BAB V PENUTUP
B. Saran
Saran untuk pihak-pihak yang terkait:
1. Kepada pasien NAPZA yang mengikuti program therapeutic community hendaknya lebih bisa mengatur perkataan serta prilaku diri sendiri agar tidak merugikan pasien lain. Karena jika mereka sulit untuk diberi tahu oleh pasien lain maka hal tersebut akan mempengaruhi bentuk interaksi sosial mereka yang diantaranya adalah proses kerja sama yang dijalankan dalam kegiatan yang ada pada program therapeutic community.
2. Hendaknya pasien NAPZA melakukan komunikasi yang lebih baik kepada pasien lain karena dengan begitu dapat mengurangi pertikaian yang terjadi dalam berbagai kegiatan pada program therapeutic community. maka kegiatan yang dijalankan akan bisa menjadi lebih baik lagi.
3. Hendaknya konselor menabah kegiatan yang akan menimbulkan persaingan antara pasien satu dengan pasien lainnya agar pasien dapat berfikir dan menggali potensi atau kelebihan yang ada di dalam dirinya.
123
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani. Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2002.
Adi, Kusno. Diversi Sebagai Upaya Alternative Penanggulangan Tindak Pidana Narkotika Oleh Anak. Malang: Umum Press, 2009.
A.T, Mapiare Andi. Kamus Istilah Konseling dan Terapi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006.
Brooker, Christine. Kamus Saku Keperawatan. Jakarta: EGC, 2001.
Departemen Agama RI. Penyalahgunaan Narkoba Oleh Masyarakat Sekolah. Jakarta, 2003.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1998.
Djohan, Bahder. Hubungan Antara Doker, Perawat, dan Pasien Dalam Pembangunan Mental Bangsa Kita. Jakarta: PT Sinar Hudaya, 1972. Gerungan, W.A. Psikologi Sosial. Bandung: Eresco, 1987.
Hawari, Dadang. AL-QUR’AN Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa. Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 2004.
Joewana, Satya. Gangguan Penggunaan Zat: Narkotika, Alkohol dan Zat Adiktif Lain. Jakarta: PT Gramedia, 1989.
Kadarmata, A. Narkoba Pembunuh Karakter Bangsa. Jakarta: Forum Media Utama, 2010.
124
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008.
Makarao, Taufik. dkk. Tindak Pidana Narkotika. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2007. Mayor, Polak. Sosiologi Suatu Buku Pengantar Ringkas. Jakarta: PT Ikhtiar,
1979.
Moelong, Lexy. J. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Cet ke-15. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2001.
Moelong, Lexy.J. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Rosda Karya, 2006.
Narwoko, J. Dwi dan Suyanto, Bagong. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Kencana, 2007.
Nawari, Hadari. Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Presss, 2005.
Poerwandari, E. Kristi. Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi. Jakarta: LPSP3-UI, 1998. Cet Ke-1.
Razak, Yusran. Sosiologi Sebuah Pengantar Tinjauan Pemikiran Sosiologi Persepektif Islam. Jakarta: Laboratorium Sosiologi Agama, 2008. Undang-Undang No.35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.
Sasangka, Hari. Narkotika dan Psikotropika Dalam Hukum Pidana. Jakarta: Mandar Maju, 2003. Cet Ke-1.
Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002. Ed. Baru, Cet Ke 34.
Sumpramono, Gatot. Hukum Narkoba Indonesia. Jakarta: Djambatan, 2007. Sunarto, Kamanto. Pengantar Sosiologi Edisi Revisi. Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004.
Warjowarsito, S dan W, Tito. Kamus Lengkap Bahasa Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris. Bandung, 1998.
125
Weller, Barbara F. Kamus Saku Perawat. Jakarta: EGC, 2005.
Widjono, Erwin. dkk. Buku Pedoman Diagnosa dan Terapi Korban Narkotika Untuk Dokter Umum dan Petugas Kesehatan Lainnya. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (DepKes RI), 1980.
Artikel dan Jurnal
Lien, Gouw Aij. “Group Psychotherapies For Subtance Addiction Client In Therapeutic Community Setting”, Psikomedia. Jurnal Psikologi Marantha Vol.5, no. 5 (September 2008).
Wendi dan David, “Treating Post-Traumatic Stress Disorder In a Therapeutic Community: The Experience Of Canadian Psychiatric Hospital, Therapeutic Community”: The Journal International For Therapeutic Community and Supportive Organization 21 (2): 105-118 summer 2000.
Website
Astwin, “Pengertian Narkoba,” Artikel ini diakses pada 20 Februari 2014 dari http://astwin.Blogspot.com/2009/03-pengertian-narkoba.
“Kasus Narkoba di Indonesia Naik Tajam,” diakses pada 15 April 2014 dari http://www.bnn.go.id/portal/index.php/konten/detail/puslitdatin/kasusnaro ba-di-Indonesia-naik-tajam.html.
Wikipedia “Pengertian Pasien.” Artikel diakses pada 17 Juli 2014 dari http://wikipedia. Org.id/2014/0116/Index.html
Skripsi
Rossid, Mohammad Khafid. “Efektifitas Konseling Pada Rehabilitasi NAPZA di Rumah Sakit Khusus Darma Graha BSD”. Skripsi S1 Fakultas Dakwah
126
dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.
Paramitha, Sabrina Alya. “Gambaran Interaksi Sosial Pada Anak Dengan Kesulitan Belajar (Studi Deskriptif Pada 3 Siswa Dengan Kesulitan Belajar di SD Pantara)”. Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Indonesia, 2010.
Riyanti, Nina Januarita. “Interaksi Sosial Para Pengguna NAPZA Dalam
Mengikuti Metode Therapeutic Community Di Panti Sosial Pamardi Putra (PSPP), Galih Pakuan Putat Nutug-Bogor”
Tertanto, Tito Hapsoro. “GambaranStatus Depresi Pada Pecandu Narkoba yang Berada Dalam Pusat Rehabilitasi (12 Steps dan Therapeutic Community)”. Skripsi S1 Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia, 2008.
Lain-Lain
Brosur Rumah Sakit Ketergantungan Obat, Profil RSKO Jakarta.
Brosur Rumah Sakit Ketergantungan Obat, Profil Halmahera House Rehabilitation Center.
Buku Kilas Balik 30 Tahun Rumah Sakit Ketergantungan Obat.
Instalasi Rehabilitasi Halmahera House RSKO Jakarta, Walking Paper Reguler
Program.
Wawancara
127
Wawancara Pribadi dengan Broh Okto Selaku Kepala Konselor di Unit Rehabilitasi Halmahera House, Jakarta Agustus 2014.
Wawancara Pribadi dengan Konselor Broh Taufan, Jakarta 13 Agustus 2014.
Wawancara Pribadi dengan Konselor Latif, Jakarta 13 Agustus 2014.
Wawancara Pribadi dengan Konselor Broh Nasrul, Jakarta 14 Agustus 2014.
Wawancara Pribadi dengan Informan “W”, Jakarta 07 Agustus 2014.
Wawancara Pribadi dengan Informan “AM”, Jakarta 10 Agustus 2014.
Wawancara Pribadi dengan Informan “R”, Jakarta 12 Agustus 2014.
1. Bagaimana kerja sama yang dilakukan pasien bersama teman-temannya ? 2. Bagaiman bentuk kerja sama yang dilakukan pasien dan teman-temannya ? 3. Apakah ada kesulitan saat pasien membangun kerja sama dengan kelompok ?
4. Dalam hal apa yang biasanya pasien lakukan, sehingga berakibat adanya persaingan dengan orang sekitar ?
5. Apakah pasien pernah melakukan pertikaian dengan teman-temannya ?
6. Dalam hal apa biasanya yang biasanya menjadi bahan pertikaian antara pasien dengan teman-temannya ?
7. Bagaimana bentuk penyelesaian pasien dengan pasien lain saat melakukan pertikaian ?
8. Bagaimana prilaku pasien saat berkumpul bersama dengan teman-temannya ?
9. Bagaimana sifat dan sikap pasien saat berinteraksi dengan orang yang ada disekitarnya ?
10.Bagaimana sikap pasien saat sedang marah dan sedih ? 11.Bagaimana sikap pasien terhadap teman-temannya ?
Waktu :
Program :
No Kategori Pertanyaan Jawaban Ket
NAPZA
1. Dasar Bagaimana sejarah awal pengenalan anda terhadap NAPZA ?
2. Jenis NAPZA apa saja yang anda gunakan ?
3. Dari siapa anda mengenal NAPZA ?
4. Sejak Kapan dan sudah berapa lama anda
menggunakan NAPZA?
5. Apa alasan anda mengkonsumsi NAPZA?
6. Apa Dampak/pengaruh ketika anda
mengkonsumsi NAPZA?
Therapeutic Community
7. TC Apa yang anda ketahui tentang program
Therapeutic community ?
8. Menurut anda bagaimana pelaksanaan
program TC? Berjalan baik/tidak?
9. Selama mengikuti program TC, bagaimana
respon anda?
10. Apa motivasi anda selama mengikuti
program TC?
11. Selama mengikuti program TC, apakah
pengaruh positif/negatif yang anda terima?
12. Selama mengikuti program TC, ada atau
tidak keinginan untuk kembali
mengkonsumsi NAPZA?
13. Apa suka duka anda selama menjalani
program TC?
Inteaksi Sosial
14. Dasar Bagaimana interaksi anda saat pertama mengikuti program TC ?
15. Bagaimana interaksi anda dengan
kelompok? Berjalan baik/tidak?
16. Bagaimana interaksi kelompok terhadap
anda? Baik atau buruk?
17. Apakah anda merasakan perubahan saat
18. Kerja Sama Apa yang anda ketahui tentang arti kerja sama?
19. Bagaimana kerja sama yang anda lakukan
dengan kelompok pada program TC?
20. Apakah ada kesulitan saat anda membangun
kerja sama dengan kelompok atau orang-orang sekitar?
21. Pada kegiatan apa biasanya anda melakukan
kerja sama dengan kelompok atau orang lain?
22. Apa yang anda rasakan saat melakukan kerja
sama dengan orang sekitar? Merasa terpaksa atau tidak?
23. Apakah ketika anda sedang marah atau kesal
dengan pasien lain/kelompok, mengganggu kerja sama yang anda lakukan?
24. Persaingan Apa yang anda ketahui tentang arti persaingan?
25. Apakah anda pernah merasa bersaing pada
kelompok saat menjalani program TC?
26. Pada kegiatan apa saja biasanya anda
melakukan persaingan?
27. Ketika anda sedang merasa bersaing dengan
sesama pasien atau kelompok, apakah anda merasa dirugikan/diuntungkan?
28. Pertikaian/ pertentangan
Apa yang anda ketahui tentang arti pertikaian/pertentangan?
29. Apakah anda pernah melakukan
pertikaian/pertentangan antar pasien? Kalo ya, jelaskan!
30. Apa yang anda rasakan ketika sedang
bertikai dengan pasien lain atau kelompok?
31. Apakah anda pernah melihat sesama pasien
melakukan pertikaian/pertentangan?
32. Dalam kegiatan apa biasanya sering
mendapat pertentangan dari teman anda/kelompok?
33. Akomodasi Bagaimana bentuk penyelesaian anda saat anda dan teman anda melakukan pertikaian?
34. Bagaimana interaksi anda terhadap
teman-teman antar pasien ketika pertikaian sudah diselesaikan? Langsung membaik atau tidak?
Apakah berpengaruh positif/negatif?
37. Apakah dengan kebiasaan anda meniru
prilaku /kebiasaan orang lain, membuat anda tergantung pada orang tersebut?
38. Sugesti Apakah anda dengan mudah mendapat pengaruh/pandangan dari orang lain?
39. Faktor apa yang membuat anda menjadi
tersugesti oleh orang lain? Apakah anda sedang banyak pikiran, tidak percaya diri atau karena menyegani orang yang memberikan sugesti?
40. Apakah anda mudah tersugesti apabila
menerima tekanan dari kelompok mayoritas? 41. Identifikasi Apakah anda mempunyai keinginan untuk
menjadi sama dengan orang lain?
42. Apakah proses pengidentifikasian anda
berlangsung secara sengaja atau tidak sengaja?
43. Bagaimana proses awal sampai anda
mengidentifikasi diri anda dengan orang lain, apakah diawali dengan imitasi atau sugesti?
44. Simpati Apa yang biasanya anda lakukan apabila merasa simpati dengan orang lain?
45. Apakah anda bisa bersimpati setiap saat atau
Nama :
Waktu :
Lokasi :
Pasien :
No Kategori Pertanyaan Jawaban Ket
NAPZA dan TC
1. Dasar Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk proses pemuliahan dari ketergantungan NAPZA di RSKO Jakarta?
2. Program apa yang dipakai untuk pemulihan
pasien NAPZA?
3. Apakah yang dimaksud dengan program
theraputic community ?
4. Bagaimana tahapan/proses pelaksanaan
program therapeutic community ?
5. Sejak kapan program TC ini digunakan ?
Interaksi Sosial
6. Dasar Bagaimana interaksi pasien saat pertama mengikuti program TC ?
7. Bagaimana interaksi pasien dengan
kelompok? Berjalan baik/tidak?
8. Apakah ada perubahan pasien dalam
berinteraksi sosial dari awal masuk sampai dengan sekarang?
Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
9. Kerja Sama Bagaimana kerja sama yang dilakukan pasien dengan pasien lainnya ? berjalan baik atau tidak ?
10. Bagaimana bentuk kerja sama yang pasien
lakukan dengan kelompok pada program TC?
11. Apakah ada kesulitan saat pasien
membangun kerja sama dengan kelompok atau orang-orang sekitar?
12. Pada kegiatan apa biasanya anda melakukan
kerja sama dengan kelompok atau orang lain?
14. Persaingan Apakah pasien pernah melakukan persaingan dengan pasien lain ?
15. Pada hal apa yang biasanya pasien lakukan hingga berdampak pada persaingan?
16.
Pertikaian/ pertentangan
Apakah pasien pernah melakukan pertikaian dengan pasien lain ?
17. Dalam hal apa yang biasanya menjadi bahan
pertikaian oleh pasien dan teman-temannya ? 18. Akomodasi Bagaimana bentuk penyelesaian saat pasien
dan teman-temanya melakukan pertikaian?
19. Bagaimana interaksi pasien terhadap
teman-temannya ketika pertikaian sudah diselesaikan? Langsung membaik atau tidak?
Faktor-Faktor Interaksi Sosial
20. Imitasi Apakah pasien suka meniru
prilaku/kebiasaan-kebiasaan orang disekitar?
21. Hal apakah yang biasanya ditiru oleh pasien
dari orang lain? Apakah berpengaruh positif/negatif?
22. Apakah dengan kebiasaan pasien meniru
prilaku /kebiasaan orang lain, membuat pasien tergantung pada orang tersebut? 23. Sugesti Apakah pasien dengan mudah mendapat
pengaruh/pandangan dari orang lain?
24. Faktor apa yang membuat pasien menjadi
tersugesti oleh orang lain? Apakah pasien sedang banyak pikiran, tidak percaya diri atau karena menyegani orang yang memberikan sugesti?
25. Apakah pasien mudah tersugesti apabila
menerima tekanan dari kelompok mayoritas? 26. Identifikasi Apakah pasien mempunyai keinginan untuk
menjadi sama dengan orang lain?
27. Apakah proses pengidentifikasian pasien
berlangsung secara sengaja atau tidak sengaja?
28. Bagaimana proses awal sampai pasien
mengidentifikasi dirinya dengan orang lain, apakah diawali dengan imitasi atau sugesti? 29. Simpati Apa yang biasanya pasien lakukan apabila
merasa simpati dengan orang lain?
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Nama Istri : “A”
Usia : 23 Tahun
Pekerjaan Paisen : Lembaga Pemerintah
Pendidikan : Sarjana
Agama : Islam
Klien dengan potongan rambut yang pendek agak botak menggunakan kaca mata, berpenampilan rapih, warna kulit yang putih dengan tubuh yang kurus dan tidak terlalu tinggi merupakan pasien putusan dari Kejaksaan Negeri Tanggerang, menyalahgunakan Narkotika Golongan I dengan barang bukti satu amplop warna hijau berisiskan satu bungkus plastik klip yang didalamnya berisi shabu-shabu. Klien pertama kali mengenal NAPZA dari sepupunya sendiri yang menawari barang kepadanya, pada saat itu klien masih kelas 3 SMP. Jenis NAPZA yang pertama kali klien gunakan adalah ganja selanjutnya seiring dengan berjalannya waktu klien telah merasakan semuanya dari shabu-shabu, ekstasi, psikotropika dan lain sebagainya. Alasan klien menggunakan NAPZA karena ingin coba-coba dan merasa penasaran, dan dampak dari penggunaan NAPZA ini langsung di rasakan oleh klien yang menjadi kurang fokus, terkena penyakit mental, tidak bisa berinteraksi dengan baik dengan banyak orang dan lain sebagainya.
Klien telah menjalani dua kali masa rehabilitasi, pada saat yang pertama klien sudah mencapai fase Re-Entry dan sudah diperbolehkan untuk bekerja tetapi
marah, mood yang cepat berubah dan klien pun sering mendengar ada yang memanggil atau halusinasi. Klien merupakan sulung dari dua bersaudara, klien juga pernah menikah dan di karuniai satu orang putri. Karena banyaknya masalah dan usia yang masih sangat muda untuk berkeluarga akhirnya klien memutuskan untuk bercerai dengan istrinya. Klien tergolong kedalam keluarga menengah keatas. Pada saat mengikuti program TC klien dengan mudah beradaptasi dengan pasien lain karena sebelumnya klien sudah pernah menjalani program jadi sudah tidak kaku seperti pada saat pertama kali klien mengikuti program. Karena menurutnya ketika klien berada disini klien tidak lagi mengunakan topeng, klien selalu mengeluhkan bahwasanya ketika klien berada diluar klien tidak menjadi dirinya sendiri dan ketika berada disini klien merasa senang karena banyak teman yang tidak memandang status, diperlakukan sama dengan yang lain dan tidak dibeda-bedakan. Setelah satu bulan menjalani program perubahan yang dirasakan adalah klien merasa jauh lebih tenang, lebih bisa berfikir, lebih bisa bersenang-senang walaupun didalam rehabilitasi. Karena menurut klien, klien berada disini itu bisa menjadi dirinya sendiri, tidak memakai topeng. Tidak seperti diluar yang mesti ini dan harus itu. Perubahan itu pun juga sudah dilihat dari konselornya sendiri yaitu Broh Taufan yang mengatakan bahwa klien sekarang jauh lebih tenang, lebih disiplin, tidak ada masalah dengan teman-temannya dan juga interaksinya pun bisa dibilang cukup baik dan karena hal itu klien bisa dengan mudah menjalankan kegiatan yang ada di dalam program TC.
Waktu : Jakarta, 12 Agustus 2014 Pukul 10.00 WIB Program : Primary
No Kategori Pertanyaan Jawaban Ket
NAPZA
1. Dasar Bagaimana sejarah awal pengenalan anda terhadap NAPZA ?
Awal saya mengenal NAPZA karena di tawari barang oleh sepupu saya sendiri dan rasa ingin coba-coba serta merasa penasaran.
2. Jenis NAPZA apa saja yang anda gunakan ? Awalnya ganja terus
shabu-shabu, ekstasi, psikotropika dan lain sebagainya. Rata-rata udah dicobaiin sih.
3. Dari siapa anda mengenal NAPZA ? Saya mengenal
NAPZA dari sepupu saya sendiri yang menawari barang tersebut kepada saya.
4. Sejak Kapan dan sudah berapa lama anda
menggunakan NAPZA?
Kelas tiga SMP.
5. Apa alasan anda mengkonsumsi NAPZA? Ingin coba-coba.
6. Apa Dampak/pengaruh ketika anda
mengkonsumsi NAPZA?
Dampaknya sih jadi kurang fokus, jadi banyak penyakit mental, ga bisa berinteraksi dengan baik sama masyarakat. Therapeutic Community
7. Apa yang anda ketahui tentang program
Therapeutic community ?
TC itu program yang
dibuat untuk
pengguna NAPZA
ditempat rehabilitasi.
8. Menurut anda bagaimana pelaksanaan
program TC? Berjalan baik/tidak?
Menurut saya sih
pelaksanaan TC
satu sama lain.
9. Selama mengikuti program TC, bagaimana
respon anda?
Saya masuk disini sekarang lebih bisa nerima, ga kaya waktu pertama kali menjalani program. Ini kan sudah kali keduanya jadi udah ga terlalu kaku.
10. Apa motivasi anda selama mengikuti
program TC?
Yaa untuk merubah saya baik dalam berprilaku maupun
kecanduan saya
terhadap NAPZA.
11. Selama mengikuti program TC, apakah
pengaruh positif/negatif yang anda terima?
Pengaruh positif yang saya terima selama mengikuti program TC adalah saya sudah lebih bisa disiplin, jauh lebih tenang, bisa berpikir dengan baik dan juga ketika saya disini saya tidak lagi menggunakan topeng yang dituntut ini dan
itu. Lebih
keperubahan prilaku sih.
12. Selama mengikuti program TC, ada atau
tidak keinginan untuk kembali
mengkonsumsi NAPZA?
keinginan itu sih
pasti terbesit
dipikiran.
13. Apa suka duka anda selama menjalani
program TC?
Suka nya saya disini
kaya liburan,
dukanya yaa ga bisa
ketemu sama
keluarga.
Interaksi Sosial
14.
Dasar
Bagaimana interaksi anda saat pertama mengikuti program TC ?
Kurang baik, sering marah serta mood saya yang mudah
berubah. Itu
menggangu banget interaksi saya sama yang lain.
anda? Baik atau buruk?
17. Apakah anda merasakan perubahan saat
berinteraksi dengan orang lain saat masuk sampai dengan sekarang?
Yaa perubahan pasti ada mba, karena saat mengikuti program
TC kan kita
diajarkan ini dan itu untuk bisa lebih baik yang pasti.
Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
18.
Kerja Sama
Apa yang anda ketahui tentang arti kerja sama?
Pembagian tugas bersama yang lain
untuk mencapai
suatu tujuan.
19. Bagaimana kerja sama yang anda lakukan
dengan kelompok pada program TC?
Kerja sama yang saya lakukan dengan kelompok berjalan baik.
20. Apakah ada kesulitan saat anda membangun
kerja sama dengan kelompok atau orang-orang sekitar?
Kesulitan sih pasti ada, biasanya ada salah satu pasien yang sulit untuk diatur.
21. Pada kegiatan apa biasanya anda melakukan
kerja sama dengan kelompok atau orang lain?
Biasanya diawali dari bangun pagi dengan saling
membangunkan, lalu morning meeting, function dan group.
22. Apa yang anda rasakan saat melakukan kerja
sama dengan orang sekitar? Merasa terpaksa atau tidak?
Engga sih, seneng-seneng aja karena saling menolong satu sama lain.
23. Apakah ketika anda sedang marah atau kesal
dengan pasien lain/kelompok, mengganggu kerja sama yang anda lakukan?
Engga sih.
24. Persaingan Apa yang anda ketahui tentang arti persaingan?
Dua orang atau lebih merebutkan untuk suatu tujuan.
25. Apakah anda pernah merasa bersaing pada
kelompok saat menjalani program TC?
Pernah siih, tapi persaingan sehat yaa.
26. Pada kegiatan apa saja biasanya anda
melakukan persaingan?
Biasanya kalo sore hari kan ada jadwal tuh olah raga, biasanya persaingann
pasienlain bersaing untuk memenangkan permainan tersebut.
27. Ketika anda sedang merasa bersaing dengan
sesama pasien atau kelompok, apakah anda merasa dirugikan/diuntungkan?
Yaa tergantung sih, kalo sifatnya kaya yang barusan saya jelasin yaa merasa diuntungkan kan memotivasi supaya bisa menang.
28. Pertikaian/ pertentangan
Apa yang anda ketahui tentang arti pertikaian/pertentangan?
Pertiakaian itu sama dengan konflik.
29. Apakah anda pernah melakukan
pertikaian/pertentangan antar pasien? Kalo ya, jelaskan!
Pernah sih. Biasanya gara-gara salah
paham dan ada
pasien lain yang susah untuk diatur.
30. Apa yang anda rasakan ketika sedang
bertikai dengan pasien lain atau kelompok?
Yaa sedih sih.
31. Apakah anda pernah melihat sesama pasien
melakukan pertikaian/pertentangan?
Pernah ko, sering malah.
32. Dalam kegiatan apa biasanya sering
mendapat pertentangan dari teman anda/kelompok?
Kalo pertikaian itu sih bisa kapan aja yaa namanya juga tinggal bareng-bareng tapi kalo sesi nya sendiri itu dalam kegiatan encounter sama circle group. 33. Akomodasi Bagaimana bentuk penyelesaian anda saat
anda dan teman anda melakukan pertikaian?
Biasanya bentuk penyelesaian melalui pihak ketiga yaitu mayor yang bertugas.
34. Bagaimana interaksi anda terhadap
teman-teman antar pasien ketika pertikaian sudah diselesaikan? Langsung membaik atau tidak?
Langsung membaik sih.
Faktor-Faktor Interaksi Sosial
35. Imitasi Apakah anda suka meniru prilaku/kebiasaan-kebiasaan orang disekitar anda?
Iyaa. 36. Hal apakah yang anda tiru dari pasien lain?
Apakah berpengaruh positif/negatif?
Prilaku atau
perbuatan teman-teman saya. Kaya cara berpakaian,
sendiri, tidak emosial dan berinteraksi dengan baik antar pasien.
37. Apakah dengan kebiasaan anda meniru
prilaku /kebiasaan orang lain, membuat anda tergantung pada orang tersebut?
Ga sih.
38. Sugesti Apakah anda dengan mudak mendapat pengaruh/pandangan dari orang lain?
Tergantung.
39. Faktor apa yang membuat anda menjadi
tersugesti oleh orang lain? Apakah anda sedang banyak pikiran, tidak percaya diri atau karena menyegani orang yang memberikan sugesti?
Biasanya sih karena
saya menyegani
orang yang
memberikan sugesti.
40. Apakah anda mudah tersugesti apabila
menerima tekanan dari kelompok mayoritas?
Ga juga sih. Tapi