• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

D. Daur Ulang Sampah

Daur ulang merupakan salah satu strategi pengelolaan sampah anorganik yang terdiri dari atas kegiatan pemilihan, pengumpulan, pemprosesan, pendistribusian dan pembuatan produk/ material bekas pakai.18

Kunci keberhasilan program daur ulang adalah justru dipemilahan awal, karena jika sampah telah dipilah sejak awal akan memudahkan

16

Pramudya Sunu, Melindungi Lingkungan dengan menerapkan ISO 14001,h. 23-24

17

Ibid. h. 24

18

proses selanjutnya. Kita tak perlu lagi menyortir dan memilah, hanya tinggal mengolahnya kembali.

Pengertian daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadikan sesuatu yang berguna, mengurangi bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemisahan, pengumpulan, pemprosesan, pendistribusian dan pembuatan produk atau material bekas pakai dan komponen utama dalam manajeman sampah modern.19

2. Manfaat Daur Ulang

Manfaat dari daur ulang adalah memiliki nilai jual/ income dari penghasilan atau pemanfaatan daur ulang limbah tersebut, mencegah adanya sampah yang sebenarnya dan agar dapat menjadi sesuatu yang berguna. Manfaat yang dirasakan dari masyarakat tersebut, dapat mengurangi volume sampah, berkurangnya limbah domestik, lingkungan menjadi asri, serta banyak manfaat yang dirasakan oleh masyarakat sekitar.

3. Pengertian Sampah

Sampah didefinisikan sebagai suatu benda yang tidak digunakan atau tidak dikehendaki dan harus dibuang, yang dihasilkan oleh kegiatan

19

Juli Antono, “Pemberdayaan Anak Jalanan Melalui Program Daur Ulang Sampah Di

Rumah Belajar Keluarga Anak Langit,“ (Skripsi S1 Fakultas Dakwah & Komuniikasi, Universitas

32

manusia. Dengan demikian, sampah dapat berasal dari kegiatan industry, pertambangan, pertanian, peternakan, perikanan, transportasi, rumah tangga, perdagangan dan kegiatan manusia lainnya.20

Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas

manusia.Setiap aktivitas manusia pasti menghasilkan buangan atau sampah.Jumlah atau volume sampah sebanding dengan tingkat konsumsi kita terhadap barang atau material yang kita gunakan sehari-hari. Dengan demikian jenis sampah, sangat tergantung dari jenis material yang kita konsumsi. Oleh karena itu pengelolaan sampah tidak bisa di lepas juga dari pengelolaan gaya hidup masyarakat.

Pengelolaan sampah adalah semua kegiatan yang dilakukan untuk menangani sampah sejak ditimbulkan sampai dengan pembuangan akhir. Secara garis besar, kegiatan pengelolaan sampah meliputi pengendalian timbulan sampah, pengumpulan sampah, transfer dan transfor, pengolahan dan pembuangan akhir.21

Dalam buku lain dijelaskan, sampah ialah segala sesuatu yang tidak lagi dikehendaki oleh yang punya dan bersifat padat. Sampah ada yang mudah membusuk dan ada pula yang tidak mudah membusuk. Yang membusuk terutama terdiri atas zat-zat organik seperti sisa sayuran, sisa daging, daun dan lain-lain. Sedangkan yang tidak membusuk dapat berupa plastik, kertas, karet, logam ataupun abu, bahan bangunan bekas dan lain-lain. Sampah terbagi menjadi dua, yaitu:

20

Prof. Dr. Ir. Karden Eddy Sontang Manik, M.S, Pengelolaan Lingkungan Hidup

(Jakarta: PT. Ikrar Mandiriabadi, 2007), Cet-ke 3, h. 67

21

a. Sampah yang membusuk/ Organik

Sampah ini dalam bahasa Inggris disebut garbage, yaitu yang mudah membusuk karena aktivitas mikroorganisme.Dengan demikian pengelolaan lainnya menghendaki kecepatan, baik dalam pengumpulan

maupun dalam pembuangannya.22

Sampah organik ini biasanya dijadikan sebagai kompos atau pupuk organik untuk tanaman atau tumbuh-tumbuhan karena sampah organik ini tidak dapat didaur ulang dan akan hancur dengan sendirinya.

b. Sampah yang tidak membusuk/ Anorganik

Sampah jenis ini dalam bahasa Inggris disebut refuse. Biasanya terdiri atas kertas-kertas, plastik, logam, gelas, karet dan lainnya yang tidak dapat membusuk atau sulit membusuk.23

Sampah anorganik ini adalah sampah kering yang dapat didaur ulang. Contohnya: sampah-sampah plastik indomart atau alfamart dapat dijadikan tas, dompet atau keterampilan yang lainnya, yang telah dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga di perumahan Villa Inti Persada RT 06 apabila tidak dapat didaur ulang, maka proses untuk memusnahkannya dengan pembakaran namun, resiko dari pembekaran sampah sangat berbahaya. Oleh sebab itu ibu-ibu rumah tangga ini memanfaatkan sampah anorganik ini dengan mendaur ulangnya menjadi aksesoris atau pernak-pernik.

22

Juli Soemirat Slamet, Kesehatan Lingkungan, h. 153

23

34

4. Penjelasan 3R Dalam Pengelolaan Sampah

Paradigma pengelolaan sampah Kumpul-Angkut-Buang

(Landfiling), yang selama ini kita gunakan harus segera dirubah, karena

(Landfiling) tidak berkelanjutan dan menimbulkan masalah besar pada lingkungan. Paradigma pengelolaan sampah yang baru harus bisa menangani semua permasalahan pembuangan sampah dengan cara mendaur ulang semua limbah yang dibuang, kembali ke ekonomi masyarakat atau ke alam, sehingga dapat mengurangi tekanan terhadap sumberdaya alam. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah sudah diberlakukan. Setiap rumah tangga sebagai penghasil sampah tidak bisa lagi mengabaikan urusan sampah dan pengelolaan sampah tidak dapat diselesaikan hanya oleh Pemerintah saja, tetapi harus dilakukan secara komperhensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat dan aman bagi lingkungan serta dapat merubah prilaku masyarakat.24

3R atau Reuse, Reduce, dan Recycle sampai sekarang masih menjadi cara terbaik dalam mengelola dan menangani sampah dengan berbagai permasalahannya. 3R terdiri atas reuse, reduce, dan recycle.

Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan

untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya. Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah. Dan Recycle

berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat.25

24

Buletin Bank Sampah Melati Bersih Bukit Pamulang Indah, 2014, Cet ke-1. h. 2 25

Artikel diakses pada 20 Mei 2014 darihttp://pintohatta.blogspot.com/2013/04/pengertian-3r-reusereducerecycle.html

Ada 3 prinsip R yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk pengelolaan sampah, diantaranya:

a. Reuse (memakai kembali). Pilihlah barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum menjadi sampah.

b. Reduce (mengurangi). Meminimalisasi barang atau material yang kita gunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.

c. Recycle (mendaur ulang). Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah ada industri non-formal dan rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.26

Salah satu upaya dalam mengatasi masalah persampahan di Indonesia, dilakukan oleh para ibu-ibu rumah tangga dalam mendaur ulang sampah anorganik adalah melalui prinsip 3R (Reuse, Reduce dan

Recycle).Ketiga prinsip tersebut merupakan alternatifpengolahan sampah yang baik dan terstruktur dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Reuse adalah menggunakan kembali, maksudnya barang yang sudah dibeli dan dipakai maka digunakan kemblai, misalnya bahan-bahan yang terbuat dari plastik seperti botol-botol Aqua jangan langsung dibuang sebaiknya agar di gunakan kembali untuk mengisi air-air bersih. Reduce

adalah proses megurangi sampah yang bisa dilakukan dengan cara

memakai produk yang tahan lama. Sedangkan Recycle adalah

memanfaatkan kembali sampah-sampah anorganik yang dapat di jadikan

26

36

barang-barang berharga seperti dibuat tas, dompet, aksesoris, dan lain-lain. Karena dengan cara ini dapat mengurangi tingkat volume sampah yang ada, langkah positif dari ketiga prinsip tersebut dapat membantu untuk pengurangan dan penumpukan sampah dimana-mana.

37

Dokumen terkait