• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.2. Saran

Berdasarkan hasil analisis dari penelitian di KUNAK, KPS Bogor Jawa Barat, saran yang layak untuk dipertimbangkan adalah:

1. Bagi para peternak di KUNAK, KPS Bogor sebaiknya meningkatkan usahaternaknya baik dari segi kualitas maupun kuantitas sehingga dapat meningkatkan pendapatan peternak dan peternak diharapkan mampu menerima dan mengimplikasikan berbagai teknologi baru untuk pengusahaan ternak sapi perah serta memperbaiki manajemen pemeliharaan sapi perah sehingga dapat menghasilkan susu dengan kualitas yang baik sehingga harga jual susu peternak menjadi meningkat.

2. Bagi pemerintah sebaiknya mendukung pengusahaan ternak sapi perah dengan mengeluarkan kebijakan baik dari sisi input maupun output yang dapat meningkatkan efisiensi dan daya saing usahaternak sapi perah. Pemerintah perlu mengkaji ulang mengenai kebijakan tarif impor susu yang saat ini ditetapkan lima persen untuk melindungi para produsen lokal (peternak) karena pada saat ini Industri Pengolahan Susu (IPS) dalam negeri masih lebih memilih untuk mengimpor susu dari luar negeri meskipun dalam kondisi adanya penetapan tarif impor lima persen. Pemerintah perlu untuk mempertimbangkan untuk meningkatkan tarif impor hingga 15 persen atau 20 persen sesuai dengan usulan GKSI agar jumlah susu impor yang masuk ke dalam negeri menjadi terbatas. Dengan penetapan tarif impor tersebut akan meningkatkan keuntungan dan daya saing peternak sehingga layak untuk diterapkan untuk mengembangkan usahaternak sapi perah dan memberikan motivasi bagi para peternak untuk meningkatkan jumlah produksi susu dalam negeri.

3. Selain menghasilkan insentif bagi peternak, penetapan tarif impor susu juga memberikan tambahan penerimaan pemerintah sebesar jumlah impor dikalikan dengan selisih harga setelah tarif dengan harga sebelum tarif. Oleh karena itu penerimaan yang didapatkan oleh pemerintah sebaiknya digunakan untuk membiayai riset dan kajian mengenai pengembangan usahaternak sapi perah serta memberikan pendidikan dan penyuluhan kepada para peternak guna meningkatkan usahaternak mereka. Selain pengkajian ulang mengenai penetapan tarif impor, kebijakan lain yang perlu

dipertimbangkan adalah pemberian kredit kepada para peternak dengan bunga yang rendah dan pengkajian kembali mengenai kebijakan subsidi pakan ternak dan obat-obatan. Karena pada saat ini harga jula pakan semakin tinggi tetapi kualitas pakan tersebut dirasa semakin menurun. Oleh karena itu perlu adanya intervensi pemerintah sebagai pengawas terhadap pemasok bahan baku sehingga dapat menghindari terjadinya distorsi pada pasar input.

4. Pentingnya penerapan kebijakan penyerapan seluruh Susu Segar Dalam Negeri bagi industri pengolahan susu, baik yang tergabung dalam anggota IPS maupun industri pengolahan susu diluar IPS. Selain itu untuk meningkatkan posisi tawar menawar peternak kepada IPS, perlu didukung dengan adanya kebijakan untuk menciptakan suatu kondisi pemasaran susu segar yang adil bagi para peternak dan IPS. Salah satu bentuk kebijakan tersebut adalah penetapan harga susu sebaiknya berdasarkan kesepakatan antara peternak dengan IPS, sehingga tidak akan ada pihak yang merasa dirugikan.

DAFTAR PUSTAKA

[Ditjennak] Direktorat Jenderal Peternakan. 2010. Statistik Peternakan 2010. Departemen Pertanian, Jakarta.

Emilya. 2001. Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif serta Dampak Kebijakan Pemerintah pada Pengusahaan Komoditas Tanaman Pangan di Provinsi Riau. [Tesis]. Sekolah Pascasarjana, IPB, Bogor. Erwidodo. 1998. Dampak Krisis Moneter dan Reformasi Ekonomi Terhadap

Industri Persusuan di Indonesia. Prosiding. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Departemen Pertanian, Jakarta.

Gittinger JP. 1986. Analisis Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Edisi ke-2. Sutomo S, Mangiri K, penerjemah: Universitas Indonesia Press, Jakarta.

GKSI. 2008. Harga Susu Sapi Perah Segar Tingkat Peternakan dan Koperasi Susu di Jawa Barat. GKSI Pusat, Jakarta.

Kadariah, LK dan C, Grey. 1978. Pengantar Evaluasi Proyek. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Jakarta.

Kadariah. 2001. Evaluasi Proyek Analisis Ekonomis. Edisi Dua. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Jakarta.

Kuraisin, V. 2006. Analisis Daya Saing dan Dampak Perubahan Kebijakan Pemerintah Terhadap Komoditi Susu Sapi (Studi Kasus: Desa Tajurhalang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor) [Skripsi]. Fakultas Pertanian, IPB, Bogor.

Lindert, P.H. dan Ch. P. Kindleberger. 1993. Ekonomi Internasional (Alih Bahasa Burhanuddin Abdullah) Edisi Kedelapan. Penerbit Erlangga, Jakarta. Malian et al. 2004. Permintaan Ekspor dan Daya Saing Panili di Provinsi

Sulawesi Utara. Jurnal Agro Ekonomi 22: 26-45

Monke EA, Pearson SR. 1989. The Policy Analysis Matrix for Agriculture Developement. Itacha and London: Cornell University Press.

Monke EA, Pearson SR. 2005. The Policy Analysis Matrix for Agriculture Developement (2nd Edition). Itacha and London: Cornell University Press.

Pearson, S. Dan C, Gotsch. 2004. Application of The Policy Analysis Martix in Indonesian Agriculture. Bachri S, penerjemah : Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.

Porter, M.E. 1990. The Competitive Advantage of Nations. The Free Press, New York.

Porter, M.E. 1998. The Competitive Advantage of Nations. Free Press. New York. Pratama, P. 2010. Analisis Daya Saing dan Dampak Kebijakan Pemerintah

Terhadap Komoditas Susu Segar Sapi Perah (Studi Kasus: Anggota Koperasi Peternak Garut Selatan, Jawa Barat). [Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB, Bogor.

Priyanti, A dan Saptati, RA. 2009. Dampak Harga Susu Dunia Terhadap Harga Susu dalam Negeri di Tingkat Peternak: Kasus Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara di Jawa Barat.

Salvator, D. 1997. Ekonomi Internasional, edisi Kelima. Erlangga, Jakarta.

Simanjuntak S. 1992. Analisis Daya Saing dan Dampak Kebijakan Pemerintah Terhadap Perusahaan Kelapa Sawit Indonesia. [Tesis]. Sekolah Pascasarjana, IPB, Bogor.

Simanjuntak, P et.al. 1992. Pengantar Evaluasi Proyek. Edisi Kedua. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Simatupang, P. 1991. The Conception of Domestic Resource Cost and Net Economic Benefit for Comparative Advantage Analysis Agribusiness

Division Working Paper No. 2/91, Centre for Agro-Socioeconomic Research, Bogor.

Siregar, P. 2009. Analisis Dampak Penghapusan Tarif Impor Susu Terhadap Daya Saing Komoditi Susu Sapi Lokal (Studi Kasus: Peternak Anggota TPK Cibedug, KPBSU Jawa Barat). [Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB, Bogor.

Sudaryanto, T dan P, Simatupang. 1993. Arah Pengembangan Agribisnis : Suatu Catatan Kerangka Analisis dalam Prosiding Perspektif Pengembangan Agribisnis di Indonesia. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Bogor.

Sunandar, I. 2007. Analisis dan Dampak Kebijakan Pemerintah terhadap Pengusahaan komoditi Tanaman Karet Alam (kasus di Kecamatan Cambai, Kota Prabumulih, Provinsi Sumatera Selatan). [Skripsi]. Fakultas Pertanian, IPB, Bogor

Suryana, A. 1980. Keuntungan Komparatif dalam Produksi Ubi Kayu dan Jagung di Jawa Timur dan Lampung dengan Analisa Penghematan Biaya Sumber Daya Domestik. [Tesis]. Sekolah Pascasarjana, IPB, Bogor. Swastika et al. 2005. The Status and Prospect of crops in Indonesia. United

Nation: ESCAP.

Yusdja, Y. 2001. Analisis Kebijakan Industri Persusuan dalam Negeri. Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian, 3(3):257-268.

Dokumen terkait