• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah ditemukan dan pembahasan penelitian. Peneliti memberikan saran yang diharapkan dapat berguna bagi peneliti selanjutnya atau bagi kepentingan peneliti selanjunya. Saran tersebut dipaparkan sebagai berikut.

1. Penelitian ini saya sadari masih jauh dari kata sempurna sehingga diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengembangkan dengan kajian yang berbeda dan subjek yang berbeda.

2. Penelitian ini terbatas pada penelitian dan pembahasan tingkat kedwibahasaan mahasiswa PBSI angkatan 2015, FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Maka, bagi peneliti bahasa, penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian lebih lanjut yang tidak hanya membahas tingkat

kedwibahasaan namun diharapkan peneliti selanjutnya dapat membahas faktor penggunaan kedwibahasaan.

3. Peneliti hanya menemukan beberapa tingkat kedwibahasaan majemuk dan kordinatif, hasil dari analisis data dan pembahasan lebih banyak menemukan tingkat kedwibahasaan subordinatif. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menemukan data tuturan yang mempunyai tigkat kedwibahasaan koordinatif dan tingkat kedwibahasan majemuk lebih banyak lagi.

76

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Alek & H. Ahmad HP. 2012. Linguistik Umum. Jakarta: Erlangga. Aslinda dan Lani & Leni Syahfyahya. 2014. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung:

Refika Aditama.

Arikunto, Suharsimi. 2003. Prosedur Penelitian, Suatu Praktek. Jakarta: Bina Aksara.

Alwasilah, A. Chaer. 1990. Sosiologi Bahasa. Bandung: Angkasa.

Baryadi, 1 Praptomo. 2015. Teori-Teori Linguistik Pascasttruktural Memasuki

Abad ke-21. Yogyakarta. PT Kanisius.

Chaer, Abdul & Leonie Agustina. 2004. Sosiolinguistik. Jakarta: Rineka Cipta. Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Damayanti, Welsi. 2014.Penggunaan Kedwibahasaan Sebagai Media Komunikasi

Penjual Asesoris Toko Rock Stuff Plaza Parahyangan Bandung. Jurnal

Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.1, Februari 2014 Jurusan MKDU FPIPS, Universitas Pendidikan Indonesia.

Furchan, Arief. 1982. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Kamaruddin. 1989. Kedwibahasaan dan Pendidikan Dwibahasa (Pengantar). Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan Pengembangan. Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Keraf, Gorys. 2004. Komposisi. Ende: Nusa Indah.

Murwanti, Hermi. 2002. Variasi Rubrik-Rubrik pada Media Sekolah Menengah

Umum di Kotamadya Yogyakarta dan Relevansinya dengan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMU: Suatu Tinjaun Sosiolinguistik. Skripsi S1.

Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasan dan Sastra Indonesia, FKIP USD Yogyakarta.

Moleong, Lexy. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

M.S, Mahsun. 2007. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode dan

Nababan. 1984. Sosiolinguistik Suatu Pengantar.Jakarta: Gramedia: Pustaka Irama.

Nababan. P.W.J. 1992. Survei Kedwibahasaan di Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

Pranowo. (2014). Teori Belajar Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

2015.Optimalisasi Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Wahana

Pembentukan Metode dan Karakter di Era Globaisasi Menuju Indonesia Emas. Jakarta: Universitas Sanata Dharma.

Rahardi, Kunjana. 2005. Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta. Erlangga.

Sancha, Silvia. 2012. Penggunaan Dwibahasa (Indonesia-Jawa) oleh Warga

Keturunan Etnis Tionghoa di Ketandan Kota Yogyakarta. Skripsi S1.

Yogyakarta:Program Studi Pendidikan Bahasa Daerah, FBS UNY Yogyakarta.

Saunir. 2008. “Profil Kedwibahasaan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Inggris”.

Didaktika: Jurnal Bahasa dan Pendidikan Bahasa. 2 (2) Jurusan Bahasa dan

Sastra Inggris FBS UHP Padang, Universitas Negri Padang.

Sudaryanto. 2015.Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Sanata Dharma Universitas Press.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Afabeta.

Soewandi, Slamet. 1995. Kedwibahasaan Pengertian, Implikasi, dan Kenyataan

Empirisnya dalam Pendidikan Bahasa. Yogyakarta: Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

Soemarsono, dan Paina Partana. 2002. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Sabda. Tarigan, Henry Guntur. 1988. Pengajaran Kedwibahasaan. Bandung: Angkasa.

78

TRIANGULASI DATA

Triangulasi Data dan Hasil Penelitian Skripsi dengan Judul “Kajian Sosiolinguistik Tingkat Kedwibahasaan Mahasiswa PBSI Angkatan 2015, FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta di Luar Pembelajaran”

Oleh: Zella Sekar Arum Putri Pembimbing: Prof. Dr. Pranowo, M.Pd. Petunjuk Trianggulasi:

1. Berilah tanda centang (√) pada kolom SETUJU atau TIDAK SETUJU yang menggambarkan penilaian anda terhadap hasil analisis tingkat kedwibahasaan dan fungsi kedwibahasaan.

2. Berilah catatan pada kolom komentar yang dapat membantu kebenaran hasil analisis tingkat kedwibahasaan dan fungsi kedwibahasaan.

3. Setelah mengisi tabulasi data, triangulator membubuhi tanda tangan pada akhir.

No.

Data Rumusan

Masalah Trianggulasi

Komentar

Tuturan Konteks Sosial Tingkat

Kedwibahasaan Setuju

Tidak Setuju 1. So: Din, kowe gelem

ora lipstik focallure? Di: Focallure apa?

So: Tapi warnane

coklat banget.

O1= penutur adalah seorang mahasiswa berjenis kelamin perempuan berusia 22 tahun. O2= mitra tutur merupakan seorang mahasiswa berjenis

dengan lancar karena mitra tutur dapat menjelaskan pada penutur terkait prodak kecantikan berupa lipstik. M= penutur menawarkan prodak kecantikan berupa lipstick yang berwarna coklat kepada mitra tutur. A= tidak ada orang ketiga. U= pertuturan diawali oleh penutur dan ditanggapi oleh mitra tutur. B= pertuturan membahas warna lipstik yang ditawarkan kepada mitra tutur. I= pertuturan terjadi secara langsung dengan bahasa lisan. C= mitra tutur nampak ragu-ragu untuk menerima tawaran penutur. A= pertuturan terjadi di perpustakan Universitas Sanata Dharma pada hari Selasa, 26 Februari 2019 dengan situasi cukup hening dan tidak resmi diruang diskusi. R= tidak ada wacana. A= penutur dan mitra tutur menggunakan bahasa Jawa dan

bahasa Indonesia selama pertuturan berlangsung.

2. Ty: BTW, kemarin Ayu ulang tahun.

Di: Storyne ndelok ora? Ty: Storyne ndelok, “terima kasih sudah datang”.

O1= penutur adalah seorang mahasiswa berjenis kelamin perempuan berusia 22 tahun. O2= mitra tutur merupakan seorang mahasiswa berjenis kelamin perempuan berusia 22 tahun. E= pertuturan terjadi dengan lancar karena mitra tutur dapat memberikan respon kepada mitra tutur terhadap topik yang sedang dibicarakan. M= penutur membicarakan cerita sosial media yang ditulis oleh salah satu teman kelasnya. A= tidak ada orang ketiga. U= pertuturan diawali oleh penutur dan ditanggapi oleh mitra tutur. B= pertuturan membahas cerita yang ditulis teman kelasnya di salah satu sosial media. I= pertuturan terjadi secara langsung dengan bahasa lisan. C= mitra tutur nampak

bersemangat untuk

membicarakan topik yang dimulai oleh penutur. A=

sedang di pastoran Kota Baru dengan situasi hujan deras dan tidak formal. R= story. A= penutur dan mitra tutur menggunakan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia selama pertuturan berlangsung.

3. Gi: Kowe le bali pie udan? Mesakke.

Di: Padahal sek ngarep zella.

Gi: Ngeyup tempat

makan sek wae! Wes rada trenceng iki..

O1= penutur adalah seorang mahasiswa berjenis kelamin perempuan berusia 22 tahun. O2= mitra tutur merupakan seorang mahasiswa berjenis kelamin perempuan berusia 22 tahun. E= pertuturan terjadi dengan lancar karena mitra tutur dapat memberikan respon kepada mitra tutur terhadap topik yang sedang dibicarakan. M= penutur menanyakan cara pulang karena hujan deras kepada mitra tutur. A= Fe sebagai orang ketiga. U= pertuturan diawali oleh penutur dan ditanggapi oleh mitra tutur dengan jelas. B= pertuturan menanyakan cara pulang

kepada mitra tutur dan membujuk untuk makan dan pulang kalua hujan sudah reda. I= pertuturan terjadi secara langsung dengan bahasa lisan. C= mitra tutur nampak memberikan jawaban yang jelas kepada penutur. A= pertuturan terjadi pada hari Senin, 25 Februari 2019 ketika sedang di pastoran Kota Baru dengan situasi hujan deras dan tidak formal. R= tidak ada wacana. A= penutur dan mitra tutur menggunakan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia selama pertuturan berlangsung. 4. Yo: Hooh, koyo

Bapake, “Pak Puji”. Ba: Hayo kae nek ngajar, jam’e rampung malah terus wae. An: Bapaknya Pak Ga? Ba: Hooh, Pak Pu kae.

O1= penutur adalah seorang mahasiswa berjenis kelamin pria berusia 22 tahun. O2= mitra tutur merupakan seorang mahasiswa berjenis kelamin pria berusia 22 tahun. E= pertuturan terjadi dengan lancar karena mitra tutur dapat memberikan respon kepada mitra tutur terhadap topik yang sedang dibicarakan. M=

dirasakan. A= An sebagai orang ketiga. U= pertuturan diawali oleh penutur dan ditanggapi oleh mitra tutur dengan jelas. B= pertuturan memberikan informasi kepada mitra tutur. I= pertuturan terjadi secara langsung dengan bahasa lisan. C= mitra tutur nampak memberikan jawaban yang jelas kepada penutur. A= pertuturan terjadi pada hari Selasa, 19 Februari 2019 ketika sedang di rumah makan dan situasi tidak formal. R= tidak ada wacana. A= penutur dan mitra tutur menggunakan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia selama pertuturan berlangsung.

5. Yo: Ngono kuwi to model‟e, nek aku ki langsung, ngasi setengah jam nek konsultasi. Bi: Aku yo ngono kuwi model’e Pak, malah

O1= penutur adalah seorang mahasiswa berjenis kelamin pria berusia 24 tahun. O2= mitra tutur merupakan seorang mahasiswa berjenis kelamin pria berusia 23 tahun. E=

penak langsung digarap.

pertuturan terjadi dengan lancar karena mitra tutur dapat memberikan respon kepada mitra tutur terhadap topik yang sedang dibicarakan. M= penutur memberikan cerita cara konsultasi kepada mitra tutur. A= tidak ada orang ketiga. U= pertuturan diawali oleh penutur dan ditanggapi oleh mitra tutur dengan jelas. B= pertuturan menceritakan cara konsultasi. I= pertuturan terjadi secara langsung dengan bahasa lisan. C= mitra tutur nampak memberikan jawaban yang jelas kepada penutur. A= pertuturan terjadi pada hari Kamis, 14 Februari 2019 ketika sedang di depan secretariat PBSI dengan situasi lalu lalang orang lewat dan tidak formal. R= tidak ada wacana. A= penutur dan mitra tutur menggunakan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia selama pertuturan berlangsung.

6. chatingan.

Yo: Yoi hehe, kan dia yang chatting gue, eh aku ndisik.

mitra tutur merupakan seorang mahasiswa berjenis kelamin perempuan berusia 22 tahun. E= pertuturan terjadi dengan lancer dan bersemangat karena mitra tutur dapat memberikan respon kepada mitra tutur terhadap topik yang sedang dibicarakan. M= penutur membicarakan soal salah satu teman seangkatan yang memberikan pesan kepada penutur. A= tidak ada orang ketiga. U= pertuturan diawali oleh penutur dan ditanggapi oleh mitra tutur. B= pertuturan membahas teman angkatan yang menceritakan sesuatu kepada si penutur. I= pertuturan terjadi secara langsung dengan bahasa lisan. C= mitra tutur nampak

bersemangat untuk

membicarakan topik yang dimulai oleh penutur. A= pertuturan terjadi pada hari

Kamis, 14 Februari 2019 ketika sedang duduk di depan sekretariat PBSI dengan situasi tidak formal. R= tidak ada. A= penutur dan mitra tutur menggunakan bahasa Jawa, bahasa Inggris dan bahasa Indonesia selama pertuturan berlangsung.

7. Di: Aku wes ora sariawan Yas, selama beberapa minggu. Ty: Hla iki ngopo meneh?

Di: Tiba-tiba ki muncul meneh, gara-gara disikat ketoke.

O1= penutur adalah seorang mahasiswa berjenis kelamin perempuan berusia 22 tahun. O2= mitra tutur merupakan seorang mahasiswa berjenis kelamin perempuan berusia 22 tahun. E= pertuturan terjadi dengan lancar karena mitra tutur dapat memberikan respon kepada mitra tutur terhadap topik yang sedang dibicarakan. M= penutur bercerita mengenai kondisi kesehatan penutur. A= tidak ada orang ketiga. U= pertuturan diawali oleh penutur dan ditanggapi oleh mitra tutur. B= pertuturan membahas penyakit yang

langsung dengan bahasa lisan. C= mitra tutur nampak heran dan memiliki rasa ingin tahu tentang apa yang dialami si penutur. A= pertuturan terjadi pada hari Senin, 18 Februari 2019 di PKL Resto dengan situasi tidak formal. R= tidak ada wacana. A= penutur dan mitra tutur menggunakan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia selama pertuturan berlangsung.

8. Ty: Ayo joinan tuku anting!

Pe: Apik yo, pironan? Ty: Iki eneng promo seng 100k dapat 5. Pe: Mengko ndadak tuku 5?

Ty: Yora mengko nek tuku 5 kakean, mengko golek wong 5 sopo-sopo. Apik nggo njagong-njagong.

O1= penutur adalah seorang mahasiswa berjenis kelamin perempuan berusia 22 tahun. O2= mitra tutur merupakan seorang mahasiswa berjenis kelamin perempuan berusia 22 tahun. E= pertuturan terjadi dengan lancar karena mitra tutur dapat memberikan respon kepada mitra tutur terhadap topik yang sedang dibicarakan. M= penutur membicarakan promosi anting-anting yang

ditawarkan di salah satu media sosial. A= tidak ada orang ketiga. U= pertuturan diawali oleh penutur dan ditanggapi oleh mitra tutur. B= pertuturan membahas promo anting-anting dan kegunaannya. I= pertuturan terjadi secara langsung dengan bahasa lisan. C= mitra tutur nampak

bersemangat untuk

membicarakan topik yang dimulai oleh penutur. A= pertuturan terjadi pada hari Senin, 25 Februari 2019 ketika sedang di depan kapel Bintang Samudra Universitas Sanata Dharma dengan situasi tidak formal. R= tidak ada wacana. A= penutur dan mitra tutur menggunakan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia selama pertuturan berlangsung.

9. Wi: Assalamualaikum teman-teman…

Tt: Walaikumsalam.

O1= penutur adalah seorang mahasiswa berjenis kelamin perempuan berusia 22 tahun. O2= mitra tutur merupakan seorang mahasiswa berjenis

Koordinatif atau sejajar.

dengan lancar karena mitra tutur dapat memberikan respon kepada mitra tutur terhadap topik yang sedang dibicarakan. M= penutur memberikan salam kepada mitra tutur. A= tidak ada orang ketiga. U= pertuturan diawali oleh penutur dan ditanggapi oleh mitra tutur dengan jelas. B= pertuturan memberikan salam sapaan hangat. I= pertuturan terjadi secara langsung dengan bahasa lisan. C= mitra tutur nampak memberikan jawaban yang tegas kepada penutur. A= pertuturan terjadi pada hari Senin, 25 Februari 2019 di depan kapel Bintang Samudra kampus Universitas Sanata Dharma dengan situasi gaduh dan tidak formal. R= tidak ada wacana. A= penutur dan mitra tutur menggunakan bahasa Arab bahasa Jawa, dan bahasa Indonesia selama pertuturan

berlangsung. 10. Na: Apik mantole

transparan.

Gi: Ndemok-ndemok! nek apik mantole, hahaha.

O1= penutur adalah seorang mahasiswa berjenis kelamin perempuan berusia 22 tahun. O2= mitra tutur merupakan seorang mahasiswa berjenis kelamin pria berusia 22 tahun. E= pertuturan terjadi dengan lancar karena mitra tutur dapat memberikan respon kepada mitra tutur terhadap topik yang sedang dibicarakan. M= penutur membicarakan jas hujan yang digunakan saah satu temannya. A= tidak ada orang ketiga. U= pertuturan diawali oleh penutur dan ditanggapi oleh mitra tutur. B= pertuturan membahas jas hujan yang dipuji oleh si penutur dan ditanggapi oleh mitra tutur. I= pertuturan terjadi secara langsung dengan bahasa lisan. C= mitra tutur nampak bersemangat untuk mengolok-ngolok penutur. A= pertuturan terjadi pada hari Senin, 25 Februari 2019 ketika sedang di

dengan situasi tidak formal. R= tidak ada wacana. A= penutur dan mitra tutur menggunakan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia selama pertuturan berlangsung.

11. Ag: Aku gur muni, “Opo kowe nak rapopo to Din? Kok paket

lengkap, sikut

barang?”.

Pe: Neng jarene keseret, tapi yo untungno rapopo sih, maksute yo dek‟e bersyukur untunge iseh selamet.

O1= penutur adalah seorang mahasiswa berjenis kelamin perempuan berusia 22 tahun. O2= mitra tutur merupakan seorang mahasiswa berjenis kelamin perempuan berusia 22 tahun. E= pertuturan terjadi dengan lancar karena mitra tutur dapat memberikan respon kepada mitra tutur terhadap topik yang sedang dibicarakan. M= penutur membicarakan saat menanyakan keadaan ke salah satu temannya yang mengalami kecelakaan. A= tidak ada orang ketiga. U= pertuturan diawali oleh penutur dan ditanggapi oleh mitra tutur. B= pertuturan membahas cerita keadaan salah satu

temannya. I= pertuturan terjadi secara langsung dengan bahasa lisan. C= mitra tutur nampak prihatin untuk membicarakan topik yang dimulai oleh penutur. A= pertuturan terjadi pada hari Senin, 01 April 2019 ketika di kantor BAA Universitas Sanata Dharma dengan situasi tidak formal. R= tidak ada wacana. A= penutur dan mitra tutur menggunakan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia selama pertuturan berlangsung.

12. Pe: Takira arep konsul. Ok: Ora mengko meng numpuk tok. Iki meh ngeprint aku. Kowe garap?

Peneliti: Hooh, meh garap iki.

O1= penutur adalah seorang mahasiswa berjenis kelamin perempuan berusia 22 tahun. O2= mitra tutur merupakan seorang mahasiswa berjenis kelamin pria berusia 22 tahun. E= pertuturan terjadi dengan lancar karena mitra tutur dapat memberikan respon kepada mitra tutur terhadap topik yang sedang dibicarakan. M= penutur menanyakan kegiatan kepada mitra tutur. A= tidak

dan ditanggapi oleh mitra tutur dengan jelas. B= pertuturan memberikan cerita kegiatan. I= pertuturan terjadi secara langsung dengan bahasa lisan. C= mitra tutur nampak memberikan jawaban yang tegas kepada penutur. A= pertuturan terjadi pada hari Senin, 01 April 2019 di perpustakaan kampus Universitas Sanata Dharma dengan situasi tenang dan tidak formal. R= tidak ada wacana. A= penutur dan mitra tutur menggunakan bahasa Jawa, dan bahasa Indonesia selama pertuturan berlangsung.

13. Fe: Kowe nggawe apa nes, pas arep tes TKBI?

Ag: Nggawe

rancangan tanya

jawab beberapa doang. Fe: Iku pertanyaane angel ora?

Ag: Ora

O1= penutur adalah seorang mahasiswa berjenis kelamin perempuan berusia 22 tahun. O2= mitra tutur merupakan seorang mahasiswa berjenis kelamin perempuan berusia 22 tahun. E= pertuturan terjadi dengan lancar karena mitra

tutur dapat memberikan respon kepada mitra tutur terhadap topik yang sedang dibicarakan. M= penutur membicarakan tes TKBI yang telah dilalui mitra tutur. A= tidak ada orang ketiga. U= pertuturan diawali oleh penutur dan ditanggapi oleh mitra tutur. B= pertuturan membahas rancangan tanya jawab tes TKBI. I= pertuturan terjadi secara langsung dengan bahasa lisan. C= mitra tutur

nampak memberikan

tanngapan apa adanya kepada penutur. A= pertuturan terjadi pada hari Senin, 01 April 2019 ketika di ruang Perpustakaan Universitas Sanata Dharma dengan situasi tidak formal. R= tidak ada wacana. A= penutur dan mitra tutur menggunakan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia selama pertuturan berlangsung.

14. Gi: Eh Mangan yo? anyar to kunu kuwi? Pe: Aku kok raseneng

O1= penutur adalah seorang mahasiswa berjenis kelamin perempuan berusia 22 tahun.

kui embuh enak ora? kelamin perempuan berusia 22 tahun. E= pertuturan terjadi dengan lancar karena mitra tutur dapat memberikan respon kepada mitra tutur terhadap topik yang sedang dibicarakan. M= penutur memberikan saran kepada mitra tutur. A= tidak ada orang ketiga. U= pertuturan diawali oleh penutur dan ditanggapi oleh mitra tutur dengan jelas. B= pertuturan memberikan ajakan makan. I= pertuturan terjadi secara langsung dengan bahasa lisan. C= mitra tutur nampak memberikan jawaban yang tegas kepada penutur. A= pertuturan terjadi pada hari Jumat, 22 Maret 2019 di belakang kelas K22 kampus Universitas Sanata Dharma dengan situasi gaduh dan tidak formal. R= tidak ada wacana. A= penutur dan mitra tutur menggunakan bahasa Jawa dan

bahasa Indonesia selama pertuturan berlangsung.

15. Ag: Kepiye ceritane kok isa ngunu ki?

Di: Wingi ki ketok‟e mobil ijeh adoh to, tapi ki dee ngerem ndadak jut aku nyrempet pinggire.

Fe: Trus ra tanggung jawab tinggal lungo?

Dinda: Ya mandek

nakoni “nggak apa-apa to mbak? Soalnya mbaknya tadi keseret jauh banget hlo?”, terus aku muni “nggak apa-apa”.

Fe: Oh kowe rasadar Din?

Di: Hooh, lagi ndelok kok akeh getih.

O1= penutur adalah seorang mahasiswa berjenis kelamin perempuan berusia 22 tahun. O2= mitra tutur merupakan seorang mahasiswa berjenis kelamin perempuan berusia 22 tahun. E= pertuturan terjadi dengan lancar karena mitra tutur dapat memberikan respon kepada mitra tutur terhadap topik yang sedang dibicarakan. M= penutur menanyakan jalan cerita yang telah terjadi saat kecelakaan kepada mitra tutur. A= Fe sebagai orang ketiga. U= pertuturan diawali oleh penutur dan ditanggapi oleh mitra tutur dengan jelas. B= pertuturan menceritakan kejadian saat mitra tutur mengalami kecelakaan untuk menjawab pertanyaan penutur. I= pertuturan terjadi secara langsung dengan bahasa lisan. C= mitra tutur nampak memberikan jawaban yang

Koordinatif atau sejajar

Senin, 01 April 2019 di rumah Di dengan situasi sepi. R= tidak ada wacana. A= penutur dan mitra tutur menggunakan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia selama pertuturan berlangsung.

16. Fe: Tumben banget dia

naik monor

pelan-pelan, Sumpah ya din, di sebelah kanan pada nyelip-nyelip. Bocah ki ngapa to, kok sui

banget ki numpak

montor’e?

Di: Mending koyo ngunu deh, sesok aku ngunu kui nek numpak motor.

O1= penutur adalah seorang mahasiswa berjenis kelamin perempuan berusia 22 tahun. O2= mitra tutur merupakan seorang mahasiswa berjenis kelamin perempuan berusia 22 tahun. E= pertuturan terjadi dengan lancar karena mitra tutur dapat memberikan respon kepada mitra tutur terhadap topik yang sedang dibicarakan. M= penutur membicarakan kejadian yang dialami saat di jalan. A= tidak ada orang ketiga. U= pertuturan diawali oleh penutur dan ditanggapi oleh mitra tutur. B= pertuturan membahas cerita yang dialami saat berkendara. I= pertuturan

terjadi secara langsung dengan bahasa lisan. C= mitra tutur

nampak memberikan

tanngapan apa adanya kepada penutur. A= pertuturan terjadi pada hari Senin, 01 April 2019 ketika di rumah Di dengan situasi tidak formal. R= tidak ada wacana. A= penutur dan mitra tutur menggunakan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia selama pertuturan berlangsung.

17. Ag: “Candy”, weh ramengo.

Di: Coba aku sek nyeluk. “Candy?”. Ag: Weh mengo.

“Aku tu nggak budek tau”.

O1= penutur adalah seorang mahasiswa berjenis kelamin perempuan berusia 22 tahun. O2= mitra tutur merupakan seorang mahasiswa berjenis kelamin perempuan berusia 22 tahun. E= pertuturan terjadi dengan lancar karena mitra tutur dapat memberikan respon kepada mitra tutur terhadap topik yang sedang dibicarakan. M= penutur membicarakan hewan peliharaan si mitra tutur. A= tidak ada orang ketiga. U= pertuturan diawali

terjadi dengan memanggil hewan peliharaan. I= pertuturan terjadi secara langsung dengan bahasa lisan. C= mitra tutur nampak memberikan tanngapan kepada penutur dengan mengibaratkan hewan peliharaannya bisa berbicara. A= pertuturan terjadi pada hari Senin, 01 April 2019 ketika di rumah Di dengan situasi tidak resmi. R= tidak ada wacana. A= penutur dan mitra tutur menggunakan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia selama pertuturan berlangsung.

18. Mu: Aku ki ngerem ndadak to, tapi aku

rafokus, tapi aku

ngantuk banget

posisine. Aku kan

ngantuk, ana mobil ngerem ndadak. Aku meh menghindari tapi aku malah tibo, ya

O1= penutur adalah seorang mahasiswa berjenis kelamin perempuan berusia 22 tahun. O2= mitra tutur merupakan seorang mahasiswa berjenis kelamin perempuan berusia 22 tahun. E= pertuturan terjadi dengan lancar karena mitra

Dokumen terkait