasi. Informasi ini sangat dibutuhkan

bagi ibu menyusui. Satu informan memperoleh informasi tentang pengertian ASI eksklusif, satu informan memperoleh informasi tentang pentingnya memberikan ASI pada bayi, satu informan mendapatkan saran mengenai. Berikut kutipan ungkapannya:

“Suami saya suka beliin saya majalah tentang ibu anak. Dari situ saya banyak tahu tentang ASI eksklusif. Terus ibu juga suka kasih tahu kalau misalnya dia baru dapet penyuluhan’. (Ny. A, 25 th, guru) “Iya, ibu saya, mertua, juga bibi suka ngebilangin gimana cara nyusuin anak, cara gendongnya gimana”. (Ny. B, 24 th, pedagang) “Semua diajarin sama mamah. Dari hamil suka dikasih tahu katanya nanti bayinya dikasih ASI jangan formula. Jangan dikasih apa-apa dulu sebelum enam bulan. Makannya juga harus yang bagus yang bergizi gitu”. (Ny. S, 24 th, IRT)

Pernyataan ini didukung oleh pernyataan anggota keluarga lainnya dan suami. Berikut kutipannya.

“Kalau pulang kerja saya suka beliin majalah ibu dan anak untuk istri saya. Jadi ada banyak majalah, buku, tabloid tentang ibu anak disini, supaya bisa baca-baca”.(sambil menunjukkan buku, tabloid dan majalah tentang ibu anak.” (Tn. A, 31 th)

“Suka dikasih tahu sama bibi, ngerawat anak gimana, nyusuinnya gimana”. (Ny. R, 57 th)

“Emang diajarin ya. Namanya juga orang tua suka ngasih tahu, nanti kalo ngurusin anak harus benar. Kalau bisa jangan dikasih susu botol, biar ASI aja”. (Ny. B, 52 th)

Dokumen terkait