• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

C. Saran

Dalam hal ini penulis melihat bahwa pendidikan Agama Islam masih berbeda dengan pelajaran lain. Terutama dari segi keseriusan siswa dalam mengikuti pelajaran PAI. Hal ini kita melihat bagi perlu ada ketegasan, kewibawaan serta keteladanan bagi siswa. Sehingga karakter yang akan diberikan kepada siswa dalam KBM.

Saran-saran yang pelu di perlu diperhatikan yakni sebagai berikut:

1. Bagi para kepala sekolah, guru, dan komunitas sekolah yang lain hendaknya lebih menggalakkan pendidikan karakter pada tataran aplikatif. Perlu diadakan perumusan kebijakan tentang nilai-nilai moral yang akan dikembangkan di sekolah, sehingga penciptaan dan pembentukan karakter pada peserta didik diharapkan bisa optimal sejalan dengan perumusan kebijakan pendidikan karakter yang dilaksanakan secara berkelanjutan.

2. Pendidikan karakter melalui sekolah perlu ditanamkan dan disampaikan secara terpadu dengan seluruh mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Mata pelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, dikaitkan dan dieksplisitkan dalam konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pembelajaran pendidikan karakter ini tidak berhenti pada tataran kognitif saja, melainkan pada tataran sikap dan tindakan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.

Arifin, Muzayyin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pengantar Praktek, Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2006

Artikel ditulis Drs. Z. Arifin Nurdin, Gagasan dan Rancangan Pendidikan Agama Berwawasan.

Asmaran, Pengantar Studi Akhlak Edisi Revisi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002.

Chararter Counts, Six Pillars dalam http://charactercounts.org/sixpillar.html diakses pada 03 juli 2012.

Daradjat, Zakiah, Metodik Khusus Pendidikan Agama Ilam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995

DEPAG RI, Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk MTs, sesuai dengan perturan Menteri Agama RI No 20 Tahun 2008, Jakarta: Nadia Media.

Departemen Agama RI, Pedoman Khusus Akidah Akhlak, Jakarta: 2004.

Depdiknas Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, Lanjutan Pertama dan Menengah, Pedoman Khusus Pengembangan Silabus Berbasis Kompetensi Sekolah Menengah Pertama, Jakarta: 2004.

Dewantara , Ki Hadjar, Menuju Manusia Merdeka, Yogyakarta: Leutika, 2009

Ginanjar Agustian, Ary, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spritual, Jakarta: Arga, 2007.

Ihsan, Hamdani dan Ihsan, Fuad, Filsafat Pendidikan Islam, Bandung, Pustaka Setia, 2001.

Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: GP Press, 2009

http://www.mpuinjkt.sch.id/html/profil.php?id=profil&kode=17&profil=sarana% 20&persen 20prasarana.

Kesuma, Dharma, dkk, Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011.

Mulyasa, E, Manajemen Pendidikan Karakter, Jakarta: Sinar Grafika Offest, 2011.

Mubarok, Achmad, Panduan Akhlak Mulia, Jakarta: PT Bina Rena Pariwara, 2001.

Moleong, Lexy. J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remja Rosda Karya, 2010.

Majid, Abdul dan Andayani, Dian, Pendidikan Karakter Persfektif Islam, Bandung: PT Remaja rosdakarya, 2011.

Muslich, Masnur, Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional, Jakarta: PT Bumi Akasara, 2011.

Multikultural di Sekolah Agama dan Madrasah, www.pendidikan networking, dodownload tanggal 5 Januari 2009.

Yaumi, Muhammad, Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa melalui Transdisiplinaritas, 2012, (http://www.bharatbhasha.com /education.php/208471). Diunduh 19 September 2012.

Muslim, Shohih Muslim, (Baerut: Darul Fikr, t.th).

Nata, Abuddin, Filsafat Pendidikan Islam I, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997.

Uhbiyati, Nur, Ilmu Pendidikan Islam II, Bandung: CV Pustaka Setia, 1999.

Rahman, Fatchur, Ikhtisar Musthalahu’l Hadits, Bandung: Alma’arif, 1974. Ramayulis, Metedologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2005.

Samani, Muchlas dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2011.

Sugiyono, Metode Kuantitatif Kualitatif dan R&D Bandung: Alfabeta, 2009

Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010

Suryanto, Urgensi Pendidikan Karakter, 2011.

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004.

Panduan peserta didik Tahun pelajaran 2012-2013 (Jakarta: Madrasah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah, 2012

Taufik, Ahmad dan Rohmadi, Pendidikan Agama Islam Pendidikan Karakter Berbasis Agama, Surakarta: Yuma Pressindo, 2010.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1994.

Wasilah, Al Abdul Chaedar, Pokoknya Kualitatif, Jakarta: Kiblat Buku Utama, 2003, Cet. II, h. 154.

Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter Konepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2011.

Zuhairani, et.al, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Surabaya: Usana Offest Printing, 1981.

Tiap bulan ada nilai-nilai yang akan kita kembangkan, nanti kalau mau tau apa saja nilai-nilai itu kita bekerjasama dengan fidp bulan ini apa, bulan ini apa, disamping itu wali kelas dalam pendidikan karakter ini wali kelas juga dibekali dengan cilent setting.

Setiap pagi kita memprogramkan salam salim, dari hari senin sampai hari jumat, kepala sekolah dibantu oleh wakil dan guru pendidikan agama islam menyalami anak, lalu setelah itu anak-anak masuk kelas di perkuat dengan hc (hibitual curiculum) yaitu hari senin sampai dengan hari rabu jam 07.00-07.40,isinya itu adalah baca Al-Qur’an sesuai dengan program yang dicanangkan oleh komperhensip agama, kemudian setelah baca al-quran ada hafalan do’a-do’a, kultum, dan biasanya hari ntertentu ditutup dengan

asmaul husna, tapi asmaul husna bisa diawal dan bisa diakhir belajar,bisa satu minggu

sekali, dan do’a-do’a tadi, ada khusus nanti akan dujiankan oleh wali kelas, sampai

dimana anak itu sudah hafal dan hafal ayat nya dan juga terjemahannya. dan nanti kelas 9 baru diujikan lagi materinya dari kelas 7-9 itu namanya nujian praktek, disamping hc, setelah selsai anak-anak juga diharapkan menyisihkan uang jajannya, jadi uang jajan itu semampu dia itu namanya TAS (tabungan amal shaleh), nantin uang itu dikumpulkan untuk beasiswa bagi sekolah-sekolah yang tidak mampu, untuk sekolah lain, misal nya disekolah lain itu ada murid yang tidak mampu. setiap semester bisa 20 juta ke atas.

disamping itu anak-anak disini dianjurkan dari pagi ada shalat duha, shalat duha itu wajib, karna program sekolah, dan disamping itu dianjurkan shalat zuhur dan ashar berjamaah, tidak boleh pulang, kalau yang perempuan itu pada hari jumat diajarkan keputrian, artinya hal-hal yang menyangkut kewanitaan yang tidak bisa dibahasakan oleh bapak-bapak harus dibahasakan oleh ibu-ibu, tentunya bapak-bapak sudah tau.

bagaimana peran bapak

guru agama itu disamping kita punya breving tiap minggu yaitu pada hari jumat, disamping itu juga guru agama ada di suatu konsursium agama dan kita juga ada pertemuan rutin dengan konsursium dan sebulan sekali ada pertemuan rutin dengan konsursium, dan kemaren kita ada pertemuan berbicara design buku yang kita evaluasi, disitu ada buku hc dan tes praktek apa kekurangan kelebihan tes praktek, itu yang kita evaluasi, jadi ada yang kita tambah dan ada yang kita kurang, bukan saya saja sbg sekolah tapi juga ada leb ibadah atau leb ibadah kersama dengan saya, kita panggil/ kumpulin guru-guru agama, setiap hari kita bicarakan nilai agama disini, karna anak-anak sekarang tiap tahun karakternya berubah-berubah dan termasuk bagaimana masuknya aiti maju, internet, bb dan lain-lain, guru agama perannya harus lebih bisa, karna kalah dengan alat-alat itu, karna program itu harus regulitas karna tidak instan, maka harus kita evaluasikan karna progran itu berjalan dan selalu dipantau, tapi kita umumnya persemester dievaluasi, disamping breving tadi. selama ini bagaimana peran guru pai

terjadi, kalu toh ada pasti itu suatu keanehan tapi kemungkinan tetap pasti ada, karna sesuatu itu tidak mungkin 100%, tetap ada kekurangan kemungkinan 1%, itu biasanya penyebabnya karna broken home, karna kalau dirumah tidak beres tidak mungkin guru disekolah bisa membereskannya karna itu susah karna model itu ada dirumah, contohnya: ibunya selingkuh lalu anaknya tinggal sama bapaknya itu susah itu, karna tidak hanya menyangkut guru agama saja harus menyangkut psikologi juga karna kita tidak bisa deteksi agama saja, harus kerjasama dengan guru BP dan guru psikologi, baru kita anak itu bisa teratasi, itu yang saya bilang 1% tadi. Diantara 260 siswa ada satu atau dua siswa yang bermasalah.

Program gemar membaca, hari senin sama hari rabu hc, hari kamis ada reading habbit, kelas 1 jam 07.00-07.40 membaca buku yang mereka senang dilkoordinir oleh konsursium bahasa, disamping itu kelompok ini nanti dia punya even memperingati hari bahasa juga jadi anak-anak itu diarahkan untuk menulis, menulis apa yang mereka senang, kita juga berdayakan mading yang ada dikelas, dikelas kita disediakan tempat mading, disamping kita gunakan mading itu, untuk kretatifitas anak, juga diperlombakan setiap ada even, 17 agustus atau hari ulang tahun MP, setelah itu kita juga ada setiap konsursium itu mempunyai hari kebahasaan memperingati hari bahasa, setiap memperingati hari baahsa, semua ini diperlombakan, setiap konsursium mempunyai hari kebahasaan memperingati hari bahasa, disaat memringati hari bahasa semua diperlombakan misanya pidato, menulis. Tetapi tiap-tiap konsursium misalnya konsursium umum/ tri okpu tanggal 10 mempunyai acara sendiri, konsursium bahasa memperingati 10 oktober, agama juga punya hari bahasa, tapi umumnya kita disamping mempunyai program harian kita juga ada secara masal, kita juga memperingati hari bahsa dengan kita siapkan spanduk kira-kira beberapa puluh meter, jadi tiap-tiap mengekspresikan kreatifitas mereka, dan yang terbaik dikasih hadiah dan akan kita pamerkan diwaktu HUT MP karya anak-anak itu.

Jawab: menurut saya adaah pendidikan yang menciptakan karakter yang kuat pada siswa

2. Apa saja pendidikan karaker yang di tanamkan pada sekolah MTs Pembangunan? Jawab: Sesuai dengan sekolah yang bercirikan Islam. sudah tentu karakter Islami terutama religious lebih ditonjolkan.

3. Bagaimana cara bapak dalam menerapkan pendidikan karakter?

Jawab: Dengan cara membuat program penyuluhan dari wali kelas dan guru tentang penanaman nilai-nilai kebaikan agar menjadi karakter.

4. Apa saja yang dilakukan oleh guru, bila murid belum mampu menerapkan karakter yang Jawab: telah menjadi tujuan pendidikan?

Kita memberi keyakinan kalau semua siswa dapat berubah menjadi baik. Jadi tergantung usaha kita untuk berubah

5. Bagaimana upaya mengefektif kegiatan belajar mengajar (KBM) dalam mengiternalisasikan nilai-nilai pendidikan karakter?

Jawab: dengan cara membuat RPP yang disesuaikan nilai-nilai karakter yang akan dicapai. Semisal saya sebagai guru akidah aklak maka kita membuat pelajaran yang keimanan pada Allah, Malaikat, Rasul, Kitab, Hari Kiamat, dan Qadha & Qadhar maka tingkat religious yang menjadi saran. Materi: menjaga lingkungan maka nilai peduli terhadap lingkungan yang diterapkan.

6. Seberapa efektif program-program sekolah dalam mendukung pendidikan karakter siswa?

Ya kira-kira 80% efektif dan anak-anak yang tadinya bandel dengan sendirinya berubah meskipun tidak drastis.

7. Sejauh mana implikasi yang sudah dicapai terutama guru pendidikan agama Islam dalam menciptakan karakter siswa seperti religious, jujur, adil dan sebagainya? Ada beberapa siswa tadinya agak bandel menjadi lebih baik akhlaknya. Selain itu ada laporan dari orang progres tentang anaknya yang menjadi lebih baik.

kurang baik prestasi maupun sikapnya, biasanya ada keluhan keluhan yang disampaikan oleh orang tua murid. Hal itu menunjukkan pendidikan karakter memerlukan kerjasama antara sekolah, guru dan orang tua.

9. Sejauh mana ekspetasi orang tua terhadap guru agar mampu menanamkan karakter pada siswa-siswanya?

Jawab: mendukung jika itu baik dan tidak memberatkan

10.Adakah keluhan orang tua tentang kebijakan dan program sekolah yang tidak memberikan nilai-nilai pendidikan karakter?

Jawab: sejauh ini tidak ada, mudah-mudahan ini respon positif, bahwa program yang ditawarkan kita tidak merugikan para orang tua dan anaknya. Kita juga mempunyai kegiatan setiap jumat para wali kelas termasuk saya mendengarkan keluhan-keluhan dari orang tua. Yang paling sering dikeluhkan adalah program sekolah seperti shalat jamaah, di rumah mereka masih disuruh jadi kesadar belum sepenuhnya.

Nama Sekolah Madrasah Tsnawiyah Pembangunan UIN Jakarta

Nama Kepala Sekolah Drs. Syukri A. Gani

Alamat Jl. Ibnu Taimia IV Komplek Dosen UIN Jakarta

NSS/ NPN 121231740001

Status Swasta (Terakreditasi A)

Tahun berdiri Madrasah 1977

Telepon +6221740172, +62217401143

Fax +62217421156

Kepala Madrasah Drs. Syukri A. Gani

Wakabid Kurikulum Drs. H. Agus Salim, M.Pd

dan keguruan

DIREKTUR

WAKIL

DIREKTUR

KOMITE MADRASAH KEPALA MADRASAH TSANIYAH WAKA I Bid. Kurikulum KEPALA BAGIAN TATA USAHA WAKA II Bid. Kemahasiswaan KASUBAG Keuangan dan Kepegawaian KASUBAG Pendidikan dan Pengajaran KASUBAG UMUM KEPALA LABORATORIUM KEPALA PUSAT Penelitian, Pengembangan dan Jaminan Mutu KEPALA PUSAT Sistem Informasi Dokumentasi & Publikasi KEPALA PERPUSTAKAAN

2 Drs. M. Fuad Kasa S1 IAIN

3 Dra. Hj. Rini Machdarini. S1 IKIP

4 Dra. Retno RPL. S1 UNAD

5 Ir. Hj. Eha Soriha S1 IPB

6 Umi Prasatyaningsih P. ST S1 UAY

7 Drs. Misro Sholeh S1 IAIN

8 Momon Mujibburrohman, MA S1 UHAMKA

9 Yayah Robiah, S.Pd S1 UHAMKA

10 Romli, S.Ag S1 IAIN

11 Herawati, S.Pd S1 IAIN

12 Ali Ahmad, S.Pd S1 IKIP

13 Mardi, MA S1 UIN

14 Wiwin Wiwitri, S.Pd S1 UIN

15 M. Fikri Yohanis, S.Pd S1 UHAMKA

16 Wildah, S.Pd S1 UHAMKA

17 Abdul Mutaqin, S.Ag S1 UIN

18 Nia kurniawan, S.Pd S1 UPI

19 Saroni, S.Pd S1 UNJ

20 Muhtarom, ST S1 UNJ

21 Aqsol Aziz, S.Pd.I S1 UIN

22 Agus Wahyudi, ST S1 Uwamang

23 Fitriyanti, ST S1 ITI

24 Yayah Zakiah, S.Pd S1 UIN

25 Mardiana, S.Pd S1 UNJ

26 Ratih Nurul Annisa, S. Sos S1 UNJ

27 Tajul Arif, S. Si S1 UNPAD

28 Ahmad Sandy Rizani, S.Pd S1 UIN

29 Purwaningsih, S.Pd S1 UNJ

35 Jaenal Mutaqin, S.Pd.I S1 UIN

36 Dwi Kurniawan, S.Pd.I S1 UIN

37 Hikmah Lestari, S.Pd.I S1 UIN

38 Sari Mubaroh, S.Pd.I S1 UIN

39 Hana Syadzwika, S.Kom S1 UIN

2 2 Orang Guru Perkelas (Kelas I MI)

3 Bimbingan Membaca Al-Quran

4 Perpustakan

5 Laboratorium Komputer Dilengkapi Jaringan Internet

6 Laboratorium MIPA

7 Laboratorium IPS

8 Laboratorium Bahasa

9 Laboratorium Ketrampilan/Kitchen Lab

10 Masjid dan Aula

11 Sarana Audio Visual

12 UKS dan Perawat RS Syarif Hidayatullah

13 Ruang Bimbingan dan Konseling

14 Ruang Musik

15 Tabungan Aamal Shaleh (TAS)

16 Sarana Antar Jemput

17 Kantin

18 Satuan Pengama (Satpam)

19 Koperasi Sekolah

20 Sarana Olahraga (Futsal, Basket, Tenis Meja, dll)

2 Kelompok Ilmiah Remaja (KIR)

3 Rohani Islam (Rohis)

4 Mawaris

5 Musikalisasi Puisi

6 Jouralist Student Community (JSC)

7 Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra)

8 Pramuka 9 Bola Basket 10 Futsal 11 Taekwondo 12 Student Company 13 Tari Saman 14 Arabina 15 English Club 16 Science Club/Robotic

Dokumen terkait