• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran

Berdasarkan analisis danpembahasan implementasi pendidikan karakter di SDIT Al-Muhajirin, maka saran yang direkomendasikan penulis antara lain sebagai berikut:

1. Kepada kepala sekolah, hendaknya dalam melakukan perekrutan serta pembinaan guru, akhlaqul karimah dapat dijadikan sebagai orientasi utama dengan tidak mengabaikan kompetensinya.

2. Kepada para guru hendaknya selalu meningkatkan suri teladan yang baik di hadapan siswa-siswinya serta meningkatkan kompetensinya untuk meningkatkan kualitas SDIT Al-Muhajirin

3. Para orang tua diharapkan untuk mempertahankan komunikasi serta kerja sama yang baik kepada SDIT Al-Muhajirin dalam mendidik anak-anak nya, serta membimbing dan memberi contoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah.

4. Kepada para siswa-siswi SDIT Al-Muhajirin kalian adalah genarasi penerus bangsa yang nantinya akan memimpin bangsa. Masa depan bangsa ada di tangan kalian. Ketika kalian memiliki karakter yang mulia dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari kalian akan mampu mengeksplorasi potensi yang kalian miliki dengan menjaga nilai-nilai yang tidak melanggar agama.

Daftar Pustaka

Al- Mishri, Mahmud. Ensiklopedia Akhlak Muhammad SAW. Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2011.

Anon e-book Shahih Al-Adab Al Mufrad.

Anon e-book Terjemah kitab Ihya Ulumuddin jilid ke- 2, 2012.

Anwar, Muhammad Jafar dan Muhammad A,Salam, Membumikan Pendidikan Karakter. Jakarta :Suri Tatu’uw, 2015.

Ardani, Moh. Akhlak-Tasawuf “Nilai-nilaiAkhlak/Budi Pekerti dalam Ibadat dan Tasawuf. Jakarta: Karya Mulia, 2005.

Asmaran. Pengantar Studi Akhlak. Raja Grafindo Persada: Jakarta, 2002.

Damayanti, Deni. Panduan Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: Araksa, 2014.

e-book KBBI Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. UIN Syarif Hdayatullah. Pedoman Penulisan skripsi. Jakarta, 2013.

Gunawan, Heri. Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi. Bandung:

Alfabeta, 2012.

Julian, James dan John Alfred. Belajar KepribadianThe Accelerated Learning for Personality. Yogyakarta: Pustaka Baca, 2008.

Kementerian Pendidikan Nasional. Desain Induk Pendidikan Karakter, 2010. Kesuma, Dharma dkk. Pendidikan Karakter Kajian Teroi dan Praktik di Sekolah.

Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012.

Kusnaedi, Strategi dan Implementasi Pendidikan Karakter Panduan untuk Orang Tua dan Guru. Bekasi: Duta Media Tama, 2013.

Listyarti, Retno. Pendidikan Karater dalam Metode Aktif, Inovatif dan Kreatif.

Jakarta: Erlangga, 2012.

Mahmud. Pendidikan karakter, Konsep dan Implementasi. Bandung: Alfabeta, 2011.

Manna’ Khalil al-Qattan. Mabahis fi „Ulumil Qur‟an. Diterjemahkan oleh Drs. Mudzakir AS dengan judul Studi ilmu hadits. cet: 8. Bogor: Pustaka Litera AntarNusa, 2004.

Mulyasa, Ahmad. Kurikulum berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.

Munwar, Risman. “Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran

Akidah Akhlak di MTs Negeri Godean”. Skripsi pada Strata-1 (S1) UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2013.

Nata , Abuddin. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005. ---. Akhlak dan Tasawuf dan Karakter Mulia edisi Revisi. Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2014.

Nurazizah, Ayu. “Implementasi Pendidikan Karakter Bangsa bagi Anak Terlantar di Panti Asuhan Nurul Qur‟an”. Skripsi pada Strata-1 (S1) UIN Syarifhidayatullah Jakarta, Jakarta, 2014.

Oktavia, Lanny dkk. Pendidikan KarakterBerbasis Tradisi Pesantren. Jakarta: Rene Book, 2014.

Pusat Kurikulum dan Perbukuan. Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter. 2011.

Raka, Gede, dkk. Pendidikan Karakter Di sekolah dari Gagasan Ke Tindakan. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2011.

Rosyadi, Rahmat. PendidikanIslam dalam PembentukanKarakter Anak Usia Dini. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013.

Samani, Muchlas dan Hariyanto. Konsep dan Model Pendidikan Karakter.

Bandung:Remaja Rosdakarya, 2011.

Sekretariat Negara RI, Undang-undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB 1 Pasal 1 ayat 1. (http://www.setneg.go.id) Sjarkawi. Pembentukan Kepribadian Anak Peran Moral Intelektual, Emosional,

dan Sosial sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri. Jakarta: Bumi Aksara, 20016.

Subekti, Ana.“Efektifitas Pendidikan nilai Anak Usia Dini dalam Pembentukan Karakter Islami Anak di Kelompok Bermain Budi Mulia Dua Terban Yogyakarta”. Yogyakarta, 2012.

Sudaryono. Educational Research Methodology. Jakarta: Lentera Ilmu Cendikia, 2014.

Sudrajat, Ajat. Mengapa Pendidikan Karaker?. Jurnal Pendidikan Karakter. Tahun I, Nomor 1,2011.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2009.

Sulaiman, Abu Amr Ahmad. diterjemahkan oleh Luqman hakim., “Metode Pendidikan Anak Muslim Usia 6 s/d 9 tahun”. Jilid Dua. Jakarta: Darul Haq, 2005.

Syaikh Yahya Bin Syarifuddin An Nawawi. 40 Terjemah Hadits Arbain Nawawy

dalam Judul Asli “Arba’in an-Nawawy Syaikh Yahya Bin Syarafuddin

an-Nawawy Fil Ahaadiitsis Shahiihah an-Nabawiyyah” diterjemahkan oleh H.M. Mundar. Jakarta: Wangsamerta, 2011.

pengalaman inspiratif. 2010.

Yaumi, Muhammad. Pendidikan Karakter Landasan, Pilar dan Implementasi.

Jakarta:Prenadamedia Group, 2014.

Zubaedi. Desain Pendidikan Karakterkonsepsi dan Aplikasinya dalam Lemabaga Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011.

Transkip Wawancara Narasumber : Sutrisno, M.Pd

Jabatan : Kepala SDIT Al-Muhajirin Waktu : 15 Desember 2015, 08:30 WIB

Pewawancara : Bagaimana latar belakang berdirinya SDIT Al-Muhajirin?

Narasumber : SDIT berdiri tahun 2006. Dilatarbelakangi oleh antusias wali murid RA yang ingin melanjutkan sekolah anaknya di sekolah islam.Selain itu melihat kondisi moral dan akhlaq anak-anak dilingkungan sekitar juga memprihatinkan, sehingga muncul kesadaran YAMB untuk membangun SDIT. Pada awal beririnya SDIT Al-Muhajirin dilingkungan koja belum ada, maka dari pembangunan SDIT mendapat dukungan yang lumayan bagus dari masyarakat sekitar.

Pewanwancara: Apa visi, misi, serta tujuan SDIT Al-Muhajirin?

Narasumber : Visi SDIT Al-Muhajirin “Mencetak generasi muslim berakhlaq

Imtaqbdan berwawasan Iptek”, sedangkan beberapa misi nya “Memberikan

pendidikan yang terbaik dengan metode modern, Menciptakan siswa yang

berakhlaqul karimah, cerdas, kreatif dan inovatif”. SDIT Al-Muhajirin bertujuan mengembangkan budaya sekolah yang religius melalui kegiatan keagamaan, semua kelas melaksanakan pendekatan pembelajaran aktif berbasis pendidikan karakter, menyelenggarakan berbagai kegiatan di bidang IPTEK, Bahasa, olahraga dan seni budaya sesuai bakat, minat dan potensi siswa.

Pewanwancara : Konsep apa yang diterapkan di SDIT pada keseluruhan proses pembelajaran?

Narasumber : SDIT merupakan sekolah dasar islam yang mengimplementasikan konsep pendidikan islam berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan

intelektualnya, perilaku serta kualitas iaman dan takwa nya ke pada Allah SWT. Seseuai dengan visi SDIT Al-Muhajirin.

Pewawancara : Bagaimana sekolah memperkenalkan dan menanamkan karakter pada siswa?

Narasumber : Mengenalkan karakter-karakter yang baik itu pertama dengan menyampaikan hadits-hadits yang berkaitan dengan adab seorang muslim baik dalam bergaul maupun dalam kesehariannya. Kedua dengan mengenalkan karakter-karakter rosul serta para sahabat. Kedua cara ini disampaikan kepada

seluruh siswa saat muroja’ah usbuiyyah atau muroja’ah mingguan setiap hari jum’at dilapangan. Untuk lebih mendalam lagi biasanya guru menyampaikan kembali ke anak-anak saat mengajar di kelas. Untuk nilai-nilai karakter yang ingin ditanamkan ke pada anak adalah nilai-nilai karakter islami, kenapa karakter islami yang diutamakan. Karna dalam islam semua sudah aturannya, dari seseorang membuka mata nya (bangun tidur) sampai tidur lagi semua ada aturannya. Nah penanaman karakter-karakter nya sendiri dengan menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik sesuai aturan al-qur’an dan sunnah. Misalnya mengucapkan

salam, makan dan minum dengan tangan kanan dan tidak sambil beridiri, menjalankan ibadah sunnah seperti shalat dhuha, sholat di awal waktu, wudhu dengan tertib dan sebagainya. Kebiasaan-kebiasaan seperti itu yang kami harapkan dapat ternaman dalam diri siswa sehingga nantinya akan menjadi karakter yang melekat.

Pewawancara : Bagaimana peran serta orang tua dalam implementasi pendidikan karakter di SDIT Al-Muhajirin?

Narasumber : Selama ini orang tua siswa selalu mendukung apa yang diprogramkan sekolah walaupun kadang ada kendala, tapi lebih banyak yang mendukung karena mereka sadar bahwa yang dilakukan sekolah untuk kebaikan anak-anaknya. Misalnya, setiap anak dari kelas 1-6 diberikan form pembiasaan sholat 5 waktu dan pembiasaan mengaji yang harus diawasi dan di tanda tangani

jadi rajin shalat dan mengaji dirumah. Jika ada anak yang sulit diatur oleh orang tuanya mereka malah mengadu ke pihak sekolah (wali kelas) minta agar anaknya dinasehati, setelah itu anak ada perubahan, yang tadinya suka melawan jadi berkurang, yang malas shalat jadi rajin. Intinya orang tua siswa selalu menjalin komunikasi yang baik dengan pihak sekolah terkait dengan perkembangan anaknya dirumah.

Pewawancara : Nilai karakter apa yang diutamakan dalam implementasi pendidikan karakter?

Narasumber: Nilai yang diutamakan diterapkan tentunya nilai-nilai karakter islami. Karena saat kita bicara karakter islami semua itu sudah ada aturannya. Mulai dari adab pergaulan, kebersihan, adab makan dan minum dll. Diharapkan dengan mengenalkan karakter islami pada anak sejak dini akan dapat menjadi pedoman dan bekal hidup untuk anak saat ia dewasa nanti agar berpegang teguh pada nilai-nilai agama yang dianutnya, yaitu agama islam.

Berdasarkan analisis yang ada, beberapa kesimpulan yang dapat di ambil dari wawancara di atas adalah, SDIT Al-Muhajirin merupakan sekolah dasar islam yang menjadikan Al-Qur’an dan As-sunnah sebagai landasan dalam setiap proses pembelajarannya dengan memadukan pendidikan aqliyah, ruhiyah dan jasadiyah. Ketiga aspek tersebut diharapkan dapat berkembang dalam diri peserta didik sehingga bukan hanya intelektualnya saja yang matang, namun akhlaq serta iman dan ketakwaan nya kepada Allah SWT juga meningkat.

Pendidikan karakter merupakan tujuan utama SDIT Al-Muhajirin, nilai-nilai krakter yang diterapkan adalah nilai-nilai karakter islami yang berpedoman pada al-qur’an dan sunnah. Cara yang ditempuh untuk mengenalkan karakter islami dengan mendengarkan hadits-hadits singkat pada setiap hari jum’at (muroja’ah

yaumiyah) sertamenceritakan kepada anak kisah-kisah teladan pada zaman rosul dan sahabat, kedua cara ini diperkuat dengan pengulangan oleh wali kelas dan guru yang mengajar. Karakter islami dipilih sebagai dasar dalam implementasi

dari pemerintah karakter islami sudah sangat lengkap.

Mengetahui, Jakarta, 15 Desember 2015

Narasumber

Sutrisno, M.Pd

Pewawancara nnnn

Narasumber : Ridwan Malik, S.Pd

Jabatan : Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum Waktu : 15 Desember 2015

Pewawancara : Kurikulum yang digunakan SDIT Al-Muhajirin?

Narasumber : Kurikulum yang digunakan di SDIT adalah kurikulum Departemen Agama yang dipadukan dengan kurikulum pendidikan dasar serta diolah sesuai dengan visi dan misi SDIT Al-Muhajirin. Dengan menggunakan model fullday school atau sekolah sehari penuh agar siswa mendapat porsi yang seimbang antara pendidikan agama serta pendidikan umum seperti sekolah dasar. Pewawancara : Bagaimana implementasi pendidikan karakter di SDIT Al-Muhajirin? Apakah ada buku pedoman dalam implementasi pendidikan karakter? Narasumber : Pendidikan karakter yang diterapkan di SDIT sudah terintegrasi kedalam seluruh mata pelajaran serta kegiatan sekolah, Ada juga pelajaran yang dikhususkan untuk pendidikan karakter (kurikuler) diantaranya Tahfidz, Tahsin, dan Pendidikan Agama Islam. Ekstrakurikuler juga termasuk program untuk membentuk karakter anak. Diantaranya ekskul yang terdapat di SDIT ialah: marawis, marching band, tari daerah, pramuka, bela diri taekwondo,paskibra, dan futsal. Untuk siswa-siswi kelas 4-5 setiap minggunya ada program keputraan dan keputrian, program ini mengkaji tentang materi-materi fiqh serta tata cara bergaul sesama muslim. Hal ini dianggap penting karena untuk mempersiapkan siswa-siswi terjun ke dalam masyarakat. Selain ekskul dan kegiatan keputrian serta keputraan untuk menanamkan karakter islami dalam diri siswa juga SDIT mengadakan MABIT (malam bina iman dan taqwa), pesantren romadhon yang dibarengi dengan santunan anak yatim serta peringatan hari besar islam. Sedangkan untuk membentuk karakter kerja sama, cinta lingkungan serta cinta tanah air SDIT mangadakan outbond serta wisata ilmiah. Untuk menanamnkan karakter mandiri serta entrepreneurship dalam diri siswa diadakan Market day

Narasumber : Kegiatan kurikuler yaitu kegiatan yang masuk dalam proses belajar mengajar, diantaranya pelajaran umum, tahfidz, pendidikan agama islam dan tahsin. Sedangkan non-kurikuler diantaranya seluruh kegiatan yang dilaksanakan sekolah dan sudah menjadi kebiasaan sehingga menjadi budaya

sekolah yang islami, seperti berdo’a sebelum melaksanakan aktifitas, adab

terhadap sesama dan lingkungan, adab makan dan minum serta kegiatan-kegiatan ibadah yang dilaksanakan di SDIT Al-Muhajirin, temasuk juga peringatan hari besar islam atau peringatan 17 agustus.

Pewawancara : Standar kompetensi lulusan yang diharapkan sekolah?

Narasumber : Standar kompetensi lulsan yang diharapkan diantaranya hafal 2 Juz (Juz 30 dan 29) jika hafal akan diberikan sertifikat sebagai tanda bukti, lalu berakhlakul karimah, salimil aqidah serta shohibul ibadah, berbakti kepada orang tua, gemar membaca, memiliki disiplin serta tanggung jawab yang tinggi menguasai ilmu pengetahuan.

Pewawancara : Nilai-nilai apa saja yang di terapkan dalam implementasi pendidikan karakter di SDIT?

Narasumber : nilai-nilai yang diterapkan dalam implementasi pendidikan karakter tentunya nilia-nilai karakter islami, seperti mengajarkan kepada anak untuk berwudhu sebelum shalat dengan wudhu yan sempurna, melaksanakan

shalat berjama’ah baik sunnah maupun shalat wajib, adab makan dan minum,

adab terhadap guru, orang tua dan teman, kewajiban untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

Pewawancara : Bagaimana proses rekrtumen guru dan penerimaan siswa?

Narasumber : Guru serta seluruh staf dan stake holder sekolah dijadikan role model bagi terbinanya karakter dalam diri anak, oleh sebab itu dalam proses rekruitmen guru dilakukan seleksi yang sangat ketat, diantaranya tahapan-tahapan seleksi nya adalah, seleksi berkas, tes tahfidz dan tahsin (min. guru harus hafal juz 30 sedangkan guru tahfidz harus hafal minimal 5 juz)tes microteaching, tes wawancara dengan pihak sekolah dan yayasan. Setelah dinyatakan lulus akan diadakan proses penilaian kinerja guru dalam setiap bulannya termasuk akhlak serta komitmen yang ditampilkan guru dalam kesehariannya.

Sedangkan penerimaan siswa melali seleksi Tes Potensi Akademik (TPA) yang beerja sama dengan Fakultas Psikologi UI jadi instrument yang buat mereka. Hal ini mejadikan daya saing yang tinggi dalam penerimaan siswa baru. Siswa banyak berasal dari RA Al-Muhajiri dan dari TK sekitar yang memiliki daya saing yang tinggi juga.

S1 bidang pendidikan dari universitas dalam dan luar negeri. Sedangkan siswa berjumlah kurang lebih 523 siswa dengan latar belakang keluarga dan kondisi ekonomi yang berbeda-beda.

Pewawancara : Faktor pendukung dan penghambat implementasi pendidikan karakter?

Narasumber : Mencetak generasi muslim yang berakhlaq Imtaq (Iman dan Taqwa) dan berwawasan iptek (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) merupakan visi SDIT Al-Muhajirin. Sehingga diharapkan setelah lulus siswa dapat mengemban amanahnya sebagai kholifah fil ardh. Untuk semua itu SDIT Al-Muhajirin menerapkan konsep full day school sehingga diharapkan dapat dengan leluasa mengembangkan kurikulumnya. Dalam konsep pembelajaran SDIT tidak mengenal istirahat. Waktu yang biasa kita gunakan untuk istirahat sebenarnya adalah pembiasaan-pembiasaan yang kita tanamkan untuk anak, yaitu pembiasaan makan dengan baik, makan tidak menggunakan tangan kiri, makan dan minum tidak sambil berdiri serta pembiasaan bergaul yang baik terhadap teman. Karakter islami serta berkepribadian yang kokoh dapat menjadi bekal utama dalam hidup bermasyarakat yang sangat dibutuhkan oleh siswa-siswi. Oleh karena itu disekolah, baik guru, siswa, karyawan, maupun orang tua yang mengantar dan menjemput anak harus membiasakan dan mempraktekkan karakter-karakter islami. Oleh karena itu SDIT selalu berupaya untuk menanamkan pembiasaan karakter islami dalam setiap kegiatan. Guru-guru SDIT juga selalu dibina agar dapat memberikan suri tauladan yang baik bagi siswa maupun orang tua siswa. Pemberian contoh ini dibarengi dengan pelaksanaan program-program yang tersusun rapi untuk menanamkan nilai-nilai karakter islami dilingkungan sekolah. Factor yang menghabat implementasi pendidikan karakter di SDIT Al-Muhajirin diantaranya ada dua factor yaitu: factor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu ada dalam diri guru, misalnya terkadang berbicara kasar, berlebihan dalam bercanda dengan teman seprofesinya. Hal ini yang terus kita lakukan pembinaan dan perbaikan dengan menegur guru yang bersangkutan. Factor internal juga dapat muncul dari diri orang tua dirumah, misalnya orng tua nya suka berbicara kasar, berbicara bohong dengan maksud meng-iming imingi anak namun tidak dilaksanakan, hal ini dapat berdampak buruk bagi pembentukan karakter anak. Kedua faktor ekternal yaitu lingkungan masyarakat tempat anak itu bergaul, gaya bicara masyarakat sekitarnya, serta tayangan-tayangan televisi yang setiap hari ia lihat.

Pewawancara : Cara mengatasi hambatan yang muncul dalam implementasi pendidikan karakter?

siswa dengan rapi serta dilakukan perbaikan secara kontinyu, seperti yang

diungkapkan oleh Sayyidina Ali bin Abi Thalib bahwasanya “kebenaran yang tidak terorganisir akan kalah dengan kebathilan yang terorganisir”. oleh sebab itu

kerapihan dalam menyusun program-program penanaman karakter menjadi hal yang sangat urgent dibicarakan dalam setiap rapat, upaya-upaya perbaikan pun selalu terus dilakukan serta yang tidak kalah pentingnya yaitu saling menegur jika ada guru yang berbuat salah juga merupakan saranan dalam memperbaiki implementasi pendidikan karakter.

SDIT Al-Muhajirin juga telah mempunyai mekanisme yang telah disepakati bersama antara pihak sekolah dengan orang tua siswa, diantaranya yaitu: 1) Aturan-aturan yang harus disepakati dan diterapkan oleh semua warga sekolah, 2) Menjalin komunikasi dengan orang tua melalui buku penghubung dan via telp, 3) Pertemuan dengan wali kelas yang didampingi oleh pihak atasan, 4) Home Visit

(kunjungan guru atau wali kelas ke rumah). SDIT Al-Muhajirin juga dengan tangan terbuka menerima masukan dari orang tua siswa yang disampaikan langsung ke wali kelas atau pihak sekolah sebagai uapaya perbaikan dan peningkatan kualitas individu baik guru maupun pihak sekolah.

Berdasarkan analisis yang ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari wawancara diatas adalah, kurikulum yang digunakan SDIT Al-Muhajirin adalah kurikulum dari DepartemenAgama yang dipadukan dengan kurikulum pendidikan dasar serta diolah sesuai dengan visi, misi SDIT Al-Muhajirin. Dalam implementasi pendidikan karakter ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh SDIT Al-Muhajirin, yaitu kegiatan kurikuler dan non kurikuler. Kegiatan kurikuler diantaranya, kegiatan belajar mengajar dikelas yang terbagi menjadi beberapa mata pelajaran yaitu pelajaran umum seperti matematika, bahasa Indonesia, bahasa inggris, IPA, IPS, PKN PLBJ dan SBK. Pendidikan agama islam seperti aqidah akhlak, fiqih ibadah, al-qur’an hadit dan sejarah kebudayaan islam. Pelajaran tahfidz dan tahsin dengan metode qiro’ati. Sedangkan kegiatan non-kurikuler yaitu kebiasaan-kebiasan yang telah dilaksanakan secara terus

menerus sehingga menjadi budaya sekolah yang religius, seperti berdo’a sebelum melaksanakan aktifitas, muroja’ah yaumiyah dan muroja’ah usbu’iyah,

membiasakan shalat sunnah dan shalat wajib, membiasakan makan dan minum yang halal dan makan tidak dengan berdiri serta menggunakan tangan kanan, sikap menghormati guru, bergaul yang baik dengan teman, kewajiban menjaga kebersihan diri serta kebersihan lingkungan.

Selain kegiatan kurikuler dan non-kurikuler ada juga kegiatan yang dijadwalkan oleh SDIT Al-Muhajirin seperti kegiatan Market day, outing class (outbond dan wisata ilmiah), peringatan hari besar nasional dan hari besar islam, kegiatan keputraan dan keputrian. Iselain itu juga ada kegiatan ektrakurikuler yang dapat

Proses implementasi pendidikan karakter di SDIT sangat bergantung dengan komitmen yang kuat dari seluruh guru. Guru menjadi contoh sekaligus pengawas dalam implementasi pendidikan karakter. Oleh sebab itu yang dilakukan guru harus sesuai dengan peraturan serta program sekolah. Maka dari itu proses rekruitmen guru dilakukan seleksi yang sangat ketat, diantaranya tahapan-tahapan seleksi nya adalah, seleksi berkas, tes tahfidz dan tahsin (min. guru harus hafal juz 30 sedangkan guru tahfidz harus hafal minimal 5 juz)tes microteaching, tes wawancara dengan pihak sekolah dan yayasan. Setelah dinyatakan lulus akan diadakan proses penilaian kinerja guru dalam setiap bulannya termasuk akhlak serta komitmen yang ditampilkan guru dalam kesehariannya. Begitu juga dengan siswa siswi SDIT. Sebelum di terima menjadi siswa-siswa SDIT terlebih dulu melaksanakan Tes Potensi Akademik (TPA) yang di buat oleh fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Adapun factor pendukung implementasi pendidikan karakter di SDIT Al-Muhajirin adalah komitmen yang kuat dari guru dan orang tua siswa. Kedua pihak harus saling kerjasama dan menjalin komunikasi untuk keberhasilan implementasi pendidikan karakter. Apa yanga= sudah diajarkan di sekolah harus di terapkan juga dirumah tentunya dengan pengawasan orang tua. Sedangkan yang menjadi penghambat iaah lingkungan tempat anak tinggal dan dibesarkan. Karena sekolah menyadari pengaruh lingkungan sangat besar dalam proses implementasi pendidikan karakter yang telah di ajarkan maka sekolah melakukan beberapa upaya untuk mengatasinya, diantaranya yaitu: 1) Menerapkan aturan-aturan yang harus disepakati dan diterapkan oleh semua warga sekolah, 2) Menjalin komunikasi dengan orang tua melalui buku penghubung dan via telp, 3) Pertemuan dengan wali kelas yang didampingi oleh pihak atasan, 4) Home Visit

(kunjungan guru atau wali kelas ke rumah). SDIT Al-Muhajirin juga dengan tangan terbuka menerima kritik dan saran dari orang tua siswa maupun pihak lain yang dapat disampaikan kepada wali kelas atau pihak sekolah sebagai upaya perbaikan dan peningkatan kualitas sekolah.

Mengetahui, Jakarta, 15 Desember 2015

Narasumber

Ridwan Malik, S.Pd

Pewawancara nnnn

Anis Novi Setia Dewi

Narasumber : Maulid Rokhim, S.PdI

Dokumen terkait