• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

1. Masalah piutang negara macet yang sebagian besar berasal dari kredit macet perbankan nasional, kini jangan dianggap hanya menjadi masalah perbankan saja. Tetapi sudah menjadi masalah nasional yang dapat mengganggu perkembangan perekonomian dan pembangunan bangsa. Oleh karena itu pengurusan piutang negara sebagai bagian dari pengelolaan keuangan negara merupakan tugas yang sangat penting dan strategis baik dilihat secara mikro maupun dalam kaitan dengan kegiatan pelaksanaan pembangunan nasional. Tanggung jawab penyelesaian masalah ini tidak hanya bertumpu pada satu instansi PUPN atau DJKN saja, tetapi juga pada berbagai instansi terkait lainnya;

2. Dalam upaya mempercepat penyelesaian piutang negara yang macet diharapkan dapat dipergunakan tindakan-tindakan hukum yang drastis serta sarana-sarana hukum tertentu untuk dapat memaksa Penanggung Hutang atau Penjamin Hutang untuk segera melunasi kewajibannya kepada negara, antara lain dengan melakukan pelelangan barang jaminan piutang negara, Paksa Badan (Lijfsdwang), pencegahan bepergian ke luar negeri, pelacakan/pemeriksaan harta kekayaan baik berupa barang tidak bergerak maupun barang bergerak seperti tabungan, deposito, dan sebagainya. Tindakan-tindakan hukum ini terutama dilakukan terhadap Penanggung

Hutang atau Penjamin Hutang yang tidak kooperatif dan tidak beritikad baik untuk menyelesaikan kewajibannya kepada negara;

3. Hendaknya pemerintah meningkatkan anggaran secara khusus untuk biaya pelaksanaan pengurusan piutang negara kepada DJKN atau PUPN sehingga DJKN atau PUPN dapat secara aktif melakukan penyelesaian piutang negara;

4. Perlu adanya pemahaman dan persepsi yang sama tentang tugas dan wewenang DJKN atau PUPN. Sesuai dengan ketentuan di dalam Undang-undang Nomor 49 Prp. Tahun 1960 tentang PUPN, Keputusan PUPN berdasarkan Pernyataan Bersama mempunyai kekuatan pelaksanaan seperti suatu putusan hakim dalam perkara perdata yang telah mempunyai kekuatan hukum yang pasti dan tetap, namun dalam praktiknya keputusan dan tindakan DJKN atau PUPN dapat dihentikan pelaksanaannya atau dibatalkan oleh Pengadilan Negeri atau Pengadilan Tata usaha Negara. Untuk kepastian hukum dan mencegah berlarut-larutnya penanganan piutang negara yang telah macet diperlukan ketegasan sikap dari Mahkamah Agung tentang eksistensi dari DJKN atau PUPN melalui penerapan Surat Edaran dan fatwa Mahkamah Agung yang mengakui eksistensi dan keberadaan DJKN atau PUPN dalam menyelesaikan piutang negara dan menyatakan bahwa Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tata Usaha Negara tidak berwenang memeriksa kembali Keputusan DJKN atau PUPN.

104

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku, Diktat, Makalah

Badruldzaman, Mariam Darus, dkk., Kumpulan Makalah diskusi Mengenai Penyelesaian Masalah Kredit Macet Perbankan, Bank Indonesia, Jakarta 4- 5 Oktober 1993.

Badruldzaman, Mariam Darus, Prof., Perjanian Kredit Bank (Beberapa Masalah Hukum dalam Perjanjian Kredit Bank dengan Jaminan Hypotheek serta Hambatan-Hambatannya dalam Praktek di Medan), Penerbit Alumni, Bandung, 1978.

Djumhana, Muhammad, Hukum Perbankan di Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1996.

Harahap, M. Yahya, Ruang Lingkup Permasalahan Eksekusi Bidang Perdata, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1993.

Kansil, C.S.T., Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, PN. Balai Pustaka, Jakarta, 1986.

Mantayborbir, S., dkk., Pengurusan Piutang Negara Macet Pada PUPN/BUPLN (Suatu Kajian Teori dan Praktik), Pustaka Bangsa Press, Medan, 2001. Mantayborbir, S., dkk., Hukum Piutang dan Lelang Negara di Indonesia, Pustaka

Bangsa Press, Medan, 2002.

Mantayborbir, S., Kompilasi Sistem Hukum Pengurusan Piutang dan Lelang Negara, Pustaka Bangsa Press, Jakarta, 2004.

Mantayborbir, S., Aneka Hukum Perjanjian Sekitar pengurusan Piutang Negara, Pustaka Bangsa Press, Jakarta, 2004.

Bahar, Abdoel, Penyelesaian Kredit Macet Melalui Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara, Makalah Seminar yang diselenggarakan oleh Musyawarah Perbankan Daerah Sumut, Medan, 1999.

Soemowidjojo, Soetarwo, Eksekusi Oleh PUPN, Proyek Pendidikan dan Latihan BPLK Departemen Keuangan Republik Indonesia, 1996.

Muljono, Eugenia Liliawati, Eksekusi Grosse Akta Hipotik Oleh Bank, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 1996.

Saleh, K. Wantjik, Hukum Acara Perdata (HIR/RBg.), Ghalia Indonesia, Jakarta, 1990.

Soebyakto, Tentang Kejurusitaan Dalam Praktik Peradilan Perdata, Penerbit Djambatan, Jakarta, 1995.

Soemowidjojo, Soetarwo, Eksekusi oleh PUPN, Badan Pendidikan dan Latihan Keuangan, Departemen Keuangan, Jakarta, 1995.

Statistik Ekonomi-Keuangan Daerah (Regional Economic-Financial Statistics) Sumatera Utara, Kantor Bank Indonesia, Medan : Maret 2001.

Subekti, R., Prof., Hukum Perjanjian, PT. Intermasa, Jakarta, 1996.

Subekti, R., Prof., Pokok-pokok Hukum Perdata, PT. Intermasa, Jakarta, 1983.

Subekti, R., Prof., Jaminan-jaminan untuk Pemberian Kredit Menurut Hukum Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Jakarta : 1991.

Subekti, R., Prof., Tjitrosudibio, Kamus Hukum, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 1989. Subekti, R., Prof., Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, PT.

Pradnya Paramita, Jakarta, 1992.

Supramono, Gatot, Perbankan dan Masalah Kredit Suatu Tinjauan Yuridis, Penerbit Djambatan, Jakarta, 1995.

106

Sutantio, Retnowulan, dkk., Gema Yustisia (Kumpulan Makalah Diskusi Panel Pengurusan Piutang Negara, Mahkamah Agung RI, BPN, BI, Bank-bank Pemerintah, BUPLN), Denpasar : 6-7 Desember 1994.

Suyatno, Thomas, dkk., Dasar-dasar Perkreditan (Edisi Ketiga), STIE Peerbanas dan PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1992.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Kedua), Cetakan Ke 7, Balai Pustaka, Jakarta : 1996.

Undang-undang Perbankan, Sinar Grafika, Jakarta, 1999.

Usman, Rachmadi, Aspek-aspek Hukum Perbankan di Indonesia, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001.

Utrecht, E., Djindang, Moh. Saleh, Pengantar Dalam Hukum Indonesia, Sinar Harapan, Jakarta, 1983.

Waspada, M. Munir, Barang Jaminan dan Hak Tanggungan, Badan Pendidikan dan Latihan Keuangan, Departemen Keuangan Republik Indonesia, Jakarta, 1997. B. Peraturan Perundang – undangan

Undang-undang Nomor 49 Prp. Tahun 1960 tentang Panitia Urusan Piutang Negara, tanggal 14 Desember 1960.

Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan atas Tanah beserta Benda-benda yang Berkaitan dengan tanah, tanggal 9 April 1996.

Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia, tanggal 30 September 1999.

Verdureglement (Peraturan penjualan di muka umum di Indonesia) Ordonansi 28 Februari 1908 Stb. 1908 No. 189 mulai berlaku 1 April 1908.

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, tanggal 8 Juli 1997.

Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2000 tentang Lembaga Paksa Badan, tanggal 30 Juni 2000.

Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 1976 tentang Panitia Urusan Piutang Negara, tanggal 20 Maret 1976.

Keputusan Presiden Nomor 21 Tahun 1991 tentang Badan Urusan piutang dan Lelang Negara, tanggal 1 Juni 1991.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 89 Tahun 2006 tentang Panitia Urusan Piutang Negara tanggal 26 Oktober 2006.

Keputusan Presiden Nomor 27 Tahun 1998 tentang Pembentukan Badan Penyehatan Perbankan Nasional, tanggal 26 Januari 1998.

Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 31/147/DIR/KEP tentang Kualitas Aktiva Produktif, tanggal 12 Nopember 1998.

Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 381/KMK.09/1998 tentang Panitia Urusan Piutang Negara tanggal 26 Agustus 1998.

Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 333/KMK.01/2000 tentang Pengurusan Piutang Negara tanggal 18 Agustus 2000 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 503/KMK.01/2000 tanggal 30 Nopember 2000.

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 128/PMK.06/2007 tentang Pengurusan Piutang Negara tanggal 24 Oktober 2007 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 88/PMK.06/2009 tanggal 30 April 2009.

Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 334/KMK.01/2000 tentang Pedoman dan Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pengurusan piutang

108

Negara tanggal 18 Agustus 2000 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 504/KMK.01/2000 tanggal 30 Nopember 2000.

Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 337/KMK.01/2000 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang tanggal 18 Agustus 2000.

Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 336/KMK.01/2000 tentang Paksa Badan Dalam Rangka Pengurusan Piutang Negara tanggal 18 Agustus 2000 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 506/KMK.01/2000 tanggal 30 Nopember 2000.

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 53/PMK.06/2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Paksa Badan dalam rangka Pengurusan Piutang Negara oleh Panitia Urusan Piutang Negara.

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 100/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan.

Surat Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 492/MK/2187/M/65 Perihal Pertimbangan tentang pembekuan peraturan-peraturan mengenai sandera (gijzeling), tanggal 3 Juni 1965.

Surat Edaran Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2/1964 perihal Penghapusan Sandera (gijzeling), tanggal 22 januari 1964.

C. Internet http://www.djkn.depkeu.go.id/index.php/2007061178/Examples/Piutang-Negara/Page- 2.html http://www.djpln.depkeu.go.id/simple/backend/DJPLN/struktur%20organisasi.htm http://www.depkeu.go.id/Ind/Organization/Bagan/djkn.htm

Dokumen terkait