• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.2. Saran

A. Tingkat Pusat

1. Pihak Kementerian Kesehatan lebih meningkatkan sosialisasi dan pembinaan tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit berbasis Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1087 Tahun 2010 melalui sistem berjenjang dan dilengkapi pedoman pelaksanaan.

B. Tingkat Daerah

1. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara perlu membuat penekanan agar kesehatan dan keselamatan kerja betul-betul diterapkan.

2. Dinas Kesehatan Pemerintahan Kota Medan hendaknya lebih peduli dengan K3RS, dengan membuat peraturan daerah khusus yang diberlakukan di daerahnya sehingga bisa mengawasi pelaksanaan K3RS, diikuti dengan tindakan sanksi bagi yang tidak menerapkannya.

3. Dinas Kesehatan memberlakukan bahwa Standar Kesehatan dan Keselamatan kerja harus menjadi persyaratan mutlak dalam

pemberian izin pendirian suatu rumah sakit dalam rangka perlindungan publik dan pekerja di rumah sakit.

C. Tingkat Rumah Sakit

1. Kepala Kesehatan Komando Daerah Militer (KAKESDAM) selain melaksanakan tugas dan fungsi utamanya dalam pelayanan terpadu kesehatan militer juga berkewajiban menindaklanjuti laporan hasil evaluasi dan rekomendasi dari Kepala Rumah Sakit tentang penyelenggaraan program K3 di Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam I BB Medan.

2. Kepala Rumah Sakit perlu konsisten dan komprehensif dalam implementasi pemenuhan standar K3 mulai dari penyusunan program K3 hingga memahami langkah-langkah dan strategi pelaksanaan K3 dalam rangka terciptanya rumah sakit yang nyaman, sehat, dan aman yang pada akhirnya bermuara pada pemenuhan akreditasi Rumah Sakit sehingga implementasi pemenuhan standar K3 RS dapat dipertahankan kontinuitasnya, 3. Pihak eselon pimpinan, eselon pembantu pimpinan, eselon

pelayanan dan eselon pelaksana Rumah Sakit lebih meningkatkan sosialisasi mengenai fungsi K3 di rumah sakit kepada siapa saja yang berada di rumah sakit termasuk dokter, perawat, pasien serta tenaga medis maupun non medis lainnya. Hal ini diperlukan agar

dapat meminimalkan tindakan berisiko bagi dirinya sendiri maupun orang lain.

4. Pihak eselon pimpinan, eselon pembantu pimpinan, eselon pelayanan dan eselon pelaksana Rumah Sakit mengoptimalkan fungsi K3RS yang ada yaitu dengan cara melakukan pelatihan terkait Sistem Manajemen K3 Rumah Sakit sehingga pekerja yang kerjanya terkait dengan K3RS akan lebih berkompeten dalam pekerjaannya.

5. Pihak eselon pimpinan, eselon pembantu pimpinan, eselon pelayanan dan eselon pelaksana Rumah Sakit harus mempersiapkan diri dengan melaksanakan standar prosedur operasional (SPO) K3 RS sesuai dengan peraturan perundangan dan ketentuan mengenai K3 lainnya yang berlaku.

6. Pihak eselon pimpinan, eselon pembantu pimpinan, eselon pelayanan dan eselon pelaksana Rumah Sakit melakukan identifikasi sumber bahaya, penilaian dan pengendalian faktor risiko yang ada dibagian masing-masing dan melakukan evaluasi untuk menilai kinerja masing-masing dan selanjutnya memberikan laporan hasil evaluasi secara berkala kepada Kepala Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam I BB Medan.

7. Kepala Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam I BB Medan menindaklanjuti hasil evaluasi yang diterima dari pihak eselon

pimpinan, eselon pembantu pimpinan, eselon pelayanan dan eselon pelaksana Rumah Sakit tentang penyelenggaraan K3 dan memberikan rekomendasi kepada Kepala Kesehatan Komando Daerah Militer (KAKESDAM) untuk dilakukan tindakan perbaikan yang bersifat jangka pendek dan jangka panjang.

a. Jangka pendek : tingkat pencapaian maksimal 1 tahun, fokus kepada yang bersifat administrasi dan tidak membutuhkan biaya besar, yaitu pemenuhan dokumen K3 rumah sakit, melaksanakan kegiatan surveilens kegiatan kerja, penyediaan alat pemadam api / kebakaran, melakukan identifikasi B3, melaksanakan rekruitmen SDM K3 yang memenuhi kualifikasi dan kompetensinya dan menyusun program pendidikan, pelatihan dan pengembangan SDM K3 rumah sakit.

b. Jangka panjang : tingkat pencapaian maksimal 5 tahun, melakukan renovasi bangunan sesuai dengan standar pemenuhan K3 rumah sakit, adapun standar yang dimaksud yaitu :

- Standar teknis sarana, seperti : lantai, dinding, pintu, jendela, plafon, ventilasi dan atap rumah sakit

- Standar teknis prasarana, seperti : pencegahan dan penanggulangan kebakaran, CCTV, prasarana gas medis,

dan bangunan yang menggunakan bahan beracun berbahaya.

DAFTAR PUSTAKA

Alli, B.O., 2009, Fundamental Principles of Occupational Health and Safety, Second Edition, Geneva: International Labour Office.

Australian Government, 2005, The Principles of Effective OHS Risk Management, Commonwealth of Australia, Canberra.

Charney, W., 2010, Handbook of Modern Hospital Safety, Second Edition, CRC Press; Second Edition, Boca Raton, New York.

Departemen Kesehatan RI, 2009, Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS), Jakarta.

Directorate General for Employment, Social Affairs and Inclusion of European Commission, 2011, Occupational Health and Safety Risks in The Healthcare Sector, Guide to Prevention and Good Practice, Publications Office of the European Union, Luxembourg.

Doyle, J., 2013, Occupational Health and Safety Risk in Public Hospitals, Victorian Government Printer, Melbourne.

EHSC-RSC (Health, Safety, and Environment Committee-Royal Society of Chemistry), 2009, Note on: Occupational Health and Safety Management

System. L

Health and Safety Authority (HSA), 2006, Auditing a Safety and Health Management System, A Safety and Health Audit Tool for the Healthcare Sector, Republic of Ireland.

Imron, M. dan A. Munif, 2010, Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan, Buku Ajar untuk Mahasiwa Cetakan Pertama, Jakarta: CV Sagung Seto.

Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1087 Tahun 2010 tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit.

Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 432 Tahun 2007 tentang Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Rumah Sakit.

Laporan Tahunan Rumah Sakit Tingkat II Kesdam I BB, 2012, Medan. OSHA, 2003, OSHA: Employee Workplace Rights, US: Department of Labor.

OSHA (Occupational Safety and Health Administration), 2008, Hospitals and Community Emergency Response, What You Need to Know, Department of Labor USA.

Pomfret, B., 2004, Occupational Health and Safety Management System Auditing

Public Services Health and Safety Association (PSHSA), 2010, Health and Safety

Management Systems, Fast Fact, Toronto.

Ramli, S., 2006, “New Paradigm” untuk Meningkatkan Kinerja K3, Makalah Konvensi Nasional K3 Ke-VI, Diselenggarakan oleh Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional, Jakarta.

Sadleir, B., Environmental and Occupational Health Issues in Hospitals (bsadleir@orion-online.com.au).

Sugiyono, 2004, Statistik untuk Penelitian, Cetakan Keenam, Bandung: CV Alfabeta. Tweedy, J.T., 2005, Healthcare Hazard Control and Safety Management, Second

Edition, New York: CRC Press Taylor and Francis Group. Undang Undang RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

Undang Undang RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

Victorian Government Department of Human Services, 2003, Occupational Health and Safety Management, Published by Metropolitan Health and Aged Care Services Division and Rural and Regional Health and Aged Care Services Division, Melbourne.

LAMPIRAN

DAFTAR PERIKSA (CHECK LIST) DAN

DATA IMPLEMENTASI PEMENUHAN STANDAR K3 RS

DI RUMAH SAKIT TINGKAT II PUTRI HIJAU KESDAM I BB MEDAN

1. Standar Pelayanan K3 RS

1.1.Standar pelayanan kesehatan kerja di Rumah Sakit

No. Uraian Pemenuhan

Ya Tidak 1. Dilakukan pemeriksaan kesehatan sebelum kerja bagi SDM

Rumah Sakit:

a. Pemeriksaan fisik lengkap; b. Kesegaran jasmani;

c. Pemeriksaan penunjang dasar (foto thorax, laboratorium rutin, EKG);

d. Pemeriksaan lain yang dianggap perlu;

e. Jika 3 bulan sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh dokter (pemeriksaan berkala), tidak ada keragu-raguan maka tidak perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja.

√ √ √ √ √

Bila tidak dipenuhi, apa kendalanya:

2. Dilakukan pemeriksaan berkala bagi SDM Rumah Sakit: a. Pemeriksaan berkala meliputi pemeriksaan fisik

lengkap, kesegaran jasmani, rontgen paru-paru (bilamana mungkin) dan laboratorium rutin, serta pemeriksaan-pemeriksaan lain yang dianggap perlu; b. Pemeriksaan kesehatan berkala bagi SDM Rumah Sakit

sekurang-kurangnya 1 tahun.

√ Bila tidak dipenuhi, apa kendalanya:

No. Uraian Pemenuhan Ya Tidak 3. Dilakukan pemeriksaan khusus pada:

a. SDM Rumah Sakit yang telah mengalami kecelakaan atau penyakit yang memerlukan perawatan yang lebih dari 2 (dua) minggu;

b. SDM Rumah Sakit yang berusia di atas 40 (empat puluh) tahun atau SDM Rumah Sakit yang wanita dan SDM Rumah Sakit yang cacat serta SDM Rumah Sakit yang berusia muda yang mana melakukan pekerjaan tertentu;

c. SDM Rumah Sakit yang terdapat dugaandugaan tertentu mengenai gangguan-gangguan kesehatan perlu dilakukan pemeriksaan khusus sesuai dengan kebutuhan;

d. Pemeriksaan kesehatan khusus diadakan pula apabila terdapat keluhan-keluhan diantara SDM Rumah Sakit, atau atas pengamatan dari Organisasi Pelaksana K3 RS.

√ √

√ Bila tidak dipenuhi, apa kendalanya:

Pemeriksaan khusus sesuai dengan pajanan di rumah sakit belum ada, karena tidak adanya keahlian SDM (belum dilakukan pelatihan untuk pajanan di rumah sakit) untuk pemeriksaan tersebut. Belum dilakukan pengidentifikasian terhadap pajanan-pajanan di Rumkit tingkat II. Belum ada perintah atau surat kebijakan dari Karumkit tentang pemeriksaan khusus sesuai dengan pajanan tersebut.

4. Melaksanakan pendidikan dan penyuluhan/pelatihan tentang kesehatan kerja dan memberikan bantuan kepada SDM Rumah Sakit dalam penyesuaian diri baik fisik maupun mental terhadap pekerjanya. Yang diperlukan antara lain:

a. Informasi umum Rumah Sakit dan fasilitas atau sarana yang terkait dengan K3;

b. Informasi tentang risiko dan bahaya khusus di tempat kerjanya;

c. SOP kerja, SOP peralatan, SOP penggunaan APD dan kewajibannya;

d. Orientasi K3 di tempat kerja;

e. Melaksanakan pendidikan, pelatihan ataupun promosi/ penyuluhan kesehatan kerja secara berkala dan berkesinambungan sesuai kebutuhan dalam rangka menciptakan budaya K3. √ √ √ √ √

No. Uraian Pemenuhan Ya Tidak 5. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental (rohani)

dan kemampuan fisik SDM:

a. Pemberian makanan tambahan dengan gizi yang mencukupi untuk SDM Rumah Sakit yang dinas malam, petugas radiologi, petugas lab., petugas kesehatan lingkungan, dan lain-lain;

b. Pemberian imuniasasi bagi SDM Rumah Sakit; c. Olah raga, senam kesehatan dan rekreasi; d. Pembinaan mental/rohani.

√ √ √ Bila tidak dipenuhi, apa kendalanya:

6. Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi SDM yang menderita sakit:

a. Memberikan pengobatan dasar secara gratis kepada seluruh SDM Rumah Sakit;

b. Memberikan pengobatan dan menanggung biaya pengobatan untuk SDM Rumah Sakit yang terkena penyakit akibat kerja;

c. Menindaklanjuti hasil pemeriksaan kesehatan berkala dan pemeriksaan kesehatan khusus;

d. Melakukan upaya rehabilitasi sesuai penyakit terkait.

√ √ √ √ Bila tidak dipenuhi, apa kendalanya:

7. Melakukan koordinasi dengan tim Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi mengenai penularan infeksi terhadap SDM Rumah Sakit dan pasien:

a. Pertemuan koordinasi; b. Pembahasana kasus;

c. Penanggulangan kejadian infeksi nosokomial.

√ √ √ Bila tidak dipenuhi, apa kendalanya:

No. Uraian Pemenuhan Ya Tidak 8. Melaksanakan kegiatan surveilens kesehatan kerja:

a. Melakukan pemetaan (mapping) tempat kerja untuk mengidentifikasi jenis bahaya dan besarnya risiko; b. Melakukan identifikasi SDM Rumah Sakit berdasarkan

jenis pekerjaannya, lama pajanan dan dosis pajanan; c. Melakukan analisis hasil pemeriksaan kesehatan berkala

dan khusus;

d. Melakukan tindak lanjut analisis pemeriksaan kesehatan berkala dan khusus (dirujuk ke spesialis terkait, rotasi kerja, merekomendasikan memberikan istirahat kerja); e. Melakukan pemantauan perkembangan kesehatan SDM

Rumah Sakit. √ √ √ √ √ Bila tidak dipenuhi, apa kendalanya:

Efektivitas staf ahli K3 belum maksimal karena beban kerja yang masih tumpang tindih. Belum adanya kebijakan ataupun perintah dari Karumkit untuk melakukan kegiatan surveilens berkaitan dengan K3.

9. Melaksanakan pemantauan lingkungan kerja dan ergonomi yang berkaitan dengan kesehatan kerja (pemantauan/ pengukuran terhadap faktor fisik, kimia, biologi, psikososial, dan ergonomi).

Bila tidak dipenuhi, apa kendalanya:

Efektivitas staf ahli K3 belum maksimal karena beban kerja yang masih tumpang tindih. Belum adanya kebijakan ataupun perintah dari Karumkit untuk melakukan kegiatan pemantauan lingkungan kerja.

10. Membuat evaluasi, pencatatan dan pelaporan kegiatan K3 RS yang disampaikan kepada Direktur Rumah Sakit dan unit teknis terkait di wilayah kerja Rumah Sakit.

√ Bila tidak dipenuhi, apa kendalanya:

Belum ada staf yang bertugas mengumpulkan, mengolah dan menganalisa data pekerja luar rumah sakit dan kunjungan pekerja luar rumah sakit ke Rumkit Putri Hijau masih relatif sedikit. Belum ada MoU antara rumah sakit dengan perusahaan luar rumah sakit.

1.2.Standar pelayanan keselamatan kerja di Rumah Sakit

No. Uraian Pemenuhan

Ya Tidak 1. Dilakukan pembinaan dan pengawasan keselamatan/

keamanan sarana, prasarana dan peralatan kesehatan:

a. Lokasi Rumah Sakit harus memenuhi ketentuan mengenai kesehatan, keselamatan lingkungan, dan tata ruang, serta sesuai dengan hasil kajian kebutuhan dan kelayakan penyelenggaraan Rumah Sakit;

b. Teknis bangunan Rumah Sakit, sesuai dengan fungsi, kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian pelayanan serta perlindungan dan keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang cacat, anak-anak, dan orang usia lanjut;

c. Prasarana harus memenuhi standar pelayanan, keamanan, serta keselamatan dan kesehatan kerja penyelenggaraan Rumah Sakit;

d. Pengoperasian dan pemeliharaan sarana, prasarana dan peralatan Rumah Sakit harus dilakukan oleh petugas yang mempunyai kompetensi dibidangnya (sertifikasi personil petugas/operator sarana dan prasarana serta peralatan kesehatan Rumah Sakit);

e. Membuat program pengoperasian, perbaikan, dan pemeliharaan rutin dan berkala sarana dan prasarana serta peralatan kesehatan dan selanjutnya didokumentasikan dan dievaluasi secara berkala dan berkesinambungan;

f. Peralatan kesehatan meliputi peralatan medis dan nonmedis dan harus memenuhi standar pelayanan, persyaratan mutu, keamanan, keselamatan dan laik pakai;

g. Peralatan kesehatan yang menggunakan sinar pengion harus memenuhi ketentuan dan harus diawasi oleh lembaga yang berwenang;

h. Membuat program pengujian dan kalibrasi peralatan kesehatan, peralatan kesehatan harus diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan dan/atau institusi pengujian fasilitas kesehatan yang berwenang;

√ √ √ √ √ √ √ √

No. Uraian Pemenuhan Ya Tidak i. Melengkapi perizinan dan sertifikasi sarana dan

prasarana serta peralatan kesehatan.

√ Bila tidak dipenuhi, apa kendalanya:

2. Pembinaan dan pengawasan atau penyesuaian peralatan kerja terhadap pekerja:

a. Melakukan identifikasi dan penilaian risiko ergonomi terhadap peralatan kerja dan pekerja;

b. Membuat program, melaksanakan kegiatan, evaluasi dan pengendalian risiko ergonomi.

√ √ Bila tidak dipenuhi, apa kendalanya:

Belum ada masukan atau laporan staf ahli K3 tentang penyesuaian peralatan kerja terhadap pekerja dan alokasi dana untuk penyediaan peralatan kerja bagi pekerja yang sesuai dengan ergonomi belum tersedia.

3. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja: a. Manajemen harus menyediakan dan menyiapkan

lingkungan kerja yang memenuhi syarat fisik, kimia, biologi, ergonomi, dan psikososial;

b. Pemantauan/pengukuran terhadap faktor fisik, kimia, biologi, ergonomi, dan psikososial secara rutin dan berkala;

c. Melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi untuk memperbaiki lingkungan kerja.

√ √ √ Bila tidak dipenuhi, apa kendalanya:

Kurangnya pelatihan eksternal terhadap staf K3 disamping itu staf K3 sendiri kurang memberikan pelatihan internal terhadap staf di Rumkit Putri Hijau 4. Pembinaan dan pengawasan terhadap sanitair:

Manajemen harus menyediakan, memelihara, mengawasi sarana dan prasarana sanitair yang memenuhi syarat, meliputi:

a. Penyehatan makanan dan minuman; b. Penyehatan air;

c. Penyehatan tempat pencucian; d. Penanganan sampah dan limbah; e. Pengendalian serangga dan tikus; f. Sterilisasi/desinfeksi;

g. Perlindungan radiasi;

h. Upaya penyuluhan kesehatan lingkungan.

√ √ √ √ √ √ √ √ Bila tidak dipenuhi, apa kendalanya:

No. Uraian Pemenuhan Ya Tidak 5. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan keselamatan

kerja:

a. Pembuatan rambu-rambu arah dan tanda-tanda keselamatan;

b. Penyediaan peralatan keselamatan kerja dan alat pelindung diri;

c. Membuat SOP peralatan keselamatan kerja dan alat pelindung diri;

d. Melakukan pembinaan dan pemantauan terhadap kepatuhan penggunaan peralatan keselamatan dan alat pelindung diri.

√ √ √ √ Bila tidak dipenuhi, apa kendalanya:

6. Pelatihan/penyuluhan keselamatan kerja untuk semua pekerja:

a. Sosialisasi dan penyuluhan keselamatan kerja bagi seluruh pekerja;

b. Melaksanakan pelatihan dan sertifikasi K3 Rumah Sakit kepada petugas K3 Rumah Sakit.

√ √ Bila tidak dipenuhi, apa kendalanya:

Kurangnya pelatihan eksternal terhadap staf K3 disamping itu staf K3 sendiri kurang memberikan pelatihan internal terhadap staf di Rumkit Putri Hijau mengingat alokasi dana belum tersedia.

7. Memberi rekomendasi masukan mengenai perencanaan, desain/lay out pembuatan tempat kerja dan pemilihan alat serta pengadaannya terkait keselamatan dan keamanan: a. Melibatkan petugas K3 Rumah Sakit di dalam

perencanaan, pembuatan, pemilihan serta pengadaan sarana, prasarana dan peralatan keselamatan kerja; b. Mengevaluasi dan mendokumentasikan kondisi sarana,

prasarana dan peralatan keselamatan kerja dan membuat rekomendasi sesuai dengan persyaratan yang berlaku dan standar keamanan dan keselamatan.

Bila tidak dipenuhi, apa kendalanya:

Masih kurangnya pemahaman staf ahli K3 dalam mengevaluasi dan mendokumentasikan kondisi sarana, prasarana dan peralatan keselamatan kerja dan membuat rekomendasi sesuai dengan persyaratan yang berlaku dan standar keselamatan dan keamanan.

No. Uraian Pemenuhan Ya Tidak 8. Membuat sistem pelaporan kejadian dan tindak lanjutnya:

a. Membuat alur pelaporan kejadian nyaris celaka dan celaka;

b. Membuat SOP pelaporan, penanganan dan tindak lanjut kejadian nyaris celaka (near miss) dan celaka.

√ √ Bila tidak dipenuhi, apa kendalanya:

9. Pembinaan dan pengawasan Manajemen Sistem Penanggulangan Kebakaran (MSPK):

a. Manajemen menyediakan sarana dan prasarana pencegahan dan penanggulangan kebakaran;

b. Membentuk tim penanggulangan kebakaran; c. Membuat SOP;

d. Melakukan sosialisasi dan pelatihan pencegahan dan penanggulangan kebakaran;

e. Melakukan audit internal terhadap sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran.

√ √ √ √ √ Bila tidak dipenuhi, apa kendalanya:

10. Membuat evaluasi, pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan keselamatan kerja yang disampaikan kepada Direktur Rumah Sakit dan unit teknis terkait di wilayah kerja Rumah Sakit.

Bila tidak dipenuhi, apa kendalanya:

Belum ada staf yang secara khusus membuat evaluasi, pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan keselamatan kerja dan data-data kadang- kadang tidak diinput oleh unit-unit yang terlibat.

2. Standar K3 Perbekalan Kesehatan di Rumah Sakit 2.1. Standar Manajemen

No. Uraian Pemenuhan

Ya Tidak 1. Setiap bahan dan peralatan dalam penyelenggaraan upaya

kesehatan di Rumah Sakit harus dilengkapi dengan:

a. Kebijakan tertulis tentang pengelolaan K3 RS yang mengacu minimal pada peraturan sebagai berikut:

- Undang-undang RI No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;

- Undang-undang RI No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; - Undang-undang RI No. 36 Tahun 2009 tentang

Kesehatan;

- Undang-undang RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;

- Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 05/Men/1996 tentang Sistem Manajemen K3;

- Keputusan Menkes RI No.876/Menkes/SK/VIII/ 2001 tentang Pedoman Teknis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan;

- Keputusan Menkes RI No.1405/Menkes/SK/XI/ 2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri;

- Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1204/ Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit;

- Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 432/ Menkes/IV/2007 tentang Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan di Rumah Sakit;

- Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 432/Menkes/IV/2007 tentang Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan di Rumah Sakit.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √

No. Uraian Pemenuhan Ya Tidak b. Pedoman dan standar prosedur operasional K3

c. Perizinan sesuai dengan peraturan yang berlaku: - Izin Mendirikan Bangunan;

- Izin berdasarkan Undang-undang Gangguan; - Rekomendasi Dinas Pemadam Kebakaran; - Izin Pemakaian Lift;

- Izin Instalasi Listrik; - Izin Pemakaian Diesel; - Izin Instalasi Petir; - Izin Pemakaian Boiler; - Penggunaan Radiasi; - Izin Bejana Tekan;

- Izin Pengolahan Limbah Padat, Cair, Gas. d. Sistem komunikasi baik internal maupun eksternal e. Sertifikasi

f. Program pemeliharaan

g. Alat Pelindung Diri (APD) yang memadai, siap dan layak pakai

h. Manual operasional yang jelas

i. Sistem alarm, sistem pendeteksi api/kebakaran dan penyediaan alat pemadam api/kebakaran

j. Rambu-rambu K3 seperti rambu larangan dan rambu penunjuk arah

k. Fasilitas sanitasi yang memadai dan memenuhi persyaratan kesehatan

l. Fasilitas penanganan limbah padat, cair, dan gas

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Bila tidak dipenuhi, apa kendalanya:

Cakupan wilayah untuk penempatan sistem alarm, sistem pendeteksi api/ kebakaran dan penyediaan alat pemadam api/kebakaran sangat luas di Rumkit Putri Hijau sehingga memerlukan biaya yang tidak sedikit.

No. Uraian Pemenuhan Ya Tidak 2. Setiap sarana dan prasarana serta peralatan Rumah Sakit

yang menggunakan bahan beracun berbahaya maka pengirimannya harus dilengkapi dengan lembar MSDS (Material Safety Data Sheet), dan disediakan ruang atau tempat penyimpanan khusus bahan beracun berbahaya yang aman.

Bila tidak dipenuhi, apa kendalanya:

Kerjasama dengan pihak ketiga tidak pernah melampirkan MSDS dari bahan beracun berbahaya yang disuplai ke rumah sakit. Tingkat pemahaman tentang pentingnya MSDS masih kurang baik dari pihak ketiga dan pihak rumah sakit sendiri.

3. Setiap pekerja/operator sarana, prasarana dan peralatan, harus dilakukan pemeriksaan kesehatannya secara berkala.

√ Bila tidak dipenuhi, apa kendalanya:

4. Setiap lingkungan kerja harus dilakukan pemantauan atau monitoring kualitas lingkungan kerja secara berkala dan berkesinambungan.

√ Bila tidak dipenuhi, apa kendalanya:

Sumber daya tidak ada dan belum didukung adanya disposisi dari Karumkit Putri Hijau.

5. Sarana, prasarana dan peralatan Rumah Sakit, harus dikelola dan dilakukan oleh petugas yang mempunyai kompetensi di bidangnya.

√ Bila tidak dipenuhi, apa kendalanya:

Minimnya pelatihan eksternal dan internal dan alokasi dana yang belum tersedia.

6. Peta/denah lokasi/ruang/alat yang dianggap berisiko dengan dilengkapi simbol-simbol khusus untuk daerah/ tempat/area yang berisiko dan berbahaya, terutama laboratorium, radiologi, farmasi, sterilisasi sentra, kamar operasi, genset, kamar isolasi penyakit menular, pengolahan limbah dan laundry.

No. Uraian Pemenuhan Ya Tidak 7. Khusus sarana bangunan yang menggunakan bahan

beracun berbahaya harus dilengkapi fasilitas dekontaminasi bahan beracun berbahaya.

√ Bila tidak dipenuhi, apa kendalanya:

Tingkat pemahaman tentang pentingnya sarana bangunan yang menggunakan bahan beracun berbahaya harus dilengkapi fasilitas dekontaminasi bahan beracun berbahaya belum memadai dan pembiayaan untuk sarana tersebut memerlukan biaya yang cukup tinggi.

8. Program penyehatan lingkungan meliputi; penyehatan ruang dan bangunan, penyehatan makanan dan minuman, penyehatan air, penanganan limbah, penyehatan tempat pencucian umum termasuk laundry, pengendalian serangga, tikus dan binatang pengganggu lain, pemantauan sterilisasi dan desinfeksi, perlindungan radiasi dan upaya promosi kesehatan lingkungan.

Bila tidak dipenuhi, apa kendalanya:

9. Evaluasi, pencatatan dan pelaporan program pelaksaan K3 sarana, prasarana, dan peralatan Rumah Sakit.

√ Bila tidak dipenuhi, apa kendalanya:

Program penyehatan lingkungan ada tapi belum terlaksana dengan baik. 10. Kalibrasi (internal dan legal) secara berkala terhadap

sarana, prasarana dan peralatan yang disesuaikan dengan jenisnya.

Dokumen terkait