• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENUTUP

B. Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dengan segala hormat dan kerendahan hati berikut ini dikemukakan beberapa saran yang dapat menjadi

bahan pertimbangan dan perhatian bagi aparatur desa di kedua desa yakni Desa Perkebunan Sei Rumbia dan Desa Perkebunan Nagodang dengan tujuan agar dapat memberi sumbangsih bagi kemajuan kedua desa. Saran – saran tersebut diantaranya adalah :

1. Dengan otonomi dalam pemerintahan dan keuangan yang semakin besar yang dilimpahkan untuk Pemerintahan Desa, diharapkan para aparatur desa dapat dengan bijak memanfaatkannya untuk membuat kebijakan – kebijakan yang memiliki dampak positif untuk kemajuan desa dan kesejahteraan masyarakatnya.

2. Perangkat desa yang merupakan penggerak roda pemerintahan yang ada di desa, diharapkan mampu memahami aturan perundang – undangan yang semakin berkembang sebagai koridor dan petunjuk untuk melaksanakan setiap kegiatan di Desa.

3. Kebijakan yang dibuat oleh Pemerintahan Desa harus sesuai dengan kepentingan umum agar tidak terjadi gesekan – gesekan pada masyarakat dikarenakan kepentingan umum yang tidak diakomodir. 4. Dalam PERMENDAGRI No 26 tahun 2006 tentang tata cara

pembentukan dan mekanisme penyusunan PERDES bagian kaidah hukum penyusunan perdes, menjelaskan bahwa PERDES sebagai sebuah kebijakan desa harus disusun oleh pejabat yang berwenang. Oleh karena itu tidak ada alasan bagi setiap individu maupun kelompok yang tidak disebutkan berhak membuat dan menyusun

kebijakan desa, untuk mengintervensi maupun memaksa perangkat desa untuk turut hadir dan menentukan dalam setiap pembuatan kebijakan yang ada di Desa.

5. Setiap aparatur pemerintah kedua desa diharapkan dapat secara terus menerus meningkatkan pengetahuan mengenai seluk beluk pembuatan kebijakan dan aturan – aturan terkini tentang desa yang dikeluarkan baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

6. Dalam hal peningkatan kapasitas aparatur desa diharapkan baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dapat mengagendakan sebuah “sekolah” khusus untuk setiap aparatur desa agar dapat menjadi landasan pengetahuan mereka sebelum menjalankan roda pemerintahan di setiap desa.

7. PT PP London Sumatera sebagai sebuah perusahaan perkebunan tidaklah sama dengan Desa Perkebunan Sei Rumbia dan Desa Perkebunan Nagodang yang merupakan sebuah lembaga pemerintahan terendah, baik peran, tugas, dan fungsi dari perusahaan sangat lah berbeda dengan desa. Tidak ada peraturan yang dapat melandasi pola hubungan instruksi yang dilakukan perusahaan terhadap desa, sehingga aparat desa sebagai pelaksana roda lembaga pemerintahan harus dapat memisahkan mana instruksi antara urusan perusahaan dengan tenaga kerjanya, dan mana urusan antara perusahaan dengan pemerintah desa.

8. Perlunya independensi aparat desa dalam seluruh pelaksanaan kegiatan di desa agar roda pemerintahan dapat berjalan sesuai koridor peraturan yang berlaku.

9. Konsistensi dalam menegakkan aturan perundang – undangan tentang tata laksana pemerintahan desa baik dalam tertib administrasi maupun mekanisme penyusunan kebijakan desa mutlak diperlukan.

10.Hendaknya hubungan yang dibangun antara pihak perusahaan dengan pemerintah kedua desa adalah bersifat koordinasi dan bukannya bersifat instruksi.

11.Supervisi terhadap penegakan peraturan perundang – undangan tentang desa maupun supervisi terhadap kinerja setiap pemerintahan desa harus dapat dilakuka secara ketat dan berkepanjangan. Ini merupakan sebuah cara untuk meminimalisir abuse of power yang mungkin dilakukan oleh oknum – oknum yang tidak bertanggung jawab yang dapat merugikan kepentingan umum masyarkat desa.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Said Zainal. 2006. Kebijakan Publik. Jakarta: Salemba Humanika.

Agustino Leo,. 2008. Dasar – Dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.

Awang, H. Azam. 2010. Implementasi Pemberdayaan Pemerintah Desa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

J. Moleong, Lexy. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Jones, Charles O. 2005. Analiisis Kebijakan Publik: Bandung. Alfabeta.

Nawawi, Hadari .1987.Metodologi Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Nugroho, Riant. 2013. Metode Kebijakan Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Subarsono. 2005. Analisis Kebijakan Publik, Konsep Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Tangkilisan, Hesel Nogi. 2003. Implementasi Kebijakan Publik. Yogyakarta: Offset YPAPI.

Pratikno, dkk. 2006. Pembaharuan Desa Secara Partisipattif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Siti Zuhro, dkk. 2009. Demokrasi Lokal. Yogyakarta: Ombak.

Wahab, Abdul. 2004. Pengantar Analisis Kebijakan Publik.: Yogyakarta. UMM Press.

Widjaja. HAW. 2010. Otonomi Desa. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

William Dunn.2000. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gajahmada University Press.

DOKUMEN

Penjelasan Undang – Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang daerah istimewa. PERMENDAGRI Nomor 26 Tahun 2006 Tentang Pembentukan dan Mekanisme Penyusunan PERDES.

PP RI No. 43 Tahun 2014 Tentang Tata Laksana UU No. 6 Tahun 2014. PP RI No 72 tahun 2005 tentang Desa.

Profil Desa Perkebunan Nagodang. Profil Desa Perkebunan Sei Rumbia.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Perkebunan Nagodang Tahun 2013.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Perkebunan Sei Rumbia Tahun 2013.

Undang – Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

JURNAL

Riyanto, Sigit. 2007. “Intervensi Kemanusiaan Melalui Organisasi Internasional”. Jurnal Mimbar Hukum 2007. Edisi 19 Tahun 2007.

Lampiran 1.Pedoman wawancara dengan Informan.

Pedoman wawancara dengan Kepala Desa Perkebunan Sei Rumbia

1. Bagaimana tahapan dan mekanisme yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Perkebunan Sei Rumbia dalam pembuatan kebijakan desa?

2. Siapa saja yang terlibat dalam pembuatan kebijakan?

3. Apa saja kendala yang dihadapi Aparatur Desa Perkebunan Sei Rumbia dalam setiap pembuatan kebijakan?

4. Sebagai desa yang berada dalam lingkup wilayah PT PP London Sumatera, apa dampak postif dan negatif yang dihadapi Aparatur Desa Perkebunan Sei Rumbia?

5. Kenapa pihak perusahaan melakukan tekanan terhadap Desa?

6. Dalam kasus apa PT PP London Sumatera melakukan penekanan terhadap Pemerintah Desa?

7. Apa dampak dari sikap menolak yang dilakukan oleh Bapak terhadap intervensi perusahaan?

Pedoman wawancara dengan Ketua BPD Desa Perkebunan Sei Rumbia

1. Apa peran BPD dalam pembuatan kebijakan desa di Desa Perkebunan Sei Rumbia?

2. Apakah para anggota BPD sudah menjalankan fungsinya dengan maksimal?

3. Apa yang menjadi kemudahan dan kesulitan menjadi Desa Perkebunan didalam lingkup wilayah PT PP London Sumatera ?

4. Bagaimana cara perusahaan melakukan Intervensi ?

5. Apakah Bapak dapat menceritakan kronologis kasus PAM Swakarsa tersebut?

6. Bagaimana dampak dari keputusan menolak Bapak terhadap keinginan perusahaan tersebut?

Pedoman wawancara dengan Sekretaris Desa Perkebunan Sei Rumbia

1. Apa yang ibu ketahui tentang kasus PAM Swakarsa yang terjadi di Desa Perkebunan Sei Rumbia ?

2. Bagaimana tanggapan ibu terhadap keputusan yang diambil oleh Kepala Desa dan Ketua BPD ?

3. Bagaimana reaksi stake holder desa ketika permasalahan ini dibawa kedalam rapat desa ?

4. Apa tanggapan ibu terhadap keputusan perusahaan yang memberikan sanksi terhadap Kepala Desa dan Ketua BPD?

Pedoman wawancara dengan Kepala Desa Perkebunan Nagodang

1. Bagaimana tahapan dan mekanisme yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Perkebunan Sei Rumbia dalam pembuatan kebijakan desa ?

2. Siapa saja yang terlibat dalam pembuatan kebijakan ?

3. Mengapa pihak perusahaan selalu hadir dalam setiap pembuatan kebijakan ?

4. Apa peran pihak perusahaan dalam setiap rapat desa ?

5. Apakah Bapak ikut dalam rapat dikantor besar PT PP London Sumatera untuk pembuatan kebijakan PAM Swakarsa ?

6. Bagaimana pendapat Bapak mengenai kebijakan tersebut? 7. Apa alasan Bapak menyetujui gagasan perusahaan tersebut?

8. Bagaimana reaksi masyarakat Desa Perkebunan Nagodang dalam rapat pembuatan kebijakan PAM Swakarsa tersebut?

Pedoman wawancara dengan Ketua BPD Desa Perkebunan Nagodang

1. Apa peran dan fungsi BPD dalam pembuatan kebijakan di Desa Perkebunan Nagodang ?

2. Apakah seluruh anggota BPD menjalankan fungsinya dengan maksimal ? 3. Apa peran BPD dalam rapat pembuatan kebijakan PAM Swakarsa di Desa

Perkebunan Nagodang ?

5. Siapa saja dalam rapat desa tersebut yang menyetujui gagasan kebijakan PAM Swakarsa dari perusahaan untuk dijadikan kebijakan desa ?

Pedoman wawancara dengan Sekretasi Desa Perkebunan Nagodang

1. Apakah ibu turut hadir dalam rapat yang dilakukan oleh PT PP London Sumatera yang memanggil perangkat desa dari Desa Perkebunan Sei Rumbia dan Desa Perkebunan Nagodang ?

2. Bagaimana tanggapan ibu tentang kebijakan PAM Swakarsa tersebut ? 3. Apakah pihak perusahaan memang selalu diundang dalam setiap rapat

desa ?

4. Bagaimana reaksi stake holder Desa Perkebunan Nagodang menanggapi gagasan pembuatan PAM Swakarsa oleh perusahaan untuk desa ?

Lampiran 2. Dokumentasi Penelitian

Gambar 3

Tampak depan Kantor Kepala Desa Perkebunan Sei Rumbia

Gambar 4

Gambar 3

Wawancara dengan Bapak Sudirman Ketua BPD Desa Perkebunan Sei Rumbia

Gambar 4

Gambar 5

Tampak muka Kantor Kepala Desa Perkebunan Nagodang

Gambar 6

Gambar 7

Wawancara dengan Bapak Suharto Ketua BPD Desa Perkebunan Nagodang

Gambar 8

Gambar 9

Gerbang masuk PT PP London Sumatera

Gambar 10