• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Saran

Penulis memberikan saran-saran yang terkait dengan program pemberdayaan lingkungan di Perumahan Villa Inti Persada, Pamulang Timur terhadap kegiatan daur ulang sampah anorganik pada partisipasi ibu-ibu rumah tangga, diantaranya:

1. Kepada para pengurus agar terus berusaha untuk meningkatkan minat para

warga yang lain untuk dapat berpartisipasi dalam menjaga lingkungannya 2. Diharapkan kepada pengurus agar dapat memvariasikan hasil produksi

3. Berupaya untuk terus aktif dan kreatif dalam mendaur ulang sampah anorganik

4. Kepada para stackholder (pemerintah, pihak yayasan dan para dukungan lainnya) agar terus memperhatikan dan memberikan motivasi kepada para anggota bank sampah dan partisipan

5. Diperlukan studi lanjutan (pendidikan, penyuluhan) terhadap

pengembangan sistem sanitasi secara khusus dan terpadu pada kawasan perumahan ini. Selain bertujuan untuk menjaga kondisi lingkungan tetap terjaga baik, juga untuk meningkatkan daya dukung lingkungan pada kawasan perumahan dan lingkungan sekitarnya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Daftar Buku

Arivia Gadis, Dkk. Perempuan dan Ekologi, Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan, 2002.

Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif, Jakarta: Prenada Media Group, 2009. Center for Quality Development and Assurance (CEQDA) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi UIN Jakarta. Jakarta:CEQDA, 2007.

Dwidjoseputro. Ekologi Manusia dengan Lingkungannya, Jakarta: Erlangga, 1990.

Hardjasoemantri, Koesnadi. Aspek Hokum Peran Serta Masyarakat dalam

Pengelolaan Lingkungan Hidup, Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Press, 1986.

Hermansyah, Tantan Dkk. Dasar-dasar Pengembangan Masyarakat Islam.

Haryanto Sugeng P Dkk, Permasalahan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Provinsi Lampung, Lampung: Pusat Penelitian Lingkungan, 2005

Ife, Jim & Tesoriero Frank. Community Development: Sebagai Alternatif Pengembangan Masyarakat Islam Di Era Globalisasi, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2006.

Kusumahadi, Meth. Warga Berdaya, Yogyakarta: Satunama, 2007.

Masriah dan Mujahid. Pembangunan Ekonomi Berwawasan Lingkungan, Malang:

Universitas Negeri Malang, 2011.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif , Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012.

Muller, Johannes. Perkembangan Masyarakat Lintas-Ilmu, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2006.

Rukminto Adi, Isbandi. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan

Intervensi Komunitas, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2001.

Salam Syamsir & Fadhilah Amir. Sosiologi Pedesaan, Jakarta: UIN Syarif Hidyatullah, 2008.

Salim, Emil. Ratusan Bangsa Merusak Satu Bumi, Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2010.

Sejati, Kuncoro. Pengelolaan Sampah Terpadu, Yogyakarta: PT. Kanisius, 2009. Sj Sumarto, Hetifah. Inovasi, Partisipasi dan Good Govenrnance: 20 Prakarsa

Inovatif Dan Partisipatif di Indonesia, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2004.

Soemirat Slamet, Juli. Kesehatan Lingkungan, Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press, 2004.

Soetomo. Strategi-strategi Pembangunan Masyarakat, Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2006.

Sontang Manik, Karden Eddy. Pengelolaan Lingkungan Hidup, Jakarta: PT. Ikrar Mandiri Abadi, 2007.

Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Bandung: PT. Refika Aditama, 2005.

Sunu, Pramudya. Melindungi Lingkungan dengan Menerapkan ISO 14001,

Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2001.

Tri Rahayu, Iin dan Ardi Ardani, Tristiadi. Observasi dan Wawancara, Malang: Bayumedia Publishing, 2004.

Winardi. Motivasi Permotivasian Dalam Menejemen, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001.

2. Daftar Sumber Internet

Artikel diakses pada 20 maret 2014 dari

http://eprints.uns.ac.id/6143/1/211852511201108301.pdf Artikel diakses pada 21 April 2014 dari

http://megapolitan.kompas.com/read/2014/02/20/1031246/Proyek.di.Tangs el.Berantakan

Artikel diakses pada tanggal 3 Juli 2014 dari

http://www.antaranews.com/berita/417287/produksi-sampah-plastik-indonesia-54-juta-ton-per-tahun

Artikel diakses pada tanggal 3 Juli 2014 dari http://m.bisnis.com/quick- news/read/20140224/77/205728/volume-sampah-indonesia-130.000-tonhari

Artikel diakses pada 20 Mei 2014 dari

http://pintohatta.blogspot.com/2013/04/pengertian-3r-reusereducerecycle.html

Artikel diakses pada tanggal 3 November 2014 dari

http://aryasetta.wordpress.com/2013/03/15/pemberdayaan-lingkungan/

3. Daftar Sumber Skripsi

Antono, Juli. Pemberdayaan Anak Jalanan Melalui Program Daur Ulang

Sampah Anorganik Di Rumah Belajar Keluarga Anak Langit, Skripsi SI Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negri Jakarta, 2012

Dwi Anggraini, Resty. Partisipasi Masyarakat Dalam Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat-Mandiri Perkotaan (PNPM-MP) Study atas Pembangunan Gedung PAUD Di Kelurahan Petukangan Utara Pesanggrahan Jakarta Selatan, Skripsi SI Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negri Jakarta, 2014

Buletin Bank Sampah Melati Bersih Bukit Pamulang Indah, 2014

4. Daftra Informan

Wawancara pribadi dengan bapak Zainuddin selaku Staff kelurahan Pamulang Timur, hari Rabu, tanggal 14 Mei 2014, pukul: 10.00, di kantor kelurahan Pamulang Timur.

Wawancara pribadi dengan bapak Ade, selaku Staff Kelurahan Pamulang Timur, hari Kamis, tanggal 29 Mei 2014, pukul: 01.00, di kantor kelurahan Pamulang Timur.

Wawancara pribadi dengan Bpk Andar Kurniawan selaku Pengurus RT 06, Villa Inti Persada, Pamulang Timur, hari Senin, tanggal 19 Mei 2014, pukul 15.00, di Perumahan Villa Inti Persada, Pamulang – Tangerang Selatan. Wawancara pribadi dengan ibu EvI Susilowaty, selaku Ketua Program Daur

Ulang Sampah Anorganik Villa Inti Persada RT 06, Pamulang Timur, hari senin, tanggal 19 Mei 2014, pukul 14.00, di Perumahan Villa Inti Persada, Pamulang – Tangerang Selatan.

Wawancara pribadi dengan ibu Ana Cahyono selaku bendahara program daur ulang sampah anorganik pada hari 25 AAgustus 2014, pukul 10.00 di rumah ibu Ana, di Perum Villa Inti Persada C5/33, Pamulang Timur, Tangerang Selatan.

Wawancara pribadi dengan ibu Nita Katrina selaku Desainer program daur ulang sampah anorganik pada hari senin 18Agustus 2014, pukul 13.00 di rumah ibu Nita, di Perum Villa Inti Persada C4/18, Pamulang Timur, Tangerang Selatan.

Wawancara pribadi dengan ibu Elfiriani selaku Anggota program daur ulang sampah anorganik pada hari Rabu 20 Agustus 2014, pukul 11.00 di rumah ibu Tio, di Perum Villa Inti Persada, Pamulang Timur, Tangerang Selatan.

Wawancara pribadi dengan ibu Sari selaku Humas program daur ulang sampah anorganik pada hari senin 8September 2014, pukul 16.30 di rumah ibu Sari, di Perum Villa Inti Persada C4/15, Pamulang Timur, Tangerang Selatan.

Wawancara pribadi dengan ibu Mudrikah selaku Anggota program daur ulang sampah anorganik pada hari rabu 20 Agustus 2014, pukul 10.00 di rumah ibu Mudrikah, di Perum Villa Inti Persada C5/25, Pamulang Timur, Tangerang Selatan.

PEDOMAN WAWANCARA

1. Apakah dalam partisipasi ini memakai tahap perencanaan, pelaksanaan program, tahap pelembagaan serta monitoring dan evaluasi ?

2. Faktor Apa saja Yang Mempengaruhi Partisipasi Ibu Rumah Tangga Dalam Pemberdayaan Lingkungan Melalui Kegiatan Daur Ulang Sampah Anorganik Di Villa Inti Persada RT 06, Pamulang Timur, Tangsel ?

a. Orang akan berpartisipasi apabila mereka merasa bahwa isu atau aktivitas tersebut penting

b. Orang harus merasa bahwa aksi mereka akan membuat perubahan

c. Berbagai bentuk partisipasi harus diakui dan dihargai

d. Orang harus bisa berrpartisipasi, dan didukung dalam partisipasinya e. Struktur dan proses tidak boleh mengucilkan.

84

Profil Informan

Nama : Ibu Nita Katrina

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Umur : 49 Tahun

Waktu : 18-08-2014 (13.00-16.00)

Jabatan : Desainer

Bergabung : Maret 2014

Pertanyaan Informan (Pengurus Bank Sampah Dan Program Daur Ulang Sampah Anorganik)

1. Sampai saat ini sudah berapa anggota yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan daur ulang sampah anorganik?

Sampai saat ini yang ikut aktif berpartisipasi dalam kegiatan daur ulang sampah anorganik ini sebanyak 13 orang.

2. Dalam teori partisipasi menggunakan empat tahap partisipasi, apakah dalam kegiatan daur ulang sampah anorganik ini menggunakan empat tahap tersebut bu? Yaitu tahap perencanaan awal, tahap pelaksanaan program, tahap pelembagaannya serta monitoring dan evaluasi program kegiatan daur ulang sampah anorganik ini?

Pada tahap perencanaan: pertama-tama kami membentuk sebuah organisasi, membagi-bagi tugas, membicarakan pembentukan usaha, produk apa yang akan kita bikin, lalu bagaimana pemasarannya dan bagaimana caranya produk tersebut dapat diterima oleh masyarakat. Tahap pelaksanaan program: mencari-cari informasi, mencari bahan-bahan yang akan digunakan, penyalurannya kepada siapa, pertemuan antar bank sampah untuk bertukar fikiran.

Tahap pelembagaan: akan dibentuk koperasi dari organisasi ini agar pemasarannya lebih mudah.

Tahap monitoring dan evaluasi: evaluasi biasanya diadakan setiap 3 sampai 4 bulan sekali dari yayasan bunga melati bersih, membahas tentang jumlah sampah berapa pertahun, bagaimana mengajak warga

yang belum berpartisipasi, laporan keuangan pertahun dan

membicarakan sampah-sampah yang tidak dapat timbang kemudian didaur ulang.

3. Apa motivasi ibu dalam melakukan daur ulang sampah anorganik? Adakah dorongan serta faktor yang mempengaruhi?Apakah karna faktor ekonomi atau karna faktor kesadaran lingkungan?

Ibu-ibu disini rata-rata karna faktor kesadaran lingkungan, disamping dapat uang tambahan pula.

4. Jika karna faktor ekonomi, apakah ekonomi keluarga ibu sudah terpenuhi dari hasil penjualan barang daur ulang sampah anorganik ini? Dan jika karna faktor kesadaran lingkungan, apakah lingkungan ini sudah bersih dan nyaman dan tidak ada sampah yang bertumpuk-tumpuk dan berserakan dimana?

Kalau karna faktor ekonomi tapi ekonomi kita belum sepenuhnya terpenuhi dari penghasilan daur ualng sampah anorganik ini, hanya bisa untuk tambahan-tambahan saja.

Tapi kalau karna faktor kesadaran lingkungan sudah berhasil, karena lingkungan menjadi bersih dan nyaman, dan kita membiasakan juga kepada anak-anak kita untuk membuang sampah pada tempatnya dan jika kita melihat sampah yang berserakan dimana-mana kita segera untuk mengambilnya kemudian ditaro pada tempatnya, selain itu juga kita dapat menghilangkan tumpukan-tumpukan sampah yang ada didepan perumahan Villa Inti Persada.

5. Bagaimana sejarah berdirinya bank sampah? Ide awalnya dari mana dan siapa

pelopornya?

Awalnya ada kematian didaerah Villa Inti Persada, kemudian yayasan Bunga Melati Bersih menyewakan mobil jenazahnya kepada warga yang sedang berduka untuk memberikan pelayanan jenazahnya, nah dari situ yayasan Bunga Melati Bersih memberikan kalender tentang Bank Sampah Melati Bersih.

Ada salah satu warga Vila Inti Persada yaitu bapak hidayat yang memberikan ide bahwa plasti-plastik dapat didaur ulang dan dijadikan tas.

6. Bagaimana proses sosialisasi ke warga, sehingga mereka bisa menerima kehadiran bank sampah ini?Kenapa mengikuti program bank sampah?

Pertama kali bank sampah melati bersih memberikan sosialisasinya kepada warga yaitu melalui arisan ibu-ibu, kami mengikuti program bank sampah melati bersih karena didepan komplek kami pada waktu itu ada tumpukan-tumpukan sampah sehingga kami malu dan tidak nyaman dengan tumpukan-tumpukan sampah tersebut, kemudian pihak bank sampah melati bersih memberikan penjelasan bahwa sampah-sampah anorganik seperti plastik dapat didaur ulang dan dengan mengikuti program bank sampah ini dapat mengurangi limbah rumah tangga yang ada di tumpukan-tumpukan depan komplek Vlla Inti Persada.

7. Kenapa diadakan kegiatan daur ulang sampah anorganik ini? Apa alasannya?

Ya… karna banyaknya tumpukan-tumpukan sampah didepan

perumahan ini dan ada beberapa sampah anorganik yang tidak dapat diterima oleh lapak bank sampah melati bersih. Alasannya agar ibu-ibu mempunyai kegiatan, selain itu ada penghasilan tambahan.

86

Faktor penghambantnya banyak, diantaranya: membentuk suatu organisasi itu tidak mudah, kadang gampang dan kadang-kadang susah, pokoknya susah-susah gampang, awal-awalnya belum terlalu kompak, akhirnya mendapat motivasi dari yayasan bank sampah melati bersih Indonesia, dan juga sering diikut sertakan kegiatan-kegiatannya seperti seminar, penyuluhan dll, akhirnya lama-kelamaan ibu-ibunya paham, dan juga kita belum punya tempat untuk daur ulang sampah anorganik.

9. Bagaimana bu proses pendaur ulang sampah anorganiknya?

Pertama-tama mencari kemasan-kemasan mie instan, kantong kresek, kemudian kemasan-kemasan tersebut dicuci sampai bersih, dijemur dan dilap, selanjutnya kemasan-kemasan tersebut digunting-gunting menjadi kecil untuk ditaburkan diatas plastik. Lalu yang kedua, plastic dibuka dan dilebarkan kemudian ditaburkan kemasan-kemasan yang sudah digunting. Kemudian yang ketiga plastik tersebut dipres dan dibikin pola, maksudnya mau dibikin tas atau yang lainnya dan yang terakhir dijahit.

10.Adakah prestasi atau penghargaan yang diperoleh bank sampah? dan adakah tamu yang pernah datang mengunjungi bank sampah di Villa Inti Persada?

Kami sudah mendapatkan penghargaan berupa piagam dari ibu wali kota Tangsel. Sudah banyak tamu yang datang ke bank sampah Villa Inti Persada diantaranya: mahasiswa ATK untuk observasi, BINUS,

Mandiri Syari’ah memberikan bantuan, ibu-ibu bank sampah dari

Pamulang untuk study banding, murid-murid dari sekolah

11.Kerajinan apa saja yang sudah dibuat oleh bank sampah Villa Inti Persada?

Banyak… diantaranya: tas, dompet, celemek, sandal, tempat pengsil,

macam-macam gantungan.

12.Kalau saya boleh tau bu, uang hasil dari penjualan daur ulang sampah anorganik ibu gunakan untuk apa bu?

Uangnya saya tabung untuk kebutuhan sekolah, rumah tangga dan lain-lain.

13.Bagaimana system pemasaran hasil daur ulang sampah anorganik? Adakah kendala dan hambatannya?

Pemasarannya kita lakukan melalui bazaar atau pameran-pameran, promosiin kepada teman-teman, sekolah-sekolah selain itu kita juga menerima pesanan berupa cindremata, tas untuk seminar, tas untuk sembako, dan dibantu juga dengan bapak-bapak untuk pemasarannya, terkadang juga mendapat informasi dari yayasan Bank Sampah Melati Bersih.

Kendalanya, orang-orang Indonesia masih malu memakai produk sendiri dari buatan orang Indonesia, mereka lebih mau memakai produk luar jadi agak sedikit sulit untuk pemasarannya.

14.Apa harapan kedepan ibu dari kreativitas/ keterampilan daur ulang sampah anorganik ini?

Yaaa… Mudah-mudahan bisa berjalan terus menerus, bisa lebih baik

dan tidak bosan,ibu-ibu terus semangat. Trus juga kita punya tempat atau kantor khusus untuk bank sampah agar melakukan daur ulangnya bisa bareng-bareng dalam satu wadah.

15.Lalu rencana apa yang akan ibu lakukan untuk pemberdayaan lingkungan ini agar tidak berhenti dan terus berjalan baik?

Insya Allah untuk kedepannya kita bisa ciptakan yang lebih baik dan berkualitas agar masyarakat lebih bisa menerima barang-barang produk orang Indonesia dan organisasi kita lebih berkembang dan ibu-ibunya juga punya kegiatan.

16.Sampah-sampah apa saja bu yang bisa didaur ulang?

Seperti kemasan-kemasan kopi, mie instan, softex, sabun rinso, the sachetan, plastik kresek.

88

Profil Informan

Nama : Ibu Ana Cahyono

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Umur : 40 Tahun

Waktu : 10.00-11.00 (25-08-2014)

Jabatan : Bendahara

Begabung : Maret 2013

Pertanyaan Informan (Pengurus Bank Sampah Dan Program Daur Ulang Sampah Anorganik)

1. Partisipasi apa saja yang sudah dilakukan oleh masyarakat dalam kegiatan daur ulang sampah anorganik ini?

Partisipasinya si seperti membantu-bantu dalam memilah-milah sampah orgnaik dan anorganik, misalnya dari rumah mereka sudah memilah dan menggunting-gunting sampah yang bisa dijadikan barang daur ulang, nanti pas saat penimbangan mereka bawa dan diberikan kepada kami untuk bahan-bahan daur ulang sampah anorganik

2. Dalam teori partisipasi menggunakan empat tahap partisipasi, apakah dalam kegiatan daur ulang sampah anorganik ini menggunakan empat tahap tersebut bu? Yaitu tahap perencanaan awal, tahap pelaksanaan program, tahap pelembagaannya serta monitoring dan evaluasi program kegiatan daur ulang sampah anorganik ini?

Waktu pertmuan dan rapat itu fleksible tidak ditentukan tergantung keperluannya saja, jika mau ada acara-acara, kegiatan atau pemesanan. 3. Apa motivasi ibu dalam melakukan daur ulang sampah anorganik? Adakah

dorongan serta faktor yang mempengaruhi? Apakah karna faktor ekonomi atau karna faktor kesadaran lingkungan?

Sebetulnya dari diri saya sendiri sudah tertanam pecinta lingkungan, dari dulu saya sudah melatih diri saya untuk menjaga lingkungan dan memilah sampah organik dan anorganik.

Karna faktor kesadaran lingkungan karena saya dari dasarnya sudah mencitai lingkungan yang bersih dan kalau mendapat uangnnya karena ada imbasnya saja dari daur ulang itu tapi bukan karena nilai ekonominya. 4. Jika karna faktor ekonomi, apakah ekonomi keluarga ibu sudah terpenuhi dari

hasil penjualan barang daur ulang sampah anorganik ini? Dan jika karna faktor kesadaran lingkungan, apakah lingkungan ini sudah bersih dan nyaman dan tidak ada sampah yang bertumpuk-tumpuk dan berserakan dimana?

Belum semua lingkungan yang bersih karena belum semua masyarakat yang ikut dan mw peduli dengan lingkungan.

5. Bagaimana sejarah berdirinya bank sampah? Apa yang ibu ketahui tentang Bank Sampah? Kenapa mengikuti program bank sampah? Ide awalnya dari mana dan siapa pelopornya?

Awalnya tetangga ada yang meninggal dan memakai mobil ambulance yayasan Bank Sampah Melati Bersih Indonesia, dari situ kita tahu ada Bank Sampah lalu kita menghubungi pihak Bank Sampah dan mereka merespon.

Ide awalnya kita melihat sampah yang bertumpukan didepan komplek nah kita resah dengan adanya tumpukan-tumpukan sampah tersebut karena baud an mau membersihkan lingkungan kita dari sampah-sampah tersebut. 6. Bagaimana proses sosialisasi ke warga, sehingga mereka bisa menerima

kehadiran bank sampah ini ?

Tiap pertemuan warga misalnya seperti arisan pengajian, jadi pengurus mengajak dan memberikan informasi kepada warga untuk ikut bergabung dengan bank sampah.

7. Kenapa diadakan kegiatan daur ulang sampah anorganik ini? Apa alasannya?

Kebetulan ada yang ngasih masukan salah satu warga kepada kita“ibu ini

sampah-sampah plastik bisa didaur ulang lho…” dan dia memberitahu

barang yang sudah jadi, barng-barangnya dan alat-alatnya dan akhirnya kita belajar dan praktek bareng-bareng.

8. Adakah faktor penghambat berdirinya bank sampah ?

Pasti banyak… salah satunya menyadarkan warga itu g mudah untuk ikut

bergabung.

9. Adakah prestasi atau penghargaan yang diperoleh bank sampah? dan adakah tamu yang pernah datang mengunjungi bank sampah di Villa Inti Persada?

Kalau penghargaan saya kurang tau, itu yang lebih tau ketuanya.

Banyak… Anak-anak mahasiswa dari beberapa kampus mengunjungi

kegiatan daur ulang sampah ini.

10.Sampai saat ini sudah berapa anggota yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan bank sampah? masih adakah anggota yang belum ikut berpartisipasi dalam kegiatan daur ulang sampah anorganik? Dan kenapa?

Ada 9 orang yang aktif dan tetap dalam pembuatan dan pemasarannya. Dan ada juga yang menjadi tenaga lepas dan bantu-bantu dalam mencuci, ngepres, gunting-gunting dan menjahit.

11.Kerajinan apa saja yang sudah dibuat oleh bank sampah Villa Inti Persada? Sementara ini baru tas, celemek dll.

12.Kalau saya boleh tau bu, uang hasil dari penjualan daur ulang sampah anorganik ibu gunakan untuk apa bu ?

90

Untuk anak-anak jajan saja, karena pendapatannya tidak seberapa besarnya dan tambahan-tambahan keluarga.

11.Bagaimana system pemasaran hasil daur ulang sampah anorganik? Adakah kendala dan hambatannya?

Dari mulut kemulut, mengikuti bazaar dan pameran-pameran, menerima pesanan.

12.Apa harapan kedepan ibu dari kreativitas/ keterampilan daur ulang sampah anorganik ini?

Harapannya agar kita lebih maju dan berkembang, lebih banyak dikenal, trus bisa mempengaruhi secara baik kepada yang lain.

13.Lalu rencana apa yang akan ibu lakukan untuk pemberdayaan lingkungan ini agar tidak berhenti dan terus berjalan baik?

Rencana mau mengadakan regenerasi kepada anak-anak muda, mulai dari nol, seperti memperkenalkan dan mengajaknya untuk belajar penimbangan dan mengangku-angkut sampah.

14.Apa yang ibu rasakan ketika menjadi ketua dalam kegiatan daur ulang sampah anorganik ini?

Kesulitannya si ngg cuma ribet aja. Dan tidak ada kendala untuk keuangannya dan mengalir lancer saja.

Profil Informan

Nama : Elfiriani

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Umur : 49 Tahun

Waktu : 20-08-2014 (11.00-13.00)

Jabatan : Anggota

Bergabung : Maret 2013

Pertanyaan Informan (Anggota)

1. Dalam teori partisipasi menggunakan empat tahap partisipasi, apakah dalam kegiatan daur ulang sampah anorganik ini menggunakan empat tahap tersebut bu? Yaitu tahap perencanaan awal, tahap pelaksanaan program, tahap pelembagaannya serta monitoring dan evaluasi program kegiatan daur ulang sampah anorganik ini?

Dalam tahap perencanaan kita merumuskan jadwal kegiatan, program apa yang akan dibuat, membentuk struktur organisasi.

Dalam tahap pelaksanaansaya aktif dalam pembuatan dan penjualan barangnya. Dalam tahap pelembagaan ini kita juga sudah menyiapkan pengkaderan kepada anggota-anggota yang lain dan juga sudah menghimbau kepada masyarakat.

Pada tahap monitoring dan evaluasi kita melihat apa kekurang kita dan mengintrospeksi diri sendiri, melihat barang-barang yang belum rapih, seperti jahitannya yang kurang rapih atau seninya yang kurang bagus, dan memperbaiki dari kinerja-kinerja yang sudah ada.

1. Apa motivasi ibu mengikuti kegiatan pemberdayaan lingkungan ini? Adakah dorongan serta faktor yang mempengaruhi?

Yaaa… dorongannya yang jelas karena demi perkembangan anak cucu

kita yang akan datang, kita harus menyelamatkan bumi ini, siapa lagi yang akan menyalamatkan kalau bukan kita sendiri, otomatis akan berpengaruh kepada keturunan-keturunan kita.

2. Faktor apa yang mendorong ibu untuk melakukan daur ulang sampah

anorganik? Apakah karna fktor ekonomi atu karna faktor kesadaran lingkungan?

Salah satunya yaitu yaaa tidak bisa munafik karna faktor ekonomi walaupun harga jualnya tidak seberapa. Faktor yang kedua yang tidak bisa dinilai dengan uang, bayangkan berapa generasi kita selanjutnya yang kita akan selamatkan seandainya lingkungannya sudah rusak. Kasihan keturunan-keturunan kita selanjutnya.

3. Jika karna faktor ekonomi, apakah ekonomi keluarga ibu sudah terpenuhi dari hasil penjualan barang daur ulang sampah anorganik dan jika karna faktor kesadaran lingkungan, apakah lingkungan disini sudah bersih dan nyaman?

92

Belum terpenuhi karna harga jual barang hasil daur ulang anorganik juga

Dokumen terkait