• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahapan Pembuatan Kebijakan Desa di Desa Perkebunan Nagodang Walaupun memiliki kondisi geografis dan pemerintahan yang cukup mirip

BAB III : INTERVENSI PT PP LONDON SUMATERA DALAM PEMBUATAN PEMBUATAN

INERVENSI PT PP LONDON SUMATERA DALAM PEMBUATAN KEBIJAKAN DESA

3.2. Tahapan Pembuatan Kebijakan Desa di Desa Perkebunan Nagodang Walaupun memiliki kondisi geografis dan pemerintahan yang cukup mirip

dengan Desa Perkebunan Sei Rumbia, akan tetapi dalam proses pembuatan kebijakan yang diambil oleh pemerintahan Desa Perkebunan Nagodang mempunyai sedikit perbedaan. Hal ini sejalan dengan hasil wawancara yang dialakukan dengan ketua BPD Desa Perkebunan Nagodang yakni Bapak Suharto yang mengatakan

46

45

PP RI No 72 tahun 2005 tentang Desa. Tersedia di :

Wib.

46

Wawancara dengan Bapak Suharto Ketua BPD Desa Perkebunan Nagodang. Wawancara dilakukan pada tanggal 16 Februari 2015

Hal yang sama juga diutarakan oleh Kepala Desa Perkebunan Nagodang yakni Bapak Suwoyo yang dikutip dari wawancara dengan beliau dimana dia mengatakan

“ Keuntungan kami sebagai aparat Desa Perkebunan Desa Nagodang adalah posisi kami diperusahaan tidak terlalu mengikat seperti saya yang jadi mandor, sehingga jika tiba – tiba ada dibuat rapat ataupun pertemuan bisa langsung dilaksanakan. Begitu juga pak Suharto ketua BPD yang juga mandor di afdeling, kalau kita kedatangan tamu dari luar yang minta diadakan rapat atau pertemuan kita bisa langsung buat. Kebetulan posisi pengambil kebijakan yang ada di Desa Perkebunan Nagodang ini sangat menguntungkan dalam pelaksanaan program – program yang kami rancang bersama. ”47

A. Tahap Inisiasi Pembuatan Kebijakan Desa di Desa Perkebunan

Nagodang

Dalam prosedur pembuatan kebijakan yang ada di Desa Perkebunan Nagodang tetap mengacu kepada PERMENDAGRI Nomor 26 Tahun 2006 tentang pembentukan dan mekanisme penyusunan PERDES. Hal ini juga nantinya akan memperlihatkan bagaimana prosedur pembuatan kebijakan yang ada di Desa Perkebunan Nagodang.

Dalam tahap inisiasi pembuatan kebijakan di Desa Perkebunan Nagodang, terdapat sedikit perbedaan dalam tahapan inisiasi ide atau gagasannya. Jika di Desa Perkebunan Sei Rumbia inisiasi ide atau gagasan hanya datang dari pihak kepala desa dan perangkatnya, maka hal berbeda terjadi di Desa Perkebunan Nagodang. Di desa ini inisiasi ide atau gagasan pembuatan kebijakan berasal dari

47

Wawancara dengan Bapak Suwoyo Kepala Desa Perkebunan Nagodang. Wawancara dilakukan pada tanggal 15 Februari 2015.

Badan Permusyawaratan Desa dan pihak Kepala Desa beserta perangkatnya yang saling bersinergi untuk bertukar ide yang bertujuan menyelaraskan peran kedua lembaga dalam menjalankan peran dan fungsinya sebagai pembuat kebijakan di satuan pemerintahan terendah yakni pada tingkat desa.

Kondisi ini tentu membuat rancangan ide atau gagasan di Desa Perkebunan Nagodang memungkinkan lebih variatif dikarenakan ide tersebut tidak berasal hanya dari satu pihak atau lembaga. Dikarenakan usulan ide atau gagasan tersebut berasal dari kedua lembaga, maka draft usulan kebijakan tersebut akan diserahkan kepada Bapak Suwoyo selaku Kepala Desa jika usulan pembuatan kebijakan diajukan oleh BPD dan diserahkan kepada Bapak Suharto jika usulan pembuatan kebijakan berasal dari pihak Kepala Desa maupun perangkatnya. Jika usulan datang dari BPD maka Bapak Suwoyo selaku Kepala Desa akan mengadakan rapat yang dihadiri oleh ketua – ketua bidang ( bidang pemerintahan dijabat oleh Bapak Segar dan bidang pembangunan yang dijabat oleh ibu Juni ) untuk membahas pendapat tersebut.Apabila disepakati perlu adanya PERDES, maka hasil rapat tersebut dijadikan hasil pra-Rancangan PERDES.48

Selain dari lembaga, BPD Desa Perkebunan Nagodang juga melakukan penjaringan aspirasi langsung dari masyarakat yang disampaikan langsung kepada BPD, setelah itu Bapak Suharto mengintstruksikan membentuk sebuah panitia kecil yang terdiri dari anggota BPD Desa Perkebunan Nagodang sebagai wadah untuk melakukan pembahasan terhadap hasil penjaringan aspirasi masyarakat

48

desa. Jika disetujui baru pengadaan rapat secara lengkap dapat dibuat untuk membahas pantas tidaknya PERDES.Setelah itu dibuat Rancangan PERDES, dalam hal ni sebuah ide atau gagasan pembuatan PERDES harus dibahas terlebih dahulu melalui sidang pleno guna menetapkan apakah usulan tersebut disetujui menjadi sebuah Rancangan PERDES atau tidak. Setelah mendapat persetujuan dari rapat BPD bahwa dari usulan pembuatan PERDES menjadi RAPERDES, maka Sekretaris BPD yakni Bapak Jumadi membuat RAPERDES untuk diserahkan kepada Bapak Suwoyo dalam bentuk tulisan guna mendapat persetujuan untuk menjadi PERDES.

Sama halnya dengan yang terjadi di Desa Perkebunan Sei Rumbia, langkah selanjutnya adalah Bapak Suwoyo selaku Kepala Desa Perkebunan Nagodang melakukan rapat dengan seluruh perangkatnya sebelum akhirnya melakukan rapat bersama dengan BPD beserta seluruh jajarannya.

B. Tahap Sosio PolitisPembuatan Kebijakan Desa di

DesaPerkebunan Nagodang

Rancangan RANPERDES yang telah diterima oleh perangkat Desa Perkebunan Nagodang selanjutnya akan dibawa kedalam pembahasan dalam sebuah rapat gabungan yang terdiri dari BPD Desa Perkebunan Nagodang, Kepala Desa Perkebunan Nagodang, seluruh perangkat Desa Perkebunan Nagodang dan perwakilan dari pihak perusahaan PT PP LONSUM yang biasanya mengutus manajer kebun atau asisten kebun untuk menghadiri rapat gabungan. Hal ini

dipertegas melalui hasil petikan wawancara dengan Kades Perkebunan Nagodang Bapak Suwoyo yang mengatakan.

“ Dalam setiap rapat ataupun pertemuan yang bertujuan untuk membahas tentang kebijakan atau hal yang penting menyangkut desa, kami tidak pernah lupa mengundang perusahaan untuk ikut dalam rapat, ini merupakan tanda kami tetap memberi tempat bagi perusahaan untuk dapat memberi masukan dan saran dalam pembuatan kebijakan yanag tepat bagi desa.”49

Langkah selanjutnya setelah RANPERDES tersebut telah melalui proses pembahasan dan mendapatkan kesepakatan bersama melalui persetujuan BPD Desa Perkebunan Nagodang dan seluruh perangkat Desa Perkebunan Nagodang, maka tidak menutup kemungkinan adanya perubahan – perubahan yang bertujuan untuk menyempurnakan isi dan materi RANPERDES yang diajukan oleh perangkat Desa Perkebunan Nagodang maupun draft RANPERDES yang Selanjutnya dalam rapat ini ketua BPD Desa Perkebunan Nagodang yakni bapak Suharto akan memberi pemaparan mengenai latar belakang dan tujuan dari pembuatan Rancangan Peraturan Desa atau PERDES. Selanjutnya sebagai langkah pengumpulan aspirasi dilakukan sesi tanya jawab antara BPD Desa Perkebunan Nagoang dengan perangkat desa yang sama dan dilanjutkan penyerahan draft RANPERDES kepada Bapak Suwoyo sebelum pembahasan mulai dilakukan. Pada saat rapat pembahasan berlangsung, maka satu persatu masalah atau kendala yang dihadapi dalam proses pembuatan RANPERDES tersebut dibahas satu persatu dengan draft dibaca oleh Bapak Suharto dan akan ditetapkan oleh Bapak Suwoyo selaku Kepala Desa Perkebunan Naagodang.

49

diajukan oleh BPD Desa Perkebunan Nagodang agar sesuai standar pembuatan kebijakan dan sesuai dengan kepentingan umum.

Selanjutnya setelah dilakukan pembahasan, maka dilakukan langkah selanjutnya yakni penyepakatan yang dilakukan di Desa Perkebunan Nagodang. Pada Desa Perkebunan Nagodang ini sistem penyepakatan lebih sering menggunakan cara kesepakatan terpusat dimana keputusan Kepala Desa biasanya langsung diketuk palu menjadi keputusan final yang disetujui oleh seluruh stake holder yang terlibat dalam pembuatan kebijakan Desa di Desa Perkebunan Nagodang.

C. Tahap YuridisPembuatan Kebijakan Desa di Desa Perkebunan

Nagodang

Setelah proses inisiasi dan sisio politis dalam pembuatan rancangan peraturan desa selesai dilakukan, maka agar rancangan tersebut dapat diterapkan dan agar memiliki dampak yang mengikat maka rancangan tersebut harus ditetapkan status hukumnya menjadi PERDES. Maka untuk itu Bapak Suwoyo selaku Kepala Desa Perkebunan Nagodang bersama Bapak Suharto sebagai ketua BPD Desa Perkebunan Nagodang menetapkan Rancangan Peraturan Desa tersebut menjadi sebuah Peraturan Desa yang sesuai dengan Pasal 55 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2005 tentang Desa. Peraturan Desa berlaku sejak ada ketetapan dari Kepala Desa50

50

PP RI No 72 tahun 2005 tentang Desa. Loc. cit.

dimaksud pada ayat (1) diatas merupakan penjabaran lebih lanjut dari peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dengan memperhatikan kondisi sosial budaya masyarakat setempat yakni kondisi sosial budaya masyarakat Desa Perkebunan yakni secara khusus Desa Perkebunan Nagodang yang berbeda jika dibandingkan dengan masyarakat yang berada di Desa dataran.

Setelah aspek – aspek diatas telah terpenuhi, maka pembuatan kebijakan desa dapat dikatakan sudah berjalan sesuai prosedur tanpa ada pihak – pihak terkait yang tidak terakomodir. Hal ini tentu saja akan dilihat dan dibuktikan dari contoh kasus yang akan dibahas dalam penelitian ini yakni tentang pembuatan kebijakan PAM SWAKARSA yang dilakukan oleh Desa Perkebunan Nagodang.

3.2. Kronologis Pembuatan Rancangan Peraturan Desa Tentang