• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENYAJIAN DATA

ANALISIS DATA

V. 4 Analisis Aspek Disposisi Implementor

Watak dan karakteristik dari para pelaksana program dalam menyikapi suatu kebijakan merupakan faktor yang tidak dapat dikesampingkan. Jika para pelaksana program setuju dengan isi suatu kebijakan, dan dalam hal ini berarti adanya dukungan, kemungkinan besar mereka akan melaksanakannya sebagaimana yang diinginkan oleh para pembuat kebijakan. Disposisi implementor dapat dilihat dari tanggung jawab pegawai dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi dalam pengurusan pajak kendaraan bermotor pada sistem admnistrasi manunggal satu atap serta respon implementor terhadap kebijakan dalam pengurusan pajak kendaraan bermotor pada sistem admnistrasi manunggal satu atap.

Berdasarkan hasil kuisioner table 4.15 mengenai sikap petugas dalam memberikan pelayanan dalam pengurusan PKB sebanyak 25 orang responden (50.00%) menyatakan baik dan ramah. Berdasarkan hasil wawancara informan kunci bahwa sebagai petugas atau pemberi pelayanan kepada masyrakat sudah sepantasnya baik dan sopan. Selain itu menurut informan kunci bahwa respon para petugas dengan sistem pelayanan pengurusan pajak kendaraan di bawah satu atap sangat baik dan antusias.

Berdasarkan analisis keseluruhan bahwa tanggung jawab yang ditunjukkan para pegawai sangat baik terhadap perkembangan sisitem pelayanan pajak kendaraan bermotor di bawah satu atap dan respon mereka terhadap pelayanan pajak sperti ini sangat baik. Sehingga dampak dari semua ini yakni bagi para petugas bekerja lebih semangat dan tetap fokus terhadap pelayanan maksimal.

BAB VI

PENUTUP

VI.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang pelaksanaan sistem administrasi manunggal satu atap dalam pengurusan pajak kendaraan bermotor pada kantor SAMSAT Balige, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Implementasi sistem administrasi manunggal satu atap dalam pengurusan pajak kendaraan bermotor pada kantor SAMSAT Balige dilihat dari aspek struktur organisasi secara umum sudah baik, karena kantor SAMSAT Balige sudah memiliki struktur organisasi yang jelas, Standard Operating

Procedures (SOP) pada kantor SAMSAT Balige diatur dalam Perda Provsu No.1

Tahun 2011 yang didalamnya mengatur tentang tata cara, tahapan, persyaratan pengurusan pajak kendaraan bermotor.

2. Implementasi sistem administrasi manunggal satu atap pada kantor SAMSAT Balige apabila dilihat dari aspek sumber daya secara umum juga sudah cukup baik. Sumber daya terbagi tiga yaitu, sumber daya manusia, sumber daya financial dan fasilitas. Sumber daya manusia di kantor SAMSAT Balige sudah baik, walaupun belum memadai. Kekurangan sumber daya manusia di bagian Bank yang seharusnya sudah ada untuk mempermudah pekerjaan. Sumber daya fasilitas belum mencukupi di bidang gedung, fotocopy, genset dan computer yang masih kurang serta letak kantor yang kurang strategis merupakan kendala.

3. Implementasi sistem administrasi manunggal satu atap dalam pengurusan pajak kendaraan bermotor pada kantor SAMSAT Balige dilihat dari

aspek disposisi atau sikap sudah baik dilihat dari petugas SAMSAT yang mengetahui tugas, wewenang dan tanggung jawabnya, dengan kata lain petugas telah memberikan dukungan untuk melaksanakan implementasi SAMSAT ini dengan baik.

4. Implementasi sistem administrasi manunggal satu atap dalam pengurusan pajak kendaraan bermotor pada kantor SAMSAT Balige dilihat dari aspek komunikasi sudah cukup baik. Komunikasi internal dan eksternal sudah terjalin dengan baik selama pelayann implementasi. Dan mengenai komunikasi terhadap masyarakat didapati masih kurang, apalagi mengenai kenaikan denda PKB yang dikenakan kepada wajib pajak yang tidak tepat waktu dalam pembayaran PKB, yang diatur dalam Perda Provsu No. 1 tahun 2011.

5. Faktor yang menghambat dalam pelaksanaan sistem administrasi manunggal satu atap ini yakni kurangnya sosialisasi terhadap masyrakat mengenai standar waktu dan biaya yang dikenakan serta peraturan yang berubah. Dikarenakan hal yang diatas membuat masyarakat enggan untuk membayar pajak kendaraan mereka. Selain itu juga faktor strategis kantor mengurangi minat wajib pajak melakukan kewajibannya. Penghambat secara teknis juga menjadi halangan bagi terwujudnya implementasi sistem administrasi manunggal satu atap yang memberikan pelayanan prima. Saat ini pelayanan masih bersifat manual secara keseluruhan, mengakibatkan kerja para pegawai SAMSAT agak terkesan lama. Apabila hal hal diatas dapat terwujud, maka implementasi pada kantor SAMSAT akan berjalan dengan baik. Selain itu faktor strategis kantor SAMSAT juga merupakan kendala yang cukup besar bagi masyarakat, dimana kantor berada di ibukota kabupaten dan masih sulit utuk dijangkau masyarakat. Sementara ada 16 kecamatan d Toba Samosir yang mana tujuh dari 16 kecamatan masih memiliki

area jalan yang sulit dan jauh. Hal ini merupakan dilemma masyrakat untuk membayar pajak kendaraan mereka. Misalnya daerah yang jauh yakni kecamatan Pintu Pohan Meranti, Uluan, Bor bor, daerah daerah ini merupakan daerah yang jauh dari ibukota kecamatan. Dan aksees mayarakat untuk membayar pajak ke ibukota kecamatan akan sangat menyita waktu masyarakat.

VI. 2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis dapat memberikan saran-saran yang bersifat konstruktif, yaitu

1. Implementasi administrasi manunggal satu atap dalam pengurusan pajak kendaraan yang bermotor pada kantor SAMSAT Balige dilihat dari aspek organisasi, komunikasi, disposisi atau sikap dan sumber daya secara umum sudah baik, namun untuk kedepannya semua aspek tersebut masih mempunyai kekurangan masing-masing sehingga petugas SAMSAT sebagai implementor memeperbaiki kesalahan tersebut dengan tujuan agar tercapai implementasi SAMSAT yang tepat.

2. Untuk mendapatkan hasil kerja yang maksimal, maka hendaknya kinerja para petugas pada kantor SAMSAT Balige secara terus menerus dipantau dan diawasi, serta diberikan bimbingan oleh atasan masing-masing.

3. Implementasi sistem administarsi manunggal satu atap dalam pengurusan pajak kendaraan bermotor pada kantor SAMSAT Balige secara umum sudah dapat dikatakan sudah baik, namun sistem dan prosedur administrasi pengurusan pajak kendaraan bermotor yang masih berlangsung antar loket perlu disederhanakan lagi, sehingga nantinya sistem dan prosedur administrasi pengurusan pajak kendaraan bermotor hanya dilaksanakan pada satu loket atau

bahkan satu meja, artinya berkas yang berjalan bukan orang ataupun wajib pajaknya, sehingga lebih memberikan kemudahan pada wajib pajak dan nantinya akan meningkatkan minat masyarakat untuk datang langsung mengurus pajak kendaraan bermotor secara langsung tanpa melalui calo ataupun biro jasa pengurusan pajak kendaraan bermotor, karena masyarakat merasa pelayana yang diberikan lebih mudah, praktis, dan tidak berbelit-belit.

4. Mengenai lokasi yang kurang strategis, ada baiknya dan sudah saatnya SAMSAT Balige melakukan strategis yakni dengan membuka gerai di tiap kecamatan atau program SAMSAT Keliling ke setiap kecamatan yang ada di Tobasa. Dengan mengingat luas daerah dan kurangnya infrastruktur, ada baiknya pelayanan pajak kendaraan bermotor di optimalkan dengan memberikan pelayanan per kecamatan.

         

BAB III

DESKRIPSI LOKASI

III.1 Sejarah Berdirinya

Kantor bersama SAMSAT yang sering disebut juga Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Balige berdiri sejak tahun 1980-an. Dulunya UPT Balige merupakan induk dari Kabupaten Tapanuli Utara yang bertempat di Jalan Pematang Siantar- Tampubolon, kemudian tahun 2006 UPT Tarutung dibuka, dikarenakan Tobasa merupakan daerah pemekaran dan Samosir masih ikut dibawah UPT Belige. Dan oktober 2011 UPT Samosir di bentuk sehingga sejak saat itu UPT Balige hanya melayani pembayaran pajak kendaraan bermotor masyarakat yang ada di Tobasa. SAMSAT merupakan wadah yang melaksankan tugas secara bersama 3 (tiga) instansi yaitu :

a) Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara b) Kepolisian

c) P.T Asuransi Jasa Raharja.

Pada mulanya urusan pengelolaan pajak dan pendapatan daerah berada dibawah biro keuangan pada sekretariat wilayah Propinsi Sumatera Utara, yaitu merupakan salah satu bagian, selanjutnya berdasarkan SK Gubernur Kepala Daerah Propinsi Sumatera Utara nomor 108/II/GSU Tanggal 6 Maret 1973 tentang susunan organisasi dan tata cara sekretariat Daerah Propinsi Sumatera Utara maka Biro Keuangan ditingkatkan menjadi “Direktorat keuangan” Dengan demikian tentu bagian pajak dan pendapatan daerah berubah menjadi “Sub Direktorat”, pendapatan daerah pada direktorat keuangan tersebut dengan terbitnya SK Gubernur Kepala Daerah Propinsi Sumatera Utara tanggal 1 April

1975, No.137/II/GSSU, terhitung mulai April 1975, maka sub direktorat pendapatan daerah ditingkatkan menjadi “Direktorat Pendapatan Daerah” Pada Tanggal 1 September 1975, keluarlah surat Mentri Dalam Negeri Nomor KUPD 3/12/43 tentang pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I dan Tingkat II diseluruh Indonesia, maka bersama dengan itu direktorat pendapatan daerah diubah statusnya menjadi “Dinas Pendapatan Daerah” Pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Sumatera Utara adalah berdasarkan SK Gubernur Kepala Daerah propinsi Sumatera Utara Tanggal 31 Maret 1976 No. 143/II/GBU, dengan persetujuan DPRD pembetukan dinas ini ditetapkan dalam peraturan daerah Propinsi Sumatera Utara Nomor 4 Tahun 1976. Kemudian sesuai dengan Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 061/2743/S tahun 1999 tentang tata kerja pemerintah daerah maka terhitung sejak tanggal keluarnya surat ini, menjadi “ Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Sumatera Utara” yang terdiri dari 15 Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendapatan yaitu :

1. UPTD MEDAN UTARA 2. UPTD MEDAN SELATAN 3. UPTD BINJAI

4. UPTD PEMATANG SIANTAR 5. UPTD KISARAN

6. UPTD RANTAUPRAPAT 7. UPTD PADANG SIDEMPUAN 8. UPTD TEBING TINGGI

9. UPTD KABANJAHE 10. UPTD SIBOLGA 11. UPTD SIDIKALANG

12. UPTD GUNUNG SITOLI 13. UPTD BALIGE

14. UPTD STABAT

15. UPTD PANYABUNGAN

Yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan sistem administrasi manunggal satu atap adalah didasarkan pada surat keputusan bersama menteri pertahanan keamanan/panglima angkatan bersenjata, menteri keuangan, dan menteri dalam negeri nomor: Pol. KEP/13/XII/76.KEP. 1693/MK/IV/12/1976, dan nomor 311 tahun 1976 tentang peningkatan kerjasama antara pemerintah daerah tingkat I (provinsi), komando kepolisian, aparat departemen keuangan dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat serta peningkatan pendapatan daerah khususnya mengenai pajak-pajak kendaraan bermotor, tertanggal 28 desember 1976. Adapun isi keputusan bersama tersebut adalah sebagai berikut:

1. Dalam rangka pelayanan kepada pemilik kendaraan bermotor dan peningkatan pendapatan daerah, kerjasama antar aparat pemerintah daerah tingkat I, aparat komando daerah kepolisian, dan aparat keuangan seluruh indonesia harus ditingkatkan.

2. Penelitian ulang surat tanda nomor kendaraan bermotor (STNK) dilakukan setiap tahun oleh kepolisian negara.

3. Berlakunya masa tahun pajak kendaraan bermotor dan tahun pembayaran dana kecelakaan lalu lintas jalan, sama dengan masa berlakunya penelitian ulang STNK, yaitu satu tahun.

4. Menginstruksikan kepada Gubernur kepala daerah tingkat I seluruh Indonesia, kepala kepolisian Republik Indonesia daerah komando

tingkat I dan direktur utama Perum asuransi kerugian jasa raharja untuk melaksanakan keputusan bersama ini, serta selanjutnya atas pedoman ini dituangkan dalam naskah kerjasama untuk mewujudkan sistem administrasi manunggal satu atap (one line operation under one roof

operation).

5. Guna tercapainya tujuan pelaksanaan surat keputusan ini, dipandang perlu aparat departemen dalam negeri, aparat POLRI, dan aparat departemen keuangan dilingkungan pusat memberikan pembinaan dan bimbingan lanjutan kepada aparat didaerah.

6. Pelaksanaan ketentuan-ketentuan yang dimaksud dalam surat keputusan bersama, lebih lanjut akan diatur secara bersama-sama ataupun oleh masing-masing instansi ditingkat pusat.

7. Segala pembiayaan yang diperlukan untuk pembinaan dan bimbingan dimaksud dalam dictum lima belas, diberikan pada pembiayaan subsidi/perimbangan keuangan daerah otonom.

III.2 Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan uraian jabatan dan tugas unit-unit kerja yang terdapat dalam satu organisasi, sesuai dengan surat Gubernur Propinsi Sumatera Utara Nomor : 061/6974/2002, Tanggal 5 September 2002 perihal penyusunan standart prosedur kerja organisasi dinas-dinas daerah Propinsi Sumatera Utara dan berpedoman pada keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor : 060.245.K/ Tahun 2002, Tanggal 13 Mei 2002 tentang tugas, fungsi, dan tata kerja dinas pendapatan Propnsi Sumatera Utara, maka disusunlah uraian

tugas, susunan standart prosedur kerja masing-masing pegawai di lingkungan UPTD Propinsi Sumatera Utara Kantor Bersama SAMSAT Balige, sbb :

A. Kepala unit pelayanan teknis (Ka.UPT) DIPENDA PROPSU BALIGE Yang mempunyai tugas :

1. Membantu kepala dinas dalam pengadaministrasian, pengutipan dan penyetoran Pajak Kendaraan Bermotor, Kendaraan di Atas Air (PKBKAA), Bea Balik Nama - Kendaraan di Atas Air (BBN-KAA), Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah, Air Permukaan Umum (ABT/APU), Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB).

2. Untuk melaksanakan tugas sabagaimana disebut diatas, Ka. UPT menyelenggarakan fungsi:

a. Penyempurnaan standart-standart pendataan potensi, penyuluhan, pengadministrasian, pengutipan, dan penyetoran serta pelaporan hasil pengutipan PKB-KAA, BBN-KBKAA, PPP-ABT/APU, PKDA, PBBKB, Retribusi dan Pendapatan Lain-Lain.

b. Optimalisasi pendapatan potensi pengadministrasian, pengutipan dan penyetoran ke kas daerah pelaporan hasil pengutipan PKB-KAA, BBNKB-PKB-KAA, PPP-ABT/APU, PKDA retribusi dan pendapatan lain-lain serta pelaporannya sesuai dengan ketentuan dan standart yang ditetapkan.

c. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kadis sesuai bidang, tugas dan fungsinya.

d. Memberikan masukan yang perlu kepada kadis dan wakadis sesuai dengan fungsinya. Pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada kadis dan wakadis, sesuai dengan standart yang ditetapkan.

B. Kepala Bagian Tata Usaha Yang mempunyai tugas :

1. Menyusun rencana kebutuhan keuangan, personil dan peralatan UPT, sesuai ketentuan dan standart yang ditetapkan.

2. Menyelenggarakan pengelolaan keuangan, personil, peralatan, dan katatausahaan UPT, sesuai ketentuan dan standart yang ditetapkan. 3. Menghimpun bahan/ data dari seksi lainya, untuk pembukuan dan

pelaporan hasil pengutipan PKB-KAA, PPP-ABT/APU dan PBB-KB, PKDA, Retribusi dan pendapatan lain-lain sesuai ketentuan dan standart yang ditetapkan.

4. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Ka.UPT sesuai bidang dan tugasnya.

5. Melapor dan mempertanggungjawabkan atas pelaksanaan tugasnya kepada Ka. UPT sesuai ketentuan dan standart yang ditetapkan.

C. Kasi PKB/BBN-KB

Yang mempunyai tugas :

1. Melaksanakan penetapan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (PKB/ BBN-KB) serta pembukuannya.

2. Mengkoordinir pelaksanaan penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.

D. Kasi PKDA (Kepala Seksi Pajak Kendaraan Diatas Air) Yang mempunyai tugas :

1. Melakukan pendataan potensi, penetapan dan penagihan, menerima dan memproses usul/ pengajuan keberatan dari wajib pajak, membuat daftar jumlah tagihan, tunggakan dan pajak kendaraan di atas air, serta BBN-KDA, sesuai ketentuan standart yang di tetapkan.

2. Melaksanakan tugas lain yang di berikan K.a UPT sesuai dengan bidang dan tugasnya.

3. Memberikan masukan yang perlu kepada K.a UPT sesuai dengan bidang tugasnya

4. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Ka. UPT sesuai standart yang di tetapkan.

E. Kasi PPP-ABT/APU (Kepala Seksi Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah/Air Permukaan Umum).

Yang mempunyai tugas :

1. Melakukan pendataan potensi, penetapan dan penagihan, menerima dan memproses usul/ pengajuan keberatan dari wajib pajak, membuat daftar jumlah tagihan, tunggakan dan denda pajak pengambilan dan pemanfaatan ABT-APU dan PBB-KB, sesuai standart yang ditetapkan. 2. Melaksanakan tugas lain yang diberikan K.a UPT sesuai dengan bidang

3. Memberikan masukan yang perlu kepada K.a UPT sesuai dengan bidang dan tugasnya

4. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Ka. UPT sesuai standart yang ditetapkan.

F. Kasi Retribusi

Yang mempunyai tugas :

1. Melakukan pendataan potensi, penetapan dan penagihan, menerima dan memproses usul/ pengajuan keberatan dari wajib pajak, membuat daftar jumlah tagihan, tunggakan dan denda retribusi, sesuai ketentuan dan standart yang ditetapkan.

2. Melaksanakan tugas lain yang diberikan K.a UPT sesuai dengan bidang dan tugasnya

3. Memberikan masukan yang perlu kepada kepala K.a UPT sesuai dengan bidang dan tugasnya.

4. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada K.a UPT sesuai standart yang ditetapkan.

G. Kasi Pendapatan Lain-Lain (PLL) Yang mempunyai tugas :

1. Melakukan pendataan potensi, penetapan dan penagihan, menerima dan memproses usul/ pengajuan keberatan dari wajib pajak, membuat daftar jumlah tagihan wajib pajak, tunggakan dan denda setiap pendapatan lain-lain, sesuai ketentuan dan standart yang ditetapkan.

2. Melaksanakan tugas lain yang di berikan K.a UPT sesuai dengan bidang dan tugasnya

3. Memberikan masukan yang perlu kepada K.a UPT sesuai dengan bidang dan tugasnya

4. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada K.a UPT sesuai standart yang ditetapkan.

III.3Visi, Misi, dan Tujuan Pembentukan A. Visi dan Misi

Adapun yang menjadi Visi SAMSAT Balige adalah:

“Terwujudnya Pelayanan Prima sebagai Bukti Pengabdian kepada Masyarakat”.

Sedangkan Misinya adalah:

1. Meningkatkan Mutu pelayanan kepada masyarakat

2. Meningkatkan keamanan registrasi identifikasi kendaraan bermotor

3. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan penerimaan Negara

4. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia

5. Menyediakan sarana dan prasarana untuk mendukung terwujudnya pelayanan prima

B.Tujuan Pembentukan

Adapun yang menjadi tujuan pembentukan kantor SAMSAT adalah untuk meningkatkan pendapatan daerah dan pendapatan negara.

III. 4 Jenis-jenis Pelayanan dan Program Kerja A. Jenis-jenis Pelayanan

1. Perpanjangan STNK

2. Ganti STNK (teliti ulang 5 tahun)

3. Ganti STNK hilang, ganti warna, pindah alamat 4. Bea Balik Nama (BBN) II

5. Lapor tiba antar SAMSAT Sumatera Utara

B. Program Kerja

1. Meningkatkan Mutu pelayanan kepada masyarakat

2. Meningkatkan keamanan registrasi identifikasi kendaraan bermotor 3. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan penerimaan Negara 4. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia

5. Menyediakan sarana dan prasarana untuk mendukung terwujudnya pelayanan prima

Dalam melaksanakan program kerja yang ada, SAMSAT Balige melakukan beberapa Strategi, adapun strategi yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan pelayanan mutu kepada masyarakat a. Menyederhanakan sistem dan prosedur

b. Menerapkan pelayanan prima secara konsisten c. Sosialisasi yang berkesinambungan

d. Menindaklanjuti setiap keluhan masyarakat

2. Meningkatkan keamana Registrasi Identifikasi Kendaraan Bermotor a. Meningkatkan pelayanan pengarsipan dan keamanan data

b. Meningkatkan teknologi dalam pengarsipan data kendaraan bermotor

c. Tertib pendapatan, tertib penyimpanan, dan tertib pengeluaran arsip kendaraan bermotor

3. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Penerimaan Negara a. Identifikasi dan ekstensifikasi

b. Melaksanakan pemungutan secara efektif dan efesien c. Tertib pemungutan, tertib pembukuan, tertib laporan 4. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia

a. Meningkatkan disiplin dan etos kerja b. Meningkatkan kompetensi

c. Meningkatkan kesejahteraan

d. Menberdayakan Sumber Daya Manusia

5. Menyediakan sarana dan prasarana untuk mendukung terwujudnya pelayanan prima

a. Memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana secara konsisten b. Memelihara terus menerus sarana dan prasarana yang tersedia Selain itu SAMSAT Balige juga mengembangkan nilai-nilai sebagai berikut: 1. Bekerja Keras 2. Keterbukaan 3. Saling Menghormati 4. Kejujuran 5. Bertanggung Jawab 6. Kreatif dan Inovatif

Mekanisme Pelayanan SAMSAT Balige

Adapun komitmen yang dilakukan SAMSAT Balige adalah sebagai berikut:

1. Secara terus menerus memeperbaiki dan mengembangkan sistem manajemen mutu

2. Kepuasan masyarakat merupakan tujuan utama pelayanan III.5 Mekanisme Pelayanan

Adapun mekanisme pelayanan yang diberikan oleh kantor SAMSAT Balige sebagai berikut:

Gambar III. 1 Mekanisme Pelayanan SAMSAT

PEMILIK/ PEMOHON

LOKET PELAYANAN LOKET PELAYANAN

PENDAFTARAN & PENETAPAN

PEN DAF TAR AN BARU PER PAN JANG AN STNK PENG ESAH AN STNK M U T A S I PER SYA RAT AN KHU SUS UNIT ADMINISTRASI ADM. STNK/ TNK

ADM. ASURANSI JASA RAHARJA

ADM. PAJAK DAERAH

KASIR BENDAHAR A KHUSUS PENERIMA PENYER AHAN VALIDASI SKPD, CETAK STNK, TNKB, STCK, TCKB, BTCKB & BPKB ARSIP

Dalam pelaksanaan SAMSAT dikenal beberapa pendaftaran dan persyaratan sebagai berikut:

a. Pendaftaran pertama:

1. Pendaftaran kendaraan bermotor

2. Pendaftaran kendaraan bermotor eks dump TNI/POLRI 3. Pendaftaran kendaraan bermotor eks lelang Negara 4. Pendaftara kendaraan bermotor CD/DC

5. Pendaftaran kendaraan bermotor badan Internasional lainnya 6. Pendaftaran kendaraan bermotor import

7. Pendaftaran kendaraan bermotor berdasarkan putusan pengadilan

b. Pengesahan STNK setiap tahun dengan persyaratan sebagai berikut: 1. BPKP asli + foto copy

2. STNK asli + foto copy 3. KTP asli + foto copy 4. Hasil ceking fisik 5. SKPD tahun terakhir

c. Perpanjangan STNK setelah 5 (lima) tahun dengan persyaratan sebagai berikut:

1. BPKP asli + foto copy 2. STNK asli + foto copy 3. KTP asli + foto copy 4. Hasil ceking fisik 5. SKPD tahun terakhir

1. Pendaftaran kendaraan bermotor tukar nama atas dasar jual beli 2. Pendaftaran kendaraan bermotor pindah/dari luar daerah

3. Pendaftaran kendaraan bermotor pindah alamat dalam wilayah kerja SAMSAT yang sama

4. Pendaftaran kendaraan bermotor rubah bentuk 5. Pendaftaran kendaraan ganti mesin, ganti warna

6. Pendaftaran kendaraan bermotor ganti nomor kendaraan

7. Pendaftaran kendaraan bermotor STNK, TNKB rusak atau hilang

• Adapun untuk BBN dengan persyaratan sebagai berikut : 1. BPKP asli + foto copy

2. STNK asli + foto copy 3. KTP asli + foto copy 4. Kwitansi jual beli 5. Hasil ceking fisik 6. SKPD tahun terakhir

• Sedangkan mutasi/lapor tiba dengan persyaratan sebagai berikut:

1. BPKP asli + foto copy

2. Surat pengganti STNK sementara

3. KTP asli + foto copy bilamana nama tetap 4. Kwitansi jual beli bilamana berubah nama 5. Nota pajak

6. Fiskal antar daerah atau provinsi 7. Surat keterangan pindah daerah asal

8. Faktur asli + PPUD 9. Kartu induk BPKP 10. Hasil ceking fisik

e. Pendaftaran kendaraan bermotor persyaratan khusus

1. Pendaftaran kendaraan bermotor tukar nama eks kendaraan dinas milik negara

2. Pendaftaran kendaraan bermotor tukar nama atas dasar hibah/warisan

3. Pendaftaran kendaraan bermotor ganti nama badan hukum/penggabungan perusahaan

4. Pendaftaran kendaraan bermotor eks CC/CD 5. Pendaftaran surat tanda coba kendaraan f. Pendaftaran STNK khusus atau rahasia.

                       

BAB IV PENYAJIAN DATA

Setelah melakukan penelitian dan pengumpulan data di lapangan, melalui wawancara, kuisioner dan observasi atau pengamatan langsung di lapangan, maka diperoleh data informan dalam kaitannya dengan Implementasi Kebijakan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap dalam Pengurusan Pajak Kendaraan Bermotor pada SAMSAT BAlige. Data yang diperoleh selama penelitian disajikan dalam bentuk analisis data dengan menggunakan tabel jumlah informan dan persentase yang kemudian akan diinterpretasikan.

Penyajian data didapatkan melalui wawancara, pengisian kuisioner dan observasi atau pengamatan langsung di lapangan. Pihak-pihak yang diwawancarai sebanyak empat orang yaitu dengan Kepala Unit Teknis SAMSAT Balige, Kepala

Dokumen terkait